Anda di halaman 1dari 40

A.

PENDAHULUAN
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan pada hernia abdomen, isi perut
menonjol melalui defek atau bagian lemah dari bagian muskulo-aponeurotik dinding
perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia. Semua hernia
terjadi melalui celah lemah atau kelemahan yang potensial pada dinding abdomen
yang dicetuskan oleh peningkatan tekanan intraabdomen yang berulang atau
berkelanjutan.1
Hernia adalah adanya penonjolan peritoneum yang berisi alat visera dari
rongga abdomen melalui suatu lokus minoris resistensieae baik bawaan maupun
didapat. Hernia tetap merupakan problem kesehatan yang tidak bisa lepas dari
problem sosial, banyak orang dengan tonjolan di lipat paha ke dukun sebelum dibawa
ke rumah sakit atau dokter; adapula sebahagian masyarakat yang merasa malu bila
penyakitnya diketahui orang lain sakit demikian, sehingga hal-hal inilah yang
kadangkala memperlambat penanganan penyakit dan khususnya hernia. Problem
kedokteran yang penting adalah bagaimana mengurangi frekuensi timbulnya hernia
inguinalis.1 , 2 , 3
Dalam sejarahnya pada 1552 sebelum Masehi di Mesir telah dilaporkan
pengobatan untuk hernia inguinalis dengan melakukan suatu tekanan dari luar. Galen
pada tahun 176 Masehi melaporkan penurunan duktus testikularis melalui lubang
kecil pada lower abdomen, kemudian ia meneliti dari awal tentang sebab terjadinya
hernia inguinalis indirekta. Susruta pada abad ke 5 sesudah Masehi pertama kali
melaporkan pengobatan bedah terhadap hernia. Pada autopsi terhadap anak yang
menderita hernia sebanyak 500 orang pada abad ke 18 dan 19 didapatkan 56% adanya
patensi dari prosesus vaginalis peritonei. sedangkan Later pada abad ke 19 melakukan
berbagai metode pembedahan dalam mengatur kembali lapisan anatomis dari kanalis

inguinalis dengan memperhatikan hubungan sekitarnya seperti struktur dari funikulus


spermatikus.1 , 2
Bank pada tahun 1884 menyatakan bahwa pengobatan hernia yang definitif adalah
dengan melakukan ikatan yang baik, kegagalan dalam tindakan tersebut didapatkan
akibat kelemahan ikatannya. Selanjutnya dilaporkan pula pengangkatan lengkap
kantong hernia melalui cincin hernia eksterna. Fergusson pada tahun 1899
menekankan ligasi tinggi dari kantong hernia tanpa merusak struktur anatomis
funikulus dan lapisan anatomis dari kanalis inguinalis dengan melakukan insisi
aponeurosis otot obliquus externus.3
Mc Lennan pada tahun 1914 menyatakan pengobatan bedah Telah dilakukan,
penelitian retrospektif dengan analisis deskriptif terhadap 95 kasus hernia inguinalis
lateralis anak pada kurun waktu Januari 1988 sampai dengan Desember 1991.
Didapatkan 78,9% kasus laki-laki, 42,1% kelompok umur 0 -1 tahun; 52,6% hernia
inguinalis lateralis dekstra; 31,6% hernia inguinalis inkarserata, terbanyak pada kelompok umur 0 - 1 tahun (50%); reduksi konservatif berhasil pada 72,7%
dilanjutkan dengan bedah elektif setelah 48 jam dan pada 8 kasus hernia inguinalis
yang inkarserata dilakukan bedah emergensi. Bila tidak ditangani secara dini, Hernia
Inguinal Lateralis (indirek) dapat menyebabkan terjadinya komplikasi seperti, terjadi
perlengketan antara isi Hernia dengan dinding kantong Hernia sehingga isi Hernia
tidak dapat dimasukkan kembali dan penekanan terhadap cincin Hernia semakin
banyaknya usus yang masuk.2 , 3
Salah satu penanganan yang dilakukan pada klien Hernia adalah herniotomi
atau herniorafi. Dampak kesehatan yang ditimbulkan pada pasien yang dilakukan
herniorafi diantaranya nyeri, aktivitas intoleran dan resiko terjadinya infeksi.1,2

B. EPIDEMIOLOGI
Tujuh puluh lima persen dari semua kasus hernia di dinding abdomen muncul
didaerah sekitar lipat paha. Hernia indirect lebih banyak daripada hernia direct yaitu
2:1, dimana hernia femoralis lebih mengambil porsi yang lebih sedikit.2,3
Hernia sisi kanan lebih sering terjadi daripada di sisi kiri. Perbandingan
pria:wanita pada hernia indirect adalah 7:1. Ada kira-kira 750000 herniorrhaphy
dilakukan tiap tahunnay di amerika serikat, dibandingkan dengan 25000 untuk hernia
femoralis, 166000 hernia umbilicalis, 97000 hernia post insisi dan 76000 untuk
hernia abdomen lainya.3
Hernia femoralis kejadiannya kurang dari 10 % dari semua hernia tetapi 40%
dari itu muncul sebagai kasus emergensi dengan inkarserasi atau strangulasi. Hernia
femoralis lebih sering terjadi pada lansia dan laki-laki yang pernah menjalani operasi
hernia inguinal.. meskipun kasus hernia femoralis pada pira dan wanita adalah sama,
insiden hernia femoralis dikalangan wanita 4 kali lebih sering dibandingkan
dikalagan pria, karena secara keseluruhan sedikit insiden hernia inguinalis pada
wanita.2 , 3
C. ANATOMI
Region inguinal harus dipahami, pengetahuan tentanag region ini penting
untuk terapi operatif ari hernia. Sebagai tambahan, pengetahuan tentangposisi relative
dari saraf, pembuluh darah dan struktur vas deferen, aponeurosis dan fascia.3
* Kanalis Inguinalis
Kanalis inguinalis pada orang dewasa panjangnya kira-kira 4 cm dan terletak
2-4 cm kearah caudal lagamentum inguinal. Kanal melebar diantara cincin internal
dan eksternal. Kanalis inguinalis mengandung salah satu vas deferens atau

ligamentum uterus. Funikulus spermatikus terdiri dari serat-serat otot cremaster,


pleksus pampiniformis, arteri testicularis n ramus genital nervus genitofemoralis,
ductus deferens, arteri cremaster, limfatik, dan prosesus vaginalis.2 , 3 , 4
Kanalis inguinalis harus dipahami dalam konteks anatomi tiga dimensi.
Kanalis inginalis berjalan dari lateral ke medial, dalam ke luar dan cepal ke caudal.
Kanalis inguinalis dibangun oleh aponeurosis obliquus ekternus dibagian superficial,
dinding inferior dibangun oleh ligamentum inguinal dan ligamentum lacunar. Dinding
posterior (dasar) kanalis inguinalis dibentuk oleh fascia transfersalis dan aponeurosis
transverses abdominis. Dasar kanalis inguinalils adalah bagian paling penting dari
sudut pandang anatomi maupun bedah.3 , 4
Pembuluh darah epigastric inferior menjadi batas superolateral dari trigonum
Hesselbach. Tepi medial dari trigonum dibentuk oleh membrane rectus, dan
ligamentum inguinal menjadi batas inferior. Hernia yang melewati trigonum
Hesselbach disebut sebagai direct hernia, sedangkan hernia yang muncul lateral dari
trigonum adalah hernia indirect.4

Gambar1. Segitiga Hesselbach's

* Aponeurosis Obliqus External


Aponeurosis otot obliquus eksternus dibentuk oleh dua lapisan: superficial
dan profunda. Bersama dengan aponeorosis otot obliqus internus dan transversus
abdominis, mereka membentuk sarung rectus dan akhirnya linea alba. external
oblique aponeurosis menjadi batas superficial dari kanalis inguinalis. Ligamentum
inguinal terletak dari spina iliaca anterior superior ke tuberculum pubicum.3 , 4

Gambar2. Otot Oblique

* Otot Oblique internus


Otot obliq abdominis internus menjadi tepi atas dari kanalis inguinalis .
bagian medial dari internal oblique aponeurosis menyatu dengan serat dari
aponeurosis transversus abdominis dekat tuberculum pubicum untuk membentuk
conjoined tendon. adanya conjoined tendon yang sebenarnya te;ah banyak
diperdebatkan, tetapi diduga oleh banyak ahli bedah muncul pada 10% pasien.2, 3, 4

* Fascia Transversalis
Fascia transversalis dianggap suatu kelanjutanb dari otot transversalis dan
aponeurosisnya. Fascia transversalis digambarkan oleh Cooper memiliki 2 lapisan:
"The fascia transversalis dapat dibagi menjadi dua bagian, satu terletak sedikit
sebelum yang lainnya, bagian dalam lebih tipis dari bagian luar; ia keluar dari tendon
otot transversalis pada bagian dalam dari spermatic cord dan berikatan ke linea
semulunaris.3 , 4

Gambar3. Fascia Transversalis

* Ligamentum Cooper
Ligamentum Cooper terletak pada bagian belakang ramus pubis dan dibentuk
oleh ramus pubis dan fascia. Ligamentum cooper adalah titik fixasi yang penting
dalam metode perbaikan laparoscopic sebagaimana pada teknik McVay.3
* Preperitoneal Space

preperitoneal space terdiri dari jaringan lemak, lymphatics, pembuluh darah


dan saraf. Saraf preperitoneal yang harus diperhatikan oleh ahli bedah adalah nervus
cutaneous femoral lateral dan nervus genitofemoral. nervus cutaneous femoral lateral
berasal dari serabut L2 dan L3 dan kadang cabang dari nervus
femoralis. Nervus ini berjalan sepanjang permukaan anterior otot iliaca dan dibawah
fascia iliaca dan dibawah atau melelui perlekatan sebelah lateral ligamentum inguinal
pada spina iliaca anterior superior.4
Nervus genitofemoral biasanya berasal dari L2 atau dari L1 dan L2 dan
kadang dari L3. Ia turun didepan otot psoas dan terbagi menjadi cabang genital dan
femoral. Cabang genital masuk ke kanalis inguinalis melalui cincin dalam sedangkan
cabang femoral masuk ke hiatus femoralis sebelah lateral dari arteri. ductus deferens
berjalan melalui preperitoneal space dari caudal ke cepal dan medial ke lateral ke
cincin interna inguinal.
Jaringan lemak, lymphatics, ditemukan di preperitoneal space, dan jumlah jaringan
lemak sangat bervariasi.1, 2, 3, 4
D. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya hernia1, 2, 3, 4, 5:
1. Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir atau didapat kemudian
dalam hidup.
2. Akibat dari pembedahan sebelumnya.
3. Kongenital
a. Hernia congenital sempurna
Bayi sudah menderita hernia kerena adanya defek pada tempat-tempat
tertentu.
b. Hernia congenital tidak sempurna

Bayi dilahirkan normal (kelainan belum tampak) tapi dia mempunyai defek
pada tempat - tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan (0 - 1 tahun)
setelah lahir akan terjadi hernia melalui defek tersebut karena dipengaruhi
oleh kenaikan tekanan intraabdominal (mengejan, batuk, menangis).
4. Aquisial adalah hernia yang buka disebabkan karena adanya defek bawaan
tetapi disebabkan oleh fakor lain yang dialami manusia selama hidupnya,
antara lain :
a. Tekanan intraabdominal yang tinggi. Banyak dialami oleh pasien yang
sering mengejan yang baik saat BAB maupun BAK.
b. Konstitusi tubuh. Orang kurus cenderung terkena hernia jaringan ikatnya
yang sedikit. Sedangkan pada orang gemuk juga dapat terkena hernia karena
banyaknya jaaringan lemak pada tubuhnya yang menambah beban kerja
jaringan ikat penyokong pada LMR.
c. Banyaknya preperitoneal fat banyak terjadi pada orang gemuk.
d. Distensi dinding abdomen karena peningkatan tekanan intraabdominal.
e. Sikatrik.
f. Penyakit yang melemahkan dinding perut.
g. Merokok
h. Diabetes mellitus
E. Bagian dan Jenis Hernia
Bagian - bagian hernia :
1. Kantong hernia
Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua hernia
memiliki kantong, misalnya hernia incisional, hernia adiposa, hernia
intertitialis.
2. Isi hernia
Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia, misalnya
usus, ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum)

3. Pintu hernia
Merupakan bagian locus minoris resistance yang dilalui kantong hernia.

4. Leher hernia
Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong hernia.
5. Locus minoris resistence (LMR)

Gambar4. Bagian-bagian Hernia


Jenis hernia :
1. Menurut lokasinya :3, 4, 5
a. Hernia inguinalis adalah hernia yang terjadi dilipatan paha. Jenis ini
merupakan yang tersering dan dikenal dengan istilah turun berok atau burut.
b. Hernia umbilikus adalah di pusat.
c. Hernia femoralis adalah di paha.
2. Menurut isinya :3 , 4
a. Hernia usus halus
b. Hernia omentum
3. Menurut penyebabnya :2 , 3 , 4
a. Hernia kongenital atau bawaan
b. Hernia traumatic

c. Hernia insisional adalah akibat pembedahan sebelumnya


4. Menurut terlihat dan tidaknya :5
a. Hernia externs, misalnya hernia inguinalis, hernia scrotalis, dan sebagainya.
b. Hernia interns misalnya hernia diafragmatica, hernia foramen winslowi,
hernia obturaforia.
5. Menurut keadaannya :1, 2, 3, 4, 5
a. Hernia inkarserata adalah bila isi kantong terperangkap, tidak dapat kembali
kedalam rongga perut disertai akibat yang berupa gangguan pasase atau
vaskularisasi. Secara klinis hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia
irrenponibel.
b. Hernia strangulata adalah jika bagian usus yang mengalami hernia terpuntir
atau membengkak, dapat mengganggu aliran darah normal dan pergerakan
otot serta mungkin dapat menimbulkan penyumbatan usus dan kerusakan
jaringan.
6. Menurut nama penemunya :4 , 5
a. Hernia petit yaitu hernia di daerah lumbosacral.
b. Hernia spigelli yaitu hernia yang terjadi pada linen semi sirkularis diatas
penyilangan vasa epigastrika inferior pada muskulus rektus abdominalis
bagian lateral.
c. Hernia richter yaitu hernia dimana hanya sebagian dinding usus yang
terjepit.
7. Menurut sifatnya :3 , 4 , 5
a. Hernia reponibel adalah bila isi hernia dapat keluar masuk. Isi hernis keluar
jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong
masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
b. Hernia irreponibel adalah bila isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan
ke dalam rongga.
8. Jenis hernia lainnya :1 , 2

a. Hernia pantolan adalah hernia inguinalis dan hernia femuralis yang terjadi
pada satu sisi dan dibatasi oleh vasa epigastrika inferior.
b. Hernia scrotalis adalah hernia inguinalis yang isinya masuk ke scrotum
secara lengkap.
c. Hernia littre adalah hernia yang isinya adalah divertikulum meckeli.
F. PATOFISIOLOGI
1. Hernia Inguinalis
Kanalis inguinalis dalam kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke - 8 dari
kehamilan, terjadinya desensus vestikulorum melalui kanal tersebut.
Penurunan testis itu akan menarik peritoneum ke daerah scrotum sehingga
terjadi tonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonea.
Bila bayi lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi, sehingga isi
rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Tetapi dalam beberapa hal
sering belum menutup, karena testis yang kiri turun terlebih dahulu dari yang
kanan, maka kanalis inguinalis yang kanan lebih sering terbuka. Dalam
keadaan normal, kanal yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.1 , 2
Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel. Bila kanal terbuka
terus, karena prosesus tidak berobliterasi maka akan timbul hernia inguinalis
lateralis kongenital. Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi kerana usia
lanjut, karena pada umur tua otot dinding rongga perut melemah. Sejalan
dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh mengalami proses
degenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena
daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang
menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat seperti batuk batuk
kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang barang berat, mengejan.
Kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis
lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek

tersebut. Akhirnya menekan dinding rongga yang telah melemas akibat


trauma, hipertropi protat, asites, kehamilan, obesitas, dan kelainan kongenital
dan dapat terjadi pada semua.2 , 3 , 4
Pria lebih banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses perkembangan
alat reproduksi pria dan wanita semasa janin. Potensial komplikasi terjadi
perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi
hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Terjadi penekanan terhadap cincin
hernia, akibat semakin banyaknya usus yang masuk, cincin hernia menjadi
sempit dan menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Timbulnya edema
bila terjadi obtruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah dan
kemudian terjadi nekrosis. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan
timbul perut kembung, muntah, konstipasi. Bila inkarserata dibiarkan, maka
lama kelamaan akan timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh
darah dan terjadi nekrosis.3 , 4 , 5
Juga dapat terjadi bukan karena terjepit melainkan ususnya terputar. Bila isi
perut terjepit dapat terjadi shock, demam, asidosis metabolik, abses.
Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia.
Antara lain obstruksi usus sederhana hingga perforasi (lubangnya) usus yang
akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau peritonitis.1 , 2 , 3
a.) Hernia Inguinalis Direkta (Medialis)
Hernia ini merupakan jenis henia yang didapat (akuisita) disebabkan oleh
faktor peninggian tekanan intra abdomen kronik dan kelemahan otot dinding
di trigonum Hesselbach*. Jalannya langsung (direct) ke ventral melalui
annulus inguinalis subcutaneous. Hernia ini sama sekali tidak berhubungan
dengan pembungkus tali mani, umumnya terjadi bilateral, khususnya pada

laki-laki tua. Hernia jenis ini jarang, bahkan hampir tidak pernah, mengalami
inkarserasi dan strangulasi.4, 5, 6
*Trigonum Hesselbach merupakan daerah dengan batas:
Inferior: Ligamentum Inguinale.
Lateral: Vasa epigastrikainferior.
Medial:Tepi m.rectus abdominis.
Dasarnya dibentuk oleh fascia transversalis yang diperkuat serat aponeurosis
m.transversus abdominis

Gambar5. Hernia Inguinalis Direct

b.) Hernia Inguinalis Indirekta (lateralis)


Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh
epigastrika inferior. Dikenal sebagai indirek karena keluar melalui dua pintu
dan saluran, yaitu annulus dan kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan hernia
lateralis akan tampak tonjolan berbentuk lonjong. Dapat terjadi secara
kongenital atau akuisita:5, 6
(I.)

Hernia inguinalis indirekta congenital.

Terjadi bila processus vaginalis peritonei pada waktu bayi dilahirkan sama sekali
tidak menutup. Sehingga kavum peritonei tetap berhubungan dengan rongga
tunika vaginalis propria testis. Dengan demikian isi perut dengan mudah masuk
ke dalam kantong peritoneum tersebut.1 , 2 , 3 , 4 , 5
(II.)

Hernia inguinalis indirekta akuisita.

Terjadi bila penutupan processus vaginalis peritonei hanya pada suatu bagian saja.
Sehingga masih ada kantong peritoneum yang berasal dari processus vaginalis
yang tidak menutup pada waktu bayi dilahirkan. Sewaktu-waktu kentung
peritonei ini dapat terisi dalaman perut, tetapi isi hernia tidak berhubungan
dengan tunika vaginalis propria testis.1, 2, 3

Gambar6. Hernia inguinalis indirect


Klasifikasi hernia inguinalis
Hernia Inguinalis Medialis

Hernia Inguinalis Lateralis

Hernia masuk canalis inguinalis


karena

kelemahan

dinding

posterior dan tidak melewati


cincin internal
-

Terdapat di posterior funiculus

Hernia melewati cincin interna


sampai ke cincin externa

Dapat masuk ke scrotum

Jika kongenital dapat terjadi


karena

spermaticus

patent

vaginalis

Tidak pernah masuk scrotum

Jarang terjadi strangulata

Biasanya pada pria dan usia tua

Pada semua umur

Biasanya pada peroko dengan

Biasanya

kelemahan jaringan conective


-

procesuss

Faktor predisposisi : aktifitas

Biasa terjadi pada pria dan


wanita

hernia

inguinalis

dextra lebih sering daripada


hernia inguinalis sisnistra

berat, batuk, dan ketegangan.


-

Dapat

mencederai

n.illioinguinal

c.) Hernia Pantalon


Merupakan kombinasi hernia inguinalis lateralis dan medialis pada satu sisi.
Kedua kantung hernia dipisah oleh vasa epigastrika inferior sehingga
berbentuk seperti celana. Keadaan ini ditemukan kira-kira 15% dari kasus
hernia inguinalis. Diagnosis umumnya sukar untuk ditegakkan dengan
pemeriksaan klinis, dan biasanya baru ditemukan sewaktu operasi.5, 6

Tipe I

Sistem Klasifikasi Nyhus


Hernia indirek, cincin inguinal interna normal, biasanya pada bayi,

Tipe II

anak-anak dan remaja.


Hernia indirek, cincin inguinal membesar tapi tidak menyentuh lantai

Tipe III A
Tipe IIIB

canalis inguinalis, tidak meluas ke scrotum


Hernia direk, ukuran tidak diperhitungkan
Hernia indirek, meluas ke dinding inguinal posterior, hernia indirek
yang turun ke scrotum termasuk dalam kategori ini karena biasanya
berhubungan dengan perluasan ruang langsung, juga termasuk hernia
pantalon, dan hernia yang menyebabkan kelemahan dinding inguinal

Tipe III C
Tipe IV

posterior.
Hernia femoralis
Hernia rekuren (direk, indirek, femoralis dan kombinasi)

2. Hernia femoralis
Pada umumnya dijumpai pada perempuan tua, kejadian pada wanita
kira- kira 4 kali lelaki. Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha. Sering
penderita datang ke dokter atau rumah sakit dengan hernia strangulata. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan benjolan di lipat paha di bawah ligamentum
inguinale, di medial vena femoralis dan lateral tuberkulum pubikum. Tidak
jarang yang lebih jelas adalah tanda sumbatan usus, sedangkan benjolan di
lipat paha tidak ditemukan, karena kecilnya atau karena penderita gemuk.
Hernia ini masuk melalui annulus femoralis ke dalam kanalis femoralis dan
keluar pada fosa ovalis di lipat paha.3, 4, 5, 6
Kanalis femoralis terletak medial dari v.femoralis di dalam lakuna
vasorum dorsal dari ligamentum inguinale, tempat v.safena magna bermuara
di dalam v.femoralis. Foramen ini sempit dan dibatasi oleh pinggir keras dan
tajam. Batas kranioventral dibentuk oleh lig. Inguinale, kaudodorsal oleh
pinggir os. Pubis yang terdiri dari lig. Iliopektineale (lig. Cooper), sebelah
lateral oleh (sarung) v.femoralis, dan di sebelah medial oleh lig. Lakunare
Gimbernati. Hernia femoralis keluar melalui lakuna vasorum kaudal dari lig.

Inguinale. Keadaan anatomi ini sering mengakibatkan inkarserasi hernia


femoralis.5 , 6
G. DIAGNOSA
1. Anamnesis
Hernia inguinalis tanpa keluhan sering terdeteksi secara tidak sengaja
saat pemeriksaan fisik. Disisi lain hernia dapat teridentifikasi intra-abdomen
oleh laparoscopy. Pasein dengan hernia inguinalis bergejala akan datang ke
dokter dengan keluhan nyeri di inguinal. Tak sedikit dari mereka akan datang
dengan keluhan extringuinal seperti gangguan pencernaan atau gangguan
perkemihan. Berkaitan dengan ukuran, sebuah hernia dapat menekan saraf
disekitarnya dan menyebabkan berbagai keluhan seperti nyeri yang
menyeluruh, nyeri yang tajam disekitar inguinal dan nyeri alih. Tekanan atau
rasa berat di iguinal merupakan keluhan yang umum terutama setelah aktifitas
yang lama. Nyeri tajam mengindikasikan adanya saraf yang terkena dan tidak
ada hubungannya dengan tingkat aktifitas pasien. Akhirnya, nyeri akibat
penekanan saraf dapat menyebar ke scrotum, testis atau paha bagian dalam.
Perubahan pada sistem pencernaan dan perkemihan mengindikasikan adanya
hernia terdiri dari bagian usus atau adanya keterlibatan kandung kemih pada
kantong hernia.2
Keluhan yang paling penting dari pasien adalah durasi dan
progresivitas keluhan yang dirasakan. Hernia sering bertambah besar dalam
waktu yang sangat lama. Tetapi beberapa pasien datang dengan riwayat hernia
inguinalis akut karena aktifitas yang berat. Sekarang anamnesis lebih
ditekankan pada apakah hernia reponible atau tidak. Kadang-kadang pasien
dapat mendorong hernia kembali ke dalam perut tetapi seiring dengan
bertambahnya ukuran hernia, peningktan tekanan intra abdomen dan isi dari
kantong hernia maka hernia tidak dapat lagi dimasukan ke dalam perut.2

2. Pemeriksaan Fisik
(I.)
Inspeksi4 , 5 , 6
Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu berdiri,
batuk, bersin atau mengedan dan mneghilang setelah berbaring.
Hernia inguinal
-

Lateralis : uncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral ke

medial, tonjolan berbentuk lonjong.


Medialis : tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat.

Hernia skrotalis
-

Hernia skrotalis : benjolan yang terlihat sampai skrotum yang merupakan tojolan

lanjutan dari hernia inguinalis lateralis.


Hernia femoralis : benjolan dibawah ligamentum inguinal.
Hernia epigastrika : benjolan dilinea alba.
Hernia umbilikal : benjolan diumbilikal.
Hernia perineum : benjolan di perineum.
(II.) Palpasi1 , 2 , 4 , 5 , 6
Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum (AIL) ditekan lalu
pasien disuruh mengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah medial maka

dapat diasumsikan bahwa itu hernia inguinalis medialis.


Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum (AIM) ditekan lalu
pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateral titik yang kita tekan

maka dapat diasumsikan sebagai nernia inguinalis lateralis.


Titik tengah antara kedua titik tersebut di atas (pertengahan canalis inguinalis)
ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateralnya

berarti hernia inguinalis lateralis jika di medialnya hernia inguinalis medialis.


Hernia inguinalis : kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada
funikulus spermatikus sebagai gesekan dua permukaan sutera, tanda ini
disebut sarung tanda sarung tangan sutera. Kantong hernia yang berisi

mungkin teraba usus, omentum (seperti karet), atau ovarium. Dalam hal
hernia dapat direposisi pada waktu jari masih berada dalam annulus eksternus,
pasien mulai mengedan kalau hernia menyentuh ujung jari berarti hernia
inguinalis lateralis dan kalau samping jari yang menyentuh menandakan
hernia inguinalis medialis. lipat paha dibawah ligamentum inguina dan lateral

tuberkulum pubikum.
Hernia femoralis : benjolan lunak di benjolan dibawah ligamentum inguinal
Hernia inkarserata : nyeri tekan.

(III.)

Perkusi1 ,2

Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan kemungkinan


hernia strangulata. Hipertimpani, terdengar pekak.
(IV.)

Auskultasi1 , 2 , 4

Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang


mengalami obstruksi usus (hernia inkarserata).

(V.)

Colok dubur

Tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda Howship - romberg (hernia
obtutaratoria).5 , 6

Tanda - tanda vital : temperatur meningkat, pernapasan meningkat, nadi

meningkat, tekanan darah meningkat.1 , 2 , 3


Tiga teknik pemeriksaan sederhana yaitu finger test, Ziemen test dan Tumb test.
Cara pemeriksaannya sebagai berikut6,7:
Pemeriksaan Finger Test:

1. Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.


2. Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal.
3. Penderita disuruh batuk:
Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis.
Bila impuls disamping jari Hernia Inguinnalis Medialis.

Gambar7. Finger Test

PemeriksaanZiemen Test:
1. Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh penderita)
2. Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.
3. Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada :

jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.


jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.
jari ke 4 : Hernia Femoralis.

Gambar8. Ziement Test


Pemeriksaan Thumb Test:

Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh mengejan
Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis medialis.
Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis Lateralis.

Gambar9. Thumb Test

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Hasil laboratorium
Leukosit > 10.000 - 18.000 / mm3
Serum elektrolit meningkat
-

Pemeriksaan radiologis
USG
Ultrasonografi adalah teknik infasif minimal dan tidak memberikan
efek radiasi yang banyak pada pasien. Struktur anatomi lebih mudah dilihat
oleh karena kehadiran densitas tulang, karena di canalis inguinalis hampir
sedikit tulang maka struktur lain seperti v. epigastric inferior dapat digunakan
untuk mendeskripsikan anatomi inguinal.
Pemeriksaan Ultrasound dilakukan pada daerah inguinal dengan pasien dalam
posisi supine dan posisi berdiri dengan manuver valsafa dilaporkan memiliki
sensitifitas

dan

spesifisitas

diagnosis

mendekati

90%.

Pemeriksaan

ultrasonografi juga berguna untuk membedakan hernia incarserata dari suatu


nodus limfatikus patologis atau penyebab lain dari suatu massa yang teraba di
inguinal. Pada pasien yang sangat jarang dengan nyeri inguinal tetapi tak ada
bukti fisik atau sonografi yang menunjukkan hernia inguinalis.7
CT scan dan MRI
CT scan dan MRI menyediakan gambar statis yang mampu
melukiskan antomi pangkal paha dan tidak hanya menunjukan adanya hernia
inguinalis, tetapi juga menyingkirkan diagnosis banding dari gejala yang tidak
khas. Tetapi penggunaan CT scan dan MRI dalam mendiagnosis hernia masih
jarang digunakan.

CT scan dapat digunakan untuk mengevaluasi pelvis untuk mencari


adanya hernia obturator.6
I. DIAGNOSISBANDING

Tabel 2. Diagnose banding hernia


J. PENATALAKSANAAN
Hampir semua hernia harus diterapi dengan operasi. Karena potensinya
menimbulkan komplikasi inkarserasii atau strangulasi lebih berat dibandingkan resiko

yang minimal dari operasi hernia (khususnya bila menggunakan anastesi local).
Khusus pada hernia femoralis, tepi kanalis femoralis yang kaku meningkatkan resiko
terjadinya inkarserasi.7
Adapun prinsip pengobatan hernia antara lain: 5
-

Memperbaiki kerusakan dari antomi

Memperbaiki menggunakan fascia dan apeneurosis bukan otot

Jahitan harus digunakan untuk mentup defek

Resusitasi hernia strangulata dengan gangren dan shock atau okstruksi usus.

Perbaikan hernia harus dibawah kerja anastesi.

Non operatif 5
-

Dapat diterapkan pada pasien lansia atau pasien yang tidak stabil

Penyangga hernia harus selalu digunakan

Operatif
-

Modalitas penatalaksanaan yang banyak dipilih

Herniotomy adalah operasi yang memotong jaringan yang menyebabkan


hernia strangulata

Herniorrhaphy termasuk dalam membuka kantong hernia, mengembalikan isi


hernia ke tempatnya, menghilangkan kantung hernia dan

menutup defek

dengan jahitan yang kuat.


1. Indikasi Operasi
Pada umumnya semua hernia dilakukan pembedahan, akan tetapi pada
hernia inguinalis reponible dengan pembukaan anulus yang besar dan pembukaan
kantong hernia yang relatif kecil, penggunaan sabuk penopang dapat berguna
untuk menghalangi penonjolan hernia. Hal ini dilakukan bila tindakan

pembedahan tidak dapat dilakukan atau harus ditunda. Selain itu segala aktifitas
yang dapat meningkatkan tekanan intra-abdomen sepeti mengangkat benda-benda
berat dan batuk harus dihindari.
Pada hernia irreponible dilakukan terapi konvensional dengan menggunakan
analgetik dan muscle relaxant untuk mendorong penonjolan ke dalam abdomen.
Apabila terapi konvensional tidak berhasil, tindakan operasi harus segera
dilakukan. Keadaan strangulasi dapat menyebabkan gangren pada usus dalam
waktu sekitar 6 jam. Terkadang ditemukan keadaan hernia irreponible yang
melebihi waktu 6 jam tanpa disertai tanda klinis strangulasi, dapat dilakukan
operasi elektif pada pasien ini.
Tujuan pembedahan hernioplasti adalah untuk mencegah penonjolan
melalui orifisium myopektineal. Integritas orifisium myopektinial dapat
diperbaiki melalui dua cara sesuai dengan konsep Fruchaud, yaitu (1) penutupan
aponeurosis orificium myopektineal dan (2) penggunaan prostetik sintetik untuk
menutup defek pada fascia transversalis. Kedua metode ini dapat dikombinasikan.
Berdasarkan pendekatan operatif, teknik herniorraphy dapat diklasifikasikan
menjadi empat kategori utama yaitu (1) open anterior repair, (2) open posterior
repair, (3) tension-free repair with mesh dan (4) laparoroscopic procedure.
Teknik operasi Bassini, mc Vay dan Shouldice termasuk dalam teknik open
anterior repair, dilakukan pembukaan aponeurosis obliquus externus dan
pembebasan funikulus spermaticus. Fascia transversalis kemudian dibuka untuk
melihat canalis inguinalis, daerah indirek dan direk. Kantung hernia diligasi, dan
dasar cabalis inguinalis direkonstruksi ulang. Teknik Nyhus (illiopubic tract
repair) termasuk dalam open posterior repair. Perbedaan dengan teknik open
anterior repair adalah rekontruksi dilakukan dari dalam. Persamaan kedua
teknik ini adalah dilakukannya tension suture.

Teknik Lichenstein dan Rutkow menggunakan suatu prostetik jaring-jaring


nonabsorable. Pendekatan awal sama dengan teknik open anterior repair tanpa
dilakukan penjahitan kuat (tension suture). Penggunaan mesh memungkinkan
hernia diperbaiki tanpa adanya tension. Hernioraphy laparoskopi dilakukan
dengan dua cara pendekatan operasi, yaitu the transabdominal preperitoneal
(TAPP) approach atau the total extraperitoneal (TEP) approach.
2. Teknik operasi
Berdasarkan

pendekatan

operasi,

banyak

teknik

herniorraphy dapat

dikelompokkan dalam 4 kategori utama :


a.) Kelompok 1: Open Anterior Repair6 , 7 , 8
Kelompok 1 operasi hernia (teknik Bassini, McVay dan Shouldice)
melibatkan pembukaan aponeurosis otot obliquus abdomins ekternus dan
membebaskan funikulus spermatikus. fascia transversalis kemudian dibuka,
dilakukan inspeksi kanalis spinalis, celah direct dan indirect. Kantung hernia
biasanya diligasi dan dasar kanalis spinalis di rekonstruksi.
(I)

TeknikBassini7 , 8
Komponen utama dari teknik bassini adalah
Membelah aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus dikanalis
ingunalis hingga ke cincin ekternal
Memisahkan otot kremaster dengan cara reseksi untuk mencari hernia
indirect sekaligus menginspeksi dasar dari kanalis inguinal untuk mencari
hernia direct.
Memisahkan bagian dasar atau dinding posterior kanalis inguinalis (fascia
transversalis)
Melakukan ligasi kantung hernia seproksimal mungkin
Rekonstuksi didinding posterior dengan menjahit fascia tranfersalis, otot

transversalis abdominis dan otot abdominis internus ke ligamentum inguinalis


lateral

Teknik kelompok ini berbeda dalam pendekatan mereka dalam rekontruksi,


tetapi semuanya menggunakan jahitan permanen untuk mengikat fascia
disekitarnya dan memperbaiki dasar dari kanalis inguinalis, kelemahannya

yaitu tegangan yang tejadi akibat jahitan tersebut, selain dapat menimbulkan
nyeri juga dapat terjadi neckosis otot yang akan menyebakan jahitan terlepas
dan mengakibatkan kekambuhan
(II)

Marcy repair

Metode

Marcy

repair

merupakan

metode perbaikan non-prostetik paling


sederhana hingga saat ini. Indikasi
utama menggunakan metode ini adalah
pada kasus hernia dengan klasifikasi
Nyhus tipe 1 (yaitu, hernia inguinalis
dengan cincin internal normal). Hal ini
sangat sesuai untuk anak-anak dan
orang dewasa muda yang memiliki
kekhawatiran

tentang

efek

jangka

panjang dari bahan prostetik. Fungsi penting dari metode perbaikan Marcy
adalah ligasi tinggi kantung hernia dan penyempitan cincin internal. Serta
menggantikan struktur cord lateral dan memungkinkan penempatan jahitan
melalui lapisan otot dan fasia.

(III)

Maloney darn

Metode Maloney darn dinamakan berdasarkan cara penjahitannya di mana


jahitan nilon panjang berulang kali melewati jaringan untuk membuat sebuah
rajutan yang fungsinya mirip dengan mesh. Setelah persiapan awal dari
pangkal

paha

jahitan

nilon

secara

kontinyu

digunakan

untuk

menyambungkan otot transversus abdominis, rektus abdominis, otot oblique


internal dan fasia transversalis medial ke ligamen lateral Poupart. Jahitan
dilanjutkan ke dalam otot di sekitar cord dan dirajut untuk membentuk
penguatan disekitar cord. Di sisi lateral cord, dilakukan penjahitan ke
ligamentum inguinal. Setelah darn selesai, otot oblik eksternal akan ditutupi
struktur cord.
(IV)

Shouldice repair
Pada metode Shouldice repair dibuat sebuah jahitan nonabsorbable

secara kontinu (biasanya dari kawat baja monofilamen) yang digunakan


untuk memperbaiki lantai. Para ahli bedah yang menggunakan metode ini

percaya bahwa jahitan kontinu mendistribusikan ketegangan secara merata


dan mencegah potensi kegagalan antara jahitan (terputus) yang dapat
menyebabkan kekambuhan hernia.
Perbaikan dimulai pada tuberkulum pubis dengan mendekati saluran
iliopubic lateral ke permukaan bawah tepi lateral rektus abdominis. Jahitan
dilanjutkan secara lateral, mendekati saluran iliopubic untuk flap medial,
yang terdiri dari fasia transversalis, otot tranversus internal dan transversus
abdominis. Akhirnya, terdapat empat baris jahitan yang berasal dari flap.
Jahitan tersebut diperpanjang ke ring internal, di mana bagian lateral otot
cremaster diambil untuk membentuk internal ring yang baru. Berikutnya,
arah jahitan dibalik kembali ke arah tuberkulum pubis, mendekati tepi medial
otot oblikus internal dan transversus abdominis ke ligamentum Poupart, dan
kawat diikan ke kawat lainnya dan kemudian ke knot. Dengan demikian, dua
baris jahitan tersebut dibentuk oleh jahitan pertama.

Sebuah jahitan kawat kedua dimulai dekat cincin internal mendekati


otot oblikus internal dan transversus abdominis menuju sebuah band dari
aponeurosis oblik eksternal dan ligamen Poupart. Jahitan ketiga berakhir di
Pubis. Jahitan ketiga ini dilakukan seperti kebalikan dari jahitan sebelumnya,

dan garis jahitan keempat dibangun dengan cara yang sama, yaitu kebalikan
dari jahitan ke tiga.
Hasil dari metode Shouldice benar-benar baik. Untuk sementara
waktu, metode Shouldice masih merupakan gold standar dibandingkan
dengan metode-metode yang terbaru. Masalah utama dari operasi ini adalah
sulitnya untuk mengajarkan metode ini karena para ahli bedah memiliki
masalah dalam memahami (persepsi) terhadap apa yang dijahitnya.
(V)

McVay Coopers ligament repair


Operasi ini mirip dengan perbaikan Bassini, namun perbedaannya

metode ini menggunakan ligamen Cooper bukan ligamentum inguinal


sebagai bagian medial perbaikan. Jahitan terputus ditempatkan dari
tuberkulum pubis secara lateral di sepanjang ligamen Cooper, dan secara
progresif mempersempit cincin femoral; ini merupakan aplikasi yang paling
umum dari perbaikan atau pengobatan hernia femoralis. Jahitan terakhir di
ligamen Cooper dikenal sebagai jahitan transisi dan termasuk pula
ligamentum inguinalis.
Metode ini memiliki dua tujuan: (1) untuk menyempurnakan
penyempitan cincin femoral dengan mendekati ligamentum inguinalis ke
ligamen Cooper, serta jaringan medial, dan (2) untuk memberikan kelancaran
transisi ke ligamentum inguinal yang dilalui pembuluh femoral sehingga
perbaikan dapat dilanjutkan secara lateral (seperti dalam perbaikan Bassini).
Mengingat ketegangan yang cukup diperlukan untuk menjembatani jarak
yang lebar, sayatan pereda tegangan harus selalu digunakan. Dalam berbagai
pandangan, ketegangan yang terjadi pada metode ini menyebabkan rasa nyeri
yang lebih sakit dibandingkan herniorafi dengan metode lain. Alasan inilah
yang menyebabkan metode McVay saat ini jarang dipilih, kecuali pada pasien
dengan hernia femoralis atau pasien dengan kontraindikasi tertentu untuk
menggunakan mesh.

Kelompok 2: Open Posterior Repair9


Posterior repair (iliopubic tract repair dan teknik Nyhus) dilakukan dengan
membelah lapisan dinding abdomen superior hingga ke cincin luar dan masuk
ke properitoneal space. Diseksi kemudian diperdalam kesemua bagian kanalis
inguinalis. Perbedaan utama antara teknik ini dan teknik open anterior adakah
rekonrtuksi dilakukan dari bagian dalam. Posterior repair sering digunakan
pada hernia dengan kekambuhan karena menghindari jaringan parut dari
operasi sebelumnya. Operasi ini biasanya dilakukan dengan anastesi regional
atau anastesi umum.

Kelompok 3:Tension-FreeRepair WithMesh8 , 9


Kelompok 3 operasi hernia (teknik Lichtenstein dan Rutkow ) menggunakan
pendekatan awal yang sama degan teknik open anterior. Akan tetapi tidak
menjahit lapisan fascia untuk memperbaiki defek , tetapi menempatkan
sebuah prostesis, mesh yang tidak diserap. Mesh ini dapat memperbaiki defek
hernia tanpa menimbulkan tegangan dan ditempatkan disekitar fascia gambar
6. Hasil yang baik diperoleh dengan teknik ini dan angka kekambuhan
dilaporkan kurang dari 1 persen.

Gambar11 . Open mesh repair


Funikulus spermatikus dipisahkan dari dinding posterior kanalis Inguinalis
dan kantong hernia telah diikat serta dipotong, kemudian lembaran
polypropylene mesh dengan ukuran lebih-kurang 8x6 cm dipasang dan
dipaskan pada daerah yang terbuka. Mesh dijahit dengan benang
polypropylene monofilamen 3.0 secara kontinu. Sepanjang tepi medial dan
inferior mesh dijahitkan pada Ligamentum inguinalis.

Tepi

superior

dijahitkan ke conjoint tendon. Bagian lateral mesh dibelah menjadi dua


bagian sehingga mengelilingi funikulus spermatikus pada cincin internus,
dan kedua bagian mesh yang terbelah tadi disilangkan dan difiksasi ke
ligamentum inguinalis dengan jahitan. Kemudian dilakukan penjahitan
aponeurosis obliqus eksternus kembali.
Beberapa ahli bedah meragukan keamanan jangka panjang penggunaan
implant prosthesis, khususnya kemungkinan infeksi atau penolakan. Akan
tetapi pengalaman yang luas dengan mesh hernia telah mulai menghilangkan
anggapan ini, dan teknik ini terus populer.Teknik ini dapat dilakukan dengan
anastesi local, regional atau general.

Kelompok 4: Laparoscopic7. 9. 1 0
Operasi hernia Laparoscopic makin populer dalam beberapa tahun terakhir,
tetapi juga menimbulkan kontroversi. Pada awal pengembangan teknik ini,
hernia diperbaiki dengan menempatkanpotongan mesh yang besar di region
inguinal diatas peritoneum. Teknik ini ditinggalkan karena potensi obstruksi
usus halus dan pembentuka fistel karena paparan usus terhadap mesh.
Saat

ini

kebanyakan

teknik

laparoscopic

herniorrhaphies

dilakukan

menggunakan salah satu pendekatan transabdominal preperitoneal (TAPP)


atau total extraperitoneal (TEP) . pendekatan TAPP dilakukan dengan

meletakkan trokar laparoscopic dalam cavum abdomendan memperbaiki


region inguinal dari dalam. Ini memungkinkan mesh diletakkan dan kemudian
ditutupi dengan peritoneum.sedangkan pendekatan TAPP adalah prosedur
laparoskopic langsung yang mengharuskan masuk ke cavum peritoneal untuk
diseksi. Konsekuensinya, usus atau pembuluh darah bisa cidera selama
operasi.

Gambar12 . Laparoscopic mesh repair

Prognosis
Rekuren terjadi 1-3% setelah 10 tahun operasi, pada hernioplasti dan biasa terjadi
pada hernia inguinalis medialis.5
K. HERNIA LAINNYA
1.Hernia umbilicalis :
Merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk
melalui cincin umbilikus (pusar) akibat peninggian tekanan intra abdomen.

Umbilicus merupakan salah satu lokasi yang lemah pada abdomen dan tempat
yang sering mengalami herniasi. Hernia umbilicus muncul lebih sering pada
wanita. Obesitas dan kehamilan berulang merupakan precursor, dan ascites
sering mencetuskan masalah. Hernia umbilicus pada dewasa tak ada
hubungannya dengan hernia umbilicus pada anak-anak. Sering terjadi
strangulasi pada colon atau omentum.1,2,3,4,5,6
Hernia umbilicalis sering terjadi pada bayi dan merupakan kelainan
kongenital. Hernia ini biasanya akan regresi spontan dalam 6 bulan sampai 1
tahun, bila cincin hernia.6
2.Hernia paraumbilicalis :
Hernia melalui suatu celah di garis tengah tepi atas umbilicus.4 , 5

Gambar13 . Hernia menurut lokasi


3.Hernia Epigastric
Hernia yang keluar melalui defek di linea alba antara umbilicus dan processus
xyphoideus. Hernia pada linea alba muncul lebih sering diatas umbilicus dari
pada dibawahnya. Hernia-hernia ini biasanya kecil dan sulit diagnosis pada
pasien obes. Pasien mengeluhkan nyeri, sensasi tertarik dibagian tengah perut.

Hernia ini juga bisa diperbaiki dengan jahitan sederhana. Harus diwaspadai
adalah hernia ini sering multiple.1 , 2
4.Hernia Littre's
Adanya diverticulum Meckel sebagai komponen tambahan pada kantung
hernia menjadi ciri dari Littre's hernia. Keadaan yang tak lazim ini bisa sangat
sulit di diagnosa karena gejala obstruktif yang sedikit.. Strangulasi dari
diverticulum Meckel bisa terjadi yang menyebabkan fistel sebagai keluhan
utama. Menejemen operasi berupa reparasi hernia dengan atau tanpa reseksi
diverticulum Meckel. Suatu diverticulum Meckel yang menyebabkan gejala
atau mengalami strangulasi harus direseksi. Reseksi dari suatu diverticulum
meckel tanpa gejala harus berdasarkan usia dan keadaan umum pasien.6 , 7
5.Spigelian Hernia
Suatu hernia melalui fascia pada sepanjang tepi lateral otot rectus abdominis
pada celah antara linea semilunar dan tepi lateral dari otot rectus abdominis
adalah suatu hernia spigelian. Fascia Spieghel sebenarnya adalah aponeurosis
dan terdiri dari gabungan aponeurosis otot oblique abdominis dan transverses
abdominis dibagian lateral dan otot rectus abdominis pada bagian medial.
Meskipun dapat muncul disepanjang linea semilunar, ia paling sering muncul
dimana fascia sphiegel lebih lebar dan lemah. Diatas umbilicus, serat-serat
aponeurosis saling bersilangan dan membentuk barier yang kuat. Dibawah
umbilicus seratnya lebih parallel dan dapat di pisah, memudahkan peritoneum
dan lemak properotoneal menonjol melalui defek yang seperti belahan tetapi
tertahan oleh aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus.5 , 8
Umumnya, hernia spigelian muncul pada bawah linea semilunaris. Banyak
pasien pasien datang dengan hernia spigelian mengalami obesitas dan
diagnosis klinis pr+eoperative yang benar ditegakkan hanya pada 50% pasien.
Hernia Spigelian dapat ditemukan secara incidental dengan ultrasonografi
atau CT scan. Computed tomography dilakukan dengan pasien melakukan
suatuValsalva maneuver meningkatkan sensitivitas diagnostic. Hernia

spigelian yang besar dapat salah diduga sebagai sarcoma dari dinding
abdomen. Terjepitnya nervus cutaneus anterior T10 sampai T12 menyebabkan
rasa tak nyaman yang menyerupai hernia spigelian.
Hernia Spigelian biasanya berhasil diperbaiki pada operasi awal. Aproksimasi
jaringan yang berdekatan ke defek dengan jahitan terputus biasanya berhasil
pada kebanyakan pasien. Akantetapi jika defeknya besar atau jeringan
didekatnya lemah, penguatan dengan prosthetic mesh menjadi indikasi.9
6.Hernia Obturator
Canalis obturator ditutup oleh membran dan dilewati oleh nervus dan
pembuluh darah obturator. Kelemahan pada membrane obturator dan
pelebaran dari canal dapat menyebabkan suatu kantung hernia, yang dapat
menyebabkan incarserasi atau obstruksi saluran cerna. Canal obturator, yang
panjangnya 2-3 cm dapat terisi bantalan lemak, yang dianggap oleh banyak
ahli bedah hal yang patologik. Pasien muncul dengan bukti kompresi pada
nervus obturator, menghasilkan nyeri pada bagian dalam paha. Ini
digambarkan oleh John Howship pada tahun 1840 dan secara terpisah oleh
Moritz Heinrich Romberg 1848.
Operasi dari hernia obturator telah banyak dilakukan dengan banyak
pendekatan. Pendekatan melalui abdomen terbuka atau laparoscopic
dianjurkan ketika ada dugaan gangguan saluran cerna. Pendekatan Retropubic
(preperitoneal) dilakukan oleh banyak ahli bedah ketika tidak ada keterlibatan
atau obstruksi saluran cerna. pendekatan obturator, inguinal, dan kombinasi
telah pernah dilakukan. Tanpa memandang pendekatan yang digunakan,
reduksi isi dan inversi kantung hernia adalah langkah awal dalam terapi
operatif pada hernia obturator. Dilatasi foramen obturator diperbaiki dengan
jahitan terputus.8,9
7.Hernia Lumbar (Dorsal)
Hernia lumbalis atau dorsalis dapat terjadi didaerah lumbal melalui dinding
posterior abdomen. Grynfeltt's hernia muncul melalui trigonum lumbal

superior sedangkan Petit's hernia muncul melalui trigonum lumbal inferior.


Hernia lumbalis generalisata, tipe yang ketiga paling sering iatrogenic setelah
insisi pinggang pada operasi ginjal.
Hernia lumbal biasanya besar dan menjadi progressif dan menjadi masalah
dari segi penampilan. Jahitan sederhana dapat dilakukan pada hernia yang
kecil. Pada hernia yang lebih besar dilakukan rekonstruksi. Bagaimanapun
pasien dengan hernia yang besar dan muncul dengan jaringan yang sangat
lemah memerlukan penggunaan mesh atau free tissue flaps.9
8.Sciatic Hernia
Foramen siaticus mayor dapat menjadi lokasi dari suatu hernia. Hernia tipe ini
sangat jarang dan sulit di diagnose dan asien mungkin tidak memiliki keluhan
hingga timbul obstruksi saluran cerna. Pasien lain muncul dengan massa pada
daerah gluteal atau infragluteal, yang menyebabkan rasa tidak nyaman pada
saat berdiri. Nyeri pada nervus siatikus jarang disebabkan oleh penekanan
hernia siatikus. Hernia ini dapat diperbaiki dengan operasi transabdominal
atau transgluteal.8 , 9
9.Hernia Perineal
Hernia perineal yang bersifat congenital atau didapat sangat jarang terjadi.
Hernia ini bisa terjadi setelah reseksi abdominoperineal, prostatectomy, atau
pengangkatan organ pelvis. flap Myocutaneous atau mesh sering diperlukan
untuk memperbaiki sutau hernia perineal.9

L. KOMPLIKASI
Komplikasi setelah operasi herniorraphy biasanya ringan dan dapat sembuh sendiri,
hematom dan infeksi luka adalah masalah yang paling sering terjadi. Komplikasi
yang lebih serius seperti perdarahan, osteitis atau atropy testis terjadi kurang dari 1
persenpada pasien yang menjalani herriorraphy. Perbandingan komplikasi berat dan
ringan dari teknik open dan laparoscopic herniorrhaphies.

6,8,9,10

Tabel 3. Komplikasi dari Open dan Laparoscopic Hernia Repair

DAFTAR PUSTAKA
1. R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi I. Penerbit buku
kedokteran EGC. Jakarta. 1997. Hal 700-718
2. A. Mansjoer, Suprohaita, W.K. Wardhani, W. Setiowulan. Kapita Selekta
Kedokteran. Edisi III, Jilid II. Penerbit Media Aesculapius, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2000. Hal 313-317

3. Dr. P. Bhatia & Dr. S. J. John. Laparoscopic Hernia Repair (a step by step
approach). Edisi I. Penerbit Global Digital Services, Bhatia Global Hospital &
Endosurgery Institute. New Delhi. 2003. (Ebook, di akses 10 juli 2010)
4. H G, Burhitt & O.R.G. Quick. Essential Surgery . Edisi III. 2003. Hal 348-356
5. C. Palanivelu. Operative Manual of Laparoscopic Hernia Surgery. Edisi I. Penerbit
GEM Foundation. 2004. Hal 39-58
6. Brian W. Ellis & Simon P-Brown. Emergecy surgery. Edisi XXIII. Penerbit Hodder
Arnold. 2006.
7. Gary G. Wind. Applied Laparoscopic Anatomy (Abdomen and Pelvis). Edisi I.
Penerbit Williams & Wilkins, a Waverly Company. 1997.
8. Fitzgibbons, J.Robert, et.all. Hernia at Schwartzs Principles of Surgery Eight
Edition. Chapter 36 page: 1367-1392 Mc Graw Hill: United State of America.
2005
9. R. Bendavid, J. Abrahamson, Mauruce E. A, dkk. Abominal Wall Hernias
(Principles and Management). Edisi I. Penerbit Sringer-Varlag. New York.
2001. (Ebook, di akses 10 Juli 2010)
10. Michael S. Kavic. Laparoscopic Hernia Repair. Edisi I. Penerbit Harwood
Academic Publishers. Amsterdam. 1997. (Ebook, diakses 10 Juli 2010)

Anda mungkin juga menyukai