Anda di halaman 1dari 9

3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Elektrokimia
Definisi elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aksi antara sifat-sifat

listrik dengan reaksi kimia. Misalnya perubahan energi kimia menjadi energi
listrik pada elemen elektrokimia, reaksi oksidasi - reduksi secara spontan pada
elemen yang dijadikan sumber arus listrik, dan perpindahan elektron dalam
larutan elektrolit yang terjadi pada aki. [2]
Elektrokimia berkaitan dengan situasi di mana oksidasi dan reduksi reaksi
dipisahkan dalam ruang atau waktu, dihubungkan oleh sebuah sirkuit listrik
eksternal. Elektrolisis dan korosi adalah contoh dari proses penting seperti yang
ada pada elektrokimia. Prinsip-prinsip dasar elektrokimia didasarkan pada rasio
tegangan antara dua zat yang memiliki kemampuan untuk bereaksi satu sama lain.
[1]

Sel elektrokimia adalah tempat terjadinya reaksi reduksi-oksidasi. Sel


elektrokimia terdiri dari :
1. Elektroda
Elektroda adalah sebuah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan
dengan sebuah bagian non logam contohnya elektrolit, dalam satu sirkuit.
Elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi disebut anoda dan elektroda
tempat terjadinya reduksi disebut katoda.
2. Elektrolit
Elektrolit adalah zat dalam sel yang dapat menghantar listrik. Dalam
elektrolit muatan listrik diangkut ion yang bergerak.
Reaksi pada elektroda berlangsung pada permukaan elektroda. Reaksi ini terjadi
pada daerah antar muka antara elektroda dan elektrolit. Rangkaian listrik dalam
sel elektrokimia terdiri atas dua bagian yaitu rangkaian luar dan rangkaian dalam.
Pada rangkaian luar, elektron mengalir melalui penghantar logam dan pada
rangkaian dalam muatan listrik diangkut oleh ion yang bergerak dalam larutan
elektrolit. Sel elektrokimia ada dua macam yaitu sel galvani dan sel elektrolisis.

Gambar 2.1 Rangkaian listrik dalam sel elektrokimia


2.2

Elektrolisis
Elektrolisis adalah suatu proses reaksi kimia yang terjadi pada leketroda

yang tercelup dalam elektrolit ketika dialiri arus listrik dari suatu sumber potensial
luar. Komponen terpenting dari proses elektrolisis adalah elektroda dan elektrolit.
Sedangkan sel elektrolisis adalah sebuah sel elektrokimia yang menggunakan
sumber

energi

listrik

luar

untuk

menjalankan

suatu reaksi yang

dari

tidak

spontan.

Gambar 2.2 Aliran elektron pada sel elektrolisis


Energi listrik berfungsi sebagai pompa elektron yang menggerakkan elektron ke
katoda, dan menarik elektron dari anoda. Elektron mengalir dari anoda ke katoda
dalam rangkaian luar seperti pada gambar (2.2)

Adanya aliran elektron dalam sel elektrolisis menyebabkan di katoda


terjadi reaksi reduksi dan di anoda terjadi reaksi oksidasi. Pada sel elektrolisis,
katoda merupakan kutub negatif karena dihubungkan dengan kutub negatif
sumber arus dan merupakan target bermigrasinya ion positif, sedangkan anoda
merupakan kutub positif karena dihubungkan dengan kutub positif karena
dihubungkan dengan kutub positif sumber arus dan merupakan target
bermigrasinya ion negatif.
Proses elektrolisis berhubungan dengan besarnya yang digunakan.
Besarnya potensial yang digunakan dalam elektrolisis bergantung pada :
a. Potensial penguraian
Potensial penguraian adalah tegangan luar terkecil yang harus dikenakan
untuk menimbulkan elektrolisis kontinu. Pada sel elektrolisis, potensial
yang harus digunakan harus mampu mengatasi potensial sel galvani yang
dihasilkan dan haruspula mengatasi tahanan larutan terhadap aliran arus.
b. Potensial lebih atau polarisasi kinetika
Potensial lebih adalah potensial pada anoda atau katoda yang nilainya lebih
tinggi dari potensial penguraian akibat terbentuknya gas disekitar elektroda.
Potensial lebih menyebabkan harga potensial menjadi lebih negatif pada
katoda dan menjadi lebih positif pada anoda. Potensial lebih timbul akibat
adanya tahanan dari larutan. Besarnya potensial lebih pada anoda atau
katoda dipengaruhi oleh: [2]
1. Sifat dan keadaan fisik dari logam yang dipkai sebagai katoda
2. Keadaan fisik dari zat yang diendapkan
3. Rapat arus yang dipakai
4. Perubahan konsentrasi di sekitar elektroda.
c. Polarisasi konsentrasi
Reaksi pada elektroda berlangsung seketika, kecepatan tercapainya
kesetimbangan antara elektroda dengan larutan tergantung dari besarnya
arus yang mengalir. Kurang cepatnya migrasi ion ke permukaan elektroda
disebut polarisasi konsentrasi. Polarisasi konsentrasi timbul apabila gaya
difusi, gaya tarik menarik elektrostatik dan pengadukan mekanik tidak
cukup untuk mengangkut pereaksi menuju atau dari permukaan elektroda.
Polarisasi konsentrasi dapat diperkecil dengan cara pengadukan dan
menggunakan rapat arus kecil.
d. Potensial Ohmik atau Potensial Jatuh

Potensial Ohmik atau Potensial Jatuh adalah potensial listrik yang


dihasilkan pada saat arus listrik dilewatkan dalam sel elektrolisis. Potensial
ohmik terjadi karena adana tahana dalam larutan yang dialami oleh ion-ion
yang bergerak menuju anoda atau katoda. Besarnya potensial ohmik
sebanding dengan arus yang lewat dan tahanan larutan. Pengaruh potensial
ohmik menyebabkan potensial yang dibutuhkan pada sel elektrolisis lebih
besar dibanding potensial teoritisnya.
2.3

Electroplating
Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating dikategorikan

sebagai

proses

pengerjaan

akhir

(metal

finishing).

Secara

sederhana,

electroplating dapat diartikan sebagai proses pelapisan logam, dengan


menggunakan bantuan arus listrik dan senyawa kimia tertentu guna memindahkan
partikel logam pelapis ke material yang hendak dilapis. Pelapisan logam dapat
berupa lapis seng (zink), galvanis, perak, emas, brass, tembaga, nikel dan krom.
Penggunaan lapisan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan kegunaan
masing-masing material. Perbedaan utama dari pelapisan tersebut selain anoda
yang digunakan adalah larutan elektrolisisnya. Dalam penelitian yang baru
belakangan ini (tahun 2004), dilakukan oleh Tadashi Doi dan Kazunari Mizumoto,
mereka menemukan larutan baru (elektrolisis) yang dinamakan larutan citrate
( kekerasan deposit mencapai 440 VHN ). Proses electroplating mengubah sifat
fisik, mekanik, dan sifat teknologi suatu material. Salah satu contoh perubahan
fisik ketika material dilapis dengan nikel adalah bertambahnya daya tahan
material tersebut terhadap korosi, serta bertambahnya kapasitas konduktifitasnya.
Adapun dalam sifat mekanik, terjadi perubahan kekuatan tarik maupun tekan dari
suatu material sesudah mengalami pelapisan dibandingkan sebelumnya. Karena
itu, tujuan pelapisan logam tidak luput dari tiga hal, yaitu untuk meningkatk an
sifat teknis/mekanis dari suatu logam, yang kedua melindungi logam dari korosi,
dan ketiga memperindah tampilan (decorative).
Electroplating adalah proses pengendapan atau deposisi logam pada
permukaan logam lain yang akan dilindungi, dengan cara elektrolisis. Selama

proses pelapisan berlangsung akan terjadi reaksi kimia pada antar muka elektrolitelektroda, yaitu reaksi reduksi pada katoda dan reaksi oksidasi pada anoda. Tujuan
dari pelapisan logam ini adalah :
1. Melindungi logam dasar dari korosi
2. Meningkatkan sifat mekanis permukaan benda kerja
3. Dekoratif
Tembaga atau Cuprum (Cu) merupakan logam yang banyak sekali
digunakan, karena mempunyai sifat hantaran arus dan panas yang baik. Tembaga
digunakan untuk pelapisan dasar karena dapat menutup permukaan bahan yang
dilapis dengan baik. Pelapisan dasar tembaga dipelukan untuk pelapisan lanjut
dengan nikel yang kemudian yang kemudian dilakukan pelapisan akhir khrom.
Sifat-sifat Fisika Tembaga
1. Logam berwarna kemerah-merahan dan berkilauan
2. Dapat ditempa, dibengkokan dan merupakan penghantar panas dan
listrik
3. Titik leleh : 1.0830C, titik didih : 2.3010C
4. Berat jenis tembaga sekitar 8,96 gr/cm3
Sifat-sifat Kimia Tembaga
1. Dalam udara kering sukar teroksidasi, akan tetapi jika dipanaskan akan
membentuk oksida tembaga (CuO)
2. Dalam udara lembab akan diubah menjadi senyawa karbonat atau karat
basa, menurut reaksi : 2Cu + O2 + CO2 + H2O (CuOH)2 CO3
3. Tidak dapat bereaksi dengan larutan HCl encer maupun H2SO4encer
4. Dapat bereaksi dengan H2SO4 pekat maupun HNO3 encer dan pekat
Cu + H2SO4 CuSO4 +2H2O + SO2

Cu + 4HNO3 pekat Cu(NO3)2 + 2H2O + 2NO2


3Cu + 8HNO3 encer 3Cu(NO3)2 + 4H2O + 2NO
Pada umumnya lapisan Tembaga adalah lapisan dasar yang harus dilapisi
lagi dengan Nikel atau Khrom. Pada prinsipnya ini merupakan proses
pengendapan logam secara elektrokimia,digunakan listrik arus searah (DC). Jenis
elektrolit yang digunakan adalah tipe alkali dan tipe asam.
2.4

Skema Proses Electroplating


Perpindahan ion logam dengan bantuan arus listrik melalui larutan

elektrolit sehinnga ion logam mengendap pada benda padat yang akan dilapisi.
Ion logam diperoleh dari elektrolit maupun berasal dari pelarutan anoda logam di
dalam elektrolit. Pengendapan terjadi pada benda kerja yang berlaku sebagai
katoda.
Mekanisme terjadinya pelapisan logam adalah dimulai dari dikelilinginya
ion-ion logam oleh molekul-molekul pelarut yang mengalami polarisai. Di dekat
permukaan katoda, terbentuk daerah Electrical Double Layer (EDL) yang
bertindak seperti lapisan dielektrik. Adanya lapisan EDL memberi beban
tambahan bagi ion-ion untuk menembusnya. Dengan gaya dorong beda potensial
listrik dan dibantu oleh reaksi-reaksi kimia, ion-ion logam akan menuju
permukaan katoda dan menangkap electron dari katoda, sambil mendeposisikan
diri di permukaan katoda. Dalam kondisi equilibrium, setelah ion-ion mengalami
discharge menjadi atom-atom kemudian akan menempatkan diri pada permukaan
katoda dengan mula-mula menyesuaikan mengikuti susunan atom dari material
katoda. [3]
a.

Pelapisan Tembaga
Dalam pelapisan tembaga digunakan bermacam-macan larutan elektrolit,

yaitu :
1. Larutan asam
2. Larutan sianida
3. Larutan fluoborat

4. Larutan pyrophosphat
Diantara empat macam larutan di atas yang paling banyak digunakan
adalah larutan asam dan larutan sianida.
b.

Pelapisan Timah Putih


Pelapisan timah putih pada besi dengan cara listrik (elektroplating) sudah

sangat lama dilakukan untuk kaleng-kaleng makanan, minuman dan


sebagainya. Pelapisan secara listrik pada umumnya sudah menggantikan
pelapisan secara celup panas, karena pelapisan secara celup panas
menghasilkan lapisan yang tebal dan kurang merata (kurang halus) sedangkan
pelapisan secara listrik dapat menghasilkan lapisan yang tipis dan lebih
merata/halus. Dengan keuntungan tersebut pada saat ini lebih banyak industri
yang melakukan pelapisan timah putih secara listrik dari pada secara celup
panas (Hot Dip Galvanizing).
c.

Pelapisan Seng
Seng sudah lama dikenal sebagai pelapis besi yang tahan korosi, murah

harganya, dan mempunyai tampak permukaan yang cukup baik. Pelapisan


senga pada besi dilaksanakan dengan beberapa cara seperti galvanizing,
sherardizing,

atau

metal

spraying.

Namun

pelapisan

secara

listrik

(elektroplating) lebih disukai karena mempunyai beberapa keuntungan bila


dibandingkan dengan cara-cara pelapisan yang lain, diantaranya :
a. Lapisan lebih merata
b. Daya rekat lapisan lebih baik
c. Tampak permukaan lebih baik
Karena beberapa keuntungan itulah maka lebih banyak dilaksanakan
pelapisan secara listrik daripada cara-cara lainnya. Pelapisan seng secara listrik
kadang juga disebut elektro-galvanizing. Larutan elektrolit yang sering
digunakan ada dua macam yaitu larutan asam dan larutan sianida. Bila kedua
larutan tersebut dibandingkan maka permukaan lapisan hasil dari penggunaan
larutan sianida adalah lebih baik jika dibandingkan dengan larutan asam.
Namun larutan asam digunakan bila dikehendaki kecepatan pelapisan yang

10

tinggi dan biaya yang lebih murah. Larutan lain yang sering digunakan pada
pelapisan adalah larutan alkali zincat dan larutanpyrophosphat.
d. Pelapisan Nikel
Pada saat ini, pelapisan nikel pada besi banyak sekali dilaksanakan baik
untuk tujuan pencegahan karat ataupun untuk menambah keindahan. Dengan
hasil lapisannya yang mengkilap maka dari segi ini nikel adalah yang paling
banyak diinginkan untuk melapis permukaan. Dalam pelapisan nikel selain
dikenal lapisan mengkilap, terdapat juga jenis pelapisan yang buram hasilnya.
Akan tetapi tampak permukaan yang buram inipun dapat juga digosok hingga
halus dan mengkilap. Jenis lain dari pelapisan nikel adalah pelapisan yang
berwarna hitam. Warna hitam inipun tampak menarik dan digunakan biasanya
untuk melapis laras senapan dan lainnya.
e. Pelapisan Khrom
Selain nikel, maka pelapisan khrom banyak dilaksanakan untuk
mendapatkan permukaan yang menarik. Karena sifat khas khrom yang sangat
tahan karat maka pelapisan khrom mempunyai kelebihaan tersendiri bila
dibandingkan dengan pelapisan lainnya. Selain sifat dekoratif dan atraktif dari
pelapisan khrom, keuntungan lain dari pelapisan khrom adalah dapat
dicapainya hasil pelapisan yang keras. Sumber logam khrom didapat dari asam
khrom, tapi

dalam

perdagangan

yang

adalah

khrom

(Cr2O3)

sehingga

terdapatnya

asam

khrom

adalah pada

waktu

khrom

oksida

bercampur

dengan air.

tersedia
oksida

11

Gambar 2.3 Skema Pelapisan Krom


Pencampuran bahan untuk proses electroplating ini biasanya dengan
perbandingan berat antara katalis dengan kromnya adalah 1:100 sampai 1:70.
Katalis yang digunakan juga cukup ekonomis yaitu asam sulfat (H2SO4).

Anda mungkin juga menyukai