Anda di halaman 1dari 4

Host

1) Alasan ortodontik
Pasien yang akan menjalani perawatan ortodontik dengan gigi yang padat
dengan panjang lengkung rahang yang kurang, sering membutuhkan tindakan
ekstraksi gigi untuk memberikan ruang yang cukup untuk gigi. Gigi yang paling
sering diekstraksi yaitu premolar rahang atas dan rahang bawah, namun gigi
insisivus rahang bawah juga perlu diekstraksi untuk alasan serupa. Perhatian yang
besar harus dilakukan untuk memastikan bahwa ekstraksi memang diperlukan,
dan memastikan gigi yang tepatlah yang dicabut bila seseorang selain dokter
bedah merencanakan ekstraksi. (James R. Hupp, 2008)
2) Malposisi gigi
Gigi-geligi yang mengalami malposisi dapat diindikasikan untuk dicabut
dalam beberapa situasi. Bila gigi tersebut mencederai jaringan lunak dan tidak
dapat direposisi dengan perawatan ortodontik, gigi tersebut harus diekstraksi.
Contoh umum kondisi ini adalah molar ketiga rahang atas, yang erupsi ke arah
bukal dan menyebabkan ulserasi dan trauma jaringan lunak pipi. Contoh lain
adalah malposisi gigi seperti keadaan supra posisi karena hilangnya gigi pada gigi
lawan. Jika rehabilitasi prostetik harus dilakukan pada gigi lawan, gigi supra
posisi dapat mengganggu pembuatan protesa. Dalam situasi ini, gigi malposisi
tersebut harus dipertimbangkan untuk ekstraksi. (James R. Hupp, 2008)
3) Gigi Impaksi

Gigi impaksi harus dipertimbangkan untuk dicabut. Jelas bahwa gigi


impaksi sebagian tidak dapat erupsi menjadi oklusi fungsional karena ruang yang
tidak memadai, gangguan dari gigi yang berdekatan, atau alasan lain, harus
dipertimbangkan untuk pencabutan gigi. (James R. Hupp, 2008)
4) Gigi supernumerary
Gigi supernumerary biasanya mengalami impaksi dan harus dicabut.
Sebuah gigi supernumerary dapat mengganggu erupsi gigi permanen dan
memiliki potensi untuk menyebabkan resorpsi dan perpindahan gigi. (James R.
Hupp, 2008)
2.2.2. Agent
1) Karies
Alasan yang paling umum dan bisa diterima secara luas pada pencabutan
gigi adalah terdapat karies yang sangat parah dan tidak dapat direstorasi. Sejauh
mana karies gigi dan dianggap dapat/tidak dapat direstorasi merupakan keputusan
yang akan dibuat antara dokter gigi dan pasien. Kadang-kadang, kompleksitas dan
biaya yang diperlukan untuk mempertahankan gigi dengan karies parah juga
membuat ekstraksi menjadi pilihan yang wajar. Hal ini didukung pula dengan
ketersediaan dan keberhasilan penggunaan protesa implan yang terpercaya.
(James R. Hupp, 2008)
2) Nekrosis Pulpa

Nekrosis pulpa adalah kematian yang merupakan proses lanjutan dari


radang pulpa akut maupun kronis atau terhentinya sirkulasi darah secara tiba-tiba
akibat trauma (Tarigan, 2012). Pada kasus ini yang dapat dilakukan adalah
perawatan saluran akar dan pencabutan (Richard & Mahmoud, 1997). Kondis
tertentu yang perlu dipertimbangkan sehingga gigi nekrosis dicabut yaitu pasien
dengan perawatan endodontik yang kurang atau dengan saluran akar yang berlikuliku, mengalami kalsifikasi, dan tidak dapat diobati dengan teknik endodontik
standar. (James R. Hupp, 2008) Termasuk juga kasus perawatan endodontik yang
telah dilakukan namun gagal untuk menghilangkan rasa sakit dan pasien tidak
menginginkan perawatan ulang.
3) Penyakit periodontal
Alasan umum untuk pencabutan gigi adalah penyakit periodontal yang
parah dan luas. Keputusan untuk mencabut gigi harus didasarkan tidak hanya
pada kondisi gigi tersebut tetapi juga pada keadaan jaringan penopang serta
dampak yang mungkin terjadi akibat pencabutan (Manson & Eley, 1993). Jika
periodontitis yang parah telah ada selama beberapa waktu, maka akan ditemukan
kehilangan tulang yang berlebih dan mobilitas gigi permanen. Dalam situasi ini,
gigi yang goyang harus diekstraksi. Terjadinya kehilangan tulang periodontal
dapat menghilangkan kesempatan untuk penempatan implan langsung. Keputusan
untuk melakukan ekstraksi merupakan langkah yang tepat sebelum gigi menjadi
goyang sedang atau pun parah. (James R. Hupp, 2008)
4) Gigi terkait dengan lesi patologis

Gigi yang terlibat dalam lesi patologis mungkin memerlukan pencabutan.


Hal ini sering terjadi pada kista odontogenik. Dalam beberapa situasi, gigi dapat
dipertahankan

dengan

terapi

endodontik.

Namun,

jika

perawatan

gigi

mempertimbangkan operasi pengangkatan seluruh lesi sangat penting, maka gigi


harus dicabut. (James R. Hupp, 2008)
2.2.3. Environment
1) Gigi retak
Determinan yang jarang untuk ekstraksi gigi adalah gigi dengan mahkota
retak atau akar yang patah. Gigi retak dapat terasa nyeri dan sulit ditangani
dengan teknik konservatif. Terkadang, gigi yang retak telah menjalani terapi
endodontik sebelumnya. (James R. Hupp, 2008)
2) Gigi terlibat dalam fraktur rahang
Pasien yang menderitan fraktur mandibula atau tulang alveolar kadangkadang terdapat gigi yang harus dicabut. Dalam beberapa situasi, gigi yang
terlibat pada garis fraktur dapat dipertahankan, tetapi jika gigi trauma, terinfeksi,
atau sangat goyang dari jaringan tulang di sekitarnya atau mengganggu fiksasi
fraktur, pencabutan yang mungkin diperlukan. (James R. Hupp, 2008)

Anda mungkin juga menyukai