Anda di halaman 1dari 20

FOTOPROTEKSI

Oleh : Henry W. Lim

Langkah-langkah photoproteksi seperti mencari tempat teduh ketika kejadian


puncak Ultraviolet B (UVB) jam 10:0 0- 14:00 dan menggunakan pelindung
matahari seperti tabir surya (sunscreen) spektrum luas, berpakaian, topi
bertepi lebar dan kacamata hitam.

Generasi baru filter UV photostable sekarang tersedia di eropa dan bagian


dunia lainnya, mulai memasuki pasar as.

Faktor proteksi UV adalah suatu tingkat proteksi UV dari fabric. Beberapa


pengobatan kimiawi dapat meningkatkan faktor proteksi UV secara alami.

Kaca yang menyaring lebih dari 99,9% dari UV yaitu berkisar antara ukuran
300-380 nm sekarang tersedia secara komersial.

Kacamata standar, suatu keharusan di australia dan sukarelawan di amerika


serikat, menetapkan persentase maksimal cahaya yang diperbolehkan untuk
dipancarkan dan dimensi vertikal minimal pada kacamata.
Dengan meningkatnya perhatian terhadap kesehatan fisik dan aktivitas

rekreasi diluar rumah, paparan harian terhadap sinar matahari sudah menjadi hal
yang wajar. Meskipun paparan sinar matahari mungkin memiliki efek
menguntungkan seperti meningkatkan mood dan fotosintesis vitamin d3, efek yang
tidak diinginkan juga sudah diketahui. Efek akut dari paparan sinar matahari
seperti kulit terbakar dan kulit yang mencoklat. Efek kronis paparan sinar
matahari sangat berhubungan dengan photoaging, keratosis actinic, dan karsinoma
sel skuamosa; paparan sinar matahari intermiten dikaitkan dengan kejadian
karsinoma sel basal dan melanoma. Menghindari paparan sinar matahari tidak
mungkin dilakukan, dan bahkan tidak akan diterima oleh masyarakat umum.
Dengan demikian, modifikasi perilaku mencari tempat berteduh ketika terjadi
puncak Ultraviolet B (UVB) dari jam 10:00 - 14:00 serta melakukan langkahlangkah photoprotektif seperti tabir surya (sunscreen), berpakaian, topi bertepi

lebar dan menggunakan kacamata hitam, dan bila diperlukan dapat mengkonsumsi
suplemen vitamin d, telah menjadi pesan kesehatan masyarakat untuk
disampaikan. Bab ini membahas, photoprotektif yang terbaru, tersedia dan biasa
digunakan untuk melindungi dari paparan sinar matahari.
Tabir surya (sunscreen)
Sejarah
Filter UVB pertama adalah paba (para-aminobenzoic acid) yang telah
dipatenkan pada tahun 1943 dan merupakan filter UVA yang pertama. Kemudian
benzofenon, diperkenalkan pada tahun 1962. Pada tahun 1972, food and drug
administration (FDA) mengklasifikasikan ulang tabir surya dari jenis kosmetik
sampai dengan obat-obatan over-the-counter (OTC), sehingga peraturannya
menjadi lebih ketat. Pada tahun 1979, filter UVA kerja panjang, derivatif
dibenzoylmethane, sudah tersedia. Pada 1990-an, kebutuhan untuk proteksi
terhadap UVA dirasakan penting sama halnya dengan UVB. Hal ini yang
menyebabkan pengembangan lebih lanjut dari filter UVA.
Faktor Proteksi Sinar Matahari
Sun Protection Factor (SPF) pertama kali dikembangkan oleh orang
austria, franz greiter, pada tahun 1962 dan dikembangkan lagi oleh FDA pada
tahun 1978. Pedoman FDA terbaru secara khusus mengharuskan produk diuji
menggunakan simulator surya (solar simulator) dengan spektrum emisi yang
menjangkau panjang gelombang antara 290-400 nm, serta produk tabir surya
harus dapat digunakan dengan konsentrasi 2 mg/cm2.
Berdasarkan definisinya, SPF adalah rasio dari minimal erythema dose
(med) dari subjek yang kulitnya menggunakan tabir surya dibandingkan dengan
med pada kulit yang tidak terlindungi. Karena titik akhirnya adalah eritema, SPF
menggambarkan proteksi dari efek biologis terhadap UVB (290-320 nm), dan
pada tingkat lebih rendahh yaitu UVA2 (320-340 nm) (lihat bab 90). Efek tabir
surya dengan SPFs yang berbeda pada transmisi dari sinar erythemogenic
ditunjukkan pada gambar 223-1. Jika seorang individu mengalami sedikit eritema

setelah 10 menit terkena paparan sinar matahari. 30 menit kemudian hasil paparan
sinar matahari pada kulit yang tanpa perlindungan akan mengalami 3 med
sunburn. Sebaliknya, ketika mengenakan SPF 15 atau SPF 30
Efek tabir surya SPF 15 dan 30

Gambar 223-1 pengaruh tabir surya SPF 15 dan SPF 30 pada seorang individu
yang mengalami eritema setelah 10 menit terpapar matahari tanpa proteksi.
Setelah 30 menit paparan sinar matahari, sunburning dose 20% dicapai pada
pemakaian tabir surya SPF 15. Setelah penerapan tabir surya SPF 30, hanya
didapatkan sunburning dose sebesar 10% yang mencapai kulit.
Hubungan jumlah tabir surya yang digunakan dengan penggunaan SPF

Gambar 223-2 hubungan antara dosis tabir surya yang digunakan dan SPF yang
digunakan (digunakan dengan izin dari jf nash, procter & gamble, cINCInnati,
OH.)
Tabir surya, dengan paparan yang sama yaitu 30 menit akan menghasilkan hanya
20% atau 10%, masing-masingnya, berdasarkan med. Dengan paparan kronis,
proteksi tambahan dari tabir surya SPF 30 menghasilkan kerusakan kulit akibat
UV setengahnya dibandingkan dengan tabir surya SPF 15, meskipun kedua
produk mencegah kulit terbakar.
Konsentrasi tabir surya ditentukan dengan pengujian SPF (2 mg/cm2)
adalah setara dengan 1 oz (30 ml) dari tabir surya untuk menutupi seluruh
permukaan tubuh. Penelitian penggunaan tabir surya yang digunakan oleh
individu telah secara konsisten menunjukkan bahwa jumlah tabir surya yang
digunakan mendekati antara 0,5-0,8 mg/cm2, sehingga sebenarnya jumlah SPF
yang digunakan signifikan lebih rendahh dari SPF yang seharusnya. Hubungan ini
tidak linear, dan produk SPF 30 (pada 2 mg/cm2) memiliki SPF hanya 3 jika pada
penggunaannya hanya 0,5 mg/cm2 (gambar. 223-2). Situasi ini menyebabkan
banyak

pengguna

melebih-lebihkan

derajat

fotoproteksi-nya

dan

juga

mengacaukan studi epidemiologi yang mengandalkan pelaporan sendiri (selfreported) penggunaan tabir surya untuk menilai efektivitas dari sun protection
dalam mencegah misalnya kanker kulit termasuk melanoma.
Penilaian Proteksi Dari Ultraviolet A
SPF diterima sebagai standar di seluruh dunia untuk penilaian
perlindungan terhadap efek erythemogenic dari UVB dan UVA2. Di antara
beberapa metode untuk mengevaluasi proteksi terhadap UVA, Persistent Pigment
Darkening (PPD) telah menjadi metode yang paling banyak digunakan dalam
beberapa tahun terakhir. Dalam metode PPD, dosis UVA yang dibutuhkan untuk
menginduksi PPD diamati selama 2-24 jam setelah paparan pada kulit yang
terproteksi dengan tabir surya dibandingkan dengan yang kulit yang tidak
terproteksi tabir surya; rasio ini kemudian dinyatakan sebagai faktor perlindungan

UVA (UVA-PF). Pada bulan juni 2011 FDA AS memutuskan untuk menggunakan
tes panjang gelombang kritis (critical wavelength test) secara in vitro sebagai
penilaian dari tabir surya UVA yang dijual di AS.
Faktor proteksi imun
SPF untuk produk tabir surya berkorelasi rendah dengan kemampuannya
untuk melindungi terhadap imunosupresi. Hal ini mengakibatkan pengembangan
konsep immune protection factor (IPF), mengukur kemampuan produk tabir surya
untuk mencegah imunosupresi. Beberapa metode yang berbeda telah digunakan,
termasuk sensitisasi kontak (contact sensitization) dan injeksi intradermal yang
semuanya itu cukup sulit dan memakan waktu untuk pengerjaannya. Sampai saat
ini metode yang sederhana dan dapat diandalkan, dengan pengerjaan yang mudah
pada subjek tes yang banyak belum ada. Jadi, IPF yang digunakan untuk menilai
produk komersial tidak mungkin dilakukan.
Filter Ultraviolet
Ada tiga nomenklatur yang berbeda digunakan oleh industri tabir surya
dan badan pengatur di berbagai negara: (1) international nomenclature of cosmetic
ingredients (INCI), (2) united state adopted name (USAN), dan (3) nama dagang.
USAN adalah nomenklatur yang digunakan dalam FDA sunscreen monografi.
Misalnya, untuk filter UVA1 banyak digunakan, nama INCI-nya adalah butil
methoxydibenzoylmethane, sedangkan USAN adalah avobenzone, dan nama
dagangnya adalah parsol 1789. Dalam bab ini, digunakan nomenklatur dari
USAN.
Istilah sunblock umumnya digunakan untuk mengacu pada tabir surya dan
bahan aktifnya, tetapi terdapat istilah yang tak sesuai, dan FDA sunscreen
monografi tidak memberikan sanksi terhadap istilah tersebut. Semua bahan aktif
tabir surya adalah filter yang menyerap bagian dari kejadian radiasi UV, tetapi
sebagian dari radiasi itu selalu dipancarkan. Filter microfine anorganik selain itu
memantulkan dan menyebarkan radiasi UV.
Di amerika serikat, semua bahan aktif tabir surya diatur oleh FDA sebagai

OTC drugs. Hanya filter UV yang tercantum dalam sunscreen monografi


dikeluarkan oleh FDA dapat dipasarkan di amerika serikat (16 aktif bahan; tabel
223-1). Selain itu, filter yang disetujui oleh FDA sebagai bahan aktif dari produk
akhir melalui proses new drug application (NDA) dapat juga dipasarkan di
amerika serikat, seperti yang telah terjadi untuk filter UVA terbaru yang tersedia
di pasar as, ecamsule (mexoryl sxtm). Pada tahun 2002, FDA membentuk proses
time and extend application (TEA) sebagai alternatif untuk pengajuan NDA.
Dengan proses TEA, untuk pertama kalinya data yang dihasilkan di luar amerika
serikat dapat digunakan untuk pengajuan, asalkan produk tabir surya telah
dipasarkan oleh OTC dengan minimal 5 tahun di negara di mana pengujian
dilakukan. Di uni eropa, amerika selatan, negara-negara asia, dan afrika, tabir
surya diatur sebagai kosmetik, sehingga lebih sederhana dan proses persetujuan
lebih cepat dibandingkan dengan di amerika serikat, biasanya berhasil disetujui
dalam waktu 1-2 tahun setelah pengajuan.
Filter UV dapat dibagi menjadi dua kategori, organik dan anorganik.
Istilah-istilah ini direkomendasikan oleh FDA untuk mengganti filter kimia dan
fisik. Filter organik dapat dibagi lagi menjadi filter UVB dan filter UVA. Filter
UVB yang paling banyak digunakan di seluruh dunia adalah octinoxate
(ethylhexyl methoxycinnamate), sedangkan filter UVA yang paling banyak
digunakan adalah oxybenzone (benzofenon-3). Saat ini, kecuali produk yang
disetujui sebagai obat baru melalui proses NDA, pedoman FDA tidak
mengizinkan avobenzone untuk dikombinasi dengan filter anorganik (titanium
dioksida, seng oksida).
Filter Ultraviolet Dan Photostabilitas.
Avobenzone (butyl methoxydibenzoylmethane; parsol 1789) adalah filter
UVA1 yang sangat baik tetapi photounstable dan terdegradasi saat terpapar UV.
Ada beberapa filter UV lain dengan karakteristik seperti ini, diantaranya filter
UVB padimate o (ethylhexyl dimethyl para-aminobenzoic acid) dan octinoxate
(ethylhexyl methoxycinnamate). Hal ini dimungkinkan untuk menggabungkan
agen lain untuk meningkatkan photostabilitas dari produk akhirnya (gbr. 223 -3)

sebagian besar agen ini photostable filter UV (misalnya, octocrylene, salicylates,


oxybenzone) yang menyerap foton untuk meminimalkan efek photounstable pada
filter UV. Mereka juga berfungsi sebagai molekul reseptor untuk mentransfer
energi dari excited state filter photounstable, maka akan meminimalkan
fotodegradasi (lihat gambar. 223-3).
In vitro, tabir surya yang mengandung photostabilized avobenzone telah
menunjukan dapat mempertahankan hingga 90% dari filter aktif berikut 25 med
(50j/cm2) radiasi simulasi surya (solar simulation), setara dengan sekitar 5 jam
dari paparan sinar matahari. Dalam situasi yang ideal, ini akan memungkinkan
pengguna untuk menggunakan tabir surya hanya sekali sehari. Namun, perlu
dicatat bahwa tabir surya yang bermigrasi pada permukaan kulit terhadap lubang
folikel, sehingga dapat menyebabkan distribusi yang tidak merata dari filter UV.
Selanjutnya, tabir surya jangan dihilangkan dengan menggosok dan air atau
paparan keringat. Itulah alasan bahwa FDA, dalam aturan akhir, menyarankan
bahwa tabir surya harus diterapkan kembali setiap 2 jam.
Filter Ultraviolet Dan Fotoalergi
Oxybenzone (benzophenonone-3) adalah penyebab paling umum dari
fotoalergi akibat filter UV. Sebaliknya, filter UVB yang paling banyak digunakan,
octinoxate (ethylhexyl methoxycinnamate), jarang menyebabkan photoallergen.
Perlu dicatat bahwa meskipun filter UV adalah penyebab paling umum dari
fotoalergi dalam banyak penelitian di amerika serikat dan inggris, mengingat
jumlah individu yang menggunakan tabir surya, prevalensi fotoalergi untuk filter
UV sangat rendah (<1 %). Tidak ada fotoalergi telah dilaporkan dengan filter UV
anorganik (titanium dioxide dan zinc oxide), filter organik meradimate

Tabel 223-1. Daftar filter ultraviolet (UV) di food and drug administration
sunscreen monograph
USAN

INCI

Max

(nm) Keterangan

atau rentang
absorbsi
Filter UVB organik
Derivat paba

Paba

Padimate o

PABA

283

Noda pakaian. Tidak

Ethylhexyl dimethil 311

banyak digunakan
Paba derivatif yang

paba

paling

sering

digunakan.
Photounstable
Cinnamates

Octinoxate

Ethylhexyl

311

methoxcycinnamates

Filter

UVB

paling

yang
banyak

digunakan.

Cinoxate
Salisilat

Octisalate

Cinoxate

289

Photounstable
-

Ethylhexyl salicylate

307

Peredam

UVB

lemah.
Meningkatkan

Homosalate
Trolamina salisilat

Homosalate
Triethanolamine
salicylate

306
260-355

photostability

filter

lainnya
Peredam

UVB

lemah.
Substantivitas
penggunaan

baik,

tabir

yang

surya

tahan air dan produk


perawatan rambut

Lainnya

Octocrylene

Octocrylene

303

Photostable.
Meningkatkan
photostability

Ensulizole

Phenylbenzimidazol

310

e sulfonic acid

dari

filter photolabile
Larut
air.
Meningkatkan faktor
proteksi

sinar

matahari dari produk


akhir
Filter UVA organik
Benzophenone

Oksibenzon

Benzophenone-3

288,325

Filter

UVA

sering

yang

digunakan.

Penyebab

paling

umum

Sulisobenzone

Dioxybenzone
Lainnya

Avobenzone

Meradimate

dari

dermatitis

kontak

fotoalergi

untuk

Benzophenone-4
Benzophenone-8

366
352

filter UV.
-

Butyl

360

Photounstable.

methoxydibenzoylm

Meningkatkan

ethane

fotodegradasi

Methyl anthranilate

340

octinoxate.
Filter UVA

lemah.

Tidak

reaksi

ada

sensitisasi

yang

dilaporkan.
Filter anorganik

Titanium dioksida

Zinc oksida

Titanium dioxide

Lihat

Tidak ada laporan

Zinc oxide

dibawahb
Lihat

reaksi sensitisasi
Photostable;

dibawahb

digunakan

untuk

meningkatkan
photostability
produk

dari
akhir.

Micronized
oksida

zinc
memiliki

proteksi UVA1 lebih


baik

dibandingkan

dengan

microfine

titanium

dioksida.

Micronized
oksida

zinc
memiliki

indeks

bias

lebih

rendah dibandingkan
dengan

microfine

titanium

dioksida

dan

dengan

demikian

terlihat

kurang

putih.

Umumnya

dilapisi

dengan dimethicone
atau

silika

untuk

mempertahankan
efektivitas
tabir surya
PABA=para-aminobenzoic acid
A

Nama yang digunakan oleh as food and drug administration pada daftar

max rentang dari UVA ke UVB, tergantung ukuran partikel, titanium dioxide micronize (diameter 10-50 nm). Zinc oksida mempertahan

absorbsi yang datar dari UVB ke UVA


Data dari kullavanijaya p. Lim hw: photoprotection. Jam acad dermatol 52: 937, 2005 and departement of health and human service, food
and drug administration:sunscreen drug products for over-the-counter human use; final monograph. Federal register 64: 27.666, 1999

sebagai

PENGGUNAAN TABIR SURYA (SUNSCREEN) PADA ANAK


Karena kekhawatiran terhadap penyerapan tabir surya (sunscreen) yang
dapat terjadi secara perkutan, maka pada tahun 1999 FDA Sunscreen Monograph
merekomendasikan bahwa dokter terlebih dahulu harus dikonsultasikan sebelum
menggunakan tabir surya (sunscreen) pada anak dibawah usia 6 bulan. Pada
pasien haruslah bijaksana dalam menggunakan tabir surya (sunscreen), cara lain
yang dapat dilakukan pada pengunaan photoproteksi antara lain dengan
menggunakan pakaian.
KONTROVERSI

NON MELANOMA DAN MELANOMA. Terdapat pertanyaan mengenai


tabir surya (sunscreen) mengenai peranannya sebagai pelindung kulit dalam
mencegah perkembangan terhadap kanker kulit kini telah ditetapkan. Pada study
yg dilakukan selama 4,5 tahun dengan diikuti selama 8 tahuan dari 1600 orang di
Australia, menunjukkan bahwa kelompok yang diminta untuk menggunakan SPF
16 dg tabir surya yang berspektrum luas mengalami penurunan karsinoma sel
skuama dan karsinoma sel basal dengan persentasi 38% dan 25%. Pada 10 tahun
diikuti dengan 11 melanoma berkembang pada kelompok penggunaan tabir surya
(sunscreen) dibandingkan dengan 22 kelompok control.
VITAMIN D. Kontroversi yang terjadi ditempat lain adalah kekhawatiran
bahwa photoproteksi dapat membahayakan kesehatan dengan mengurangi serum
tingkat Vitamin D, khususnya pada tingkat yang sangat variable. Disimpan dalam
bentuk (25-OH-Vitamin D). yang merupakan prekursor ke bentuk aktif dan diatur
dengan ketat. Tiga sumber vitamin D
1. Paparan sinar UV B berpektrum 7-dehydrocolestrol diubah ke bentuk
previtamin D di kulit dan memungkinkan terjadinya reaksi hidroksilasi
oleh hati dan ginjal dalam bentuk vitamin D aktif.
2. Spectrum puncak aksi untuk sintesis vitamin D adalah 3005nm.
3. Asupan makanan. Meskipun hanya beberapa makanan alami yang
mengandung sejumlah besar vitamin D ( telur, ikan salmon, dan sarden,
minyak ikan cod, serta kuning telur).
Di Amerika diketahui susu, jeruk, margarin, mentega, cereal dan cokelat
diperkaya dengan kandungan vitamin D. Terakhir suplemen vitamin D yang
tersedia sebagai vitamin D3 (kolekalsiferol) atau vitamin D2 yang dapat diproduksi
di kulit. Saat ini vitamin D3 lebih umum digunakan karena dianggap lebih stabil
dari vitamin D2.
Pengaruh penngunaan tabir surya (sunscreen) pada tingkat vitamin D telah
dievaluasi. Bukti terbaru yang diterbitkan menyimpulkan bahwa penggunaan yang
normal dari tabir surya (sunscreen) tidak menghasilkan insufisensi vitamin D
disebabkan oleh penggunaan tabir surya (sunscreen) yang tidak adekuat, orang
yang menggunakan sunscreen adalah orang yang sering terkena sinar matahari

dibandingkan dengan orang yang tidak menggunakan sunscreen. Namun pada


orang yang sering menggunakan photoproteksi (missal, orang dengan lupus
eritomatous dan eritropoitik propria). Persentasi yang besar dari mereka memang
memiliki serum yang memadai pada tingkat vitamin D. Sebuah kajian
komprehensif oleh USInstitute of Medicine, dirilis pada bulan November 2010,
menyimpulkan bahwa bukti kuat yang menguntungkan terhadap pengaruh vitamin
D hanya untuk kesehatan tulang, untuk hasil ektraskletal. IOM menunjukkan
bahwa bukti saat ini tidak konsisten dan inklusif, dengan demikian tidak cukup
untuk membuat rekomendasi kesehatan masyarakat. Karena spectrum aksi dikulit
terhadap sintesis vitamin D (UV B) sama seperti kerusakan DNA dan
fotokarsinogenik. Hal ini tidak dianjurkan menggunakan paparan sinar matahari
untuk

memperoleh

vitamin

D.

Direkomendasikan

bagi

individu

yang

bersangkutan atau berada pada resiko kekurangan vitamin D, diet seimbang dan
600 IU suplemen vitamin D3 per hari bersama dengan 1 gr kalsium. Rekomendasi
tersebut terutama bagi yang lanjut usia yang masih mampu bepergian keluar
rumah atau orang dengan kulit gelap dengan sedikit paparan sinar matahari.
NANOPARTIKEL. Metal oxide inorganic UV filter, titanium dioxide dan
zinc oxide banyak digunakan dalam bentuk microfine. Hal ini untuk
meminimalkan refleksi cahaya tampak sehingga meningkatkan penampilan
estetika dari produk akhir. Nanopartikel didefinisikan sebagai partikel yang
kurang dari 100 nm. Secara in vitro partikel-partikel ini dapat menginduksi
pembentukan radikal bebas yang mengakibatkan kerusakan sel. Pada tahun 2009
The Australian Government Therapeutic Goods Administration, meyimpulkan
bahwa partikel-partikel ini tetap pada permukaan kulit. Namun penelitian lebih
lanjut diperlukan, terutama jika digunakan pada kulit yang terjadi inflamasi dan
pada bayi.
PENUTUP BADAN
PAKAIAN SEBAGAI UKURAN PHOTOPROTEKTIF. Pakaian termasuk
topi bagian dari photproteksi. Dibandingkan dengan tabir surya (sunscreen)
pakain dan topi merupakan sesuatu yang sangat mudah untuk digunakan dalam

sehari-hari. Namun pada beberapa tempat atau budaya masih ada beberapa yang
belum atau jarang menutupi beberapa bagian dari tubuhnya dengan menggunakan
pakaian seperti daerah wajah, leher dan tangan. Pada cuaca yang panas pakaian
hanya dapat menutupi atau melindungi kulit saja.
FAKTOR PROTEKSI ULTRAVIOLET. Factor perlindungan UV (UPF)
adalah pengukuran yang dilakukan secara in-vitro yang digunakan dibanyak
negara, teramasuk Amerika Serikat. Untuk mengukur kemampuan kain dalam
melindungi terhadap UV. Eritem adalah factor yang dipertimbangkan, sama
seperti SPF, UPF merupakan refleksi yang lebih baik dari UV B dan UV A
sebagai pelindung. Di Amerika Serikat pakaian diklasifikasikan sebagai pelindung
yang baik (UPF 15-24), sangat baik (UPF 25-39), perlindungan yang sangat baik
(UPF 40-50).
Seperti yang dirangkum dalam Boxx 223-2, beberapa factor yang
mempengaruhi pakaian sebagai pelindung UV. Serat polyester adalah yang terbaik
sedangkan kulit dan rayon yang paling sedikit. Mencuci pakaian yang terbuat dari
kulit dan rayon dapat meningkatkan UPF karena penyusutan dan menyebabkan
penurunan porositas kain (sifat menyerap). Pakaian yang masih basah dapat
mengurangi perlindungan terhadap UV dari sinar matahari (terutama yang
berwarna putih). Hal tersebut karena kain kulit yang berwarna putih bersifat
menyebarkan cahaya sedangkan ketika basah sifat menyebarkan cahaya tidak lagi
ada dan akan menjadi lebih transparan dan cahaya akan terlihat. Sebaliknya
pakaian yang berwarna gelap bersifat menyerap cahaya dengan demikian
perlindungan terhadap UV dari sinar matahari menjadi kurang.

(Mill finishing) proses, penambahan penyerap UV sebagai bahan


tambahan saat mencuci dan penambahan pemutih (whitening) termasuk dalam
detergen. Di Amerika Serikat dan Eropa agent tambahan dapat menyerap radiasi
UV pada 360 nm dan dapat berubah dengan panjang gelombang cahaya tampak
430 nm. Dengan demikian dapat menurunkan transmisi melalui kain. Emisi kain
tampak dari kain membuat kain terlihat terang.
Ini adalah persepsi yang umum bahwa warna kain berhubungan dengan
UPF. Dalam percobaan dengan bahan katun dengan UPF dari 4.1 kain merah yang
sama. Konsentrasi zat warna memiliki UPF mulai dari 41, 31, dan 20, tergantung
dari jenis pewarna merah yang digunakan. Kain berwarna kuning memiliki UPF
24 dan violet memiliki UPF 24.
Ini semua karena warna adalah refleksi dari cahaya yang tampak bahwa
mata akan melihat dan otak akan merasakan. Hal itu tidak selalu berhubungan
dengan transmisi sinar UV melalui kain.

KACA

KACA YANG DIGUNAKAN PADA BANGUNAN DAN MOBIL. Hal ini


juga diketahui bahwa UVB secara efektif disaring oleh kaca. Banyak jenis kaca
yang sekarang juga memiliki perlindungan yang baik terhadap UVA2 dan UVA1
hingga (380 nm). Perlu diketahui bahwa kaca depan mobil terbuat dari kaca yang
memungkinkan mengurangi 1% dari UV (300-380 nm) untuk melewati.
Sedangkan pada bagian samping dan belakang biasanya terbuat dari kaca non
laminasi. kaca yang memungkinkan tingkat yang lebih tinggi dari transmisi UVA.
Hal ini menjelaskan bahwa ada keterlibatan pada pasien dengan fotoalergi pada
sisi wajah dan lengan yang paling dekat dengan jendela samping mobil.
KACAMATA HITAM
Australia

merupakan

negara

yang

dijadikan

standarisasi

dalam

perkembangan kaca mata hitam didunia pada pengunnaan tahun 1971. Jumlah
cahaya yang tampak dihantarkan melalui lensa yang disebut dengan luminous
transmittance, dengan lensa 20% luminous transmittance akan memungkinkan
20% dapat melewati cahaya. Lensa dikelompokkan kedalam lima kategori (0-4) :
mulai dari kacamata fashion (kategori lensa 0) untuk kacamata tujuan khusus
untuk mengurangi silau yang sangat tinggi (kategori lensa 4). Kategori ke 4 lensa
tidak untuk dikenakan selama mengemudi. Kategori 0 diperbolehkan untuk
memiliki luminous transmittance 80%-100%, sedangkan kategori 4 adalah 3%8%. Standar mensyaratkan transmittance menjadi 5% dari luminous transmittance.
Artinya, jika luminous transmittance 20%, maka UV B transmittansi
diperbolehkan adalah 5% dari 20% yang merupakan 1%. UVA transmittansi untuk
kategori (0-2) tidak boleh lebih dari luminous transmittance, sedangkan untuk
kategori lensa 3-4 adalah 50% dari luminous transmittance. Standar minimum
vertical kaca mata hitam dewasa adalah 28 mm dan anak 24 mm. Pada tahun 2003
standar Australia sama dengan standar di Eropa yang mempunyai 4 tingkat
transmisi.
Standar kaca mata pertama kali diterbitkan pada tahun 1972 oleh
American National Standards Institute dan terakhir direvisi pada tahun 2001.

Namun tidak seperti Australian Standards yang sudah sesuai dengan standar kaca
mata dan tidak diikuti oleh semua produsen. Oleh karena itu konsumen sangat
terbebani. The US Standar mengklasifikasikan kaca mata hitam normal yang
dapat digunakan (misal, penggunaan dimobil yang dapat dimulai dari rumah ke
kantor) atau penggunaan jangka panjang (missal, dipantai, ketika memancing dan
ski). Lensa diklasifikasikan berdasarkan fungsi khusus, gelap, tujuan khusus dan
warna kosmetik. Misalnya, untuk kaca mata hitam tujuan khusus membutuhkan
kurang dari 1% dari panjang gelombang dibawah 310 nm yang akan dihantarkan.
Tidak ada standar minimal vertical dimensi kaca mata hitam yang dinyatakan
dalam Standar US.

DAFTAR GRAFIK

DAFTAR TABEL

DAFTAR BOX

Anda mungkin juga menyukai