Book Reading
Book Reading
Kaca yang menyaring lebih dari 99,9% dari UV yaitu berkisar antara ukuran
300-380 nm sekarang tersedia secara komersial.
rekreasi diluar rumah, paparan harian terhadap sinar matahari sudah menjadi hal
yang wajar. Meskipun paparan sinar matahari mungkin memiliki efek
menguntungkan seperti meningkatkan mood dan fotosintesis vitamin d3, efek yang
tidak diinginkan juga sudah diketahui. Efek akut dari paparan sinar matahari
seperti kulit terbakar dan kulit yang mencoklat. Efek kronis paparan sinar
matahari sangat berhubungan dengan photoaging, keratosis actinic, dan karsinoma
sel skuamosa; paparan sinar matahari intermiten dikaitkan dengan kejadian
karsinoma sel basal dan melanoma. Menghindari paparan sinar matahari tidak
mungkin dilakukan, dan bahkan tidak akan diterima oleh masyarakat umum.
Dengan demikian, modifikasi perilaku mencari tempat berteduh ketika terjadi
puncak Ultraviolet B (UVB) dari jam 10:00 - 14:00 serta melakukan langkahlangkah photoprotektif seperti tabir surya (sunscreen), berpakaian, topi bertepi
lebar dan menggunakan kacamata hitam, dan bila diperlukan dapat mengkonsumsi
suplemen vitamin d, telah menjadi pesan kesehatan masyarakat untuk
disampaikan. Bab ini membahas, photoprotektif yang terbaru, tersedia dan biasa
digunakan untuk melindungi dari paparan sinar matahari.
Tabir surya (sunscreen)
Sejarah
Filter UVB pertama adalah paba (para-aminobenzoic acid) yang telah
dipatenkan pada tahun 1943 dan merupakan filter UVA yang pertama. Kemudian
benzofenon, diperkenalkan pada tahun 1962. Pada tahun 1972, food and drug
administration (FDA) mengklasifikasikan ulang tabir surya dari jenis kosmetik
sampai dengan obat-obatan over-the-counter (OTC), sehingga peraturannya
menjadi lebih ketat. Pada tahun 1979, filter UVA kerja panjang, derivatif
dibenzoylmethane, sudah tersedia. Pada 1990-an, kebutuhan untuk proteksi
terhadap UVA dirasakan penting sama halnya dengan UVB. Hal ini yang
menyebabkan pengembangan lebih lanjut dari filter UVA.
Faktor Proteksi Sinar Matahari
Sun Protection Factor (SPF) pertama kali dikembangkan oleh orang
austria, franz greiter, pada tahun 1962 dan dikembangkan lagi oleh FDA pada
tahun 1978. Pedoman FDA terbaru secara khusus mengharuskan produk diuji
menggunakan simulator surya (solar simulator) dengan spektrum emisi yang
menjangkau panjang gelombang antara 290-400 nm, serta produk tabir surya
harus dapat digunakan dengan konsentrasi 2 mg/cm2.
Berdasarkan definisinya, SPF adalah rasio dari minimal erythema dose
(med) dari subjek yang kulitnya menggunakan tabir surya dibandingkan dengan
med pada kulit yang tidak terlindungi. Karena titik akhirnya adalah eritema, SPF
menggambarkan proteksi dari efek biologis terhadap UVB (290-320 nm), dan
pada tingkat lebih rendahh yaitu UVA2 (320-340 nm) (lihat bab 90). Efek tabir
surya dengan SPFs yang berbeda pada transmisi dari sinar erythemogenic
ditunjukkan pada gambar 223-1. Jika seorang individu mengalami sedikit eritema
setelah 10 menit terkena paparan sinar matahari. 30 menit kemudian hasil paparan
sinar matahari pada kulit yang tanpa perlindungan akan mengalami 3 med
sunburn. Sebaliknya, ketika mengenakan SPF 15 atau SPF 30
Efek tabir surya SPF 15 dan 30
Gambar 223-1 pengaruh tabir surya SPF 15 dan SPF 30 pada seorang individu
yang mengalami eritema setelah 10 menit terpapar matahari tanpa proteksi.
Setelah 30 menit paparan sinar matahari, sunburning dose 20% dicapai pada
pemakaian tabir surya SPF 15. Setelah penerapan tabir surya SPF 30, hanya
didapatkan sunburning dose sebesar 10% yang mencapai kulit.
Hubungan jumlah tabir surya yang digunakan dengan penggunaan SPF
Gambar 223-2 hubungan antara dosis tabir surya yang digunakan dan SPF yang
digunakan (digunakan dengan izin dari jf nash, procter & gamble, cINCInnati,
OH.)
Tabir surya, dengan paparan yang sama yaitu 30 menit akan menghasilkan hanya
20% atau 10%, masing-masingnya, berdasarkan med. Dengan paparan kronis,
proteksi tambahan dari tabir surya SPF 30 menghasilkan kerusakan kulit akibat
UV setengahnya dibandingkan dengan tabir surya SPF 15, meskipun kedua
produk mencegah kulit terbakar.
Konsentrasi tabir surya ditentukan dengan pengujian SPF (2 mg/cm2)
adalah setara dengan 1 oz (30 ml) dari tabir surya untuk menutupi seluruh
permukaan tubuh. Penelitian penggunaan tabir surya yang digunakan oleh
individu telah secara konsisten menunjukkan bahwa jumlah tabir surya yang
digunakan mendekati antara 0,5-0,8 mg/cm2, sehingga sebenarnya jumlah SPF
yang digunakan signifikan lebih rendahh dari SPF yang seharusnya. Hubungan ini
tidak linear, dan produk SPF 30 (pada 2 mg/cm2) memiliki SPF hanya 3 jika pada
penggunaannya hanya 0,5 mg/cm2 (gambar. 223-2). Situasi ini menyebabkan
banyak
pengguna
melebih-lebihkan
derajat
fotoproteksi-nya
dan
juga
mengacaukan studi epidemiologi yang mengandalkan pelaporan sendiri (selfreported) penggunaan tabir surya untuk menilai efektivitas dari sun protection
dalam mencegah misalnya kanker kulit termasuk melanoma.
Penilaian Proteksi Dari Ultraviolet A
SPF diterima sebagai standar di seluruh dunia untuk penilaian
perlindungan terhadap efek erythemogenic dari UVB dan UVA2. Di antara
beberapa metode untuk mengevaluasi proteksi terhadap UVA, Persistent Pigment
Darkening (PPD) telah menjadi metode yang paling banyak digunakan dalam
beberapa tahun terakhir. Dalam metode PPD, dosis UVA yang dibutuhkan untuk
menginduksi PPD diamati selama 2-24 jam setelah paparan pada kulit yang
terproteksi dengan tabir surya dibandingkan dengan yang kulit yang tidak
terproteksi tabir surya; rasio ini kemudian dinyatakan sebagai faktor perlindungan
UVA (UVA-PF). Pada bulan juni 2011 FDA AS memutuskan untuk menggunakan
tes panjang gelombang kritis (critical wavelength test) secara in vitro sebagai
penilaian dari tabir surya UVA yang dijual di AS.
Faktor proteksi imun
SPF untuk produk tabir surya berkorelasi rendah dengan kemampuannya
untuk melindungi terhadap imunosupresi. Hal ini mengakibatkan pengembangan
konsep immune protection factor (IPF), mengukur kemampuan produk tabir surya
untuk mencegah imunosupresi. Beberapa metode yang berbeda telah digunakan,
termasuk sensitisasi kontak (contact sensitization) dan injeksi intradermal yang
semuanya itu cukup sulit dan memakan waktu untuk pengerjaannya. Sampai saat
ini metode yang sederhana dan dapat diandalkan, dengan pengerjaan yang mudah
pada subjek tes yang banyak belum ada. Jadi, IPF yang digunakan untuk menilai
produk komersial tidak mungkin dilakukan.
Filter Ultraviolet
Ada tiga nomenklatur yang berbeda digunakan oleh industri tabir surya
dan badan pengatur di berbagai negara: (1) international nomenclature of cosmetic
ingredients (INCI), (2) united state adopted name (USAN), dan (3) nama dagang.
USAN adalah nomenklatur yang digunakan dalam FDA sunscreen monografi.
Misalnya, untuk filter UVA1 banyak digunakan, nama INCI-nya adalah butil
methoxydibenzoylmethane, sedangkan USAN adalah avobenzone, dan nama
dagangnya adalah parsol 1789. Dalam bab ini, digunakan nomenklatur dari
USAN.
Istilah sunblock umumnya digunakan untuk mengacu pada tabir surya dan
bahan aktifnya, tetapi terdapat istilah yang tak sesuai, dan FDA sunscreen
monografi tidak memberikan sanksi terhadap istilah tersebut. Semua bahan aktif
tabir surya adalah filter yang menyerap bagian dari kejadian radiasi UV, tetapi
sebagian dari radiasi itu selalu dipancarkan. Filter microfine anorganik selain itu
memantulkan dan menyebarkan radiasi UV.
Di amerika serikat, semua bahan aktif tabir surya diatur oleh FDA sebagai
Tabel 223-1. Daftar filter ultraviolet (UV) di food and drug administration
sunscreen monograph
USAN
INCI
Max
(nm) Keterangan
atau rentang
absorbsi
Filter UVB organik
Derivat paba
Paba
Padimate o
PABA
283
banyak digunakan
Paba derivatif yang
paba
paling
sering
digunakan.
Photounstable
Cinnamates
Octinoxate
Ethylhexyl
311
methoxcycinnamates
Filter
UVB
paling
yang
banyak
digunakan.
Cinoxate
Salisilat
Octisalate
Cinoxate
289
Photounstable
-
Ethylhexyl salicylate
307
Peredam
UVB
lemah.
Meningkatkan
Homosalate
Trolamina salisilat
Homosalate
Triethanolamine
salicylate
306
260-355
photostability
filter
lainnya
Peredam
UVB
lemah.
Substantivitas
penggunaan
baik,
tabir
yang
surya
Lainnya
Octocrylene
Octocrylene
303
Photostable.
Meningkatkan
photostability
Ensulizole
Phenylbenzimidazol
310
e sulfonic acid
dari
filter photolabile
Larut
air.
Meningkatkan faktor
proteksi
sinar
Oksibenzon
Benzophenone-3
288,325
Filter
UVA
sering
yang
digunakan.
Penyebab
paling
umum
Sulisobenzone
Dioxybenzone
Lainnya
Avobenzone
Meradimate
dari
dermatitis
kontak
fotoalergi
untuk
Benzophenone-4
Benzophenone-8
366
352
filter UV.
-
Butyl
360
Photounstable.
methoxydibenzoylm
Meningkatkan
ethane
fotodegradasi
Methyl anthranilate
340
octinoxate.
Filter UVA
lemah.
Tidak
reaksi
ada
sensitisasi
yang
dilaporkan.
Filter anorganik
Titanium dioksida
Zinc oksida
Titanium dioxide
Lihat
Zinc oxide
dibawahb
Lihat
reaksi sensitisasi
Photostable;
dibawahb
digunakan
untuk
meningkatkan
photostability
produk
dari
akhir.
Micronized
oksida
zinc
memiliki
dibandingkan
dengan
microfine
titanium
dioksida.
Micronized
oksida
zinc
memiliki
indeks
bias
lebih
rendah dibandingkan
dengan
microfine
titanium
dioksida
dan
dengan
demikian
terlihat
kurang
putih.
Umumnya
dilapisi
dengan dimethicone
atau
silika
untuk
mempertahankan
efektivitas
tabir surya
PABA=para-aminobenzoic acid
A
Nama yang digunakan oleh as food and drug administration pada daftar
max rentang dari UVA ke UVB, tergantung ukuran partikel, titanium dioxide micronize (diameter 10-50 nm). Zinc oksida mempertahan
sebagai
memperoleh
vitamin
D.
Direkomendasikan
bagi
individu
yang
bersangkutan atau berada pada resiko kekurangan vitamin D, diet seimbang dan
600 IU suplemen vitamin D3 per hari bersama dengan 1 gr kalsium. Rekomendasi
tersebut terutama bagi yang lanjut usia yang masih mampu bepergian keluar
rumah atau orang dengan kulit gelap dengan sedikit paparan sinar matahari.
NANOPARTIKEL. Metal oxide inorganic UV filter, titanium dioxide dan
zinc oxide banyak digunakan dalam bentuk microfine. Hal ini untuk
meminimalkan refleksi cahaya tampak sehingga meningkatkan penampilan
estetika dari produk akhir. Nanopartikel didefinisikan sebagai partikel yang
kurang dari 100 nm. Secara in vitro partikel-partikel ini dapat menginduksi
pembentukan radikal bebas yang mengakibatkan kerusakan sel. Pada tahun 2009
The Australian Government Therapeutic Goods Administration, meyimpulkan
bahwa partikel-partikel ini tetap pada permukaan kulit. Namun penelitian lebih
lanjut diperlukan, terutama jika digunakan pada kulit yang terjadi inflamasi dan
pada bayi.
PENUTUP BADAN
PAKAIAN SEBAGAI UKURAN PHOTOPROTEKTIF. Pakaian termasuk
topi bagian dari photproteksi. Dibandingkan dengan tabir surya (sunscreen)
pakain dan topi merupakan sesuatu yang sangat mudah untuk digunakan dalam
sehari-hari. Namun pada beberapa tempat atau budaya masih ada beberapa yang
belum atau jarang menutupi beberapa bagian dari tubuhnya dengan menggunakan
pakaian seperti daerah wajah, leher dan tangan. Pada cuaca yang panas pakaian
hanya dapat menutupi atau melindungi kulit saja.
FAKTOR PROTEKSI ULTRAVIOLET. Factor perlindungan UV (UPF)
adalah pengukuran yang dilakukan secara in-vitro yang digunakan dibanyak
negara, teramasuk Amerika Serikat. Untuk mengukur kemampuan kain dalam
melindungi terhadap UV. Eritem adalah factor yang dipertimbangkan, sama
seperti SPF, UPF merupakan refleksi yang lebih baik dari UV B dan UV A
sebagai pelindung. Di Amerika Serikat pakaian diklasifikasikan sebagai pelindung
yang baik (UPF 15-24), sangat baik (UPF 25-39), perlindungan yang sangat baik
(UPF 40-50).
Seperti yang dirangkum dalam Boxx 223-2, beberapa factor yang
mempengaruhi pakaian sebagai pelindung UV. Serat polyester adalah yang terbaik
sedangkan kulit dan rayon yang paling sedikit. Mencuci pakaian yang terbuat dari
kulit dan rayon dapat meningkatkan UPF karena penyusutan dan menyebabkan
penurunan porositas kain (sifat menyerap). Pakaian yang masih basah dapat
mengurangi perlindungan terhadap UV dari sinar matahari (terutama yang
berwarna putih). Hal tersebut karena kain kulit yang berwarna putih bersifat
menyebarkan cahaya sedangkan ketika basah sifat menyebarkan cahaya tidak lagi
ada dan akan menjadi lebih transparan dan cahaya akan terlihat. Sebaliknya
pakaian yang berwarna gelap bersifat menyerap cahaya dengan demikian
perlindungan terhadap UV dari sinar matahari menjadi kurang.
KACA
merupakan
negara
yang
dijadikan
standarisasi
dalam
perkembangan kaca mata hitam didunia pada pengunnaan tahun 1971. Jumlah
cahaya yang tampak dihantarkan melalui lensa yang disebut dengan luminous
transmittance, dengan lensa 20% luminous transmittance akan memungkinkan
20% dapat melewati cahaya. Lensa dikelompokkan kedalam lima kategori (0-4) :
mulai dari kacamata fashion (kategori lensa 0) untuk kacamata tujuan khusus
untuk mengurangi silau yang sangat tinggi (kategori lensa 4). Kategori ke 4 lensa
tidak untuk dikenakan selama mengemudi. Kategori 0 diperbolehkan untuk
memiliki luminous transmittance 80%-100%, sedangkan kategori 4 adalah 3%8%. Standar mensyaratkan transmittance menjadi 5% dari luminous transmittance.
Artinya, jika luminous transmittance 20%, maka UV B transmittansi
diperbolehkan adalah 5% dari 20% yang merupakan 1%. UVA transmittansi untuk
kategori (0-2) tidak boleh lebih dari luminous transmittance, sedangkan untuk
kategori lensa 3-4 adalah 50% dari luminous transmittance. Standar minimum
vertical kaca mata hitam dewasa adalah 28 mm dan anak 24 mm. Pada tahun 2003
standar Australia sama dengan standar di Eropa yang mempunyai 4 tingkat
transmisi.
Standar kaca mata pertama kali diterbitkan pada tahun 1972 oleh
American National Standards Institute dan terakhir direvisi pada tahun 2001.
Namun tidak seperti Australian Standards yang sudah sesuai dengan standar kaca
mata dan tidak diikuti oleh semua produsen. Oleh karena itu konsumen sangat
terbebani. The US Standar mengklasifikasikan kaca mata hitam normal yang
dapat digunakan (misal, penggunaan dimobil yang dapat dimulai dari rumah ke
kantor) atau penggunaan jangka panjang (missal, dipantai, ketika memancing dan
ski). Lensa diklasifikasikan berdasarkan fungsi khusus, gelap, tujuan khusus dan
warna kosmetik. Misalnya, untuk kaca mata hitam tujuan khusus membutuhkan
kurang dari 1% dari panjang gelombang dibawah 310 nm yang akan dihantarkan.
Tidak ada standar minimal vertical dimensi kaca mata hitam yang dinyatakan
dalam Standar US.
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR TABEL
DAFTAR BOX