Anda di halaman 1dari 14

Paper Ilmiah

EKOSISTEM TERUMBU KARANG


Oleh:
Eddy Kurniawan Marbun
140302043

EKOLOGI LAUT TROPIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai negara kepulauan yang terletak diantara Samudera Pasifik dan
Samudera Hindia, sehingga keanekaragaman hayati laut Indonesia tak terhitung
jumlahnya. Salah satu ragam laut yaitu terumbu karang. Terumbu karang
Indonesia sangat beraneka ragam dan memegang peranan penting dalam menjaga
keseimbangan ekosistem laut. Oleh karena itu harus dilindungi dan dikembangkan
secara terus-menerus baik untuk masa sekarang maupun masa mendatang.
Terumbu karang sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar baik secara
fisik maupun biologis. Akibat dampak negatif secara langsung dan secara tidak
langsung pada terumbu karang Indonesia, sebagian besar terumbu karang di
wilayah Indonesia saat ini sudah mengalami kerusakan yang sangat parah.
Tekanan terhadap keberadaan terumbu karang diakibatkan oleh kegiatan manusia,
sehingga perlu dilakukan pencegahan. Peningkatan kegiatan manusia sepanjang
garis pantai semakin memperparah kondisi terumbu karang.
Teumbu karang dengan dinding megahnya dan rangka batu kapur yang
sangat bessar, hanya ditemukan di sebagian kecil khatulistiwa. Karang pembentuk
teumbu tumbuh dengan subur dalam kesimbangan ini, menciptakan suatu
ekosistem yang paling produktif dan beragam di dunia. Teumbu karang juga
mendukung pertumbuhan mangrove dan lamun, menyediakan habitat tempat
berlindung yang sangat penting untuk keragaman jenis biota laut dan mencegah
terjadinya erosi pantai. Meledaknya pupulasi penduduk, akan mendorong
munculnya tekanan dan peningkatan kebutuhan yang sangat tinggi seperti sumber
daya yang berasal dari darat maupun laut. Tekanan ini mengancam terumbu
karang, dan akan berdampak nyata terhadap perekonomian bila terumbu karang
tersebut hilang.
Ancaman yang paling umum adalah eksploitasi berlebihan, pengeboman dan
menggunakan racun saat menangkap ikan, penangkapan berlebihan, dan
pembangunan pesisir. Ancaman terhadap terumbu karang ini, tidak boleh
dibiarkan berlarut-larut.

Semua pihak

harus

bertanggung jawab untuk

menganggulangi ancaman terumbu karang. Pelaku yang merusak terumbu karang

harus berhenti, mencari pekerjaan yang lebih baik dan memikirkan masa depan
anak cucunya bila terumbu karang tersebut dirusak. Pemerintah harus lebih
menegaskan hukum terhadap pelaku yang berani merusak terumbu karang.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai penulis dalam karya tulis ini adalah :
1. Memberi informasi pada masyarakat bagaimana menjaga terumbu karang
2. Mengajak masyarakat agar turut serta dalam menjaga dan melindungi terumbu
karang.
3. Memberi informasi pada masyarakat manfaat terumbu karang.
4. Memenuhi tugas mata kuliah ekologi laut tropis
C. Identifikasi Masalah
Permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan terumbu karang
dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Pengertian terumbu karang


Tipe terumbu karang
Jenis terumbu karang
Faktor penyebab kerusakan terumbu karang
Manfaat terumbu karang
Ancaman terhadap terumbu karang
Upaya menanggulangi kerusakan terumbu karang
Pengelolaan terumbu karang
Pelestarian dan pemeliharaan terumbu karang

PEMBAHASAN MASALAH
A.

Pengertian Terumbu Karang


Terumbu karang mengingatkan kita pada keindahan kehidupan di perairan
pantai tropis, yang tersusun atas berbagai hewan dan tumbuhan dengan warna,
bentuk, dan ukuran yang bervariasi. Organisme yang dapat kita temukan di
terumbu karang antara lain; pisces (jenis ikan), crustacean (kepiting, udang),

mollusca (cumi-cumi, gurita, kerang, siput), sponge, dan terutama hewan karang
(Anthozoa). Begitu banyak jenis organisme yang hidup di terumbu karang.
Menurut Wikipedia, Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang
yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae.
Menurut ahli geologi, terumbu karang merupakan struktur batuan sedimen dari
kapur (kalsium kalbonat) di dalam laut. Menurut ahli biologi, terumbu karang
merupakan suatu ekosistem yang dibentuk dan didominasi oleh komunitas koral.
Jadi dapat disimpulkan, terumbu karang adalah salah satu ekosistem di permukaan
bumi ini yang memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi.
Hewan karang bentuknya aneh, menyerupai batu dan mempunyai warna dan
bentuk beraneka rup[a. hewan ini disebut polip, merupakan hewan pembentuk
utama terumbu karang yang menghasilkan zat kapur. Polip-polip ini selama ribuan
tahun membentuk terumbu karang.
Dalam ekosistem terumbu karang ada karang yang keras dan lunak. Karang
batu adalah karang yang keras disebabkan oleh adanya zat kapur yang dihasilkan
oleh binatang karang. Karang batu ini menjadi pembentuk utama ekosistem
terumbu karang. Walaupun terlihat sangat kuat dan kokoh, karang sebenarnya
sangat rapuh, mudah hancur, dan sangat rentan terhadap perubahan lingkungan.
B.

Tipe Terumbu Karang


Tipe Terumbu Karang Berdasarkan Jenisnya
Ada dua jenis terumbu karang yaitu :
1. Terumbu karang keras (seperti brain coral dan elkhorn coral) merupakan
karang batu kapur yang keras yang membentuk terumbu karang. Karang batu
ini menjadi pembentuk utama ekosistem terumbu karang. Walaupun terlihat
sangat kuat dan kokoh, karang sebenarnya sangat rapuh, mudah hancur dan
sangat rentan terhadap perubahan lingkungan.
2. Terumbu karang lunak (seperti sea fingers dan sea whips) tidak membentuk
karang. Terdapat beberapa tipe terumbu karang yaitu terumbu karang yang
tumbuh

di

sepanjang

pantai

di continental

shelf yang

biasa

disebut

sebagai fringing reef, terumbu karang yang tumbuh sejajar pantai tapi agak
lebih jauh ke luar (biasanya dipisahkan oleh sebuah laguna) yang biasa disebut

sebagai barrier reef dan terumbu karang yang menyerupai cincin di sekitar
pulau vulkanik yang disebut coral atoll.
Tipe- Tipe Terumbu Karang Berdasarkan Bentuknya
Terumbu karang umunya dikelompokkan ke dalam empat bentuk, yaitu :
1. Terumbu karang tepi ( fringing reefs )
Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir
pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40
meter dengan pertumbuha ke
lepas.

Dalam

proses

atas

dan

ke

perkembangannya,

arah

luar

terumbu

menuju
ini

laut

berbentuk

melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan
karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan
terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau
Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
2. Terumbu karang penghalang ( barrier reefs)
Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.5
2 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman
hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah
perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang
penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk
gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Batuan Tengah (Bintan,
Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai
(Sulawesi Tengah).
3. Terumbu karang cincin ( atolls )
Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulaupulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan
daratan. Menurut Darwin,terumbu karang cincin merupakan proses lanjutan
dari terumbu karang penghalang, dengan kedalaman rata-rata 45 meter.
Contoh: Taka Bone Rate (Sulawesi), Maratua (Kalimantan Selatan), Pulau
Dana (NTT), Mapia (Papua)
4. Terumbu karang datar/Gosong terumbu ( patch reefs )
Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat
island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan,

dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya


pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman
relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung
Batu (Aceh).
C.

Jenis Terumbu Karang


Beberapa Genus Karang yang Umum di Indonesia Berdasarkan survei
karang yang pernah dilakukan di beberapa daerah di Indonesia oleh beberapa ahli
karang, ternyata genus karang yang umum dijumpai di perairan Indonesia antara
lain meliputi :
a. Genus Acropora (Familia Acroporidae)
Genus Acropora memiliki jumlah jenis (spesies) terbanyak dibandingkan
genus lainnya pada karang. Karang jenis ini biasanya tumbuh pada perairan jernih
dan lokasi dimana terjadi pecahan ombak. Bentuk koloni umumnya bercabang
dan tergolong jenis karang yang cepat tumbuh, namun sangat rentan terhadap
sedimentasi dan aktivitas penangkapan ikan.
Karakteristik bentuk rangka kapur genus Acropora antara lain ialah:
- Koloni biasanya bercabang, jarang sekali menempel ataupun submasif.
- Koralit dua tipe, axial dan radial.
- Septa umumnya mempunyai dua lingkaran.
- Columella tidak ada.
- Dinding koralit dan coenosteum rapuh.
- Tentakel umumnya keluar pada malam hari
Genus Pocillopora merupakan satu-satunya genus pada karang yang
memiliki verrucae. Hal tersebut menjadi ciri khas yang membedakannya dengan
genus-genus karang yang lain.
b. Genus Montipora (Familia Acroporidae)
Genus Montipora sering ditemukan mendominasi suatu daerah. Sangat
tergantung pada kejernihan suatu perairan. Biasanya berada pada perairan dangkal
berkaitan dengan intensitas cahaya yang diperolehnya dengan bentuk koloni
berupa lembaran.
Karakteristik bentuk rangka kapur genus Montipora ini antara lain ialah:

- Bentuk koloni bervariasi, ada yang submasif, laminar, menempel ataupun


bercabang.
- Ukuran koralit umumnya kecil.
- Septa umumnya memiliki dua lingkaran dengan bagian ujung (gigi) muncul
keluar. Apabila disentuh maka akan terasa tajam.
- Tidak memiliki columella.
- Dinding koralit dan coenosteum keropos
Karang yang struktur rangka kapurnya mirip dengan genus Montipora
adalah genus Porites, dan kadangkala sulit untuk membedakannya. Namun pada
pengamatan bawah air, struktur internal pada koralit karang genus Porites lebih
jelas terlihat dibandingkan dengan karang genus Montipora, dan sebagian besar
Montipora memiliki coenosteum yang lebar, sementara Porites tidak memiliki
coenosteum.
c. Genus Pocillopora (Familia Pocilloporidae)
Karakteristik bentuk rangka kapur genus Pocillopora antara lain ialah:
- Koloni umumnya berbentuk submasif, bercabang, ataupun bercabang dengan
bentuk pipih
- Koloni ditutupi oleh verrucae.
- Koralit cekung ke dalam pada verrucae.
- Koralit mungkin tidak memiliki struktur dalam atau memiliki columella yang
kurang berkembang.
- Memiliki dua lingkaran septa yang tidak sama.
- Coenosteum biasanya ditutupi oleh granules (butiran).
- Tentakel umumnya keluar hanya pada malam hari
Genus Pocillopora merupakan satu-satunya genus pada karang yang
memiliki verrucae. Hal tersebut menjadi ciri khas yang membedakannya dengan
genus-genus karang yang lain.
d. Genus Seriatopora (Familia Pocilloporidae)
Karakteristik genus Seriatopora antara lain ialah:
- Ciri khas koloninya berbentuk compact bushes dengan cabang yang halus.
- Koralit tersusun rapi (neat rows) sepanjang cabang.

- Koralit sebagian besar tenggelam (immerse) dan struktur internal tidak begitu
berkembang kecuali columella.
- Septa umumnya berjumlah satu, namun kadangkala terdiri atas dua lingkaran,
dan telah berkembang dan menyatu hingga ke columella.
- Coenosteum ditutupi oleh spinules (duri-duri) yang halus.
Struktur rangka kapur genus Seriatopora hampir mirip dengan genus
Stylophora, tetapi dapat dibedakan, dimana percabangan genus Seriatopora lebih
halus (kecil) dibandingkan dengan genus Stylophora.
e. Genus Favia (Familia Faviidae)
Karakteristik bentuk rangka kapur genus Favia antara lain ialah:
- Bentuk koloni umumnya masif, flat atau dome-shaped.
- Koralit sebagian besar monocentric (satu columella dalam satu corallite) dan
plocoid.
- Memperbanyak koralit melalui pembelahan intratentacular.
- Tentakel umumnya keluar hanya pada malam hari.
Struktur rangka kapur genus Favia mirip dengan genus Favites tapi dapat
dibedakan dengan perbedaan tipe koralit karang. Tipe koralit Favites tergolong
ceroid, sedangkan tipe koralit Favia tergolong plocoid.
D.

Faktor Penyebab Kerusakan Terumbu Karang


Sejumlah penelitian dan pemantauan selama beberapa tahun menunjukkan
kondisi terumbu karang Indonesia yang sudah memprihatinkan. Luas terumbu
karang di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 60.000 km2. Teumbu karang
yang dalam kondisi baik hanya 6,2%. Kerusakan ini pada umumnya disebabkan 3
faktor yaitu :
1. Keserakahan manusia
Disebabkan karena terjadinya praktik eksploitasi yang tidak bertanggung
jawab seperti penggunaan bahan peledak dan racun kimia dalam penangkapan
ikan.
2. Ketidaktahuan dan ketidakpedulian
Disebabkan karena terjadinya kerusakan akibat polusi kimia dan
sedimentasi yang disebabkan oleh pembuangan limbah industri ke sungai/laut,

penambangan pasir laut dan pantai yang tidak ramah lingkungan, serta
penambangan batu karang.
3. Penegakan hukum yang lemah
4. Faktor alami antara lain pemanasan global, el nino, letusan gunung berapi dan
tsunami juga turut mempercepat kerusakan terumbu karang yang memang
sangat renta terhadap perubahan lingkungan
Kerusakan terumbu karang ini akan secara langsung akan berpengaruh
pada kehidupan nelayan. Ikan menjadi susah didapat, hasil tangkapan menurun
dengan akibat harga ikan akan menjadi semakin mahal. Semua ini akan
mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia.
E.

Manfaat Terumbu Karang


Terumbu karang memberikan banyak manfaat yang luar biasa kepada
bumi dan seisinya. Bahkan masa depan Indonesia di laut terletak pada terumbu
karang. Sebab terumbu karang bisa menjadi indikator hasil perikanan yang artinya
terumbu karang yang terjaga baik akan mampu memberikan hasil perikanan yang
melimpah. Sebaliknya jika terumbu karang rusak mencerminkan buruknya
produktivitas perikanan. Manfaaat terumbu karang sangatlah banyak diantaranya :
1. Pelindung ekosistem pantai
Terumbu karang akan menahan dan memecah energy gelombang sehingga
mencegah terjadinya abrasi dan kerusakan disekitarnya. Dari segi fisik terumbu
karang berfungsi sebagai pelindung pantai dari erosi dan abrasi, struktur karang
yang keras dapat menahan gelombang dan arus sehingga mengurangi abrasi pantai
dan mencegah rusaknya ekosistem laut seperti, padang laut dan mangrove.
2. Sebagai tempat untuk wisata
Karena keindahan warna dan bentuknya, banyak orang berwisata bahari.
2. Tempat asuhan dan berkembang biak bagi ikan, dan menyediakan makanan,
tempat tinggal, dan perlindungan bagi hewan laut.
3. Menyediakan sumber protein bagi masyarakat
4. Menyediakan lapangan kerja melalui perikanan dan pariwisata
5.

Sumber obat-obatan, pada terumbu karang banyak terdapat bahan-bahan kimia


yang diperkirakan bisa menjadi obat bagi manusia.

6. Sumber pendidikan, sebagai laboratorium alam untuk penunjang pendidikan dan


penelitian.
7.

Ekosistem terumbu karang berperan dalam upaya penanggulangan perubahan


iklim global, dan ekosistem terumbu karang juga sangat rentan terhadap
perubahan iklim khususnya kenaikan suhu air laut.

F. Ancaman Terhadap Terumbu Karang


Kondisi terumbu karang Indonesia mengalami penurunan drastic hingga
90% dalam lima puluh tahun terakhir akibat penangkapan ikan yang tidak ramah
lingkungan. Penggunaan bahan peledak di terumbu karang menghancurkan
struktur terumbu, serta dapat meninggalkan gunungan serpihan karang hingga
beberapa meter lebarnya.
Ancaman yang paling utama terhadap terumbu karang adalah eksploitasi
berlebihan. Pertumbuhan penduduk yang cepat telah meningkatkan tekanan
penangkapan yang semakin pesat. Beberapa hal yang dapat mengancam terumbu
karang, diantaranya :
1. Pencemaran dari laut
Aktivitas di laut yang mengancam terumbu karang diantaranya
pencemaran dari pelabuhan, tumpahan minyak, pembuangan bangkai kapal,
pembuangan sampah dari atas kapal, dan akibat langsung dari pelemparan jangkar
kapal.
2. Pemutihan karang
Peningkatan suhu permukaan laut telah menyebabkan pemutihan karang
yang lebih parah dan lebih sering. Peristiwa El Nino Southern Oscilalation
(ENSO) tahun 1997-1998 telah memicu peristiwa pemutihan karang yang terbesar
sepanjang sejarah.
3. Sedimentasi dan pencermaran dari darat
Sedimen dan pencemaran dari aktivitas di darat diperkirakan telah
mengancam 21% terumbu karang di kawasan ini.
G. Upaya menanggulangi kerusakan terumbu karang
Menurut kepmeneg LH No. 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Kerusakan

Terumbu

Karang,

menjelaskan

beberapa

pencegahan

dan

penanggulangan yang dapat dilakukan dalam menanggulangi kerusakan Terumbu


Karang, seperti :

1. Peningkatan kesadaran dan partisipasi


Mengajak untuk berperan aktif dan bertanggung jawab dalam mengelola dan
memanfaatkan terumbu karang. Serta kesadaran akan peranan penting terumbu
karang.
2. Pengelolaan berbasis masyarakat
Melakukan pembinaan terhadap masyarakat untuk melakukan kegiatan
alternatif seperti, budidaya, pemandu wisata, dan usaha kerajinan tangan.
3. Pengembangan kelembagaan
Memperkuat koordinasi antar instansi yang berperan dalam penanganan
Terumbu Karang.
4. Penelitian, Monitoring, Evaluasi
Pemantauan kegiatan yang secara langsung berhubungan dengan Terumbu
Karang dan diawasi secara langsung oleh LIPI.
5. Penegakan Hukum
Komponen ini dipandang sangat penting sebagai salah satu komponen kunci
yang harus dilaksanakan di dalam usaha mencapi tujuan program rehabilitasi dan
pengelolaan Terumbu Karang memegang peranan penting dalam mencapai tujuan
komponen penegakan hukum. Salah satu peranan dalam pengamanan Terumbu
Karang, dimana mereka berkewajiban meneruskan informasi kepada penegak
hukum mengenai pelanggaran yang merusak Terumbu Karang di daerahnya.
6. Melakukan rehabilitasi terumbu karang
7. Membuat alternatif habitat untuk mengatasi karang sebagai habitat ikan sehingga
daerah karang alami tidak rusak akibat penangkapan ikan.
8. Mencari akar-akar penyebab dari masing-masing masalah yang timbul dan
mencarikan solusi yang tepat untuk mengatasinya.
H. Pengelolaan Terumbu Karang
Saat ini pada tempat tertentu terlihat terumbu karang mulai membaik.
Asalkan tidak diganggu, dan kondisi cuaca perairan mendukung, terumbu karang
bisa pulih kondisinya. Untuk itu, COREMAP sebagai lembaga pemerintah
melakukan program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang dengan
mengembangkan kegiatan penglolaan berbasis masyarakat. Pengalaman di
berbagai penjuru dunia menunjukkan bahwa pengelolaan lingkungan tidak akan
berhasil tanpa dukungan dan keikutsertaan masyarakat. Dalam kaitan itu,
COREMAP telah menyusun Panduan Pengelolaan Berbasis Masyarakat (PBM)
untuk penerapan di daerah. Namun, dengan diterapkannya klebijakan Otonomi

Daerah sejak awal tahun 2001, yag memberikan peran lebih besar kepada
pemerintah dan masyarakat lokal.
Pengelolaan yang baik dapat meminimalkan ancaman-ancaman utama yang
dihadapi terumbu karang. Dasar pemikiran pengelolaan terumbu karang
merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang harus dikelola dengan bijaksana,
terpadu, dan berkelanjutan. Dengan memelihara daya dukung dan kualitas
lingkungan melalui pemberdayaan masyarakat dan stakeholders (pengguna) guna
memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat dan pengguna secara
berkelanjutan (sustainable).
I.

Pelestarian Dan Pemeliharaan Terumbu Karang


Kerusakan lingkungan yang menimbulkan banyak bencana menimbulkan
gagasan untuk mengurangi dan mencegah terjadinya kerusakan. Manusia berusaha
melakukan penanggulangan kerusakan lingkungan dan mengadakan perbaikan
terhadap kerusakan itu. Pencegahan kerusakan lingkungan dan pengusahaan
kelestarian dilakukan baik oleh pemerintah maupun setiap individu.
Ada tiga prinsip dasar yang dapat dilakukan dalam rangka pelestarian,
pencegahan, dan penanggulangan kerusakan lingkungan akibat pencemaran, yaitu
secara

administratif,

secara

teknolgis,

dan

secara

edukatif/pendidikan.

Penanggulangan secara administratif dilakukan oleh pemerintah dengan


mengeluarkan berbagai peraturan dan undang-undang. Penanggulan secara
teknologis,

adalah

dengan

cara

membangun

unit

pengolahan

limbah.

Penanggulangan secara edukatif adalah dengan mengadakan kegiatan penyuluhan


masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya kelestarian alam.
Pelestarian terumbu karang dapat dipantau dari beberapa terumbu karang
yang ada di Indonesia. Berdasarkan pemantauan selama 8 tahun terakhir, didapati
secara umum terumbu karang di beberapa wilayah di Indonesia masih terancam
oleh kegiatan manusia. Pengeboman karang, pemotasan, dan penggunaan jaring
ikan yang disebut jaring genjring dan arad oleh masyarakat setempat, merupakan
kegiatan yang berdampak buruk bagi kelestarian kawasan laut. Selain itu jangkar
kapal juga memberikan dampak yang tidak sedikit terhadap kerusakan karang.
Cara melestarikan terumbu karang :

1.

Tidak membuang sampah atau limbah rumah tangga, pabrik, hotel, tambang,

2.

dan pertanian ke sungai atau laut.


Melakukan kampanye dan pendidikan kelautan untuk meningkatkan

3.

kesadaran tentang pentingnya pelestarian terumbu karang.


Bagi penyelam pemula atau sedang belajar sebaiknya melakukan penyelaman

4.

di perairan yang tidak berterumbu karang.


Pembuatan undang-undang tentang perlindungan

5.

melaksanakan secara sungguh-sungguh terbuka.


Ketika berjalan-jalan ke pantai jangan menginjak karang. Terumbu karang

6.
7.

harus dilindungi supaya hidup.


Jangan membunuh kerang atau biota laut lainnya.
Hindari penggunaan racun seperti pottasium sianida untuk mencari ikan

8.

karena racun ini bisa merusak karang.


Dukung program pelestarian terumbu karang CLEAN UP THE WORLD

terumbu

karang

Pembentukan dan kelangsungan hidup terumbu karang ditentukan oleh


cahaya matahari dan kejernihan air. Terumbu karang akan lambat pertumbuhan,
bahkan bisa mati jika cahaya matahari yang diperlukan untuk fotosintesis tertutup
oleh sampah dan endapan lumpur atau pasir, padahal terumbu karang memerlukan
air laut yang bersih dan jernih.

PENUTUP
A.

Simpulan
Dari uraian-uraian pembahasan diatas maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :

1. Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan


sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae
2. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan ekosistem
Terumbu Karang yaitu suhu, salinitas, cahaya, kedalaman, kecerahan,
gelombang dan arus.
3. Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang penting, karena tempat
tinggal biota laut.

B.

Saran
Saran penulis adalah agar semua masyarakat tetap menjaga kelestarian

ekosistem terumbu karang karena memiliki banyak manfaat.

Anda mungkin juga menyukai