Anda di halaman 1dari 5

I.

Kelayakan Lokasi Tambak


Lokasi tambak udang vanamei (Litopenaeus vannamei) PT Pyramid
Paramount Indonesia terletak di Jalan Raya Gilimanuk-Singaraja, Desa Pajarakan,
Kabupaten Buleleng, Bali. Lokasi tambak berjarak 10-20 m dari bibir pantai.
Diantara tambak dan pantai terdapat hutan mangrove yang berfungsi sebagai
greenbelt. Sumber air yang digunakan untuk budidaya berasal dari air laut yang
dipompa menuju tendon air yang terletak di ujung sebelah barat masing-masing blok
untuk selanjutnya dilakukan perlakuan air. Kondisi sumber air tambak tergolong baik
karena sumber air yang masih jernih dan lokasi sumber air yang jauh dari pemukiman
penduduk. Sarana dan Prasarana yang terdapat di tambak udang vanamei
(Litopenaeus vannamei) PT Pyramid Paramount Indonesia anatara lain adalah jalan
raya, listrik, genset, mess, 1 buah musholla, toilet, dan beberapa rumah jaga.
II. Kontruksi Tambak
Tambak udang vanamei (Litopenaeus vannamei) PT Pyramid Paramount
Indonesia termasuk tambak semi-intensif. Hal ini dikarekan pada tambak tersebut
terdapat manajemen kualitas air, manajemen pakan serta terdapatnya fasilitas
pendukung yaitu kincir. Tambak udang vanamei (Litopenaeus vannamei) PT Pyramid
Paramount Indonesia dilengkapi oleh beberapa fasilitas pendukung yaitu, kolam
penampungan air (tandon), saluran pemasukan (inlet), saluran pembuangan tengah
(central drainage), dan saluran pembuangan (outlet) yang terpisah.
Luas lahan PT. Pyramid berkisar antara 4 Ha dengan jumlah total petakan
tambak yaitu 102 petak Luas tambak udang vannamei PT Pyramid Paramount
Indonesia sekitar 3000 m2/petakan. Pada lokasi budidaya terdapat 102 petak dimana
pada tiap petak terdapat 14- 18 kincir. Jumlah kincir pada tiap petak tergantung pada
densitas pada masing-masing petak. Kincir yang digunakan adalah jenis kincir 1 HP
dengan 2 kipas. Posisi kincir diletakkan searah dengan arus sentrifugal. Hal ini
dimaksudkan agar limbah pakan atau zat organik yang ada di kolam terkumpul di
tengah sehingga dapat langsung mengalir menuju saluran pembuangan tengah. Kincir
dioperasikan non stop hal ini dilakukan untuk meningkatkan oksigen di tambak.

Dasar tambak udang vannamei menggunakan plastik HDPE (High Density


Polyetylene). Plastik HDPE digunakan karena memiliki beberapa keunggulan yaitu
meminimalisir kebocoran air, memutuskan hubungan tanah yang tidak baik dengan
tambak. Selain itu, dari segi ketebalan plastik HDPE lebih unggul dari pada plastik
LDPE dan PET sehingga banyak petambak semi-intensif yang menggunakan jenis
plastik ini.
III. Persiapan Tambak
Persiapan tambak yang dilakukan di tambak udang vanamei PT Pyramid
Paramount Indonesia meliputi pemasangan plastik HDPE, pengeringan, pembersihan,
pemasangan saringan pada inlet, dan penebaran benur. Proses pemasangan plastk
HDPE diawali dengan penarikan plastik kemudian plastik dipotong menjadi beberapa
lembaran. Lalu, ditempatkan pada posisi yang ingin dipasangi plastik setelah itu
diberi patok pada bagian atas. Setelah plastik sudah berada pada posisi yang
diinginkan makaplastik distukan dengan menggunakan alat pres (walder).
Pembersihan tambak dikukan dengan cara membersihkan semua kotoran yang
terdapat di tambak baik feses, sisa pakan , plankton mati maupun sisa pakan hal ini
dilakukan agar kondisi kualitas air tambak tetap baik dan tidak menganggu
keberlangsungan hidup udang vannamei selama pemeliharaan. Pengeringan tambak
dilakukan selama 20 hari. Pengeringan ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengurangi organisme pengganggu yang melekat pada dinding dan dasar tambak.
Setelah dilakukan proses pengeringan kemudian dilakukan pemasangan saringan
pada inlet dan central drainage dengan ukuran diameter 500 mikron. Selanjutnya
dilakukan proses persiapan air. Air yang akan digunakan dalam proses budidaya
terlebih dahulu diberi kaporit sebanyak 30 ppm. Setelah diberi kaporit air didiamkan
selama beberapa jam hingga bau kaporit hilang. Setelah itu dilakukan penebaran
benur. Ketinggian air yang digunakan pada saar penebaran berkisar 1,5 m. Sebelum
dilakukan penebaran benur terlebih dahulu diaklimatisasi dengan cara mengapungapungkan kantong benur diatas air tambak hingga suhu air kantong benur dan suhu
air tambak sama setelah itu kantong benur dibuka untuk menyesuaikan salinitasnya.
Benur yang digunakan didatangkan dari Banyuwangi dan Situbondo dengan kategori

SPR (Spesific Patogen Resistant) dan SPF (Spesific Patogen Free). Ukuran benur
pada saat awal tebar adalah PL (Post Larva) 10. PL 10 dipilih karena merupakan PL
termuda yang anggota tubuhnya paling lengkap dan seragam. Jumlah benur ditebar
100 ekor/m2 . Penebaran benur dilakukan pada pagi hari.
IV. Proses Budidaya Udang Vanamei
Proses pemiliharaan udang vanamei di tambak PT Pyramid Paramount
Indonesia terdiri dari kegiatan penumbuhan plankton, pemberian pakan, manajemen
kualitas air, manajemen hama dan penyakit, biosecurity, dan sampling. Penumbuhan
plankton dilakukan dengan menggunakan rumus NH4+ + HPO4 + H2O + CO2 + HCO3 Sel algae + O2 . Plankton yang ditumbuhkan adalah plankton jenis Chlorophceae.
Pakan yang diberikan pada udang vannamei yang dibudidayakan pada PT. Pyramid
adalah jenis pakan sinking feed (pakan mengapung) Jenis pakan yang digunakan
berbagai macam, mulai dari fine crumble, coarse crumble, small pellet, dan yang
terakhir adalah pellet dengan diameter 1.5 mm 3 mm tergantung dari umur udang
vannamei tersebut. Berdasarkan average daily gain yang dipaparkan disana,
didapatkan data sebagai berikut :
0 30hr
: 0.1 g/hari
30 40hr
: 0.18 g/hari
40 50hr
: 0.25 g/hari
50 60hr
: 0.3 g/hari
Pemberian pakan pada budidaya udang vannamei di PT. Pyramid dilakukan 4-5 kali
perhari yaitu pukul 06.00, 10.30, 15.00, 19.00, dan 23.00 WITA. Pada tambak ini
terdapat biosecurity yaitu berupa benang-benang yang terdapat diatas tambak yang
berfungsi untuk mencegah burung masuk ke tambak.
Pada proses budidaya udang vannamei di PT. Pyramid Paramount Indonesia
diemui beberapa penyakit baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur maupun
protozoa. Berdasarkan hasil pemaparan pihak PT. Pyramid ini yaitu berbagai macam.
Contoh yang pertama untuk jenis-jenis virus yaitu virus WSSV, IHHNV, IMNV, HPV,
Taura Syndrom, dan EMS. Protozoa yang sering ditemukan pada proses budidaya
udang vannamei yaitu berasal dari jenis Zhotamnium, Vorticella, Epistylis,
Tinhnopsis, dan Euplotes Jenis-jenis bakteri yang sering dijumpai pada tambak
vibrio, chitinoferus bacteria, dan filamentous bacteria. Total Vibrio Count (TVC)

yang baik berdasarkan koloninya yaitu untuk green colony adalah 0 dan untuk yellow
colony 102 CFU/mL dan Total Bacteria Count (TBC) yang baik adalah 108
CFU/mL untuk menekan TVC. Pengendalian vibrio dilakukan cara, yaitu dengan cara
sifon setelah ukuran udang mencapai 2gr atau setelah 21 hari dan untuk kompetitor
seperti bakteri heterotrof seperti spesies Bacillus subtilis dan Bacillus lyceniformis
dan green algae (senyawa bakteri static) bisa dengan menggunakan pengaturan rasio
C/N atau bisa juga dengan menambahkan bakteri probiotik.
V. Pengelolaan Kualitas Air
Perlakuan kualitas air yang dilakukan pada tambak yaitu dengan melakukan
sterilisasi dengan menggunakan bahan kimia (kaporit) dan melakukan pergantian air
langsung dari laut jika parameter kualitas air tidak berjalan normal. Parameter
kualitas air disana dioptimalkan dengan menerapkan operasi kincir air selama 24 jam,
aplikasi probiotik, dan vitamin untuk menjamin pertumbuhan udang vannamei.
Frekuensi pengecekan kualitas air dibagi menjadi tiga waktu, yaitu berdasarkan
waktu harian, waktu mingguan, dan permintaan kita sendiri. Sampling yang
dilakukan harian yaitu DO (Dissolved oxigen), salinitas, transparansi, dan pH.
Sampling yang dilakukan tiap minggu yaitu alkalinitas, plankton, nitrat, posphat, dan
TAN. Sedangkan untuk pengecekan virus pada udang vannamei dilakukan jika ada
permintaan.
Data kualitas air yang didapatkan berdasarkan hasil pemaparan materi dari
pihak PT. Pyramid Paramount indonesia yaitu DO 4-8ppm, Alkalinitas 150ppm,
TAN 2ppm, NH 0.1ppm, dan NO 0.1ppm, sedangkan suhu dan salinitas sudah
2

ditetapkan sama seperti parameter yang berada dilaut tempat air itu diambil untuk
budidaya udang vannamei. Pembuangan air hasil panen persiklus yaitu dengan cara
ditampung dahulu pada tandon yang telah disediakan lalu dilakukan pengelolaan
kualitas air yang baik, jika parameternya sudah berada pada ambang batas toleransi
baku mutu air laut, baru di buang ke laut guna penyakit pathogen yang berasal dari
tambak budidaya udang vannamei ini tidak menyebar dan mempengaruhi kondisi
ekosistem air laut disana.

Anda mungkin juga menyukai