Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring bertambahnya usia makin berkembangnya pula intelektualitas
dan kematangan psikologis pada manusia. Namun sebelum mencapai
kematangan itu ada beberapa tahap yang paling menentukkan jati diri adalah
pada saat memasuki usia remaja.
Masa remaja adalah masa penuh dinamika, terutama pada fase remaja
awal. Hal ini disebabkan pada fase remaja awal berlangsung bersamaa dengan
masa pubertas atau masa perubahan fisik dari masa anak-anak menuju dewasa.
Perubahan tersebut mendorong timbulnya isu dan permasalahn dalam fase
remaja awal ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan karakteristik remaja awal ?
2. Apa saja tugas-tugas perkembangan pada masa remaja awal ?
3. Apa saja isu dan permasalahan perkembangan pada masa remaja awal ?
4. Apa saja tindakan-tindakan yang dilakukan pada masa remaja awal ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan karakteristik remaja awal ?
2. Mengetahui tugas-tugas perkembangan pada masa remaja awal ?
3. Mengetahui isu dan permasalahan perkembangan pada masa remaja awal ?
4. Mengetahui tindakan-tindakan apa saja yang dilakukan pada masa remaja
awal ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Siapakah Remaja Itu ?
Seringkali dengan gampang Orang mendefisinikan Remaja sebagai
periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia
belasan tahun, atau jika seseorang menunjukkan tingkahlaku tertentu seperti
susah diatur, mudah terangsang perasaannya dan sebagainya. Tetapi
mendefinikan Remaja ternyata tidak semudah itu.
Istilah adolescence atau Remaja berasal dari kata Latin yang berarti
tumbuh atau Tumbuh Menjadi Dewasa. Bangsa primitif-demikian pula
orang-orang zaman purbakala-memandang masa buber dan masa Remaja tidak
berbeda dengan periode-periode lain dalam rentang kehidupan; anak dianggap
sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi.
Istilah adolescence, seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti
yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, Social, dan fisik.
Pandangan ini diungkapkan oleh piaget (121) dengan mengatakan; Secara
psikologi, masa Remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan
masyarkat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat
orang-orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkatan yang sama,
sekurang-kurangnya dalam masalah baik integrasi dalam masyarakat (dewasa)
mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa
puber. termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok. Tranformasi
intelektual yang khas dari cara berpikir Remaja ini memungkinkannya untuk
mencapai integrasi dalam hubungan social orang dewasa, yang kenyataannya
merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan.
B. Remaja menurut hukum
Konsep tenteng remaja, bukanlah berasal dari bidang hukum,
melainkan berasal dari bidang ilmu-ilmu sosial lainnya seperti Antropologi,
Sosiologi, Psikologi, dan Paedagogi. Kecuali itu konsep remaja juga
merupakan konsep yang relatif baru, yang muncul kira-kira setelah era

industrialisasi merata di negara-negara Eropa, Amerika serikat dan negaranegara maju lainnya. Dengan perkataan lain, masalah remaja baru menjadi
pusat perhatian ilmu-ilmu sosial dalam 100 tahun terakhir ini saja.
C. Makna Remaja
Fase remaja merupakan sugmen perkembangan individu yang sangat
penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga
mampu bereproduksi. Menurut konopka (Pikunas , 1976) masa remaja ini
meliputi:
1. Remaja Awal: 12-15 tahun; (early adolescence) seorang remaja pada tahap
ini terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya
sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan itu. Mereka
mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan
mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh
lawan jenis, ia sudah berfantasi erotis. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini
ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap ego menyebabkan para
remaja awal ini sulit mengerti dan dimengerti orang dewasa.
2. Remaja madya; 15-18 tahun; (middle adolescence) pada tahap ini remaja
sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau banyak teman yang
menyukainya. Ada kecendrungan narcistic, yaitu mencintai diri sendiri,
dengn menyukai teman-temanyang punya sifat-sifat yang sama dengan
dirinya. Selain itu ia berada dalam kondisi kebingungan karena ia tidak
tahu harus memilih yang mana: peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau
sendiri, optimis atau pesimis, idealis atau materialis dan sebagainya.
Remaja harus membebaskan diri dari Oedipoes Complsx(perasaan cinta
[pada ibu sendiripaa masa kanak-kanak) dengan mempererat hubungan
dengan kawan-kawan dari lain jenis.
3. Remaja Akhir: 19-22 tahun. (late adolescence) Tahap ini adalah masa
konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencaian 5 hal,
yaitu:
a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intellek.
b. Egonya yang mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang
lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.

c. terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi


d. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti
dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang
lain.
e. Tumbuh dinding yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan
masyarakat umum (th public).
Sementara salzman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa
perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua kearah
kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan
perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.
D. Tahun-Tahun Masa Remaja
Lazimnya masa Remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual
menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secaara hukum.
Namun, penelitian tentang perubahan perilaku , sikap dan nilai-nilai sepanjang
masa Remaja tidak hanya menunjukkan bahwa setiap perubahan terjadi lebih
cepat pada awal masa Remaja daripada tahap akhir masa Remaja, tetapi juga
menunjukkan bahwa perilaku, sikap dan nilai-nilai pada awal masa Remaja
berbeda dengan pada akhir masa Remaja. Dengan demikian secara umum
masa Remaja dibagi menjadi dua bagian ,yaitu awal masa Remaja dan akhir
masa Remaja.
Garis pemisah antara awal masa Remaja dan akhir masa Remaja
terletak kira-kira disekitar usia 17 tahun; usia saat mana rata-rata setiap
Remaja memasuki sekolah menengah tingkat atas. Ketika Remaja duduk
dikelas terakhir, biasanya orang tua menganggapnya hampir dewasa dan
berada diambang perbatasan untuk memasuki dunia kerja orang dewasa,
melanjutkan

ke

pendidikan

tinggi

atau

menerima

pelatihan

kerja

tertentu..Status disekolah juga membuat Remaja sadar akan tanggung jawab


yang sebelumnya belum pernah terpikirkan kesadaran akan setatus formal
yang baru, baik di rumah maupun di sekolah yang mendorang sebagian besar
Remaja untuk berprilaku lebih matang.
Karena rata-rata laki-laki lebih lambat matang daripada anak
perempuan , maka laki-laki mengalami periode awal masa Remaja yang lebih

singkat maskipun pada usia 18 tahun ia sudah dianggab dewasa, seperti halnya
anak perempuan. akibatnya, seringkali laki-laki tampak kurang matang untuk
usianya dibandingkan dengan perempuan. Namun, dengan adanya status yang
lebih matang di rumah dan di sekolah, biasanya laki-laki cepat menyesuaikan
diri dan menunjukkan perilaku yang lebih matang, yang sangat berbeda
dengan perilaku Remaja yang lebih muda.
Awal masa Remaja berlangsung kira-kira dari umur 13 tahun sampai
16 atau 17 tahun, dan akhir masa Remaja bermula dari umur 16 atau 17 tahun
sampai 18 tahun, yaitu usia matang secara hukum. Dengan demikian akhir
masa Remaja merupakan periode yang sangat singkat.
Awal masa Remaja biasanya disebut sebagai usia belasan, kadangkadang bahkan disebut usia belasan yang tidak menyenangkan. maskipun
Remaja yang lebih tua sebenarnya mulai tergolong anak belasan tahun,
sampai ia mencapai usia 21 tahun, namun istilah belasan tahun yang secara
populer dihubungkan dengan pola prilaku khas Remaja muda jarang
dikenakan pada Remaja yang lebih tua. Biasanya disebut permuda atau
pemudi atau malahan disebut kaulamuda yang menunjukkan bahwa
masyarakat belum melihat adanya perilaku yang matang selama awal masa
Remaja.
E. Ciri-Ciri Masa Remaja
Seperti halnya dengan semua periode yang penting semua rentang
kehidupan, namun kadar kepentinganya berbeda-beda. Ada beberapa periode
yang lebih penting daripada beberapa periode lainnya, karena akibatnya yang
langsung terhadap sikap dan perileku, dan ada lagi yang penting karena
akibat-akibat jangka panjangnya. Pada periode Remaja, baik akibat langsung
maupun akibat jangka panjang tetap penting. Ada periode yang penting karena
akibat fisik dan ada lagi karena akibat pisikologis . pada periode Remaja
kedua-duanya sama sama penting.
F. Perkembangan Pada Masa Remaja

Semua tugas perkembangan pada masa Remaja dipusatkan pada


pusaka penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan
mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa.
Tugas perkembangan pada masa Remaja membentuk perubahan besar
dalam sikap dan pola perilaku anak. Akibatnya, hanya sedikit anak laki-laki
dan anak perempuan yang dapat diharapkan untuk menguasai tugas-tugas
tersebut selama awal masa Remaja, apalagi mereka yang matangnya
terlambat. Kebanyakan harapan yang ditumpukan pada hal ini adalah bahwa
Remaja muda akan meletakkan dasar-dasar bagi pembentukan sikap dan pola
perilaku.
Penelitian singkat mengenai tugas-tugas perkembangan masa Remaja
yang penting akan mengembangkan seberapa jauh perubahan yang akan
dilakukan dan masalah yang akan timbul dari perubahan itu sendiri. Pada
dasarnya, pentingnya menguasai tugas-tugas perkembangan dalam waktu yang
relatif singkat yang dimiliki oleh Remaja amerika sebagai akibat dari
perubahan usia kematangan yang sah menjadi 18 tahun. Menyebabkan banyak
tekanan yang mengganggu para Remaja.
Seringkali sulit bagi para Remaja untuk menerima keadaan fisik bila
sejak kanak-kanak mereka telah mengagungkan konsep mereka tentang
penampilan diri pada waktu masa Remaja nantinya.diperlukan waktu untuk
memperbaiki

konsep

ini

untuk

mempelajari

cara-cara

memperbaiki

penampilan diri sehingga lebih sesuai dengan apa yang dicita-citakan.


Menerima peran seks dewasa yang diakui masyarakat tidaklah
mempunyai kesulitan bagi anak laki-laki; mereka telah mendorong dan
diarahkan sejak awal masa kanak-kanak. tetapi hal berbeda bagi anak
perempuan, sebagai anak-anak, mereka diperbolehkan bahkan didorong untuk
memainkan peran sederajat, sehingga usaha untuk mempelajari peran feminim
dewasa yang diakui oleh masyarakat dan menerima peran tersebut. Seringkali
merupakan tugas pokok yang menyesuaikan diri selama bertahun-tahun.
Karena adanya pertentangan dengan lawan jenis yang seiring
perkembangan selama masa kanak-kanak dan masa puber, maka mempelajari
hubungan baru dengan lawan jenis berarti harus berawal dari nol dengan

tujuan untuk mengetahui hal ihwal lawan jenis dan sebagaimana harus bergaul
dengan mereka. Sedangkan pengembangan hubungan baru yang lebih matang
dengan teman sebaya sesama jenis juga tidak mudah.
Bagi Remaja yang sangat mendambakan kemandirian, usaha untuk
mandiri secara emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lain
merupakan perkembangan yang mudah. Namun, kemandirian, emosi tidaklah
sana dengan kemandirian perilaku. Banyak Remaja yang ingin mandiri juga
membutuhkan rasa aman yang diperoleh oleh ketergantungan emosi pada
orang tua atau orang-orang dewasa lain. Hal ini menonjol pada Remaja yang
statusnya dalam kelompok sebaya yang tidak menyakinkan atau yang kurang
memiliki hubungan yang akrab dengan anggota kelompok.
Kemandirian ekonomis tidak dapat dicapai sebelum Remaja memilih
pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja. Kalau Remaja memilih
pekerjaan yang memerlukan periode pemulihan yang lama, tidak ada jaminan
untuk memperoleh kemandirian ekonomis bilamana mereka secara resmi
menjadi dewasa nantinya. Secara ekonomis mereka masih harus tergantung
selama beberapa tahun sampai pelatihan yang diperlukan untuk bekerja sesuai
dengan yang dijalaninya.
Sekolah

dan

pendidikan

tinggi

menekankan

perkembangan

keterampilan intelektual dan konsep yang penting bagi kecakapan sosial.


Namun, hanya sedikit Remaja yang mampu menggunakan keterampilan dan
konsep ini dalam situasi praktis. Mereka aktif dalam pelbagai aktivitas ektra
kurikuler menguasai praktek demikian namun mereka yang tidak aktif karena
harus bekerja setelah sekolah atau karena tidak diterima oleh teman-teman
tidak memperoleh kesempatan ini.
Sekolah dan pendidikan tinggi juga mencoba untuk membentuk nilainilai yang sesuai dengan nilai-nilai kedewasaan, orang tua berperan banyak
dalam pengembangan ini. Namun nilai-nilai dewasa bertentangan dengan
nilai-nilai teman sebaya, maka Remaja harus memilih yang terakhir bila
mengharapkan dukungan teman-teman yang menuntukan kehidupan sosial
mereka.

Berhubugan dengan masalah pengembangan nilai-nilai yang selaras


dengan dunia nilai orang dewasa yang akan dimasuki adalah tugas untuk
mengembangkan perilaku sosial yang bertanggung jawab. Sebagian besar
Remaja ingin diterima oleh teman-teman sebaya, tetapi hal ini seringkali
diperoleh dengan perilaku yang oleh orang dewasa dianggap tidak
bertanggung jawab. Misalnya, kalau menghadapi masalah menolong atau
nenipu teman dalam ujian, maka Remaja harus memilih antara standart
dewasa dan standart teman-teman.
KecendErungan kawin menyebakan persiapan perkawinan merupakan
tugas pengembangan yang paling penting dalam tahun-tahun Remaja.
Meskipun sosial mengenai perilaku seksual yang berangsur-angsur mengendur
dapat mempermudah persiapan perkawinan dalam aspek seksual, tetapi aspek
perkawinan yang lain hanya sedikit dipersiapkan dirumah, disekolah dan
diperguruan tinggi. Dan lebih-lebih lagi persiapan tentang tugas-tugas dan
tanggung jawab kehidupan keluarga. Kurangnya persiapan ini merupakan
salah satu penyebab dari masalah yang tidak teselesaikan yang oleh Remaja
di bawa kedalam masa Remaja.
G. Perubahan Fisik Selama Masa Remaja
Pertumbuhan fisik jauh dari sempurna pada saat masa puber berakhir,
dan juga belum sepenuhnya sempurna pada akhir masa awal Remaja. Terdapat
penurunan dalam laju pertumbuhan dan perkembangan internal lebih
menonjol dari pada perkembangan eksternal. Hal ini tidak mudah di amati dan
diketauhi sebagaimana halnya pertumbuhan tinggi dan berat tubuh atau
perkembagan ciri-ciri seks sekunder.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Remaja merukan nilai penting yang harus diperhatikan dalam
kehidupan karena remaja mempunyai ciri-ciri yang sangat mencolak baik pisik
ataupun psikis. Remaja merupakan masa-masa transisi peralihan antara masa
kanak-kanak kemasa dewasa dan itu sangan dampak sifat dan prilakunya dan
pengaruh pada orang0orang yang ada disekitarnya dan perkembangannya
mengarahkan dala bentuk kemandirian dan kematangan dalam berfikir.
B. Saran
Dalam perkembangan remaja merupakan salah satu perjalanan yang
bisa mempengaruhi dalam kehidupannya, oleh sebab itu butuh arahan serta
didikan agar bisa melewati masa-masa transisi itu dengan baik dalam pisik
maupun psikis sehingga bisa mengatasi dan mngaplikasikan perubahanperubahan itu dal kehidupan sehari-hari.
Sayangnya kita memperhatikan kehidupan Remaja karena yang jelas
mayoritas keluarga menerima dan menanggapi kehidupan Remaja agar supaya
mereka bisa menerima dan lebih memahami kehidupan masa Remaja yang itu
berpengaruh sekali bagi keluarga dan masyarakat umum.

DAFTAR PUSTAKA

Dr.H.Syamsu Yusuf LN., M.Pd. Pisikologi perkembangan, Anak dan Remaja., PT


Remaja Rosdakarya, Bandung
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, PT Erlangga, Jakarta
Prof. Dr. Sarlito Wirawan Saryono.Psikologi Remaja, , PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta.

BAB I
PENDAUHULUAN
A. Latar Belakang
Secara kodrati manusia selalu ingin mendidik keturunanya yang
dilakukan pada setiap tahapan umur. Baik tahapan janin, bayi, balita, kanakkanak, remaja, dewasa maupun usia lanjut. Anak-anak memasuki tahapan
dimana mereka sudah cukup mengerti dan memahami sesuatu serta mampu
memahami mana yang baik dan mana yang buruk.
Pada tahapan ini, seorang individu sedang menggali potensi dirinya
yang digunakan dalam rangka mencapai kematangan ketika individu tersebut
beranjak dewasa. Namun, emosi anak-anak kadang kala labil sehingga harus
diarahkan dan diolah sedemikian rupa agar tidak terjerumus pada sesuatu yang
dapat merugikan dirinya maupun orang lain di sekitarnya.
Pada masa inilah, setiap individu akan mengalami masa-masa sekolah
dimana mereka akan berinteraksi ke dalam lingkup yang lebih luas dengan
berbagai karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, harus dipelajari dan
dipahami setiap karakter anak usia sekolah agar dapat memberikan tugas
dengan tepat yang dapat mengoptimalkan potensi mereka yang sesuai dengan
umur mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan individu?
2. Apa ciri-ciri khas peserta didik usia sekolah?
3. Bagaimana kriteria anak matang sekolah?
4. Apa tugas perkembangan pada masa anak sekolah?
5. Apa implikasi tugas perkembangan pada pendidikan?
C. Tujuan
1. Memahami pertumbuhan dan perkembangan individu.
2. Memahami ciri-ciri khas peserta didik usia sekolah.
3. Memahami kriteria anak matang sekolah.
4. Memahami tugas perkembangan pada masa anak sekolah.
5. Memahami implikasi tugas perkembangan pada pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan dan Perkembangan Individu
1. Pertumbuhan
a. Pengertian
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil
dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara
normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu.
Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari
konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter
dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Hereditas
merupakan totalitas karakteristik individu yang diwariskan orangtua
kepada anak, atau segala potensi (baik fisik maupun psikis) yang
dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak
orang tua melalui gen-gen. (Syamsu Yusuf dan Nani M. Sugandhi)
Pertumbuhan juga diberi makna dan digunakan untuk
menyatakan

perubahan-perubahan

ukuran

fisik

yang

bersifat

kuantitatif, seperti ukuran berat dan tinggi badan, ukuran dimensi sel
tubuh, dan umur tulang.
2. Perkembangan
a. Pengertian
Menurut Nagel dalam Sunarto dan Agung Hartono (2008,38),
perkembangan merupakan pengertian dimana terdapat struktur yang
terorganisasikan dan mempunyai fungsi-fungsi tertentu, oleh karna itu
bilamana terjadi perubahan struktur baik dalam organisasi maupun
dalam bentuk, akan mengakibatkan perubahan fungsi.
Menurut Schneirla dalam Sunarto dan Agung Hartono
(2008,38), perkembangan adalah perubahan-perubahan progresif
dalam organisasi organisme, dan organisme ini dilihat sebagai sistem
fungsional dan adaptif sepanjang hidupnya. Perubahan progresif
meliputi:

1) Ortogenetik, yang berhubungan dengan perkembangan sejak


terbentuknya individu yang baru dan seterusnya sampai dewasa.
2) Filogenetik, yakni perkembangan dari asal usul manusia sampai
sekarang ini (Sunarto dan Agung Hartono, 2008)
Perkembangan adalah proses perubahan kualitatif yang
mengacu pada kualitas fungsi organ-organ jasmaniah, dan bukan pada
organ jasmani tersebut, sehingga penekanan arti perkembangan terletak
pada penyempurnaan fungsi psikologis yang termanisfestasi pada
kemampuan organ fisiologis.
Perkembangan juga diberi makna dan digunakan untuk
menyatakan terjadinya perubahan-perubahan aspek psikologis dan
aspek social.
3. Aspek-aspek Perkembangan
a. Perkembangan fisik
Pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil atau tenang sebelum
memasuki masa remaja yang pertumbuhannya begitu cepat. Masa yang
tenang ini diperlukan oleh anak untuk belajar berbagai kemampuan
akademik.
Menurut seifert dan Hoffnung (1994), perkembangan fisik
meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan
otak, sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat,
hormon, dan lain-lain), dan perubahan-perubahan dalam cara-cara
individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan
keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan
dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan
dan sebagainya).
Bagi anak kegiatan fisik diperlukan untuk mengembangkan
kestabilan tubuh dan kestabilan gerak serta melatih koordinasi untuk
menyempurnakan berbagai keterampilan. Kebutuhan untuk selalu
bergerak perlu bagi anak karena energy yang terumpuk pada anak
perlu penyaluran. Di samping itu kegiatan jasmani diperlukan untuk
lebih menyempurnakan berbagai keterampilan menuju keseimbangan

tubuh,seperti bagaimana menendang bola dengan tepat sasaran,


mengantisipasi gerakan. Pada prinsipnya selalu aktif bergerak penting
bagi anak.
b. Perkembangan kognitif
Perkembangan

kognitif

menggambarkan

bagaimana

kemampuan berpikir anak berkembang dan berfungsi. Kemampuan


kognitif dapat dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih
kompleks serta kemampuan melakukan penalaran dan pemecahan
masalah. Kemampuan berpikir anak berkembang dari tingkat yang
sederhana dan konkret ke tingkat yang lebih rumit dan abstrak.
Menurut Piaget, masa kanak-kanak akhir berada dalam tahap
operasi konkret dalam berpikir (usia 7-12 tahun). Piaget menemukan
beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat perkembangan kognitif
anak, diantaranya :
1) Anak adalah pembelajar yang aktif.
Anak tidak hanya mengobservasi dan mengingat apa-apa
yang mereka lihat dan dengar secara pasif, tetapi mereka secara
natural memiliki rasa ingin tahu tentang dunia mereka dan secara
aktif berusaha mencari informasi untuk membantu pemahaman
dan kesadarannya tentang realitas tentang dunia yang mereka
hadapi.
2) Anak mengorganisasi

apa

yang

mereka

pelajari

dari

pengalamannya.
Anak-anak tidak hanya mengumpulkan apa-apa yang
mereka pelajari dari fakta-fakta yang terpisah menjadi suatu
kesatuan. Sebaliknya, anak secara gradual membangun suatu
pandangan menyeluruh tentang bagaimana dunia bergerak.
3) Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses
asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi terjadi ketika seorang anak memasukkan
pengetahuan baru ke dalam pengetahuan yang sudah ada, yakni
anak mengasimilasikan lingkungan ke dalam suatu skema.

Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi


baru,

yakni

anak

menyesuaikan

skema

mereka

dengan

lingkungannya.
Proses equilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke
arah bentuk-bentuk pemikiran yang lebih komplek.
Melalui proses asimilasi dan akomodasinya, sistem kognisi
seseorang berkembang dari satu tahap ke tahap selanjutnya,
sehingga kadang-kadang mencapai keadaan equilibrium, yakni
keadaan seimbang antara struktur kognisinya dan pengalamannya
di lingkungan.
c. Perkembangan bahasa
Anak memiliki kemampuan yang lebih dalam memahami da
menginterpretasikan komunikasi lisan dan tulisan. Pada masa ini
perkembangan bahasa nampak pada perubahan perbendaharaan kata
dan tata bahasa. Anak-anak semakin banyak menggunakan kata kerja
yang tepat untuk menjelaskan satu tindakan seperti memukul,
melempar, menendang, atau menampar. Mereka belajar tidak hanya
untuk menggunakan banyak kata lagi, tetapi juga memilih kata yang
tepat untuk penggunaan tertentu. Area utama dalam pertumbuahan
bahasa adalah pragmatis, yaitu penggunaan praktis dari bahasa untuk
komunikasi.
Perkembangan bicara
Berbicara

merupakan

alat

komunikasi

terpenting

dalam

berkelompok. Anak belajar bagaimana berbicara dengan baik dalam


berkomunikasi dengan orang lain. Anak menggunakan kemampuan
bicara sebagai bentuk komunikasi, bukan semata-mata sebagai bentuk
latihan verbal.
Minat membaca
Sampai usia 8 tahun anak membaca penuh semangat terutama
tentang ceritera-ceritera khayal seperti misalnya karya Anderson dan

Grimm. Sedangkan, pada usia 10-12 tahun perhatian membaca


mencapai puncaknya. Materi bacaan semakin luas. Dari kegiatan
membaca inilah anak memperkaya perbendaharaan kata dan tata
bahasa sebagai bekal untuk berbicara dan berkomunikasi dengan orang
lain.
d. Perkembangan moral
Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan anak untuk
memahami aturan, norma dan etika yang berlaku di masyarakat.
Perilaku moral banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua serta
perilaku moral dari orang-orang di sekitarnya. Perkembangan moral ini
juga tidak terlepas dari perkembangan kognitif dan emosi anak.
Perkembangan moral tidak terlepas dari perkembangan kognitif dan
emosi anak.
Menurut Piaget, anatar usia 5-12 tahun konsep anak mengenaia
keadilan sudah berubah. Piaget menyatakan bahwa relativisme moral
menggantikan moral yang kaku. Misalnya: bagi anak usia 5 tahun,
berbohong adalah hal yang buruk, tetapi bagi anak yang lebih besar
sadar bahwa dalam beberapa situasi, berbohong adalah dibenarkan dan
oleh karenanya berbohong tidak terlalu buruk. Piaget berpendapat
bahwa anak yang lebih muda ditandai dengan moral yang
heteronomous sedangkan anak pada usia 10 tahun mereka sudah
bergerak ke tingkat yang lebih tinggi yang disebut moralitas
autonomous.
Kohlberg menyatakan adanya 6 tahap perkembangan moral.
Ke-enam tahap tersebut terjadi pada tiga tingkatan, yakni tingkatan:
Pra-konvensional, anak peka terhadap peraturan-peraturan yang
belatar belakang budaya dan terhadap penilaian baik-buruk, benarsalah tetapi anak mengartikannya dari sudut akibat fisik suatu
tindakan.

Konvensional, memenuhi harapan-harapan keluarga, kelompok


atau agama dianggap sebagai sesuatu yang berharga pada dirinya
sendiri, anak tidak perduli apapun akan akibat-akibat langsung yang
terjadi. Sikap yang nampak pada tahap ini terlihat dari sikap ingin
loyal, ingin menjaga, menjunjung dan member justifikasi pada
ketertiban.
Pasca-konvensional, ditandai dengan adanya usaha yang jelas
untuk mengartikan nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip yang sohih
serta dapat dilaksanakan, terlepas dari otoritas kelompok atau orang
yang memegang prinsip-prinsip tersebut terlepas apakah individu yang
bersangkutan termasuk kelompok itu atau tidak.
e. Perkembangan Emosi
Emosi memainkan peran yang penting bagi perkembangan.
Akibat dari emosi ini juga dirasakan oleh fisik anak terutama bila
emosi itu kuat dan berulang-ulang.
Hurlock menyatakan bahwa ungkapan emosi yang muncul pada
masa ini masih sama dengan masa sebelumnya, seperti: marah, takut,
cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan kasih sayang.
Ciri-ciri emosi emosi masa kanak-kanak akhir:
1) Emosi anak berlangsung relative lebih singkat (sebentar), hanya
beberapa menit dan sifatnya tiba-tiba.
2) Emosi anak kuat atau hebat. Hal ini terlihat bila anak: takut, marah
3)
4)
5)
6)

atau sedang bersendau gurau.


Emosi anak mudah berubah.
Emosi anak nampak berulang-ulang.
Respon emosi anak berbeda-beda.
Emosi anak dapat diketahui atau dideteksi dari gejala tingkah

lakunya.
7) Emosi anak mengalami perubahan dalam kekuatannya.
8) Perubahan dalam ungkapan-ungkapan emosional.
f. Perkembangan sosial
Maksud

perkembangan

sosial

ini

adalah

pencapaian

kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial. Dapat juga diartikan

sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma


kelompok, tradisi, dan moral agama. Perkembangan social anak
dipengaruhi oleh keluarga, teman sebaya dan guru.
1) Kegiatan bermain
Bermain sangat penting bagi perkembangan fisik, psikis
dan social anak. Dengan bermain anak berinteraksi dengan teman
main yang banyak memberikan berbagai pengalaman berharga.
Bermain secara kelompok memberikan peluang dan pelajaran
kepada anak untuk berinteraksi, bertenggang rasa dengan sesame
teman.
2) sebaya
Teman sebaya memberikan pengaruh pada perkembangan
social baik yang bersifat positif maupun yang negatif. Pengaruh
positif terlihat pada pengembangan konsep diri dan pembentukan
harga diri. Pengaruh negatif membawa dampak seperti merokok,
mencuri, membolos, menipu serta perbuatan antisosial lainnya.
B. Masa Perkembangan Usia Sekolah
Sejalan dengan apa yang telah diuraikan di atas perkembangan
manusia mengikuti pola umum, meskipun terdapat perbedaan yang
menyangkut irama dan tempo perkembangan. Secara umum tahapan
perkembangan manusia akan melalui beberapa tahap, salah satunya pada usia
sekolah.
1. Ciri-ciri khas peserta didik usia sekolah
Ciri-ciri khas anak usia sekolah dasar (Rita Eka Izzaty dkk, 2008)
Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah
a. Suka memuji diri sendiri
b. Kalau tidak dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan, tugas atau
pekerjaan itu dianggap tidak penting
c. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu
menguntungkan dirinya
d. Suka meremehkan orang lain
e. Perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari
f. Ingin tahu, ingin belajar dan realistis

g. Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus


h. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi
belajarnya di sekolah
i. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk
bermain

bersama,

mereka

membuat

peraturan

sendiri

dalam

kelompoknya.
2. Kematangan sekolah
Kematangan merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak
lahir, timbul dan bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pola
perkembangan tingkah laku individu. Akan tetapi, kematangan tidak dapat
dikategorikan

sebagai

faktor

keturunan

atau

pembawaan

karena

kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri yang umum dimiliki oleh
setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu. Kematangan merupakan
suatu hasil dari perubahan-perubahan tertentu dan penyesuaian struktur
pada diri individu seperti adanya kematangan jaringan-jaringan tubuh,
saraf

dan

kelenjar-kelenjar

yang

disebut

kematangan

biologis.

Kematangan pada aspek meliputi keadaan berfikir, rasa, kemauan, dan


lain-lain.
Kematangan sekolah merupakan kesiapan anak dalam memasuki
masa-masa sekolah. Usia anak yang matang sekolah yaitu sekitar umur 7
tahun. Kriteria / kategori kematangan sekolah adalah :
a. Anak sudah dapat menangkap masalah-masalah yang bersifat abstrak
seperti matematika dan angka-angka.
b. Anak sudah dapat menggambar dengan lebih rapi.
c. Anak sudah dapat mandi sendiri, berpakaian sendiri, menyisir rambut
sendiri, mengikat tali sepatu serta menyisir rambut dengan benar.
d. Anak sudah lebih mampu mengendalikan tubuhnya untuk duduk dan
mendengarkan pelajaran daripada masa sebelumnya, walaupun mereka
lebih senang melakukan kegiatan fisik
3. Tugas perkembangan
Pada masa ini anak sudah semakin luas lingkungan pergaulannya.
Anak sudah banyak bergaul dengan orang-orang di luar rumah.

Masyarakat mengharapkan agar anak menguasai dan menyelesaikan tugastugas perkembangannya agar diterima dengan baik oleh lingkungannya.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa anak sekolah adalah
a. Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain
b. Sebagai makhluk yang sedang tumbuh, mengembangkan sikap yang
sehat mengenai diri sendiri
c. Belajar bergaul dengan teman sebaya
d. Mulai mengembangkan peran social pria atau wanita
e. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca,
menulis dan berhitung
f. Mengembangkan pengertian-pengertian

yang

diperlukan

untuk

kehidupan sehari-hari
g. Mengembangkan kata batin, moral dan skala nilai
h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok social dan lembaga
i. Mencapai kebebasan pribadi
Keberhasilan

dalam

menyelesaikan

tugas

perkembangan

ditentukan oleh lingkungan keluarga, orang tua, orang-orang terdekat


dalam keluarga dan guru di sekolah.
Tugas-tugas perkembangan yang dipaparkan diatas, merupakan
gambaran perwujudan kematangan biologis dan psikologis individu,
ekspektasi masyarakat dan tuntutan budaya dan agama. Penuntasan tugastugas perkembangan tersebut tidak selalu berjalan dengan mulus. Untuk
mencapai tugas-tugas perkembangan tersebut, beberapa upaya yang dapat
dilakukan oleh pihak sekolah, yaitu:
a. Menciptakan iklim religious yang dapat memfasilitasi perkembangan
kesadaran beragama, akhlak mulia, etika atau karakter peserta didik.
Pihak sekolah perlu menyediakan sarana dan prasarana peribadatan,
memberikan contoh atau suri tauladan dalam melaksanakan ibadah,
dan berakhlak mulia, seperti menyangkut aspek kedisiplinan,
ketertiban, kebersihan, keindahan, kejujuran, dan tanggung jawab.
b. Membangun suasana sosio-emosional yang kondusif bagi
perkembangan keterampilan social dan kematangan emosi peserta
didik, seperti memelihara hubungan yang harmonis antara kepala
sekolah dengan guru-guru, guru dengan guru, siswa dengan siswa.

Guru bersikap ramah dan respek terhadap peserta didik, begitupun


peserta didik kepada guru.
c. Membangun iklim intelektual yang memfasilitasi perkembangan
berpikir, nalar, dan kemampuan mengambil keputusan yang baik.
Penciptaan ilkim intelektual ini bias berlangsung dalam proses
pembelajaran di kelas (seperti guru menerapkan metode pembelajaran
yang variatif; menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan
multimedia
memberikan

atau

memanfaatkan

kesempatan

kepada

laboratorium
siswa

secara

untuk

efektif;

bertanya,

dan

mengemukakan pendapat atau gagasan); dan kegiatan kelompokkelompok belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya.
d. Mengoptimalkan program bimbingan dan konselling

untuk

memfasilitasi perkembangan peserta didik, baik menyangkut aspek


pribadi, social, belajar/ akademik, maupun karier (sekolah lanjutan
atau dunia kerja).
4. Implikasi tugas perkembangan pada pendidikan
Pada masa ini anak mampu berpikir logis mengenai objek dan
kejadian, meskipun masih terbatas pada hal-hal yang sifatnya konkret,
dapat digambarkan atau pernah dialami. Meskipun sudah mampu berpikir
logis, tetapi cara berpikir mereka masih berorientasi pada kekinian. Baru
pada

masa

remajalah

anak

dapat

benar-benar

berpikir

abstrak,

membuktikan hipotesisnya dan melihat berbagai kemungkinan dimana


anak sudah mencapai tahapan berpikir operasi formal. Anak telah mampu
menggunakan simbol-simbol untuk melakukan suatu kegiatan mental,
mulailah digunakan logika.
Pada masa ini umumnya egosentrisme mulai berkurang. Anak
mulai memperhatikan dan menerima pandangan orang lain. Berkurang
rasa egonya dan mulai bersikap social. Materi pembicaraan mulai lebih
ditunjukkan kepada lingkungan social, tidak pada dirinya saja. Mampu
mengelompokkan benda-benda yang sama ke dalam dua atau lebih
kelompok yang berbeda. Anak mampu mengklasifikasikan objek menurut

beberapa tanda dan mampu menyusunnya dalam suatu seri berdasarkan


suatu dimensi.
Mulai timbul pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar.
Anak dapat berpikir dari banyak arah atau dimensi pada satu objek.
Mengalami kemajuan dalam pengembangan konsep. Pengalaman langsung
sangat membantu dalam berpikir. Oleh sebab itu, guru perlu mengamati
dan mendengar apa yang dilakukan oleh siswa dan mencoba
menganalisisnya bagaimana siswa berpikir.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pertumbuhan adalah perubahan fisik yang bersifat kuantitatif.
2. Perkembangan adalah perubahan psikologi yang bersifat kualitatif.
Aspek-aspek

perkembangan

meliputi

perkembangan

fisik,

perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan moral,


perkembangan emosi dan perkembangan sosial
Ciri-ciri khas anak usia sekolah, yaitu
1.
2.
3.
4.

Emosi masih labil


Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
Suka membandingkan dirinya dengan orang lain
Menganggap sesuatu tidak penting

Kematangan sekolah
Kematangan sekolah merupakan kesiapan anak dalam memasuki
masa-masa sekolah. Kriteria / kategori kematangan sekolah adalah :
1. Anak dapat menangkap masalah
2. Anak dapat menggambar dengan rapi
3. Anak sudah dapat melakukan kegiatan sehari-hari

Tugas perkembangan meliputi,


1. Adanya kematangan fisik tertentu pada periode perkembangan tertentu
2. Adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang mengalami
perkembangan itu sendiri,
3. Adanya tuntutan kultural dari masyarakat sekitar
Implikasi tugas perkembangan pada pendidikan
Anak mampu berpikir logis mengenai objek dan kejadian, meskipun
masih terbatas pada hal-hal yang sifatnya konkret. Mulai timbul pengertian
tentang jumlah, panjang, luas dan besar. Anak dapat berpikir dari banyak arah
atau dimensi pada satu objek. Sehingga guru perlu mengamati dan mendengar
apa yang dilakukan oleh siswa dan mencoba menganalisisnya bagaimana
siswa berpikir.

DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja


Rosdakarya
Izzaty, Rita Eka, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY
Press
Purwanti, Endang dan Nur Widodo. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Malang:
UMM Press
Sunarto dan Agung Hartono. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka
Cipta
Yusuf , Syamsu dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Rumini, Sri dan Siti Sundari. 2004. Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta: PT
Rineka Cipta

MAKALAH
KESIAPAN PENINGKATAN PERKEMBANGAN
REMAJA DAN USIA SEKOLAH
Dosen Pengampu : Zumrotul Choiriyyah, S.kep.,Ns.,M.kes.

Oleh : Kelompok II
Ambar Yudaeni
Anugrah Putra
Dwi Factasy A
Desi Ratnasari
Juli Harsono
Septiani
Vivi Desy

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES NGUDI WALUYO
UNGARAN
2016

Anda mungkin juga menyukai