Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pembimbing
Prof. Dr. Syaiful Bahri, M.Si
Kelas
:C
Kelompok
: II (Dua)
Nama Kelompok
: 1. Hadi Ikrima
2
3
4
(1407039955)
Indri Rahmadani
(1407034652)
Muhammad Ageng Al Fitrah
(1407038881)
Rahayu Safitri
(1407035030)
ABSTRAK
Reaksi saponifikasi Etil asetat dengan Natrium hidroksida dilakukan pada reaktor CSTR
(Continued Stired Tank Reactor) hingga kondisi steady state yang ditandai dengan
konduktivitasnya konstan. Percobaan ini memiliki tujuan untuk menentukan konstanta
kecepatan reaksi saponifikasi pada reaktor CSTR. Percobaan dilakukan dengan
memvariasikan laju alir dari produk yang keluar. Proses yang dilakukan yaitu kalibrasi
pompa 1 dan pompa 2 untuk memperoleh persamaan. Dari persamaan tersebut,
diperoleh speed setting yang digunakan untuk variasi laju alir 30, 40 dan 60 ml/menit
dengan konsentrasi umpan 0,05 N. Pada setiap laju alir divariasikan suhu dari laruitan
tersebut yakni 40, 45 dan 50C. Untuk mengetahui konsentrasi produk yang keluar, maka
produk ditirasi dengan HCl 0,1 N. Berdasarkan percobaan yang dilakukan ,semakin
besar Laju alir dan semakin besar temperatur maka nilai konstanta dari reaksi
safonifikasi juga semakin besar. Pada laju alir 30 ml/menit pada temperatur 40, 45 dan
50C didapatkan konstantanya berturut-turut 0,095; 0,102; dan 0,109. Pada laju alir 40
ml/menit pada temperatur 40, 45 dan 50C didapatkan konstantanya berturut-turut
0,112; 0,127; dan 0,136. Pada laju alir 60 ml/menit pada temperatur 40,45 dan 50C
didapatkan konstantanya berturut-turut 0,178; 0,190; dan 0,203.
Kata kunci :Continued stired Tank Reactor, reaksi saponifikasi, konduktivitas, steady
state, laju alir
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan yaitu untuk menentukan konstanta kecepatan reaksi
Tinjauan Pustaka
1.2.1 Kalibrasi
Kalibrasi merupakan perbandingan kinerja instrumen dengan suatu standar
akurat telah spakati. Kalibrasi menjamin bahwa pengukuran yang akurat dan
dalam batas spesifikasi yang disyaratkan dari instrumen proses. Kalibrasi
secarasingkat dapat digambarkan sebagai suatu aktivitas pengujian instrumen
dengancara membandingkan hasil penunjukkan instrument tersebut dengan
nilai/referensi yang telah diketahui. Referensi merupakan nilai acuan /nilai
pembanding yang standarnya sudah ditetapkan. Alasan utama untuk kalibrasi
adalah bahwa instrumen yang paling baik pun juga mengalami drift serta akan
kehilangankemampuan untuk memberikan pengukuran yang akurat.Sumbersumber yang mempengaruhi hasil kalibrasi:
1. Prosedur
Kalibrasi harus dilakukan sesuai dengan prosedur standar yang telahdiakui.
Kesalahan pemahaman prosedur akan membuahkan hasil yangkurang benar dan
tidak dapat dipercaya. Pengeseran sistem harus telitisesuai dengan aturan
pemakaian alat, agar kesalahan dapat dihindari.
2. Kalibrator
Kalibrator harus mampu telusur ke standar Nasional dan atau Internasional.
Tanpa memiliki ketelusuran, hasil kalibrasi tidak akan diakui oleh pihak lain.
Demikian pula ketelitian, kecermatan dan kestabilan kalibrator harus setingkat
lebih baik dari pada alat yang dikalibrasi.
3. Tenaga pengkalibrasi
Tenaga
pengkalibrasi
harus
memiliki
keahlian
dan
keterampilan
terutama
untuk
mengkalibrasi
kalibrator.
Misalnya
kondisi
2. Luas permukaan
Semakin luas permukaan sentuhan zat bereaksi, maka semakin besarfrekuensi
tumbukan yang terjadi sehingga reaksi semakin cepat.
3. Suhu
Dengan kenaikan suhu, energi kinetik molekul zat yang bereaksi bertambah
sehingga reaksi akan semakin cepat.
1.2.3 Bentuk-Bentuk Persamaan Kecepatan Reaksi
Reaksi yang dilakukan pada reaktor CSTR dilakukan hingga kondisi
steadystate.Kondisi steadystate ini ditandai dengan tidak berubahnya nilai
konduktivitas dan suhu yang ada pada reaktor.Kondisi steady state tergantung
pada konsentrasi reagen, laju alir, volume reaktor dan suhu reaksi.Kecepatan
reaksi dinyatakan dengan persamaan :
r = k.a.b ..................................................................................... (1.1)
Jika konsentrasi awal A (a0) sama dengan konsentrasi awal B (bo), makapersamaan
(1) tersebut dapat disederhanakan menjadi :
r = k.a2....................... (1.2)
secara umum untuk reaksi order n dapat dituliskan dengan :
r = k.an ....................... (1.3)
reaksi order dua pada persamaan (2) dapat dinyatakan dengan hubungan konversi
A (Xa) dengan waktu reaksi (t) sebagai berikut :
Xa
1Xa = k.a0.t ..........................
(1.4)
Xa
Pada persamaan (4) dapat diplotkan pada grafik 1Xa
versus t, sehingga
Fa
X a
a0= Fa+ Fb
................................................ .
(1.5)
konsentrasi Etil asetat mula-mula dalam reaktor (b0) :
b0=
Fb
X b
..................................................................................................
Fa+ Fb
(1.6)
Dengan Fa = laju alir volum NaOH (ml/menit)
Fb = laju alir volum Etil asetat (ml/menit)
a = konsentrasi NaOH dalam tangki umpan (mol/L)
b = konsentrasi Etil asetat dalam tangki umpan (mol/L)
aoa 1
...................................................
a0
(1.7)
Dengan a0= konsentrasi awal NaOH masuk reaktor (mol/liter)
a1= konsentrasi NaOH keluar reaktor (mol/liter)
Konsentrasi NaOH keluar reaktor dapat ditentukan dengan metode titrasi
asam- basa.
1.2.6 Perhitungan Konstanta Laju Spesifik
Konstanta laju spesifik (k), dapat dihitung dari neraca massa Natrium
hidroksida. Persamaan umum neraca massa untuk reaktor dapat ditulis sebagai
berikut :
Input Output yang bereaksi = Akumulasi ................................................... (1.8)
Karena reaksinya orde dua dan prosesnya steady state maka persamaan yang
berlaku pada reaktor CSTR adalah sebagai berikut:
xa
V
1
=
dXa[1Xa] ............................................................................... (1.9)
F k a0 0
Dari persamaan (1.9) setelah diintegralkan dapat dibentuk persamaan berikut:
f ( Xa)
K= V ao 1Xa .....................................................................................................
(1.10)
Dari persamaan (1.10) dapat digunakan untuk menghitung konstanta kecepatan
reaksi saponifikasi pada reaktor CSTR, dengan F adalah laju alir volum total (Fa +
Fb) dan V adalah volume reaktor.
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1. Alat dan Bahan
2.1.1. Alat
1. Reaktor
2.
3.
4.
5.
2.1.2.
1.
2.
3.
4.
5.
2.2.
2.2.2.
CSTR
kelengkapan
Stopwatch
Gelas ukur
Labu ukur
Beaker glass
dengan
6. Corong
7. Neraca digital
8. Buret + statif
9. Erlenmeyer
10. Batang pengaduk
11. Pipet tetes
Bahan
Etil asetat
NaOH 0,5 M
Aquadest
HCL 0,1 N
Indikator PP
Prosedur Percobaan
Persiapan Percobaan
12.
a. Kalibrasi Pompa Feed
13. 1) Mengisi kedua tangki feed reagen dengan air hingga penuh
14. 2) Pompa 1 dihidupkan dengan set kontrol kecepatan 4.
15. 3) Air ditampung pada air yang keluar dengan gelas ukur pada
periode waktu 1 menit.
16. 4) Mengukur volume air yang keluar.
17. 5) Mengulang kembali percobaan di atas dengan set control
kecepatan 5, 6, 7, 8, dan 9
18. 6)
Melakukan kalibrasi pada pompa 2 dengan menggunakan
set control kecepatan yang sama seperti pada pompa 1.
19. 7) Membuat grafik hubungan antara flowrate vs speed setting.
20.
b. Pembuatan Larutan Umpan
21. Pembuatan larutan NaOH dan etil asetat masing-masing dibuat
sebanyak 5 liter dengan konsentrasi 0,06 N. Untuk larutan NaOH ini
dititrasi denganlarutan HCl 0,1 N.
2.2.3. Pelaksanaan Percobaan
1. Larutan NaOH dan Etil asetat yang telah dibuat dimasukkan ke
dalamtangki reaktan sampai kira-kira 5 cm dari batas atas tutup tangki
reaktan.
2. Kecepatan pompa disetting yang besarnya kecepatan didapatkan
daripersamaan yang diperoleh dari kalibrasi masing-masing pompa untuk
menghasilkan laju alir 30 ml/menit
3. Pengatur suhu diatur pada suhu 40C
4. Konduktivitas hasil reaksi dicatat setiap 2 menit hingga diperoleh
nilaikonduktivitasnya stabil (steady state).
5. Setelah konduktivitas stabil, produk diambil sebanyak 20 ml.
6. Tiap 10 ml larutan produk ditambah dengan indikator pp sebanyak 3 tetes
hingga diperoleh warna larutan ungu muda.
7. Larutan dititrasi dengan HCl 0,1 N hingga larutan berubah warna
sepertisemula.
8. Percobaan diulangi dengan setting suhu 45C dan 50C.
9. Percobaan diulangi untuk laju alir 40 dan 60 ml/menit. Jika percobaan
2.3.
2.3.1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
22.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.BAB III
36.HASIL DAN PEMBAHASAN
37.
38. 3.1. Kalibrasi Pompa
39.
63.
80
70
60
50
Laju alir (ml/menit)
40
pompa 1
30
Linear (pompa 1)
20
pompa 2
10
Linear (pompa 2)
0
3 4 5 6 7 8 9 10
speed pompa
64.
65. Gambar 3.1. Hubungan antara speed pompa dengan laju alir pada pompa 1
dan 2
66.
Berdasarkan Tabel 3.1 dan Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa semakin
besarspeed setting pompa yang digunakan, baik pada pompa 1 maupun pompa 2,
maka laju alir yang diperoleh akan semakin besar pula. Hal ini disebabkan oleh
volume air yang ditampung pada gelas ukur semakin banyak dalam jangka waktu
yang sama, yaitu 1 menit. Dengan bertambahnya volume air dalam jangka waktu
yang sama berarti laju alirnya semakin cepat. Gambar 3.1 menunjukkan bahwa
untuk speed pompa yang sama, laju alir air pada pompa 1 lebih besar dibandingkan
laju alir air pada pompa 2. Perbedaan ini bisa jadi dikarenakan spesifikasi pompa
yang digunakan berbeda, sehingga mempengaruhi kinerja dari pompa tersebut.
67.
pada pompa 1 yaitu y = 10x - 28 R = 1 dan pompa 2 yaitu y = 10.28x 20.19 R = 0.999. Berdasarkan persamaan yang diperoleh, maka dapat
ditentukan speed setting yang akan digunakan untuk memperoleh variasi laju alir
yang diinginkan yaitu 30, 40 dan 60 ml/menit.
68. 3.2. Menentukan kondisi steady state
69.
pompa 1 dan etil asetat menggunakan pompa 2 ke dalam reaktor CSTR hingga
didapat kondisi steady state. Kondisi steady state ditandai dengan konstannya
konduktivitas reaksi yang terbaca pada alat.Penghitungan konduktivitas dilakukan
setiap selang waktu 2 menit.Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi
steady state dan konduktivitas reaksi selama mencapai kondisi steadystate dicatat.
Konduktivitas reaksi pada saat steady state untuk flow pompa 30 ml/menit pada
temperatur 40, 45, dan 50C disajikan pada Gambar 3.2.
3
2.5
2
Konduktivitas
1.5
40C
45C
50C
0.5
0
0
10
15
20
25
waktu (menit)
70.
71. Gambar 3.2. Konduktivitas reaksi pada saat steady state untuk flow pompa
72. 30ml/menit, temperature 40, 45, 50C.
73.
adanya
pergerakan
kation-kation
dan
anion-anion.Semakin
besar
75.
3
2.5
2
Konduktivitas
1.5
40C
45C
50C
0.5
0
0
10
15
20
25
waktu (menit)
76. .Gambar 3.3. Konduktivitas reaksi pada saat steady state untuk flow pompa
77. 40ml/menit, temperature 40, 45, 50C.
78.
3
2.5
2
Konduktivitas 1.5
40C
45C
50C
1
0.5
0
0
10 12 14 16 18
waktu (menit)
79.
80. Gambar 3.4. Konduktivitas reaksi pada saat steady state untuk flow pompa
81. 60 ml/menit, temperature 40, 45, 50C.
82.
dilakukan
85. dengan memvariasikan laju alir dan temperature pada setiap laju alir.
Konsentrasi NaOH yang keluar reaktor diperoleh dari hasil titrasi dengan HCl
0,1 N. Perbandingan antara laju alir dengan konstanta kecepatan reaksi dapat
dilihat pada Gambar 3.5.
0.25
0.2
0.15
40C
Konstanta kesetimbangan
0.1
45C
50C
0.05
0
30
40
60
86.
87. Gambar 3.3 Hubungan antara laju alir dengan konstanta kecepatan reaksi
88.
Berdasarkan Gambar 3.5 dapat dilihat bahwa semakin besar laju alir
91.
92.BAB IV
93.KESIMPULAN DAN SARAN
94.
95. 4.1 Kesimpulan
96.
1. Semakin besar speed pompa, maka laju alir yang diperoleh juga akan
semakin besar.
97.
2.pada laju alir 30 ml/menit harga k pada temperature 40, 45, dan 50C
berturut-turut 0,095; 0,102; dan 0,109, sedangkan pada laju alir 40 ml/menit
pada temperature 40, 45, dan 50C berturut-turut adalah 0,112; 0,127 dan 0,136.
Pada laju alir 60 ml/menit pada temperature 40, 45, dan 50C nilai konstantanya
berturut-turut adalah 0,178; 0,19; dan 0,203.
98.
99. 4.2 Saran
100.
2. Pastikan bahwa alat yang digunakan berada dalam kondisi operasi yang
baik, jika ada kebocoran selang segera laporkan kepada teknisi untuk
ditindaklanjuti.
102.
103.
110. LAMPIRAN A
111. PERHITUNGAN
112.
114.
N=
115.
gr 1000
X
mr ml air
116.
0,06=
gr 1000
X
40 5000
117.
gr=12
118.
119.
122.
123.
124.
V=
V=
N x Bm X 5
X kadar
0,06 x 88,11 X 5
0,9 X 0,95
V = 30,91 ml
1) Flow pompa
= 30 ml/menit
= 30 ml/ menit X 1 L/ 1000 ml X 1 menit/60
sekon
129.
130.
a. Temperature 40C
131.
132.
V1N1 = V2N2
134.
1,1 0,1 = 10 N2
135. N2 = 0,011
136. a1= 0,011 N
137.
b. Temperature 45C
138. V HCl yang digunakan = (1+1) : 2 = 1
139.
144.
V1N1 = V2N2
141.
1 0,1 = 10 N2
142.
N2 = 0,01
143.
a1= 0,01 N
c. Temperature 50C
145.
146.
151.
152.
V1N1 = V2N2
148.
0,95 0,1 = 10 N2
149.
N2 = 0,0095
150.
a1= 0,0095 N
153.
= 40 ml/menit
= 40 ml/ menit X 1 L/ 1000 ml X 1 menit/60
sekon
154.
155.
a. Temperature 40C
156.
157.
V1N1 = V2N2
159.
1,2 0,1 = 10 N2
160. N2 = 0,012
161. a1= 0,012 N
162.
b. Temperature 45C
163. V HCl yang digunakan = (1+1,2) : 2 = 1,1
164.
169.
V1N1 = V2N2
166.
1,1 0,1 = 10 N2
167.
N2 = 0,011
168.
a1= 0,011 N
c. Temperature 50C
170.
171.
176.
177.
V1N1 = V2N2
173.
1 0,1 = 10 N2
174.
N2 = 0,01
175.
a1= 0,01 N
178.
= 40 ml/menit
= 40 ml/ menit X 1 L/ 1000 ml X 1 menit/60
sekon
179.
180.
a. Temperature 40C
181.
182.
V1N1 = V2N2
184.
1,15 0,1 = 10 N2
185. N2 = 0,0115
186. a1= 0,0115 N
187.
b. Temperature 45C
188. V HCl yang digunakan = (1+1,2,) : 2 = 1,1
189.
194.
V1N1 = V2N2
191.
1,1 0,1 = 10 N2
192.
N2 = 0,011
193.
a1= 0,011 N
c. Temperature 50C
195.
196.
201.
V1N1 = V2N2
198.
1 0,1 = 10 N2
199.
N2 = 0,01
200.
a1= 0,01 N
202.
203.
204.
205.
206.
207.
208.
0,0005 L/s
0,82
X
0,4 L0,06 N 10,82
= 0,095
0,0005 L/s
0,83
X
0,4 L0,06 N 10,83
= 0,102
209.
210.
211.
212.
213.
214.
215.
216.
f (Xa)
K= V ao 1Xa . =
0,0005 L/s
0,84
X
0,4 L0,06 N 10,84
= 0,109
0,00067 L /s
0,8
X
0,4 L 0,06 N 10,8
= 0,112
0,00067 L /s
0,82
X
0,4 L 0,06 N 10,83
= 0,127
0,00067 L /s
0,83
X
0,4 L 0,06 N 10,83
= 0,136
217.
218.
219.
220.
f (Xa)
K= V ao 1Xa . =
221.
222.
f (Xa)
K= V ao 1Xa . =
223.
224.
f (Xa)
K= V ao 1Xa . =
225.
226.
227.
228.
229.
0,001 L/s
0,81
X
0,4 L0,06 N 10,81
0,001 L/s
0,82
X
0,4 L0,06 N 10,82
0,001 L/s
0,83
X
0,4 L0,06 N 10,83
= 0,178
= 0,190
= 0,203
230.
231.
232.
233.
234.
235.
236.
237.
238.
239.
240.
241.
LAMPIRAN B
LAPORAN SEMENTARA
242.
243.
Judul Praktikum
CSTR
244.
Hari/Tanggal Praktikum
245.
Pembimbing
246.
(1407039955)
247.
Indri Rahmadani
(1407034652)
248.
249.
Rahayu Safitri
250.
Hasil Percobaan :
251.
252.
(1407035030)
spee
d
256. 4
254.
Pompa 1 (ml/menit)
257.
12
255.
Pompa 2
(ml/menit)
258. 20
259.
262.
265.
268.
271.
5
6
7
8
9
260.
263.
266.
269.
272.
22
32
42
52
62
261.
264.
267.
270.
273.
274.
275.
32
42
52
62
72
.27
326.
327.
328.
379.
380.
419.
420.
421.
423.
424.
425.
Asisten labor
426. Agustina S