Anda di halaman 1dari 10

27-Oct-15

Kelompok 9
Higiene Industri
Kelas A

SANITASI
INDUSTRI

GHANIYU PUTRI H

132110101006

DWI FAJRI M

132110101063

ADAM UMBARA

132110101096

ABDIANA KUSUMA A

132110101129

YANUAR RATNA TIKA S

132110101138

Pendahuluan

Sanitasi merupakan usaha kesehatan masyarakat yang


menitikberatkan pada penguasaan terhadap berbagai faktor
lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan (Azwar,1990).

Menurut WHO, sanitasi adalah upaya pengendalian semua faktor


lingkungan fisik manusia, yang mungkin menimbulkan atau dapat
menimbulkan hal-hal yang merugikan, bagi perkembangan fisik,
kesehatan, dan daya tahan hidup manusia.

Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Jember
2015

SANITASI INDUSTRI adalah suatu usaha yang dilakukan untuk memelihara


dan meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan industri, termasuk
cara-cara pengendalian dan pemeliharaan faktor-faktor lingkungan kerja,
serta pengendalian terhadap penyebaran penyakit menular sehingga
kegiatan industri tidak memberikan dampak buruk terhadap tenaga kerja
dan masyarakat umum di sekitar industri

Sanitasi industri (industrial sanitation) adalah proses untuk membuat


bersih di lingkungan industri sehingga dapat hidup sehat
The Promotion of Hygiene and The Prevention of Disease by
Maintenance of Sanitary Condition

DEFINISI SANITASI INDUSTRI

KEPMENKES NOMOR 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang


PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA PERKANTORAN
DAN INDUSTRI.

UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 Tentang KESEHATAN.

SURAT EDARAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NO. :


SE.01/MEN/1979 Tentang PENGADAAN KANTIN DAN RUANG TEMPAT
MAKAN

Tempat kerja ialah setiap tempat kerja, terbuka atau tertutup yang lazimnya dipergunakan atau dapat
diduga akan dipergunakan untuk melakukan pekerjaan, baik tetap maupun sementara;

Dalam peraturan ini tidak termasuk tempat kerja ialah :


1.

Kapal, kapal terbang, kereta api dan alat pengangkutan lainnya yang dipergunakan pengangkutan
umum.

2.

Rumah sakit, sanatoria, apotek dan obyek pemeliharaan atau perawatan di bawah pengawasan
Departemen Kesehatan.

KONVENSI ILO No. 120 Tentang HYGIENE DALAM PERNIAGAAN DAN


KANTOR-KANTOR

3.

Tempat kerja dan bangunan di bawah pengawasan Departemen Angkatan Darat, Departemen
Angkatan Laut, Departemen Angkatan Udara, dan Departemen Angkatan Kepolisian.

Peraturan Menteri Perburuhan No.7 th 1964 tentang Syarat Kesehatan,


Kebersihan Serta Penerangan di Tempat Kerja

4.

Tempat kerja lain yang karena sifat dan jenisnya pekerjaannya di situ dianggap perlu untuk
dikecualikan.

DASAR HUKUM SANITASI INDUSTRI


27-Oct-15

TEMPAT KERJA
( PERATURAN MENTERI PERBURUHAN NO.7 TAHUN 1964)
27-Oct-15

27-Oct-15

SANITASI AIR MINUM


SANITASI VEKTOR DAN RODENT

DINDING
LANTAI
ATAP
VENTILASI
PENENRA
NGAN

HALAMAN
JALAN

SANITASI LIMBAH INDUSTRI

PEMBAHASAN
27-Oct-15

Dinding yang dicat harus dicuci paling


sedikit 1 x setahun, sehingga selalu terlihat
bersih

Lantai harus dibersihkan pada waktu-waktu


tertentu, sehingga selalu dalam keadaan
bersih.

Dinding dan loteng serta bagian-bagian


lainnya harus dikapuri paling sedikit sekali
dalam 5 tahun.

Dinding tidak baleh basah atau lembab.

Lantai dalam tempat kerja harus terbuat dari


bahan yang keras, tahan air dan bahan kimia
yang merusak, datar dan tidak licin.

RUANG LINGKUP SANITASI DALAM GEDUNG


Dinding dan Lantai
27-Oct-15

PENDUKUNG

DALAM

SANITASI MAKANAN

LUAR

RUANG LINGKUP SANITASI


KAKUS
KAMAR
MANDI
WASTAFEL
LOCKER
KANTIN
DAPUR

RUANG LINGKUP SANITASI

RUANG LINGKUP SANITASI


Bangunan

27-Oct-15

27-Oct-15

Semua bangunan yang


digunakan pekerja harus
mempunyai ventilasi yang
cukup, baik bersifat alami atau
buatan ataupun keduanya.
Luas ventilasi alami : 10% dari
luas total lantai.

RUANG LINGKUP SANITASI DALAM GEDUNG


Ventilasi
27-Oct-15

1.

Menghindarkan kemungkinan
bahaya kebakaran dan kecelakaan.

2.

Menghindarkan kemungkinan
bahaya keracunan, penularan
penyakit atau timbulnya penyakit
jabatan.

3.

Memajukan kebersihan dan


ketertiban.

4.

Menghindarkan gangguan debu, gas,


uap dan bauan yang tidak
menyenangkan.

5.

Gedung harus kuat buatannya dan


tidak boleh ada bagian yang mungkin
rubuh (bouwvallig).

6.

Gedung harus terbuat dari bahan


yang tidak mudah terbakar.

Semua bangunan yang digunakan pekerja harus


mempunyai penerangan yang cukup dan sesuai dengan
sebisa mungkin menggunakan penerangan alami.

Untuk pekerjaan.yang dilakukan pada malam hari harus


diadakan penerangan buatan yang aman dan cukup
intensitetnya.

Penerangan dengan jalan lain itu tidak boleh


menyebabkan panas yang berlebih-lebihan atau
merusak susunan udara.

Apabila penerangan buatan menyebabkan kenaikan


suhu dalam tempat keria maka suhu itu tidak boleh
naik melebihi 32 Celcius. Dalam hal itu harus dilakukan
tindakantindakan lain untuk mengurangi pengaruh
kenaikan suhu tersebut (peredaran angin, dll).

RUANG LINGKUP SANITASI DALAM GEDUNG


Penerangan
27-Oct-15

27-Oct-15

Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas) dengan Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB)
tidak diperkenankan melebihi:

1. Untuk beban kerja ringan : 30,0 C


2. Untuk beban kerja sedang : 26,7 C
3. Untuk beban kerja berat : 25,0 C

CATATAN

Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100 200 kilo kalori/jam.

Beban kerja sedang membutuhkan kalori lebih besar 200 350 kilo kalori/jam.

Beban kerja berat membutuhkan kalori lebih besar dari 350500 kilo kalori/jam.

Tiap orang yang bekerja dalam ruangan itu mendapat ruang udara (cubic space) yang
sedikit-dikitnya 10 M3 sebaiknya 15 M3.

Tinggi tempat kerja diukur dari lantai sampai daerah loteng harus paling sedikit 3 meter.

Atap tempat kerja harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
perlindungan yang baik kepada buruh terhadap panas matahari atau hujan. Atap tidak
boleh bocor at au berlubang.

Alat dan bahan harus selalu disusun atau disimpan secara rapi dan tertib.

Susunan tersebut harus sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan bahaya tertimpa
atau mungkin menyebabkan buruh terjatuh.

Air, sampah atau bahan terbuang yang lain harus selalu dikumpulkan dan dibuang ke
tempat-tempat yang rapi.

Luas tempat kerja harus sedemikian rupa sehingga tiap pekerja dapat tempat yang cukup
untuk bergerak secara bebas, paling sedikit 2 meter buat seorang pekerja.

1.

Halaman harus bersih, teratur,


rata dan tidak becek dan cukup
luas untuk kemungkinan
perluasan.

2.

Jalan di halaman tidak boleh


berdebu

3.

Untuk keperluan aliran air


(riolering) harus cukup saluran
yang kuat dan bersih. (apabila
saluran air yang melintasi
halaman harus tertutup). .

SUHU

Lain-lain

RUANG LINGKUP SANITASI


HALAMAN

27-Oct-15

27-Oct-15

27-Oct-15

Sampah dan bahan terbuang


lainnya harus terkumpul pada
suatu tempat yang rapi dan
tertutup.

Tempat pengumpulan sampah


tidak boleh menjadi sarang lalat
atau binatang serangga yang lain.

Sampah kering dan basah


ditampung ditempat terpisah

RUANG LINGKUP SANITASI


Sampah
27-Oct-15

RUANG LINGKUP SANITASI PENDUKUNG


Kakus
27-Oct-15

Memilih kakus yang terbuat dari bahan


yang kuat.

SYARAT PENGGUNAAN KAKUS DI TEMPAT KERJA


27-Oct-15

27-Oct-15

Kakus-kakus tersebut harus terpisah


untuk laki-laki dan perempuan,
sehingga tidak memungkinkan
terjadinya gangguan kesusilaan.

Kakus-kakus itu tidak boleh


berhubungan langsung dengan
tempat kerja dan letaknya harus
dinyatakan dengan jelas.

Kakus-kakus itu harus selalu


dibersihkan oleh pegawaipegawai tertentu.
Kakus.-kakus harus mendapat
penerangan yang cukup dan
pertukaran udara yang baik.

Untuk 1 - 15 orang buruh = 1 kakus.

Untuk 16 - 30 orang buruh = 2 kakus.

Untuk 31 - 45 orang buruh = 3 kakus.

Untuk 46 - 60 orang buruh = 4 kakus.

Untuk 61 - 80 orang buruh = 5 kakus.

Untuk 81- 100,orang buruh = 6 kakus.

dan selanjutnya untuk tiap 100 orang 6 kakus.

Jumlah Kakus (Peraturan Menteri Perburuhan No.7 th 1964 tentang Syarat Kesehatan,
SYARAT UMUM KAKUS DI TEMPAT KERJA
27-Oct-15

1.

2.

Syarat Tambahan :
Dinding kakus setinggi 1,5 meter
dari lantai harus terbuat dari
bahan yang mudah di bersihkan
( diter atau ditegel marmer ).
Lantai dan dinding kakus harus
selalu terlihat bersih

27-Oct-15

Syarat kebersihan :

1.

Tidak boleh berbau.

2.

Tidak boleh ada kotoran yang terlihat.

3.

Tidak boleh ada lalat, nyamuk atau,


serangga yang lain.

4.

Harus selalu tersedia air bersih yang cukup


untuk dipergunakan.

5.

Harus dapat dibersihkan dengan mudah.

6.

Paling sedikit harus dibersihkan 2 - 3 x


sehari.

7.

Pintu kakus harus dapat ditutup dengan


mudah.

SYARAT UMUM KAKUS DI TEMPAT KERJA

Kebersihan Serta Penerangan di Tempat Kerja)

27-Oct-15

27-Oct-15

Terbuat dari bahan yang kuat

Terpisah antara laki-laki dan


perempuan

Terbuat dari bahan yang mudah


dibersihkan.

Selalu tersedia air bersih.

Harus tersedia sabun, handuk


bersih, dan tempat sampah.

Tempat Cuci Muka dan Tangan


27-Oct-15

Locker
27-Oct-15

27-Oct-15

Pekerja dalam perusahaan-perusahaan tertentu dapat diwajibkan


memakai pakaian kerja menurut syarat-syarat yang ditetapkan. Pakaian
kerja tersebut disediakan oleh perusahaan.

Harus mendapat penerangan yang


cukup.

1.

Adanya ruang makan di tempat kerja

Apabila pekerja mempergunakan pakaian kerja hanya selama bekerja,


maka harus disediakan tempat bertukar pakaian yang bersih, cukup luas
dan pemakaiannya harus diatur sedemikian rupa schingga tidak
berdesak-desak.

Harus memiliki pertukaran udara


yang cukup.

2.

Adanya dapur di tempat kerja

Selalu tersedia air bersih.

3.

Gizi para pekerja

Pintu harus dapat dibuka dengan


mudah.

4.

Keracunan makanan pada pekerja

Dinding minimal setinggi 1.5 meter

Harus disediakan tempat-tempat menyimpan pakaian (locker) untuk


seorang pekerja satu. Perusahaan bertanggungjawab terhadap
keamanannya.

Eg: pabrik cat.

LOCKER

Kamar Mandi

27-Oct-15

27-Oct-15

1.

2.

Di dalam surat edaran menteri tenaga kerja dan transmigrasi no


SE.01/MEN/1979:

RUANG LINGKUP SANITASI MAKANAN DI TEMPAT KERJA:

SANITASI MAKANAN
27-Oct-15

Untuk 50 TK cukup seluas 25 m2


1.

Semua perusahaan yang mempekerjakan buruh antara 50 sampai


200 orang, supaya menyediakan ruang/tempat makan di
perusahaan yang bersangkutan.

2.

Semua perusahaan yang mempekerjakan buruh lebih dari 200


orang, harus menyediakan kantin di perusahaan yang
bersangkutan.

200 TK luas 25 m2 dibagi

Pengelolaan makanan pada pekerja (DEPKES


RI 1992). Persyaratan dapur:
1.

Letak dapur :

dalam 4 shift / bergiliran.

mudah dicapai
makan.

200 TK luas 100 m2 dan

bila luas 50 m2 dibagi

Tidak langsung berhubungan tempat


kerja

tidak dekat tempat sampah dan toilet

menjadi 2 kelompok.

mudah dicapai kendaraan dari luar


(guna pengangkutan bahan pangan)

2.

Cont

27-Oct-15

27-Oct-15

semua

ruang

Ruangan

SANITASI MAKANAN
Ruang Makan dan Kantin

dari

Luas dapur 1/7 1/5 dari jumlah TK

SANITASI MAKANAN
Dapur
27-Oct-15

27-Oct-15

Ventilasi

1.

2.

Harus baik

Dapur berdekatan dengan ruang makan

Konstruksi dapur

Semua pegawai yang mengerjakan dan


melayani makanan dan minuman harus bebas
dari salah satu penyakit menular dan selalu
harus menjaga kebersihan badannya.

Masalah terkait gizi pekerja:


1. Sikap asal makan saja tidak mementingkan gizi
2. Pola makan yg kurang baik

Dinding dari keramik


memantulkan cahaya

cukup

Menyediakan pakaian atau schort dan tutup


kepala yang bersih untuk pegawai

3. Beban keluarga

Lantai bahan kedap air dan tidak licin


serta tahan asam
Langit langit ada peredam suara

Mendapat pendidikan dalam kebersihan dan


kesehatan.

5. Waktu istirahat tidak digunakan Borongan

Tidak boleh melayani makanan selama


menderita sesuatu penyakit sampai dinyatakan
oleh dokter bahwa ia sudah sehat kembali.

yang

3.

Peralatan dianjurkan dari bahan stainless steel

4.

Mendapat penerangan dan peredaran udara


yang cukup

4. Sarana makan tidak tersedia

6. Kurangnya

pengetahuan pengusaha, karyawan, pengelola makan

Cont

PETUGAS DAPUR

SANITASI MAKANAN
Gizi para Pekerja

27-Oct-15

27-Oct-15

27-Oct-15

Kebutuhan kalori yang diasup pekerja berdasarkan:


1.

Jenis kelamin

2.

Usia pekerja

3.

Jenis pekerjaan

4.

Keadaan tubuh

Sanitasi makanan yang tidak baik akan menyebabkan


keracunan makanan.

Dari penyebabnya, keracunan makanan diasebabkan oleh ;


Bibit penyakit/ pathogen, kuman mengkontaminasi
makanan dan akan berkembangbiak pada suhu 10-65 C
Keracunan akibat makanan beracun, misalnya
terkontaminasi Staphylococus
Keracunana karena parasit
Bahan kimia beracun (Cd, As, Zink,Lead, Cooper)

Air minum harus disediakan di tempat kerja untuk kebutuhan pekerja.

Tidak diperkenankan menggunakan gelas yang sama secara bergantian.

Parameter fisik bau, warna, total zat padat terlarut, kekeruhan, rasa,
dan suhu.

Parameter kimiawi tidak mengandung zat berbahaya, seperti klorida,


mangan, aluminium, seng, tembaga, dan sulfat.

Parameter Bakteriologis tidak terdapat bakteri yang berbahaya bagi


tubuh, misal E.coli, dan bakteri koliform

Cont

SANITASI MAKANAN
Keracunan Makanan pada Pekerja

SANITASI AIR MINUM


Persyaratan Air Minum

27-Oct-15

27-Oct-15

27-Oct-15

27-Oct-15

Untuk Dasar pekerja/karyawan

1.

Air minum untuk


kelangsungan hidup

2.

Air untuk penyiapan


makanan

3.

Air untuk keperluan sanitasi

4.

Air untuk higiene

Kebutuhan dalam proses


produksi

1.

Bahan baku

2.

Pelarut/pengencer

3.

Sumber energi

4.

Pendingin

Vektor adalah Arthropoda (Insekta/serangga) yang dapat


menularkan penyakit (pathogen/Infectious agent) dari sumber
infeksi kepada host.

Rodent adalah hewan pengerat yang memiliki yang selalu tumbuh


dan biasanya pada manusia bisa menyebabkan penyakit dan dapat
digunakan sebgai hewan percobaan.

SANITASI AIR MINUM


Kebutuhan Utama Air Dalam Industri

SANITASI AIR MINUM


Sediaan Air Minum

SANITASI VEKTOR DAN RODENT

27-Oct-15

27-Oct-15

27-Oct-15

Jenis Nyamuk:

1.

Aedes aegypti

2.

Culex

3.

Mansonia

4.

Anopheles

1.

2.

Pengendalian nyamuk:

Jenis lalat:

Menguras, menutup
tempat penampungan air
di tempat kerja.

1.

Lalat buah

2.

Lalat kandang

Membersihkan secara rutin


area tempat kerja agar
terbebas dari nyamuk.

3.

Lalat rumah

4.

Lalat tse-tse

1.
2.

3.

Pengendalian lalat:

Jenis kecoa:

1.

Blatella germanica

2.

Periplaneta americana

Menyediakan tempat
sampah tertutup di
tempat kerja.

3.

Periplaneta australasiae

4.

Blatta orientalis

Membersihkan kotoran
atau sisa di lingkungan
tempat kerja secara rutin.

5.

Supella longipalpa

Membuang sampah di
tempat sampah.

Penanggulangan :

1.

Menutup celah pada dinding


atau lantai di tempat kerja.

2.

Membuang sampah sisa


makanan pada tempat
sampah yang tertutup.

3.

Mengecek barang-barang
yang bertumpuk secara
berkala.

SANITASI VEKTOR DAN RODENT


Vektor Nyamuk

SANITASI VEKTOR DAN RODENT


Vektor Lalat

SANITASI VEKTOR DAN RODENT


Vektor Kecoa

27-Oct-15

27-Oct-15

27-Oct-15

27-Oct-15

Jenis tikus:

1.

Tikus got

2.

Tikus rumah

3.

Tikus atap

4.

Wirok besar

5.

Wirok kecil

6.

Mencit

Pengandalian:

1.

Menjaga kebersihan tempat


kerja.

2.

Memasang perangkap tikus


di tempat yang sering di lalui
tikus.

Limbah sisa atau buangan dari usaha dan/atau kegiatan


manusia (PP No 18/1999)

Berdasarkan karakteristiknya limbah industri dapat dibagi menjadi


empat bagian:

Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan
proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri,
pertambangan, dan sebagainya.

1.

Limbah cair semua buangan yang berbentuk cair

2.

Limbah padat semua buangan yang berbentuk padat

Limbah industri dihasilkan dari proses industri

3.

Limbah gas dan partikel

4.

Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

SANITASI VEKTOR DAN RODENT


Rodentia / Tikus

SANITASI LIMBAH INDUSTRI

27-Oct-15

27-Oct-15

27-Oct-15

Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).


Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan
berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung
maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan
hidup atau membahayakan kesehatan manusia
Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih
karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif,
beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila
diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.

Limbah B3 dikelola ke tempat pengolahan limbah B3 sesuai peraturan


perundang-undangan yang berlaku

Setiap perkantoran harus dilengkapi dengan tempat sampah dari bahan yang
kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan mempunyai permukaan yang
halus pada bagian dalamnya serta dilengkapi dengan penutup.

Sampah kering dan sampah basah ditampung dalam tempat sampah yang
terpisah.

Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara yang memenuhi syarat

Membersihkan ruang dan lingkungan perkantoran minimal 2 kali sehari

Mengumpulkan sampah kering dan basah pada tempat yang berlainan dengan
menggunakan kantong plastik

Mengamankan limbah padat sisa kegiatan perkantoran.

CONTOH LIMBAH

Limbah Padat

27-Oct-15

27-Oct-15

27-Oct-15

Dalam rangka pengendalian pencemaran lingkungan oleh limbah


industri KepMen LH No.51/MENLH/10/1995 tentang baku mutu
limbah industri. Perundang-undangan tersebut mewajibkan setiap
usaha atau kegiatan melakukan pengolahan limbah sampai
memenuhi persyaratan baku mutu air limbah sebelum dibuang ke
lingkungan.

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sangat diperlukan dalam upaya


menurunkan kadar parameter pencemar dalam limbah, agar diperoleh
limbah cair dengan kualitas baik dan memenuhi baku mutu yang
dipersyaratkan )PP RI No 82 Tahun 2001(

Setiap kegiatan industri diwajibkan untuk menerapkan IPAL, mengingat


bahwa limbah dari industri biasa dibuang ke perairan umum, sedangkan
di sisi lain perairan umum dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
masyarakat

Keberadaan limbah harus dikelola agar tidak melampaui ambang


batas toleransi lingkungan.

Saluran limbah cair harus kedap air, tertutup, limbah cair dapat mengalir
dengan lancar dan tidak menimbulkan bau.

Semua limbah cair harus dilakukan pengolahan lebih dahulu sebelum


dibuang ke lingkungan minimal dengan tengki septik

Aturan Limbah Industri

Pengelolaan Limbah Cair

27-Oct-15

27-Oct-15

1.

Primary Treatment tahap pengolahan awal yang dilakukan dengan


proses fisika seperti penyaringan, sedimentasi dan flokulasi.

2.

Secondary treatment bertujuan untuk menghancurkan material


organik yang masih terdapat pada air limbah dg memanfaatkan
mikroorganisme untuk proses degradasi senyawa organiknya

3.

Pengolahan air limbah dapat dilakukan melalui dua cara yaitu secara alami
dan secara buatan
Secara alami dapat dilakukan dengan pembuatan kolam stabilisasi.
Dalam kolam stabilisasi, air limbah diolah secara alamiah untuk
menetralisasi zat-zat pencemar sebelum air limbah dialirkan ke
sungai. Kolam stabilisasi yang umum digunakan adalah kolam
anaerobik, kolam fakultatif (pengolahan air limbah yang tercemar
bahan organik pekat) dan kolam maturasi (pemusnahan
mikroorganisme patogen)

2.

Secara buatan Pengolahan air limbah dengan bantuan alat Instalasi


Pengolahn Air Limbah (IPAL). Pengolahan ini dilakukan melalui tiga
tahapan yaitu Primary teratment, Secondary teatment dan Tertiary
treatment

27-Oct-15

Teknik-teknik pengolahan air buangan limbah industri dibagi


menjadi 3 metode pengolahan yaitu :

Final Treatment terjadi proses pengolahan lanjutan sehingga


komposisi air limbah sudah dianggap aman untuk dibuang ke
lingkungan. Pengolahan lanjutan pada tahap ini yaitu penghilangan
senyawa kimia anorganik seperti kalsium, kalium, sulfat, nitrat, sulfur
dan sebagainya.

1.

a.

Pengolahan secara fisika

b.

Pengolahan secara kimia

c.

Pengolahan secara biologi

Bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah


mengendap atau baha-bahan yang terapung disisihkan telebih
dahulu

Penyaringan (screning), pengendapan, flotasi

TAHAPAN DASAR PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Metode Pengelolaan Limbah

Pengelolaan secara FISIKA

27-Oct-15

27-Oct-15

27-Oct-15

27-Oct-15

Semua air buangan yang biodegradeble dapat diolah secara


biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi
dipandang sebagi pengolahan paling murah dan efisien.

Pengolahan limbah cair industri secara kimia biasanya dilakukan


untuk menghilagkan partikel-partikel yang tidak mudah
mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor dan zat
organik beracun dengan membubuhkan bahan kima tetentu yang
diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada prinsipnya
berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tesebut, yaitu
dari tidak adapat diendapakan menjadi mudah diendapkan
(flokulasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi-oksidasireduksi dan oksidasi.

Pengelolaan secara BIOLOGI

Pengelolaan secara KIMIA

27-Oct-15

27-Oct-15

THANK
YOU
27-Oct-15

10

Anda mungkin juga menyukai