NEWS
STUDY A-Z
OPINI
RESENSI
TIPS
FIKSI
EVENT
Seminar
Kompetisi
SCHOLARSHIP
TRAVEL
REVIEW BISNIS
KONSULT
Contoh Resensi Buku Kalau melihat buku di pameran atau di toko buku dekat
kampus, saya sering merasa heran. Lantaran dari sekian banyak buku, selalu saja
novel dengan tema percintaan adalah buku yang paling digemari.
Buku lain semisal tentang teknik, ilmu sosial, dan lain sebagainya yang lebih berisi
ilmunya hanya menyasar kalangan tertentu.
media.salo
n.com
Tertarik Menulis Essai? Yuk Pelajari Cara Menulis Essai
Lebih sedihnya lagi, buku-buku itu harganya lebih mahal ketimbang novel percintaan.
Padahal saya kan jomblo huhuhu (Loh, apa hubungannya? hehehe) Yah, itulah
ironi mahasiswa yang jomblo.
Terkadang saya kalau baca novel percintaan bawaannya baper. Jadi buku seperti itu
terkadang saya hindari. Hehehe nggak kok saya juga suka. Cuma temanya itu lho,
membosankan bagi saya.
Nah daripada bahas ke-jombloan saya dan prolog yang tidak jelas ini (emang sih,
penulisnya juga undak jelas arahnya ke mana, hahaha), sekarang saya mau
menjelaskan apa itu resensi buku.
Jadi jika kamu punya buku yang baru dibeli, kamu bisa menulis ulasan tentang buku itu.
Bisa buku apa saja, mulai dari buku politik, sosial, sains, bahasa dan lain sebagainya.
Nah buku-buku itu bisa kamu komentari isinya secara lengkap dan praktis.
ragazine.cc
Pelajari juga Cara Menulis Artikel Opini di Academic Indonesia
Pada dasarnya pengertian resensi buku sama dengan penulisan artikel. Hanya, resensi
buku memiliki fokus yang lebih terarah dan spesifik ketimbang artikel. Letak spesifiknya
ada di tema yang dikupas, yaitu buku. Walaupun sebenarnya penulis agak bingung juga
dengan kata resensi.
Kalau di KBBI, kata resensi artinya kurang lebih ialah ulasan atau pembicaraan
mengenai buku. Jadi tanpa kata buku pun sebenarnya bisa ditebak bahwa yang
dimaksud resensi adalah ulasan buku.
Tapi kenyataannya ada juga yang menggunakan kata resensi untuk menunjukkan arah
ulasan selain buku. Misal, resensi film, resensi majalah, resensi novel dan sebagainya.
Jadi kurang lebih resensi buku adalah semacam tulisan artikel yang arahnya
membahas tentang isi buku. Isinya kurang lebih membahas tentang isi buku mulai dari
penulisan, jalan cerita, ulasan tematik sampai keseluruhan isi buku.
Termasuk segala hal tentang kualitas penulisan sampai kritik dan saran semuanya bisa
ditumpahkan dalam resensi buku. Bisa diistilahkan bahwa sebenarnya contoh resensi
buku adalah semacam review tentang sebuah buku yang sudah dibaca.
Nah, contoh resensi buku kalau di media massa biasanya punya tempat tersendiri.
Rata-rata jika Anda berhasil menulis resensi buku dan dimuat, Anda bukan hanya akan
dapat suvenir dan ucapan terima kasih, namun juga mendapatkan income alias fulus
alias uang.
Hehehe, lumayan lho untuk sekedar jajan atau di tabung. Karena kalau saya lihat,
pendapatan seseorang dari resensi buku berkisar antara Rp 50.000,- sampai Rp
100.000,- sekali tulis. Jika Anda jomblo, ini peluang bisnis yang menguntungkan.
Hehehe kok jadi mikir ala kapitalis gini
Tapi walaupun begitu, bagi saya tetap yang namanya menulis contoh resensi buku
membutuhkan banyak latihan sebagaimana menulis artikel. Karena media massa pasti
akan menyeleksi resensi buku yang masuk.
Jadi ingat ya, kualitas tulisan merupakan hal yang utama untuk menulis contoh resensi
buku. Terlebih contoh resensi buku di media massa biasanya hanya diterbitkan per satu
atau dua minggu sekali.
Ow ya satu lagi, kenapa resensi buku saya sebut review dari buku yang sudah dibaca?
Ini dikarenakan resensi buku hanya akan ditulis apabila ada buku yang sudah
diterbitkan. Jadi Anda tidak mungkin menulis resensi buku, tanpa buku yang sudah
diterbitkan.
Hanya ada tiga kemungkinan apabila ada resensi buku tapi buku itu belum diterbitkan.
Antara sudah izin penulis, dapat bajakan atau bocoran isi bukunya, atau bisa juga
telepati jika Anda punya kemampuan lebih (baca: mata batin/ilmu batin). Tapi yang
ketiga nggak mungkin deh hihihi.
rumahminimalis.web.id
Buku baru yang tersedia di toko buku biasanya bisa ditebak dari kemasan dan
penempatannya. Yap, biasanya ada tempat khusus dan dari segi warnanya terlihat
ngejreng, lengkap dengan atributnya.
Sampai-sampai ada mbak-mbak SPG yang ikut mejeng dan berkata Kakak, ini ada
buku baru, silahkan. Mau liat-liat dulu juga nggak apa-apa kakak. Walaupun saya agak
ragu ada SPG yang kayak gitu, hahaha. Karena biasanya toko buku tidak ada SPGnya, yang ada hanya pelayan toko.
Tapi itu hanya berlaku untuk buku yang penulis atau penerbitnya populer. Untuk buku
baru yang ditulis oleh penulis dan diterbitkan oleh usaha penerbitan yang sedang cari
nama, sama saja hal itu lebih sulit. Itu belum ditambah dengan ongkos promosi kalau
ingin bukunya dikenal.
Kalau yang ini, saya jadi ingat kisah Raditya Dika ketika pertama kali merilis novel.
Anda tahu kan penulis novel komedi Si Koala Kumal dan Cinta Brontosaurus yang
jomblo itu? (Yah bahas jomblo lagi). Ketika ia merintis novel pertamanya berjudul
Kambing Jantan (2005), sama sekali tidak ada yang membeli bukunya.
Tapi selang satu hari, konon ada seorang ibu-ibu yang membeli novel itu dan
membagikannya di bioskop dan sejumlah tempat lain di Bandung.
Ironis, ternyata buku itu dibeli oleh ibunya sendiri!. Ibundanya juga yang membagibagikan secara gratis di berbagai tempat. Nah lho bikin buku sendiri, dibeli ibunya
sendiri, sekaligus dipromosikan ibunya sendiri.
Jadi bisa dibayangkan bukan perjuangan penulis dan penerbit buku? Tak mudah
mempromosikan buku baru, dan tak murah pula setelah bikin buku. Setelah diterbitkan
pun masih membutuhkan adaptasi pasar yang berusaha disasar agar laku terjual.
Itu belum termasuk buku dengan segmen tertentu, buku pendidikan dan keilmuan
misalnya. Buku dengan tema pendidikan dan keilmuan memang banyak dan berlimpah.
Bahkan dilengkapi cover buku yang menarik, untuk menimbulkan kesan diperlukan
bagi siapapun.
Namun ketika kita deal untuk membelinya, belum tentu buku itu sesuai dengan
kebutuhan kita. Bahkan tidak jarang juga saya sering mengalami gagal fokus lantaran
isi bukunya tidak sesuai dengan keinginan.
Mau dibaca, kok jadi gini ya? mau di sia-siakan, belinya mahal. Bahkan ada juga buku
yang saya beli, tapi cetakannya mengecewakan. Penuh dengan kesalahan bahkan ada
sesuatu yang tidak dicantumkan. Huhu
Nah, dengan adanya masalah yang cukup spesifik itu, kalian jadi tahu kan pentingnya
resensi buku? Berikut adalah manfaat dari menulis contoh resensi buku:
1.
Agar pembaca mendapatkan informasi buku yang akan atau mau dibeli secara
ringkas.
2.
Baik penulis resensi, penulis buku dan penerbit bisa saling mengoreksi dan
meningkatkan kualitas tulisan masing-masing.
3.
4.
5.
6.
temarumah
.com
Pada dasarnya menulis resensi buku sama dengan menulis artikel biasa. Konsepnya
pun sama dengan menulis artikel, yaitu seperti corong minyak. Semakin ke bawah
maka semakin spesifik tulisannya.
Eits, tunggu dulu, sebenarnya ada yang membedakan Resensi Buku dibanding artikel.
Walaupun memang kelihatannya sepele, namun justru ada nilai spesifik dari Resensi
Buku. Perbedaannya terletak pada unsure-unsur resensi dan bagian akhir tulisan.
Namanya unsure-unsur resensi buku, pastilah unsur-unsur resensi utamanya adalah
buku. Semua jenis buku mulai dari novel, buku agama, buku sastra serta buku lain
dengan segala tema bisa digunakan untuk menulis resensi.
Dalam menulis resensi buku, Anda juga dituntut untuk bisa menjelaskan isi buku atau
unsur-unsur-unsur resensi buku dengan bahasa Anda sendiri. Jadi Anda harus
membaca keseluruhan isi buku tersebut sebelum menulis resensi. Sangat aneh kalau
Anda bikin contoh resensi buku, tapi Anda sendiri belum membacanya dan belum
mengetahui unsur-unsur resensi bukunya.
Lalu, bagaimana dengan bagian akhir? Bagian akhir sebenarnya sama dengan artikel,
yaitu kesimpulan. Namun dalam menulis contoh resensi buku, penulis dituntut untuk
memberi semacam testimoni tentang kelebihan dan kekurangan isi buku.
Nah inilah yang membedakan contoh resensi buku dan artikel biasa. Jadi sebelum
Anda menuliskan kesimpulan, Anda dituntut untuk menelaah kelebihan dan kekurangan
buku yang diangkat. Hal tersebut juga termasuk unsur-unsur resensi buku.
Nah berikut ini adalah unsure-unsur resensi sekaligus langkah-langkah dalam membuat
resensi buku yang saya kutip dari berbagai sumber:
1. Identitas Buku
Namanya buku pasti memiliki sejumlah informasi teknis, yang menjelaskan asal buku
dan sejumlah info lain berkaitan dengan penulis. Biasanya berupa Judul Buku, Penulis,
Penerbit, Cetakan, Tebal Buku (terdiri atas berapa halaman) dan juga International
StAndard Book Number (ISBN). Ada juga yang mencantumkanunsur-unsur resensi
buku seperti Genre/Tema dari buku yang diangkat.
3. Latar Belakang
Seperti pada essay, sebelum Anda menjelaskan unsur-unsur resensi isi buku, Anda
terlebih dahulu mengemukakan alasan kenapa Anda mengangkat buku ini dalam
resensi. Pastikan bahwa buku yang Anda angkat memang menarik dan dibutuhkan oleh
khalayak umum. Tidak harus buku yang tebal, asalkan isi buku memang menarik.
4. Isi
Dalam Isi buku ini, kemukakanlah apa yang menjadi alur cerita buku tersebut.
Angkatlah sesuatu yang membuat orang akan tertarik dengan isi buku tersebut. Tidak
masalah jika harus detail, asal tidak ribet dan tetap memperhatikan efektivitas tulisan.
6. Kesimpulan
Kesimpulan dalam resensi buku merupakan hasil keseluruhan dari isi buku. Jadi Anda
tuliskan saja kenapa buku ini layak untuk dibaca. Oh ya, di bagian ini Anda juga bisa
menuliskan kesimpulan layaknya memberi saran kepada pembaca maupun penulis
buku. Jadi semuanya bisa saling mengisi layaknya cinta yang membutuhkan perhatian.
Oh ya, ada beberapa hal mengenai masalah teknis penulisan. Beberapa media massa
mematok tulisan resensi buku sepanjang 200 sampai 500 kata saja. Jadi tidak perlu
ditulis panjang-panjang, serta tulislah seringkas mungkin.
Terlebih, contoh resensi buku di media massa rata-rata hanya tayang setidaknya satu
minggu sekali. Kualitas tulisan Anda harus diperhatikan jika Anda ingin resensi Anda
dimuat. Sebutkan pula biodata praktis berupa nama Anda, alamat, instansi atau
lembaga terkait di bagian paling bawah resensi yang Anda buat.
buildingind
onesia.co.id
Menulis contoh resensi buku sebenarnya memiliki tantangan tersendiri serta memiliki
sensasi yang berbeda dengan artikel lain. Selain Anda harus pintar-pintar mengamati isi
buku, tulisan Anda pun harus seringkas mungkin dalam menjelaskan keseluruhan isi
buku. Untuk soal ini, saya akan memberikan beberapa tips dan trik yang saya pelajari
dalam menulis resensi buku:
1. Pesan Buku
Dalam menulis resensi buku, isi buku adalah hal yang paling penting karena merupakan
inti pesan dari buku yang Anda angkat. Oleh karena itu, pengantar atau latar belakang
tidak perlu ditulis panjang dan mendetail. Cukup pemahaman praktis berupa apa dan
kenapa buku ini ditulis di bagian pengantar.
3. Kesimpulan
Pada bagian kesimpulan, sebetulnya bisa juga digantikan dengan kelebihan dan
kekurangan isi buku. Jadi secara keseluruhan isi buku bisa dinilai dari dua aspek
tersebut, tanpa harus menyebutkan apa yang menjadi inti pembahasan resensi.
: Tema Fantasi
Penulis
Penerbit
Cetakan
: I, Desember 2013
Tebal
: 264 halaman
ISBN
: 978-602-03-0050-4
hambatan dalam membangun relasi bisnis. Serta dapat membangun wawasan kita
dalam memulai sebuah bisnis serta hubungan-hubungan lain dalam manajemen
komunikasi.
Khairul Arief Rahman, Mahasiswa jurusan Komunikasi & Penyiaran Islam, Fakultas
Dakwah, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Mudah bukan? Ringkas dan kualitas merupakan hal utama dalam menulis contoh
resensi buku. Bagi kalian yang masih pemula, tidak ada salahnya terus mencoba.
Tentunya untuk meningkatkan kualitas tulisan.
Yuk Kirimkan Hasil Resensi Buku Anda ke ACADEMIC INDONESIA Rubrik
REVIEW BISNIS