Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SISTEM REPRODUKSI ASUHAN KEPERAWATAN PADA

GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI WANITA


KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)

Oleh
SGD VI :
Ni

Wayan

Mas

Utami

Garniswari

1002105054
Ni Komang Ana Merliantika
1102105011
I Putu Yoga Apriadi

1102105014

Ni Kadek Dwi Mas Pujastuti

1102105020

Ni Kadek Diyantini

1102105023

Ni Wayan Kuniawati

1102105032

Ni Luh Pt. Nopita Apsari

1102105033

Ni Putu Ratih Febriana Dewi .L.

1102105042

I Ketut Sugiarsa

1102105045

Ida Ayu Agung Sukma Sastrika

1102105053

I Wayan Fajar Gustika

1102105054

Program Studi Ilmu Keperawatan


Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
2014

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG

Kehamilan Ektopik Terganggu

Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan yang berbahaya bagi wanita yang
bersangkutan berhubungan dengan besarnya kemungkinan terjadi keadaan yang gawat,
keadaan yang gawat ini dapat terjadi apabila kehamilan ektopik terganggu, kehamilan
ektopik terganggu merupakan peristiwa peristiwa yang dapat dihadapi oleh setiap
dokter, karena sangat beragamnya gambaran klinik kehamilan ektopik terganggu itu,
hal yang perlu di ingat ialah, bahwa pada setiap wanita dalam masa produksi dengan
gangguan atau keterlambatan haid yang disertai dengan nyeri perut bagian bawah, perlu
dipikirkan kehamilan ektopik terganggu.
1.2

TUJUAN

1.2.1

Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mengerti dan memahami teori-teori yang dapat dalam proses
belajar sehingga dapat diterapkan.

1.2.2

Tujuan Khusus
-

Mahasiswa dapat melakukan pengkajian dan mengidentifikasi data pada


klien dengan kehamilan ektopik terganggu..

- Mahasiswa dapat membuat diagnose keperawatan berdasarkan data yang diperoleh


dari ibu hamil.
- Mahasiswa dapat membuat rencana asuhan keperawatan
- Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan keperawatan yang telah direncanakan

BAB II
KONSEP DASAR ENDOMETRIOSIS

II.A. KONSEP PENYAKIT

Kehamilan Ektopik Terganggu


1.

Definisi
- Kehamilan ektopik terganggu adalah suatu keadaan dimana hasil konsepsi
-

berimplantasi, tumbuh dan berkembang diluar endometrium cavum uteri


Kehamilan ektopik terganggu adalah suatu kehamilan ektopik yang mengalami
abortus rupture pada dinding tuba.

2.

Epidemiologi
Kehamilan ektopik terganggu masih sulit diketahui, karena biasanya penderita
tidak menyampaikan keluhan yang khas, kehamilan ektopik baru memberikan
gejala bila kehamilan tersebut terganggu. Sehingga insidens kehamilan ektopik
yang sesungguhnya sulit ditetapkan. Meskipun secara kuantitatif mortalitas akibat
KET berhasil ditekan, persentase insidens dan prevalensi KET cenderung
meningkat dalam dua dekade ini. Dengan berkembangnya alat diagnostik canggih,
semakin banyak kehamilan ektopik yang terdiagnosis sehingga semakin tinggi pula
insidens dan prevalensinya. Keberhasilan kontrasepsi pula meningkatkan
persentase kehamilan ektopik, karena keberhasilan kontrasepsi hanya menurunkan
angka terjadinya kehamilan uterin, bukan kehamilan ektopik, terutama IUD dan
mungkin juga progestagen dosis rendah. Meningkatnya prevalensi infeksi tuba juga
meningkatkan keterjadian kehamilan ektopik. Selain itu, perkembangan teknologi
di bidang reproduksi, seperti fertilisasi in vitro, ikut berkontribusi terhadap
peningkatan frekuensi kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik lebih sering di
temukan pada wanita kulit hitam dari pada wanita kulit putih. Perbedaan ini
diperkirakan karena peradangan pelvis lebih banyak ditemukan pada golongan
wanita kulit hitam. Kehamilan ektopik banyak terdapat bersama dengan keadaan
gizi buruk dan keadaan kesehatan yang rendah, maka insidennya lebih tinggi di
Negara sedang berkembang dan pada masyarakat yang berstatus sosio-ekonomi
rendah daripada di Negara maju dan pada masyarakat yang berstatus sosioekonomi tinggi. Di Amerika Serikat, kehamilan ektopik terjadi pada 1 dari 64
hingga 1 dari 241 kehamilan, kejadian ini dipengaruhi oleh faktor sosial, mungkin
karena pada golongan pendapatan rendah lebih sering terdapat gonorrhoe karena
kemungkinan berobat kurang.
Usia merupakan faktor resiko yang penting terhadap terjadinya kehamilan ektopik.
Sebagian besar wanita mengalami kehamilan ektopik berumur 20-40 tahun dengan

Kehamilan Ektopik Terganggu

umur rata-rata 30 tahun. Menurut Linardakis (1998) 40% dari kehamilan ektopik
terjadi antara umur 20-29 tahun.
Ras/Suku Menurut Philip Kotler, banyak faktor yang mempengaruhi perilaku
seseorang, salah satunya adalah faktor sosial dan kebudayaan. Suku termasuk
bagian dari budaya yang tentunya akan mempengaruhi perilaku dalam
menggunakan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kebidanan. Kehamilan
ektopik lebih sering di temukan pada wanita kulit hitam dari pada wanita kulit
putih. Perbedaan ini diperkirakan karena peradangan pelvis lebih banyak
ditemukan pada golongan wanita kulit hitam.
Riwayat Penyakit Terdahulu yang berhubungan dengan resiko kehamilan ektopik
adalah infeksi, tumor yang mengganggu keutuhan saluran telur, dan keadaan
infertile.
Riwayat kehamilan yang berhubungan dengan resiko kehamilan ektopik adalah
kehamilan ektopik, induksi abortus berulang dan mola. Sekali pasien pernah
mengalami kehamilan ektopik ia mempunyai kemungkinan 10 sampai 25% untuk
terjadi lagi. Hanya 60% dari wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik
menjadi hamil lagi, walaupun angka kemandulannya akan jadi lebih tinggi. Angka
kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0-14.6%.
Riwayat kontrasepsi membantu dalam penilaian kemungkinan kehamilan ektopik.
Pada kasus-kasus kegagalan kontrasepsi pada wanita yang menggunakan
kontrasepsi oral atau dengan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) , rasio
kehamilan ektopik dibandingkan dengan kehamilan intrauterin adalah lebih besar
daripada wanita wanita yang tidak menggunakan metode kontrasepsi. Kejadian
kehamilan ektopik pada akseptor AKDR dilaporkan 12 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan pemakai kondom. Diperkirakan terjadi 2 kehamilan ektopik
per 1000 akseptor AKDR setiap tahun.
Akseptor pil yang berisi hanya progestagen dilaporkan mempunyai insiden yang
tinggi terhadap kehamilan ektopik apabila terjadi kehamilan selagi menjadi
akseptor, yaitu 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan insidennya yang biasa.

Kehamilan Ektopik Terganggu

Pada pemakai pil mini 4-6% dari kehamilannya dilaporkan adalah ektopik, akan
tetapi dilaporkan tidak terjadi perubahan insiden pada akseptor pil kombinasi.
Riwayat operasi tuba karena adanya riwayat pembedahan tuba sebelumnya baik
prosedur sterilisasi yang gagal maupun usaha untuk memperbaiki infertilitas tuba
semakin umum sebagai faktor resiko terjadinya kehamilan ektopik.
Merokok pada waktu terjadi konsepsi meningkatkan meningkatkan insiden
kehamilan ektopik yang diperkirakan sebagai akibat perubahan jumlah dan afinitas
reseptor andrenergik dalam tuba.
3.

Etiologi
Penyebab kehamilan ektopik dapat diketahui dan dapat juga tidak, atau bahkan
belum diketahui. Beberapa faktor penyebab kehamilan ektopik, meliputi faktor
uterus, tuba, dan ovum.
a.

Faktor uterus
Tumor rahim yang menekan tuba mengakibatkan pejalanan telur

terhambat
Uterus hipoplastis menyebabkan lumen tuba sempit dan berkeluk-keluk

dan hal ini sering disertai gangguan fungsi sili endosalping.


b. Faktor tuba
Penyempitan lumen tuba karena infeksi endosalping
Tub sempit, panjang, dan berkeluk-keluk sehingga perjalanan telur

terganggu
Gangguan fungsi rambut getar (silia) tuba sehingga perjalanan sel telur

tidak dapat normal (terganggu)


Operasi dan sterilisasi tuba yang tidak sempurna dapat menyebabkan

lumen tuba menyempit sehingga mengganggu perjalanan telur


Endometriosis tuba dapat memudahkan implantasi telur yang dibuahi

dalam tuba
Lumen kembar dan sempit

c. Faktor Ovum
Migrasi eksterna dari ovum, yaitu perjalanan ovum dari ovarium kanan ke
tuba kiri atau sebaliknya sehingga dpat memperpanjang perjalanan telur

yang sudah dibuahi ke uterus


Perlekatan membran granulosa
Rapid cell division

Kehamilan Ektopik Terganggu

Migrasi internal ovum

4. Manifestasiklinis
Trias gejala & tanda dari kehamilan ektopi kadalah :
-

Riwayat keterlambatan haid


Perdarahan abnormal (60%-80%)
Nyeri abdominal/ pelvis (95%)
Biasanya kehamilan ektopik baru dapat ditegakkan pada usia kehamilan 6-8
minggu saat timbulnya gejala tersebut. Gejala lain yang muncul biasanya sama
seperti gejala pada kehamilan muda seperti mual,rasa penuh pada payudara, lemah,
nyeri bahu. Selain itu pada pemeriksaan fisik didapatkan pelvis tenderness,
pembesaran uterus, dan massa adneksa (saiffudin,2002 et al)

5.

Patofisiologi
Beberapa hal dibawah ini ada hubungannya dengan terjadinya kehamilan
ektopik
a. Pengaruhfaktormekanik
Faktor-faktor mekanis yang menyebabkan kehamilan ektopik antara lain:
riwayat operasi tuba, salpingitis, perlekatan tuba akibat operasi nonginekologis

seperti

apendektomi,

pajanan

terhadap

diethylstilbestrol,

salpingitis isthmica nodosum (penonjolan-penonjolan kecil ke dalam lumen


tuba yang menyerupai divertikula), dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
Hal-hal tersebut secara umum menyebabkan perlengketan intra- maupun
ekstraluminal pada tuba, sehingga menghambat perjalanan zigot menuju
kavum uteri. Faktor mekanik lain adalah pernah menderita kehamilan ektopik,
pernah mengalami operasi pada saluran telur seperti rekanalisasi atau
tubektomi parsial, induksi abortus berulang, tumor yang mengganggu
keutuhan saluran telur.
b. Pengaruhfaktorfungsional
Faktor fungsional yaitu perubahan motilitas tuba yang berhubungan dengan
faktor hormonal. Dalam hal ini gerakan peristalsis tuba menjadi lamban,
sehingga implantasi zigot terjadi sebelum zigot mencapai kavum uteri.
Gangguan motilitas tuba dapat disebabkan oleh perobahan keseimbangan
kadar estrogen dan progesteron serum. Dalam hal ini terjadi perubahan jumlah

Kehamilan Ektopik Terganggu

dan afinitas reseptor adrenergik yang terdapat dalam utrus dan otot polos dari
saluran telur. Ini berlaku untuk kehamilan ektopik yang terjadi pada akseptor
kontrasepsi oral yang mengandung hanya progestagen saja, setelah memakai
estrogen dosis tinggi pascaovulasi untuk mencegah kehamilan. Merokok pada
waktu terjadi konsepsi dilaporkan meningkatkan insiden kehamilan ektopik
yang diperkirakan sebagai akibat perubahan jumlah dan afinitas reseptor
adrenergik dalam tuba.
c. Kegagalankontrasepsi
Sebenarnya insiden sesungguhnya kehamilan ektopik berkurang karena
kontrasepsi sendiri mengurangi insidensi kehamilan. Akan tetapi dikalangan
para akseptor bisa terjadi kenaikan insiden kehamilan ektopik apabila terjadi
kegagalan pada teknik sterilisasi. Alat kontrasepsi dalam rahim selama ini
dianggap sebagai penyebab kehamilan ektopik. Namun ternyata hanya AKDR
yang mengandung progesteron yang meningkatkan frekuensi kehamilan
ektopik. AKDR tanpa progesteron tidak meningkatkan risiko kehamilan
ektopik, tetapi bila terjadi kehamilan pada wanita yang menggunakan AKDR,
besar kemungkinan kehamilan tersebut adalah kehamilan ektopik.
d. Peningkatanafinitasmukosa tuba
Dalam hal ini terdapat elemen endometrium ektopik yang berdaya
meningkatkanimplantasi pada tuba.
e. Pengaruh proses bayitabung
Beberapa kejadian kehamilan ektopik dilaporkan terjadi pada proses
kehamilan yang terjadi dengan bantuan teknik-teknik reproduksi (assisted
reproduction).Kehamilan tuba dilaporkan terjadi pada GIFT (gamete
intrafallopian transfer),IVF (in vitro fertilization), ovum transfer, dan induksi
ovulasi. Induksi ovulasi dengan human pituitary hormone dan hCG dapat
menyebabkan kehamilan ektopik bila pada waktu ovulasi terjadi peningkatan
pengeluaran estrogen urin melebihi 200 mg sehari.
6. Klasifikasi
Kehamilan ektopik dapat dibedakan berdasarkan tempat terjadinya implantasi,
yaitu:

Kehamilan Ektopik Terganggu

a. Kehamilan tuba, yaitu kehamilan ektopik yang terjadi pada setiap bagian dari
tuba fallopi. Persentase terjadinya kehamilan ektopik yang berlokasi di tuba
adalah sangat besar yang mencapai 95%. Implantasi bisa terjadi pada ampulla
(55%), isthmus (25%), fimbrial (17%), atau pun pada interstisial (2%) dari
tuba. Karena kemampuan perkembangan tuba fallopi yang terbatas, sebagian
besar akan pecah (ruptura) pada umur kehamilan 35-40 hari.
b. Kehamilan ovarial, merupakan bentuk yang jarang (0,5%) dari seluruh
kehamilan ektopik dimana terjadinya implantasi adalah di ovarium.
c. Kehamilan servikal, merupakan bentuk kehamilan ektopik yang jarang sekali
terjadi, dimana implantasi terjadidi dalam selaput lender serviks.
d. Kehamilan abdominal, terjadi karena implantasi terjadi pada rongga abdomen
yang kejadiannya kurang dari 0,1% dari seluruh kehamilan ektopik.
Kehamilan abdominal ada 2 macam, yaitu:
Primer, dimana implantasi dari awal memang terjadi pada rongga

abdomen.
Sekunder, yaitu implantasi awalnya terjadi ditempat yang lain (tuba,
ovarium, dll) lalu berpindah kedalam rongga abdomen karena terlepas dari

tempat asalnya.
e. Kehamilan heterotopik, adalah kehamilan ektopik yang terjadi bersamaan
dengan kehamilan intra uterine (kehamilan normal). Kehamilan ini sifatnya
sangat langka yang terjadi satu dalam 17.000-30.000 kehamilan ektopik.
Kehamilan ini bisa dibedakan menjadi dua, yaitu:
Kehamilan kombinasi (Combined Ectopik Pregnancy) yaitu kehamilan

yang berlangsung bersamaan dengan kehamilan intrautrin normal.


Kehamilan ektopik rangkap (Compound Ectopic Pregnancy) yaitu
kehamilan intrauterine yang terjadi setelah terjadi kehamilan ektopik yang

mati/ruptur.
f. Kehamilan tuba uterina, merupakan kehamilan yang awalnya implantasi di
bagian tuba pars interstitialis, kemudian mengalami ekstensi secara perlahan
kedalam kavum uteri.
g. Kehamilan tuba abdominal, yaitu awalnya mengalami implantasi di sekitar
bagian fimbriae tuba, kemudian secara perlahan mengalami ekstensi kekavum
peritoneal.
h. Kehamilan tuba ovarial, terjadi bila kantung janin sebagian melekat pada tuba
dan sebagian pada jaringan ovarium.

Kehamilan Ektopik Terganggu

7. Penatalaksanaan
Pengobatan mencakup pengangkatan kehamilan ektopik secara bedah, karena
kondisi telah mengancam jiwa. Apabila pembedahan dilakukan lebih dini, hampir
sebagian besar pasien dapat pulih dengan cepat; jika terjadi ruptur tuba, maka
mortalitasnya meningkat. Jenis pembedahan ditentukan oleh ukuran dan keluasan
kerusakan lokal pada tuba; pembedahan berkisar dari konservatif sampai yang
lebih ekstensif. Pembedahan konservatif dapat mencakup milking kehamilan
ektopik dari tuba. Reseksi tuba falopii yang sakit dengan anastomosis ujung ke
ujung dapat efektif. Beberapa ahli bedah mencoba untuk menyelamatkan tuba
dengan salpingostomi, yang mencakup membuka dan mengevakuasi tuba dan
mengontrol pendarahan. Pembedahan ekstensif mencakup pengangkatan tuba saja
(salpingektomi) atau dengan ovariumnya (salpingooofarektomi). Bergantung pada
jumlah darah yang hilang, terapi komponen darah dan pengobatan untuk syok
sebelum dan selama pengobatan.
Methotrexate, suatu preparat kemoterapeutik, digunakan setelah pembedahan untuk
mengatahui setiap jaringan yang tertinggal, seperti yang ditandai dengan
peningkatan kadar beta-HCG yang menetap. Pemeriksaan beta- HCG diulang 2
minggu setelah pembedahan untuk memastikan kadarnya telah menurun.
Pilihan lainnya adalah penggunaan methotrexate tanpa pembedahan. Karena obat
ini menghentikan kemajuan kehamilan, obat ini akan menghentikan kehamilan
dini, pada tuba yang belum ruptur. Efek samping termasuk stomatitis dan diare,
supresi sumsum tulang, kerusakan fungsi hati, dermatitis, dan pleuritis. Dosis
didasarkan pada kadar beta-HCG pasien. Faktor citrovorum (leukovorin) telah
digunakan untuk mengurangi efek toksik methotrexate. Enzim hepar juga dipantau
dengan pemeriksaan ultrasoound yang sering dan dengan mengkaji kadar serum
HCG.
8. Pencegahan
Pencegahan adalah usahausaha yang dilakukan sebelum sakit (prepatogenesis),
antara lain :
Perbaikan dan peningkatan status gizi karena keadaan gizi buruk dan keadaan
kesehatan yang rendah menyebabkan kerentanan terhadap penyakit infeksi

Kehamilan Ektopik Terganggu

10

pada alat genitalia sehingga berisiko tinggi untuk menderita kehamilan

ektopik.
Menghindari setiap perilaku yang memperbesar risiko kehamilan ektopik
seperti merokok terutama pada waktu terjadi konsepsi, menghindari hubungan
seksual multipartner (seks bebas) atau tidak berhubungan selain dengan

pasangannya.
Memberikan dan menggalakkan pendidikan kesehatan kepada masyarakat

seperti penyuluhan
Penggunaan kontrasepsi yang efektif.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Riwayat Keperawatan
1. Menstruasi terakhir
Riwayat menstruasi yang lengkap diperlukan untuk menetukan taksiran persalinan
(TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). Untuk
menentukan TP berdasarkan HPHT dapat digunakan rumus Naegle, yaitu hari
ditambah tujuh, bulan dikurang tiga, tahun disesuaikan
2. Adanya bercak darah yang berasal dari vagina

Kehamilan Ektopik Terganggu

11

3. Nyeri abdomen : kejang, tumpul


4. Jenis kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau
keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat
kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut
saat kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan
organ seksual janin
5. Riwayat gangguan tuba sebelumnya
Kondisi kronis seperti DM, hipertensi, dan penyakit ginjal yang berefek buruk
pada kehamilan.Oleh karena itu, adanya riwayat infeksi, prosedur operasi dan
trauma pada persalinan sebelumnya
c. Pola fungsi kesehatan (Riwayat bio-psiko-sosial-spiritual)
a) Pola persepsi dan pengetahuan
Perubahan kondisi kesehatan dan gaya hidup akan mempengaruhi pengetahuan
dan kemampuan dalam merawat diri.
b) Pola nutrisi dan metabolisme
Perubahan intake makanan, keseimbangan cairan dan elektrolit, nafsu makan, pola
makan, diet, fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan menelan, mual /
muntah, kebutuhan julah zat gizi, masalah / penyembuhan kulit, akanan kesukaan.
c) Pola eliminasi
Mengkaji pola BAK dan BAB px
d) Pola aktifitas dan latihan
Pasien terganggu aktifitasnya akibat adanya kelemahan fisik, tetapi px mampu
untuk duduk, berpindah, berdiri dan berjalan.

Kehamilan Ektopik Terganggu

12

e) Pola istirahat
Px mengatakan tidak dapat tidur dengan nyenyak, pikiran kacau, terus gelisah.
f)

Pola kognitf dan perseptual (sensoris)


Adanya kondisi kesehatan mempengaruhi terhadap hubungan interpersonal dan
peran serta mengalami tambahan dalam menjalankan perannya selama sakit, px
mampu memberikan penjelasan tentang keadaan yang dialaminya.

g) Pola persepsi dan konsep diri


Pola emosional px sedikit terganggu karena pikiran kacau dan sulit tidur.
h) Peran dan tanggung jawab
Keluarga ikut berperan aktif dalam menjaga kesehatan fisik pasien.
i) Pola reproduksi dan sexual
Mengkaji perilaku dan pola seksual pada px
j) Pola penanggulangan stress
Stres timbul akibat pasien tidak efektif dalam mengatasi

masalah penyakitnya,

px merasakan pikirannya kacau. Keluarga px cukup perhatian selama pasien


dirawat di rumah sakit.
k) Pola tata nilai dan kepercayaan
Timbulnya distres dalam spiritual pada pasien, maka pasien akan menjadi cemas
dan takut, serta kebiasaan ibadahnya akan terganggu, dimana px dan keluarga
percaya bahwa masalah px murni masalah medis dan menyerahkan seluruh
pengobatan pada petugas kesehatan.

2. Diagnosa

13

Kehamilan Ektopik Terganggu

a. Nyeriakut berhubungan dengan agen cedera iologis ditandai dengan mengungkapkan


nyeri secara verbal
b. PK perdarahan
c. Duka cita berhubungan dengan kehilangan obyek penting bagian dan proses tubuh
ditandai dengan membuat makna kehilangan, distress psikologi

3. RencanaAsuhanKeperawatan
Diagnosa
Nyeri

hasil
akut Setelah dilakukan

berhubungan
dengan

Tujuandankriteria

asuhan keperawatan

agen jam diharapkan

cedera biologis tingkat nyeri klien


ditandai dengan berkurang, nyeri
mengungkapkan terkontrol dengan
nyeri
verbal

secara criteria hasil:


NOC label: pain
control
Dengan kriteria
hasil:
-Nyeri berkurang
-Penggunaan
analgesik yang
direkomendasikan
-Nyeri terkontrol
NOC label: Pain

Intervensi
NIC label : Pain

S:

Management

Klien

1. Kaji nyeri secara

mengatakan nyeri

komprehensif
2. Observasi reaksi

berkurang

nonverbal dari
ketidaknyamanan.
3. Gunakan teknik
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri klien
sebelumnya.
4. Kontrol faktor lingkungan

tidak

meringis,

tidak

merintih,

tidak

terdapat
ketegangan
diwajah,
analgesic

Dengan kriteria

mengatasi

menangis(4)

Pasien

seperti suhu ruangan,

farmakologis untuk

berkurang (4)
-Tidak merintih dan

O:

penggunaan

pencahayaan, kebisingan
5. Ajarkan teknik non

NIC label: Analgesic


Administration
1. Periksa riwayat alergi

atau

terkontrol

yang mempengaruhi nyeri

level
hasil:
-Durasi nyeri

Evaluasi

tepat

yang

14

Kehamilan Ektopik Terganggu


-Ketegangan di wajah
klien
berkurang(4)

terhadap obat
2. Tentukan pilihanan
algesik tergantung tipe
dan beratnya nyeri
3. Tentukan pilihan
analgesik, rutepemberian,
dan dosis optimal
4. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesic
pertama kali
1. Monitor keadaan umum S :

PK perdarahan
Setelah

dilakukan

pasien
Pasien
2. Monitor tanda vital
mengatakan
3. Monitor
jumlah
keperawatan
badannya tidak
perdarahan pada pasien
selama......x24 jam
4. Anjurkan
untuk merasa lemas
pasien
dapat
meningkatkan
asupan O :
meminimalkan
nutrisi klien yg bergizi
Pasien nampak
untuk
perdarahan dengan 5. Kolaborasi
segar dan kulit
pemeberian
terapi
kriteria hasil :
pasien
tidak
intravena dan tranfusi
pucat
1. Tidak
terjadi
darah
perdarahan, tanda 6. Kolaborasi kontrol Hb,
tindakan

vital

normal,

HMT, Retic, status Fe

tidakanemis
Dukacita

dilakukan NIC : Active Listening


1. Menetapkan tujuan dari
berhubungan
asuhan keperawatan
interaksi
dengan
x24
jam
2. Menunjukkan sikap
kehilangan
diharapkan duka cita
tertarik dengan klien
obyek penting klien dapat teratasi 3. Gunakan pertanyaan yang

S:

bagian

terjadi

proses

Setelah

dan dengan

criteria

tubuh hasil :
NOC:Grief
ditandai dengan
Resolution
membuat makna
1. Klien mampu

mendorong klien
menyatakan perasaannya
4. Mendengarkan pesan yang
belum tersampaikan tetapi
akan disampaikan

Pasien
mengatakan
dapat

menerima

kehilangan yang
pada

kandungannya
O:
Pasien

tidak

Kehamilan Ektopik Terganggu

15

kehilangan,

menyatakan

tampak

distress

perasaan

dapat beraktivitas

psikologi

kehilangan
2. Klien mau
berdiskusi
tentang perasaan
yang dialami
3. Klien
menyatakan
penerimaan
terhadap
kehilangan
4. Klien melaporkan
kemampuan
seksual normal

sedih,

seperti biasa

16

Kehamilan Ektopik Terganggu


BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Kehamilanektopiktergangguadalahsuatukeadaandimanahasilkonsepsiberimplantasi,
tumbuhdanberkembangdiluar

endometrium

cavum

uteri.Kehamilanektopikbanyakterdapatbersamadengankeadaangiziburukdankeadaanke
sehatan

yang

rendah,

makainsidennyalebihtinggi

sedangberkembangdanpadamasyarakat

yang

di

Negara

berstatussosio-ekonomirendah.

Kehamilan ektopik dipengaruhi oleh kondisi tuba, uterus, dan ovum. Manifestasi
klinisnya berupa nyeri abdominal, keterlambatan haid, dan perdarahan abnormal.
Penatalaksanaanya berupa pembedahan, medikasi metrotrexate dan pembedahan, dan
hanya terapi metrotrexate.
2. Saran
Diharapkan

agar

mahasiswakhusunyamahasiswa

studiilmukeperawatanlebihmempelajarilebihdalamtentang
terganggu

agar

kehamilan

nantinyamampumenerapkansertamengaplikanilmu

telahdidapatkanpadakeluargasertamasyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

program
ektopik
yang

Kehamilan Ektopik Terganggu

17

Bangun, Rospidan. 2009. Karakteristik Ibu Penderita Kehamilan Ektopik Terganggu.


Diakses

melalui

alamat:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14667/1/09E00840.pdf pada tanggal 4 Maret


2014
Price Sylvia A, Wilson Lorraine McCarty. (1995). Patofisiologi. Jakarta : EGC.
RospidaBangun. 2009. KarakteristikIbuPenderitaKehamilanEktopikTerganggu(KET)
RumahSakitUmumPusat

Haji

Adam

Malik

MedanTahun

di

2003-2008

(diaksesmelaluihttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14667/1/09e00840.pdfpadata
nggal 4 maret 2014)
Smeltzer C. Suzanne, Bare G.Brenda.2002.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:EGC
Yulaikhah, Lily. 2008. Kehamilan: Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai