Anda di halaman 1dari 14

ELEKTROMETALLURGI

Elektrowinning

Elektrorefining

Elektrotermik

Elektroplatting

Elektrolisis

PROSES ELEKTROWINNING
Sel dilapisi dengan refractory carbon dan pada dasar
sel diletakkan batang baja yang berfungsi sebagai
katoda.
Anoda terbuat dari karbon yang dipasang
menggantung diatas sel.
Elektrolitnya merupakan campuran dari garam
(misalnya : apabila yang akan dihasilkan adalah
aluminium, maka sebagai elektrolitnya adalah
sodium alluminium fluorida) dalam kondisi leleh
(molten).
Logam murni yang dihasilkan mengendap didasar sel
atau akan mengapung di elektrolit seperti halnya
magnesium.
Endapan logam murni dikeluarkan melalui tap hole.

Contoh sederhana adalah proses elektrowinning


tembaga dari larutan kaya hasil pelindian asam
(sulfat). Reaksi utama yang berlangsung pada 298
0K adalah :
Anoda : 2H2O O2 + 2H+ + 2 e E0 = - 1,23 volt
Katoda: Cu2+ + 2 e- Cu
E0 = 0,34 volt
Cu2+ + 2H2O Cu + O2 + 2H+ E0 = -0,89 volt
Jadi potensial reversibel yang diperlukan sebesar
0,89 volt. Dalam praktek potensial yang digunakan
jauh lebih besar yaitu 2,5 volt (karena diperlukan
untuk mengatasi potensial lebih / overpotensial.

PROSES ELEKTROREFINING
Elektrorefining merupakan tahapan lanjut dari pemurnian
logam, yang dimaksudkan untuk menghasilkan logam
berkadar elektrolitik (electrolytic grade).
Logam yang akan dimurnikan dicetak menjadi bentuk
tertentu yang akan digunakan sebagai anoda.
Proses yang terjadi pada dasarnya merupakan perpindahan
logam utama (yang akan dimurnikan) dari anoda ke katoda.
Sel-nya dibuat dari cor beton (concrete) atau kayu yang
dilapisi dengan timbal atau aspalitic material, dengan tujuan
agar elektrolit yang bersifat asam tidak mempengaruhi sel.
Anoda dan katoda disusun berselang-seling, sedangkan
elektrolitnya selalu disirkulasikan berdasarkan atas gravitasi.
Anoda akan larut dan terjadi reaksi oksidasi, sedangkan pada
katoda akan terjadi pengendapan, biasanya terjadi reaksi
reduksi.

Reaksi utama yang terjadi, misalnya pada pemurnian


tembaga adalah :
Anoda
: Cu Cu2+ + 2 eE0 = - 0,34 volt
Katoda
: Cu2+ + 2 e- Cu
E0 = 0,34 volt
Cuanoda Cukatoda
E0 =
0 volt
Potensial reversibel proses refining untuk segala jenis logam
adalah 0 volt.
Dalam praktek potensial yang harus diberikan adalah untuk
mengatasi berbagai overpotensial serta hambatan-hambatan
lain yang ada dalam sistem elektrolisis.
Logam yang diperoleh pada katoda secara teoritis
mempunyai kemurnian 100%, karena unsur-unsur logam
pengotor baik yang lebih mulia maupun yang kurang mulia
tidak ikut terendapkan.

Logam-logam yang lebih mulia dengan pengaturan


tegangan sel yang tepat tidak akan larut melainkan
lepas menjadi butiran-butiran yang dikenal sebagai
lumpur anoda.
Lumpur anoda ini mempunyai nilai yang tinggi karena
pada umumnya terdiri dari Au, Ag dan logam mulia
lain. Sebaliknya logam yang kurang mulia akan lebih
mudah terlarut dari pada logam utama, tetapi tidak
ikut terendapkan pada katoda.
PROSES ELEKTROPLATTING (PENYEPUHAN)
Elektroplatting atau penyepuhan adalah suatu
pengendapan dengan cara elektrolisa, yang
maksudnya adalah untuk melindungi dari korosi
maupun digunakan untuk memberikan warna yang
lebih menarik dari pada metal yang dilapisi.

Umumnya logam yang digunakan sebagai pelapis


harganya lebih mahal dari logam yang akan dilapisi,
seperti : chroom (Cr), timah (Sn), nikel (Ni), emas (Au),
perak (Ag), tembaga (Cu), platina (Pt), dan sebagainya.
Tahap di dalam proses penyepuhan, yaitu :
Pencucian
Dalam melakukan elektroplatting, barang yang akan
dilapis tidak boleh begitu saja dicelupkan ke sel/ bak.
Permukaan harus bersih, idealnya berupa atom-atom
substrat tanpa pengotor apapun. Setidaknya ada tiga
langkah pembersihan penting dalam mempersiapkan
elektroplatting: pelarut organik (penghilangan lemak),
pembersihan alkali, serta pickling asam.

Pelarut organik (penghilang lemak) yang sering


digunakan berupa uap. Biasanya berupa hidrokarbon
terkhlorinisasi, ditambah inhibitor untuk menekan
hidrolisis oleh lembaban di udara yang berakibat
terbentuknya hidrogen khlorida (korosif).
Pembersih alkali lebih lazim diperlukan untuk
menghilangkan film minyak yang masih tersisa dari
pembersihan sebelumnya. Pembersih alkali harus larut
air, membasahi permukaan, membasahi/menembus
kotoran dan mengemulsikannya, tidak memberi noda
pada permukaan logam.
Pembersih biasanya bukan alkali tunggal, namun
campuran alkali dengan berbagai sabun/ surfaktan, zat
penghelat, jenis-jenis soda abu, kaustik, fosfat, silikat
dan lain-lain agar lebih efektif.

Apabila logam yang akan di elektroplating memiliki kerak


atau karat amat banyak, perlu dilakukan pickling asam
sebelum tahap pembersihan. Begitu pula setelah
pembersihan alkali, sisa-sisa oksida dan lain-lain perlu di
netralkan dulu, disamping dibilas menggunakan asam.
Asam yang lazim digunakan untuk pickling ialah : sulfat
(paling banyak digunakan), khlorida, nitrat, fosfat, flourida,
fluosilikat, khromat dan sulfamat.
Pickling lebih efektif jika disertai dengan arus listrik.
Penyepuhan
Penyepuhan (elektroplating) ialah elektrodeposisi pelapis/
coating logam melekat ke elektroda untuk menjaga substrat
dengan memberikan permukaan dengan sifat dan dimensi
yang berbeda dari logam yang dilapis.
Sistem plating terdiri dari : sirkit luar (tangki), elektroda
negatif (katoda) yaitu barang yang dilapis, larutan plating,
elektroda positif (anoda).

Pelumasan
Setelah proses penyepuhan hasilnya diberi minyak dengan
maksud agar mengkilap. Electropolishing menghasilkan
permukaan bagus untuk elektroplating lebih lanjut (proses final
bagi baja stainless). Pengerjaan elektropolishing mirip
elektroplating namun rapat arusnya 5 10 kali lipat. Sistemnya
anodik dilarutkan, menggunakan sulfat dan fosfat.
Pembilasan
Pembilasan perlu dilakukan pada proses pembersihan
permukaan.
FUSE SALT ELECTROLYSIS
Beberapa metal yang tidak dapat membentuk water solution,
tetapi hanya bisa terbentuk sebagai molten salt dari metal
tersebut. Metal tersebut antara lain : Al, Mg, Na, Ca, Ba, Li, Ti, Be,
Ze, dan rare earth. Metal-metal tersebut mempunyai afanitas
yang besar terhadap oksigen (sukar direduser oksidanya),
sehingga tidak bisa dilakukan pengendapan di dalam water
solution, karena metal akan selalu teroksidasi oleh air sehingga
perlu dilakukan pada temperatur tinggi.

Arus listrik yang digunakan pada elektrolisa molten salt


berfungsi sebagai :
Elektrolisa
Sumber panas dari pada elektrolit supaya bath tetap cair
dan biasanya tidak perlu panas dari luar.
ELECTRO THERMIC PROCESS
Pada electro thermic process, arus listrik bisa digunakan
untuk menimbulkan panas melebur metal. Cara ini dilakukan
bila :
Listrik di daerah peleburan lebih murah dari pada bahan
bakar lainnya.
Panas bahan bakar yang ada tidak cukup untuk melebur
metal
Digunakan pada pembuatan ferro alloy, ferro chromium
dan ferro tungsten dengan maksud agar tidak terjadi
pengotoran.

Keuntungan pada peleburan atau pemurnian dengan


menggunakan listrik adalah :
1. Produkta yang didapat lebih rendah kadar sulfurnya
2. Temperatur maupun panas peleburan mudah diatur
3. Tidak ada gas yang dihasilkan dari bahan bakar apa lagi
abu bahan bakar.
Tenaga listrik dapat diubah dalam bentuk panas dengan
melalui beberapa cara :
1. Loncatan arus listrik (electric arc furnace)
Dapur peleburan arc furnace ini biasanya mempunyai
diameter 20 feet dan kapasitas 80 ton. Dindingnya dilapisi
dengan refractory yang bagian atasnya ditembus oleh tiga
buah elektroda yang mengeluarkan bunga api, sehingga
memanaskan material yang dilebur. Bila material telah
melebur maka yang pertama kali dituang adalah slag-nya
kemudian baru metalnya.

2. Induction Furnace
Merupakan dapur peleburan yang pemanasnya dilakukan
dengan jalan mengalirkan arus listrik ke suatu metal,
sehingga tahanan metal ini menimbulkan panas. Biasanya
cara ini dilakukan di laboratorium, dimana sebuah crucible
dililit dengan kawat listrik, sedangkan material yang akan
dilebur dimasukkan ke dalam crucible tersebut.

Anda mungkin juga menyukai