76)
Perubahan Sosial di Masyarakat
demikian pengetahuan yang dimiliki semakin bertambah, hal ini sebagai akibat
positif dengan terjadinya perubahan.
Berikut adalah contoh perubahan sosial budaya yang terjadi di sekitar kita.
2. Pertanian
Berikut ini contoh perubahan sosial budaya bidang pertanian:
Masyarakat lebih menyukai produk pertanian dari swalayan. Masyarakat lebih
suka produk pertanian dari swalayan. Mereka menganggap bahwa kualitas
produk dari swalayan itu lebih baik. Walaupun kondisinya sudah tidak segar lagi
dan harganya lebih mahal. Sehingga produk hasil petani lokal kurang laku di
pasar.
Masyarakat lebih suka produk pertanian impor. Seperti biasa, masyarakat
memang lebih suka produk impor karena dianggap kualitasnya lebih bagus dan
harganya lebih murah. Walaupun produk pertanian impor entah diapakan
terlebih dahulu supaya bisa bertahan lama. Sekali lagi, petani lokal dirugikan.
Petani gemar menjual lahan pertaniannya. Karena produk pertaniannya kurang
laku ditambah dengan harga pupuk serta resiko gagal panen yang tinggi
membuat petani terpaksa menjual lahan pertaniannya.
Banyak petani beralih profesi. Banyak petani yang lebih memilih beralih profesi
menjadi tenaga kerja di suatu industri. Walaupun penghasilan yang didapat tidak
seberapa. Namun hasilnya lebih pasti dibandingkan saat menjadi petani.
Perkembangan pada teknik pengolahan pertanian. Petani yang berasal dari
lulusan fakultas pertanian pun bermunculan. Petani ini lebih pintar tentang cara
pengolahan sampai pendistribusiannya. Hasilnya, produk pertanian di negeri ini
kualitasnya tidak kalah dengan produk pertanian dari luar negeri atau impor.
3. Perubahan Sosial di Bidang Ekonomi
Contoh perubahan sosial dibidang ekonomi:
Gaya hidup konsumtif. Gaya hidup konsumtif adalah fenomena yang terjadi di
jaman sekarang. Penyebab utamanya adalah rasa gengsi di masyarakat dan
keinginan akan mengikuti sebuah trend. Salah satu contohnya yang fenomenal
adalah fenomena mengganti smartphone baru dan makan-makanan yang
mewah. Itu disebabkan karena mereka merasa gengsi dan tergiur dengan diskon
yang tidak biasa terjadi. Akibatnya, kemiskinan semakin merajalela akibat sifat
boros ini.
Menyukai produk luar negeri. Sejak bangsa kita dijajah, kita mulai dihipnotis
oleh mereka supaya kita menganggap bahwa produknya lebih baik daripada
produk dalam negeri. Hal ini membuat kita selalu memilih produk luar negeri
ketimbang produk dalam negeri. Apalagi dengan masuknya budaya asing
dengan mudah ke Indonesia, kecintaan masyarakat akan produk luar negeri
semakin meningkat. Masyarakat lebih memilih berlibur ke Singapura ketimbang
ke Bali.
Korupsi. Sifat manusia yang tidak pernah puas dan cenderung lebih memikirkan
dirinya sendiri menghasilkan budaya korupsi. Budaya ini tentu saja sangat
merugikan negara. Seharusnya uang tersebut digunakan untuk membangun
sarana yang baik untuk rakyat, malah digunakan untuk memenuhi rasa
kerakusan para pejabat.
Berutang. Kebiasaan berutang dan mencicil sudah mulai tumbuh sejak ada gaya
hidup boros. Mereka menjadi suka berutang untuk membeli kebutuhan pokok.
Sementara untuk memenuhi keinginannya (bukan kebutuhan) yang mahal,
mereka mencicilnya.
Kesadaran menabung meningkat. Kesadaran untuk menabung semakin
meningkat. Hal ini mungkin dikarenakan bunga deposito yang semakin tinggi
dan berbagai penawaran menarik dari bank. Selain itu, kesadaran untuk
berasuransi juga meningkat.
4. Kesenian
Kesenian bisa saja berubah atau tergantikan seiring perkembangan zaman. Saat
ini, banyak kesenian di Indonesia yang mulai punah karena anak bangsa tidak
suka dengan kesenian tersebut. Bahkan mereka lebih suka mempelajari kesenian
asing dengan alasan trendy. Namun, masih banyak kesenian populer Indonesia
yang masih bisa bertahan sampai sekarang.
5. Industri
Berikut perubahan sosial di bidang industri:
Urbanisasi. Karena industri dikatakan sebagai sebuah kemajuan dan itu berada
di daerah perkotaan. Maka banyak masyarakat desa berbondong-bondong ke
kota untuk mencari kehidupan yang katanya lebih layak. Meskipun tidak
semuanya beruntung karena tidak semua industri memerlukan banyak tenaga
kerja.
Persaingan Pendidikan. Karena industri memerlukan tenaga kerja yang sedikit.
Persaingan untuk merebut pekerjaan menjadi meningkat. Mereka berupaya
untuk mengejar pendidikan setinggi mungkin untuk dapat bekerja di tempat
yang mereka idamkan.
Ketimpangan Antara Desa dan Kota. Karena urbanisasi, banyak warga desa
yang meninggalkan pekerjaannya sebelumnya yaitu bertani. Itu membuat
adanya ketimpangan antara agrikultural dengan industri.
Gaya Hidup. Gaya hidup yang berkembang akibat industri berkembang adalah
gaya hidup praktis. Semuanya ingin supaya serpa praktis dan cepat. Sehingga
banyak orang menjadi malas dalam melakukan sesuatu.
Kemajuan di Berbagai Bidang. Industri yang berkembang membuat kemajuan
di berbagai bidang. Termasuk bidang tekstil, pertambangan, ilmu kimia, pangan,
perumahan, transportasi, dll.
6. Bahasa Daerah
Indonesia memiliki banyak sekali bahasa daerah. Namun, banyak juga bahasa
yang mulai punah. Itu mungkin disebabkan karena mereka lebih berminat untuk
menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dibandingkan bahasa
daerahnya sendiri. Itu mungkin karena bahasa tersebut jangkauan
komunikasinya lebih luas dibandingkan bahasa daerahnya yang cenderung
hanya dimengerti oleh anggota masyarakat di daerah tersebut.
7. Pendidikan
Contoh perubahan sosial di bidang pendidikan:
Cara mengajar berubah seiring perkembangan jaman. Berbagai penelitian telah
dilakukan terutama dalam bidang psikologi pada peserta didik. Tentu saja
mereka menginginkan cara mengajar yang lebih baik sehingga mudah dipahami
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalah yang saat ini sedang marak
dibicarakan baik dikalangan masyarakat, media cetak, televisi, dan lainnya.
Permasalah tersebut dinamakan tindak kriminalitas pencurian dengan kekerasan
(begal). Begal termasuk dalam kasus pencurian dengan kekerasan tertuang
dalam Pasal 365 KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) tentang
Pencurian dengan Kekerasan. Fenomena ini sedang marak terjadi di kota-kota
besar termasuk di kota Makassar dan 70% tindakan kriminalitas begal dilakukan
oleh remaja Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor yang mendukung.
Tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui bagaimana tindak kriminalitas
pencurian dengan kekerasan dan apa saja faktor pendukung dari tindak
kriminalitas pencurian dengan kekerasan (begal). Penelitian ini menggunaka
metode penelitian kualitatif dimana penelitian tersebut berusaha memberikan
gambaran atau uraian yang bersikap deskriptif mengenai suatu kolektifitas
objek yang diteliti secara sistematis dan aktual mengenai fakta-fakta yang ada.
Dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi, sehingga diperoleh data mengenai faktor-faktor apa saja yang
mendukung tindak kriminalitas pencurian dengan kekerasan (begal).
Berdasarkan analisis terhadap data maka penulis penyimpulkan beberapa faktor
yang mendukung tindak kriminalitas pencurian dengan kekerasan (begal) yaitu:
faktor ekonomi, lingkungan, budaya, ingin mendapatkan pujian, informal
(keluarga) dan formal (sekolah) serta faktor ilmu pengetahuan dan teknologi.
Hasil penelitian memberikan simpulan bahwa dari keenam faktor tersebut,
faktor ekonomi yang lebih mendominasi karena dari semua hasil wawancara
yang dilakukan menunjukkan bahwa pelaku melakukan tindak kriminalitas
pencurian dengan kekerasan (begal) untuk mengambil suatu barang dari
korbannya.