I.
TUJUAN PRAKTIKUM
a. Menjelaskan dan mengetahui prinsip-prinsip kesetimbangan suatu
campuran dan menjelaskan hubungan suhu, tekanan dan komposisi.
b. Menjelaskan perbedaan prinsip destilasi secara fraksionasi dan batch.
c. Melakukan pemisahan campuran biner dan multi komponen dengan sistim
destilasi fraksionasi.
d. Menentukan kadar produk hasil pemisahan dengan menggunakan kurva
kalibrasi.
e. Menentukan jumlah stage hasil pemisahan secara grafis atau dengan
metode McCabe and Thile.
II.
PERINCIAN KERJA
a. Membuat kurva kalibrasi.
b. Menghitung berat jenis umpan yang belum didestilasi.
c. Melakukan destilasi dengan alat destilasi fraksionasi.
d. Melakukan pengukuran volume, dan berat jenis pada bottom dan destilat
setiap 20 menit.
III.
Piknometer
Erlenmeyer
Aluminium foil
Neraca analitik
Tissue
Corong plastik
Gelas ukur
Stopwatch
B. BAHAN
IV.
Campuran Etanol-Air
Aquadest
Etanol murni
DASAR TEORI
A. Destilasi
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan
kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap
(volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga
menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali kedalam bantuk
cairan. Zat yang memliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih
dahulu. Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan
panas.
B. Destilasi Fraksionasi
Destilasi fraksionasi merupakan suatu teknik pemisahan untuk
larutan yang mempunyai perbedaan titik didih yang tidak terlalu jauh
yaitu sekitar 30C atau lebih. Dalam destilasi fraksionasi atau destilasi
bertingkat proses pemisahan parsial diulang berkali-kali dimana setiap
kali terjadi pemisahan lebih lanjut. Hal ini berarti proses pengayaan dari
uap yang lebih volatil juga terjadi sepanjang proses destilasi fraksional itu
berlangsung. Sebagai driving force pada proses pemisahan destilasi
fraksionasi adalah adanya panas dan perbedaan titik didih.
Destilasi fraksionasi berbeda dengan destilasi biasa, karena
terdapat suatu kolom fraksionasi dimana terjadi suatu proses refluks.
Proses refluks pada destilasi ini dilakukan agar pemisahan campuran
dapat terjadi dengan baik. Kolom fraksionasi berfungsi agar kontak antara
cairan dengan uap terjadi lebih lama. Sehingga komponen yang lebih
ringan dengan titik didih lebih rendah akan terus menguap dan masuk
kondensor. Sedangkan komponen yang lebih berat akan kembali ke dalam
labu destilasi.
Kolom distilasi adalah sarana melaksanakan operasi pemisahan
komponen-komponen dari campuran fasa cair, khususnya yang
mempunyai perbedaan titik didih dan tekanan uap yang cukup besar.
Perbedaan tekanan uap tersebut akan menyebabkan fasa uap yang ada
2.
didih komponen yang kurang mudah menguap (Tb). Untuk setiap suhu,
harga yA selalu lebih besar daripada harga xA.
(1)
(2)
(3)
(4)
dimana:
Vn+1
Ln
xA,n
Gambar c.
Aliran
(viskositas rendah).
Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar
logam danbelerang tinggi, memiliki viskositas tinggi sehingga
DATA PENGAMATAN
a. Data untuk penentuan densitas
Berat piknometer kosong
Berat piknometer + aquadest
Suhu aquadest
Densitas aquadest 30
VII.
= 27,5734 g
= 53,8706 g
= 30
= 0,99567 g/ml
= 27,5734 g
= 53,8706 g
= 30
Berat aquadest
pikno
kosong
= 53,8706 g 27,5734
= 26,2972 g
Densitas aquadest 30
Vol aquadest = vol piknometer
= 0,99567 g/ml
Berat aquadest
= densitas aquadest 30
=
vol piknometer
Penentuan densitas :
Densitas (
26,2972 g
0,99567 g /ml
= 26,4115 ml
Feed (umpan)
Densitas ( =
52,2081 g 27,5734 g
26,4115 ml
= 0,93 g/ml
Destilat
Densitas ( =
48,2989 g27,5734 g
26,4115 ml
= 0,785 g/ml
Bottom
Densitas ( =
52,2681 g27,5734 g
26,4115 ml
= 0,935 g/ml
b. Penentuan volume komponen
Feed (umpan)
Volume feed
= 2613 ml
Densitas feed
% volume etanol
Volume etanol feed
= 0,93 g/ml
= 42 % (hasil ploting dari kurva standar)
= %vol etanol vol feed
= 42 % 2613 ml
Destilat
Volume destilat
Densitas destilat
% volume etanol
Volome etanol detilat
= 1097,46 ml
= Volume feed volume etanol
= 2613 ml 1097,46 ml
= 1515,54 ml
= 89 ml
= 0,785 g/ml
= 99,5 % (hasil ploting dari kurva standar)
= %vol etanol vol destilat
= 99,5% 89 ml
Bottom
Volume bottom
Densitas bottom
% volume etanol
Volume etanol bottom
= 88,55 ml
= volume destilat volume etanol
= 89 ml 88,55 ml
= 0,45 ml
= 2524 ml
= 0,935 g/ml
= 39 %
= 984,36 ml
= volume bottom volume etanol
= 2524 ml 984,36 ml
= 1539,64 ml
Neraca Massa Komponen
Etanol
F
=
D
+
B
Vol etanol feed
= vol etanol destilat + vol etanol bottom
1097,46 ml
= 88,55 ml + 984,36 ml
1097,46 ml
= 1072,91 ml
Air
F
=
D
+
B
Vol air feed
= vol air destilat + vol air bottom
1515,54 ml
= 0,45 ml + 1539,64 ml
1515,54 ml
= 1540,09 ml
Volume air bottom
Feed (umpan)
Mol etanol feed =
= 18,82 mol
vol air feed air
=
BM air
=
= 83,83 mol
Mol total feed = mol etanol feed + mol air feed
= 18,82 mol + 83,83 mol
= 102,65 mol
mol etanol feed
Fraksi mol etanol= mol total feed
=
Fraksi mol air
18,82 mol
102,65 mol
= 0,183
= 1 fraksi mol etanol
= 1 - 0,183
= 0,817
Destilat
Mol etanol destilat=
=
= 1,518 mol
vol air destilat air
Mol air destilat =
BM air
=
= 0,025 mol
Mol total destilat = mol etanol destilat + mol air destilat
= 1,518 mol + 0,025 mol
= 1,543 mol
= 0,9837
= 1 fraksi mol etanol
= 1 - 0,9837
= 0,0163
Bottom
Mol etanol bottom=
=
= 16,88 mol
vol air bottom air
Mol air bottom =
BM air
=
= 85,16 mol
Mol total bottom = mol etanol bottom + mol air bottom
= 16,88 mol + 85,16 mol
= 102,04 mol
mol etanol bottom
Fraksi mol etanol= mol total bottom
=
16,88mol
102,04 mol
= 0,165
Fraksi mol air = 1 fraksi mol etanol
= 1 0,165
= 0,835
d. Penentuan stage destilasi
Xd
Yd = R+ 1
Xd = fraksi mol etanol pada
destilat
0,9837
R =5
=
5+1
= 0,163
VIII. PEMBAHASAN
pada fasa cair dan tidak ikut menguap bersama etanol karena tekanan uap
air belum mencapai tekanan atmosfer.
Uap etanol yang telah keluar dari dalam kolom selanjutnya akan
masuk kedalam kondensor. Pada kondensor dialirkan air secara terusmenerus yang berfungsi sebagai pendingin, dimana pada kondensor ini
terjadi peristiwa kondensasi atau pengembunan yaitu uap etanol akan
didinginkan sehingga mengembun dan menjadi cairan (destilat) yang
ditampung pada erlenmeyer.
Pada Percobaan ini, volume feed yang digunakan sebesar 2613 ml,
adapun volume destilat yang diperoleh setelah proses destilasi dilakukan
yaitu sebesar 89 ml dan volume bottom sebesar 2524 ml.
Selanjutnya dilakukan analisa densitas terhadap sampel umpan,
destilat dan bottom. Adapun nilai densitas yang diperoleh yaitu umpan
0,93 g/ml , destilat 0,785 g/ml , dan bottom 0,935 g/ml. hasil yang
diperoleh tersebut kemudian di plotkan pada kurva kalibrasi (densitas vs
%volume) sehingga akan diperoleh %volme untuk masing-masing sampel.
Dari pengukuran densitas tersebut dapat dilihat bahwa densitas destilat
yang diperoleh mendekati nilai densitas etanol murni.
Pada percobaan ini juga di tentukan jumlah stage yang diperoleh
dengan menggunakan metode pembuatan grafik kesetimbangan etanol-air
atau dengan metode Mc-Cabe and Thile. Metode ini memerlukan data
fraksi mol umpan, destilat dan bottom untuk penentuan daerah stage.
Berdasarkan perhitungan diperoleh konsentrasi etanol pada destilat sebesar
98,37%. Hal ini menunjukkan bahwa destilasi fraksionasi menghasilkan
kemurnian yang cukup tinggi.
Pada alat destilasi fraksinasi ini digunakan 7 stage. Adapun pada
penentuan stage berdasarkan kurva kesetimbangan diperoleh 7 stage. Ini
berarti hasil yang di peroleh sesuai dengan stage sesungguhnya yang
terdapat pada alat destilasi fraksionasi.
Persen kehilangan etanol berdasarkan hasil perhitungan disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya adalah kemungkinan menguapnya etanol
atau kebocoran alat sehingga pada saat proses destilasi dilakukan sebagian
dari etanol tertumpah.
IX.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah diperoleh kesimpulan antara lain:
Komposisi komponen dari campuran yaitu:
a) Feed
Volume etanol
= 1097,46 ml
Volume air
= 1515,54 ml
Fraksi mol etanol
= 0,183
Fraksi mol air
= 0,817
b) Destilat
Volume etanol
= 88,55 ml
Volume air
= 0,45 ml
Fraksi mol etanol
= 0,9837
Fraksi mol air
= 0,0163
c) Bottom
Volume etanol
= 984,36 ml
Volume air
= 1539,64 ml
Fraksi mol etanol
= 0,165
Fraksi mol air
= 0,835
Jumlah stage dari destilasi fraksionasi yang ditentukan dari kurva
kesetimbangan yaitu 7 stage.
X.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Teknik Kimia ITB. Panduan Pelaksanaan Laboratorium
Instruksional I/II. Jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung:
Bandung.
Pratiwi, Dewi Ariska. 2016. Laporan Destilasi Sederhana. Jurusan Teknik
Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang: Makassar.
Saputri, Hardina Apri, dkk. 2014. Laporan Tetap Satuan Operasi Distilasi
Fraksionasi. Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya.
Zulmanwardi. 2007. Petunjuk Praktikum Satuan Operasi 2. Jurusan Teknik
Kimia Politeknik Negeri Ujung Pandang: Makassar.