PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia mode dan busanan memang tidak pernah sepi dan terus
berkembang dengan dinamis dari waktu kewaktu. Ini seperti yang dikemukakan
oleh Kristi dan Utami (2016: 12) busana atau pakaian merupakan satu dari tiga
kebutuhan pokok yang selalu kuta gunakan sehari-hari. Itu berarti, kita tidak akan
bisa lepas dari bahasan sputar busana atau pakaian karena peranannya yang begitu
besar dalam kehidupan kita. Tidak hanya untuk melindungi diri, pakaian juga
menjadi satu identitas diri, lambang status, serta media untuk memperindah diri.
Menurut Ernawati, dkk (2008:34) mengatakan seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, mode busana juga berkembang dengan pesat, walaupun
kadang kala mode tersebut tidak sesuai dengan tata cara berbusana yang baik,
namun mode tetap bergulir dari waktu ke waktu. Perkembangan mode sangat besar
pengaruhnya pada kepribadian seseorang, sehingga setiap mode yang muncul selalu
saja ada yang pro dan ada yang kontra, apalagi Indonesia yang terdiri dari
bermacam-macam suku yang masing-masingnya mempunyai busana yang beraneka
ragam.
Bagi masyarakat yang terlalu kaku dan fanatik dengan tata cara aturan
berbusana tentu akan sulit mengikuti perkembangan mode. Hal ini masih dianggap
wajar, karena tanpa disadari mode tersebut pada umumnya dipengaruhi oleh mode
yang datang dari manca negara yang mungkin akan besar pengaruhnya terhadap
kepribadian seseorang, namun semua ini terpulang kepada pribadi kita masingmasing dalam memilih mode yang sedang berkembang.
Menurut Sari (2014: .............) memilih busana yang tepat memerlukan
pengetahuan dan ketelitian, yaitu pengetahuan mengenai bagaimana berbusana
yang serasi sesuai dengan bentuk tubuh seseorang serta kepribadiannya. Mulai dari
memilih model, warna dan corak, tekstur yangt sesuai dengan pemakai. Manusia
pada masa sekarang ini umumnya membutuhkan busana untuk menutupi badannya
dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Busana mempunyai fungsi sebagai
pelindung, selain itu dapat menjadi alat penunjang komunikasi dan keindahan, atau
membuat seseorang berpenampilan serasi.
Busana merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping
kebutuhan makanan dan tempat tinggal. Hal inipun sudah dirasakan manusia sejak
saman dahulu dan berkembang seiring dengan perkembangan kebudayaan dan
peradaban manusia. Busana berperan besar dalam menetukan citra seseorang, lebih
dari pada itu busana adalah cermin dari identitas, status, hirarki, gender, memiliki
nilai simbolik dan merupakan ekspresi cara hidup tertentu. Busana juga
mencerminkan sejarah, hubungan keskuasaan, serta perbedaan dalam pandangan
sosial, politik dan religius (Hawa, 2013: hal 35).
Tata Busana merupakan salah satu jurusan yang terdapat di Fakultas
Pendidikan Teknologi dan kejuruan UNIMA. Mahasiswa PKK S1 Konsentrasi Tata
Busana UNIMA dalam berbusana haruslah baik dan sesuai standar efektif sebagai
cermin dari calon guru Tata Busana. Oleh karena itu pemilihan objek penelitian di
fokuskan untuk Mahasiswa PKK S1 Tata Busana yang sebelumnya telah
mendapatkan mata kuliah tentang pengetahuan busana serta etika berbusana.
yang baik sehingga tidak memberikan contoh kepada mahasiswa yang berada di
jurusan lain padahal Mahasiswa Jurusan Tata Busana yang seharusnya memberikan
contoh cara berbusana yang baik. Penelitian yang dilakukan memiliki maksud
untuk melihat realitas yang ada di kampus mengenai busana mahasiswa, dalam hal
ini mahasiswa PKK S1 Tata Busana. Busana yang dikenakan mahasiswa apakah
sudah sesuai dengan teori pengetahuan busana dan etika berbusana yang diterima
sewaktu kuliah di kampus FT UNIMA.
Melihat faktor pengetahuan busana dan etika berbusana dapat berpengaruh
pada penampilan mahasiswa, maka penulis dalam penelitian ini tertarik untuk
membuat penelitian dengan judul: PENGARUH PENGETAHUAN BUSANA
DAN ETIKA BERBUSANA TERHADAP PENAMPILAN MAHASISWA PKK
TATA BUSANA DI KAMPUS FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI
MANADO.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan penelitian diatas, maka masalahmasalah tersebut dapat di identifikasi sebagai berikut:
1. Mahasiswa masih kurang pengetahuan tentang busana.
2. Mahasiswa masih kurang memperhatikan etika berbusana di kampus.
3. Pengetahuan busana berpengaruh terhadap
penampilan mahasiswa di
kampus.
4. Etika berbusana berpengaruh terhadap penampilan mahasiswa di kampus.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan tersebut, diduga
terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi cara berbusana mahasiswa PKK Tata
Busana Unversitas Manado. Maka masalah didalam penelitian ini dibatasi pada:
Pengaruh pengetahuan busana dan etika berbusana terhadap penampilan
mahasiswa PKK Tata Busana di Kampus Unima.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka pertanyaan yang hendak di jawab
dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana pengetahuan mahasiswa tentang busana dan etika berbusana di
kampus.
2. Bagaimana pengaruh pengetahuan busana dan etika berbusana terhadap
penampilan mahasiswa PKK Tata Busana di Kampus Fatek Unima.
3. Apakah ada pengaruh pengetahuan busana dan etika berbusana terhadap
penampilan mahasiswa PKK Tata Busana di Kampus Fatek Unima.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengetahuan mahasiswa tentang busana dan etika berbusana
mahasiswa PKK Tata Busana di Kampus Unima.
2. Mengetahui pengaruh pengetahuan tentang busana dan etika berbusana
terhadap penampilan mahasiswa PKK Tata Busana di Kampus Unima.
3. Mengetahui apakah ada pengaruh pengetahuan busana dan etika berbusana
terhadap penampilan mahasiswa PKK Tata Busana di Kampus Unima.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari adanya penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi di Universitas Negeri Manado
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi dan
referensi terhadap bagaimana berbusana yang baik bagi mahasiswa dan
diharapkan berguna sebagai masukan bagi pihak UNIMA dan pihak yang
berkepentingan untuk perkembangan dan kemajuan cara berbusana bagi
seluruh Mahasiswa.
2. Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan maupun pengetahuan baru tentang Bagaimana
cara berbusana yang baik bagi Mahasiswa ketika mengikuti perkuliahan
3. Bagi keilmuan
Dapat menambah sumbangan ilmu pengetahuan cara berbusana yang baik
bagi mahasiswa ketika mengikuti perkuliahan.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini menjadi sumber penelitian pembanding dan menjadi bahan
reverensi untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Teoritik
1. Pengetahuan Busana
a. Pengertian
Menurut Ernawati, dkk (2008: 23) istilah busana merupakan istilah
yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Istilah busana berasal dari
bahasa sanskerta yaitu bhusana dan istilah yang popular dalam bahasa
Indonesia yaitu busana yang dapat diartikan pakaian. Namun
sangat beragam,
dress suit, busana seragam dikatakan dress uniform dan busana untuk
pesta disebut dress party. Dress juga menunjukkan model pakaian
tertentu seperti long dress, sack dress dan Malaysian dress.
5) Wear, istilah ini dipakai untuk menunjukkan jenis busana itu sendiri,
contoh busana anak disebut childrens wear, busana pria disebut mens
wear dan busana wanita disebut womenswear.
b. Fungsi Busana
Menurut Ernawati, dkk (2008:25,26) pada awalnya busana berfungsi
hanya untuk melindungi tubuh baik dari sinar matahari, cuaca ataupun dari
gigitan serangga. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi maka hal tersebut juga mempengaruhi fungsi dari busana itu
sendiri. Fungsi busana dapat ditinjau dari beberapa aspek antara lain aspek
biologis, psikologis dan sosial. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan
sebagai berikut :
1) Ditinjau dari aspek biologis, busana berfungsi :
a) Untuk melindungi tubuh dari cuaca, sinar matahari, debu serta
gangguan binatang, dan melindungi tubuh dari benda-benda lain
yang membahayakan kulit. Seperti orang yang berada di daerah
kutup memerlukan busana untuk melindungi tubuhnya dari udara
dingin. Begitu juga orang yang tinggal di daerah yang beriklim
panas, busana digunakan untuk melindungitubuh dari udara panas
yang mungkin dapat merusak kulit.
b) Untuk menutupi atau menyamarkan kekurangan dari sipemakai.
Manusia tidak ada yang sempurna, setiap manusia memiliki
kelebihan dan kekurangan. Untuk menutupi kekurangan dan
menonjolkan kelebihannya juga dapat di lakukan dengan
memakai busana yang tepat. Seperti seseorang yang bertubuh
yang
tersebut
diantaranya
juga
mengatur
tentang
10
bagaimana
lain:
Kebersihan dan kerapihan
11
Orang yang berpakaian bersih dan rapi akan mudah diterima oleh
lingkungan sekitar.
ii)
iii)
iv)
12
4) Blazer yaitu busana berupa jas yang dikenakan di atas bebe (gaun), blus
dan rok, atau blus dan celana panjang. Fungsi blazer ini adalah sebagai
hiasan, pemanis atau sebagai penghangat. Bentuk blazer biasanya
berlengan panjang, tiga perempat ataupun pendek. Blazer ini biasanya
didesain dengan atau tanpa kancing.
5) Bolero ialah semacam blus pendek tanpa kancing, dikenakan di atas
busana lain, panjangnya sampai pinggang atau beberapa centimeter
(cm) diatas pinggang.
6) Cardigan ialah busana semacam jas yang panjangnya sampai
pinggul/panggul (pangkal paha) atau melewati pinggul sedikit, tidak
berkerah, berfungsi sebagai bahan tambahan, dan dikenakan di atas
bebe atau blus, serta dibuat dari bahan rajutan.
7) Celana rok disebut juga kulot, yaitu celana longgar yang menyerupai
rok.
8) Celana Bermuda atau selana panjang sampai lutut.
9) Celana begi (baggy pant) yaitu celana yang longgar dengan kerutan di
pinggang dan dibagian pergelangan kaki memakai tali cord untuk
membuat kerutan ketika dipakai.
10) Deux pieces atau two pieces artinya busana yang terdiri dari atas dua
potong busana, taitu rok dan blus dengan bahan dan warna atau corak
yang sama, dengan model yang khusus (blus dikenakan diluar rok
dengan membentuk badan).
11) Jaket yaitu busana tambahan, dikenakan diatas kemeja, blus atau TShirt sebagai pelindung tubuh dari dingin. Panjang baju sampai
pinggang atau dibawah pinggang sedikit.
12) Jas yaitu busana resmi untuk pria yang dipakai dengan kemeja lengan
panjang dengan kerah boord, dapat ditambahkan rompi dan pantolan
dari bahan yang sama serta dilengkapi dasi.
13
13) Jas kamar adalah busana berupa mantel panjang tanpa kancing, diikat
dengan tali pinggang dari bahan yang sama. Busana ini biasa dipakai di
dalam kamar atau rumah dalam keadaan santai sebelum seseorang
berhias, dan dibuat dari bahan handuk biasanya sering dipakai untuk
mandi.
14) Jump suit yaitu celana panjang dan blus/kemeja yang dijahit menjadi
satu bagian, seperti pakaian montir.
15) Kemeja yaitu busana luar bagian atas untuk pria dengan kerah boord,
berlengan panjang degan manset, ada pula dengan kerah sport
berlengan pendek disebut sporthem dan digunakan dengan celana
panjang. Cara menggunakan dapat dimasukkan kedalam celana atau di
luar celana panjang.
16) Mantel ialah busana tebal, memakai pelapis (voering), berkerah lebar,
berlengan panjang, bersaku besar dan dalam, berkancing besar, panjang
sampai lutut dan longgar yang berfungsi sebagai penghangat.
17) Pantolan ialah celana panjang yang biasa dipergunakan pria sebagai
pasangan kemeja, sprthem, T-Shirt dan juga jas atau safari.
18) Pantsuit yaitu celana panjang, blus dengan jas atau tanpa blusnya.
19) Piyama ialah busana tidur yang terdiri atas celana panjang dan blus baik
untuk anak, wanita maupun pria.
20) Rompi ialah baju yang dipakai di atas blus yang panjangnya sampai
pinggang tanpa lengan, dibuka bagia tengah muka, dan tidak
berkancing.
21) Sack dress ialah bebe.gaun tanpa garis pinggang, lurus dari atas
kebawah, dan pas di badan.
22) Safari ialah setelan yang terdiri atas pantaloon dan kemeja bersaku
yang memakai hiasan jahitan. Berlengan pendek model jas, umumnya
dibuat dengan bahan dan warn yang sama.
14
23) Spencer yaitu baju yang panjangnya sampai pinggang yang berlengan
ataupun tidak berlengan, dapat berkerah ataupun tanpa kerah, dipakai di
atas blus atau bebe.
24) Topper ialah busana untuk cuaca atau iklim dingin sebagai penghangat
tubuh yang panjangnya sampai di pinggul dipakai di atas pakaian lain.
25) Vest ialah sejenis jas pendek panjang sampai pinggang, tanpa lengan,
belahan di muka, berkancing, dipakai di atas pakaian lain, biasanya
dipakai dengan jas atau di bawah jas.
26) Tunik yaitu blus yang panjangnya sampai di bawah panggul, yang
dipadukan dengan rok atau celana panjang.
d. Pemilihan Busana
Menurut Ernawati (2008 : 27-31) dalam berbusana kita perlu
menyesuaikan busana dengan bentuk tubuh, warna kulit, kepribadian, jenis
kelamin dan lain sebagainya. Kesalahan dalam memilih busana akan
berakibat fatal bagi sipemakai, karena busana yang semula diharapkan dapat
mempercantik diri dan dapat menutupi kekurangan tidak terwujud, bahkan
kadang-kadang kekurangan tersebut terlihat semakin menonjol.
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas, dalam memilih
busana ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, baik faktor individu
maupun faktor lingkungan. Adapun yang menyangkut faktor individu seperti:
bentuk tubuh, umur, warna kulit, jenis kelamin dan kepribadian. Sedangkan
yang menyangkut faktor lingkungan adalah : waktu, kesempatan dan
perkembangan mode. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut :
1) Faktor individu
Jika kita perhatikan secara teliti, khususnya tentang busana yang
dipakai oleh masing-masing individu dapat disimpulkan bahwa setiap
15
manusia mengalami
irama
16
badan serta lingkar pinggang yang hampir sama besar dengan lingkar
badan dan lingkar pinggul, maka ukuran yang begini termasuk
ukuran yang kurang ideal.
Bentuk tubuh yang kurang ideal ini banyak pula macamnya,
ada yang gemuk pendek, kurus tinggi, kurus pendek, bahkan ada
yang bungkuk, panggul terlalu kecil, bidang bahu terlalu lebar atau
terlalu sempit. Semua bentuk tubuh ini termasuk bentuk tubuh yang
tidak ideal, karena masing-masingnya memiliki kelemahan atau
kelainan. Kelemahan-kelemahan ini dapat disembunyikan dengan
memilih desain pakaian yang sesuai dengan bentuk tubuh masingmasing, setiap kekurangan tersebut dapat ditutupi dengan busana
yang dipakai.
Untuk seseorang yang bertubuh gemuk pilihlah desain yang
memberi kesan melangsingkan, dan yang bertubuh kurus memilih
desain yang memberikan kesan menggemukkan. Desain busana
untuk seseorang yang bidang bahunya sempit pilihlah desain yang
memberikan kesan melebarkan, untuk seseorang yang memiliki buah
dada terlalu kecil atau terlalu besar, semua ini perlu mendapat
perhatian yang serius sebelum membuat busana agar busana yang
serasi dengan bentuk tubuh dapat diwujudkan.
b) Umur
Umur seseorang sangat menentukan dalam pemilihan busana,
karena tidak seluruh busana cocok untuk semua umur. Perbedaan
tersebut tidak saja terletak pada model, tetapi juga pada bahan
busana, warna, serta corak bahan. Busana anak anak jauh sekali
bedanya dengan busana remaja dan busana orang dewasa. Untuk itu
17
suka
menjauhkan
diri
dari
perhatian
umum,
18
tipe feminim ialah tekstur yang lembut, halus dan ringan. Motif
yang dipakai sebaiknya motif yang kecil-kecil.
ii) Tipe Maskulin
Tipe maskulin adalah orang yang memiliki sifat terbuka,
agresif, tenang, dan percaya diri. Untuk orang yang bertipe ini
desain busana yang cocok adalah model yang tidak terlalu
banyak variasi dan memakai garis yang tegas; seperti : memakai
kerah minamora, kerah kemeja dan lain-lain.Warna warna cerah
sangat cocok untuk kepribadian maskulin. Tekstur sebaiknya
dipilih yang tebal, berat dan bermotif. Motif geometris lebih
cocok dipakai dari pada motif bunga-bunga.
iii) Tipe Intermediet
Tipe
intermediet,
umumnya
mempunyai
kepribadian
19
20
keadaan pada waktu tertentu membawakan suasana yang berbedabeda sesuai dengan waktu dan kesempatan masing-masing, baik
di rumah, dikantor, disekolah, dilapangan olah raga, berpesta dan
lain sebagainya.
b) Kesempatan
Berbusana
menurut
kesempatan
berarti
kita
harus
21
masing-masing
dalam
memilih
mode
yang
sedang
berkembang.
e. Pengelompokan Busana
Menurut Ernawati, dkk (2008 : 26,27) dalam berbusana kita perlu
memperhatikan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, seperti
norma agama, norma susila, norma sopan santun dan sebagainya, dan
juga memahami tentang kondisi lingkungan, budaya dan waktu
pemakaian. Dengan demikian baik jenis, model, warna atau corak
busana perlu disesuaikan dengan hal tersebut di atas. Sehubungan
dengan hal tersebut di atas, secara garis besar busana dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1) Busana Dalam
Busana dalam dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a) Busana yang langsung menutup kulit, seperti : BH/Kutang,
celana dalam, singlet, rok dalam, bebe dalam, corset,
longtorso.
Busana
ini
berfungsi
untuk
melindungi
bentuk
tubuh
serta
dapat
menutupi
22
praktis,
dengan
23
bahan
tekstil
yang
mudah
untuk
pergi
sekolah
atau
kuliah
perlu
24
busana
pesta
seperti
yang
25
supaya
26
27
segala olahraga dengan baik dan benar. Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam memilih pakaian olahraga yakni:
a) Pilihlah bahan yang dapat menyerap keringat dan dingin.
Hindari pakaian yang terlalu tipis, juga terlalu tebal. Katun
merupakan bahan yang tepat untuk dijadikan pakaian
olahraga.
b) Pilihlah model yang simpel dan sederhana.
c) Pilihlah ukuran nyang pas dengan tubuh, jangan terlalu
ketat, juga jangan terlalu longgar. Ukuran yang pas akan
membuat gerakan kita terasa nyaman.
Menurut Ernawati, dkk (2008:33) busana olahraga adalah
busana yang dipakai untuk melakukan olahraga. Desain busana
olahraga disesuaikan dengan jenis olahraganya. Setiap cabang
olahragamempunyai jenis busana khusus dengan model yang
berbeda pula. Untuk olahraga volly dan bola kaki biasanya terdiri
dari blus kaus dan celana pendek dengan model tertentu, begitu
juga untuk busana renang didisain dengan model yang melekat
dibadan dan garis leher yang lebih terbuka.
Busana renang biasanya dilengkapi dengan kimono yang
berfungsi untuk menutupi tubuh jika berada di luar kolam renang.
Begitu juga untuk olahraga sepak takrau, tenis meja dan lain
sebagainya, masing-masing menuntut pula suatu bentuk busana
yang khusus. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
memilih busana olahraga antara lain :
a) Pilihlah bahan busana yang elastis
b) Pilihlah bahan yang mengisap keringat
28
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada Mahasiswa PKK tata Busana Fatek
Unima. Waktu pelaksanaan dilakukan mulai bulan September 2016 sampai
Nopember 2016. Bulan pertama dilakukan penyelesaian ijin penelitian, bulan
29
yaitu
sebelum
dan
sesudah
dilakukan
intervensi,
kemudian
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk
kuesioner oleh peneliti dengan mengacu kepada tinjauan pustaka. instrumen
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
terdiri dari dua bagian yaitu lembar pertama mengenai data demografi, lembar
kedua mengenai persepsi dan dilengkapi oleh materi penyuluhan. Cara
pengisian lembar kuesioner adalah dengan menggunakan checklist () pada
tempat yang tersedia. Pengukuran Kuesioner Persepsi terdiri dari 15 pernyataan
30
dengan menggunakan skala Likert dengan kriteria jawaban bila Sangat Tidak
Setuju = 1, Tidak Setuju = 2, Setuju = 3, Sangat Setuju = 4. Selanjutnya untuk
menentukan sikap responden digunakan skala interval.
a.
: 1 X 15 = 15
b.
: 4 X 15 = 60
: skor 47 60
Kategori Cukup
: skor 35 46
Kategori Kurang
: skor 23 - 34
Kategori Buruk
: skor 11 22
h. Perbaikan proposal
2. Tahap pelaksanaan
a.
b.
Persetujuan responden
c.
d.
F. Analisis Data
1. Pengolahan data
Prosedur pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan kembali (editing), yaitu untuk memastikan kebenaran data.
b. Pengkodean (koding), yaitu merubah data berbentuk huruf menjadi data
berbentuk angka/bilangan. Kegunaan dari koding ini adalah untuk
mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entry
data.
c. Tabulasi data, dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data kedalam
suatu tabel menurut sifat-sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian,
32
tabel mudah untuk dianalisis. Tabel tersebut dapat berupa tabel sederhana
maupun tabel silang.
2. Analisis data
Untuk mengetahui hubungan variabel bebas dan variabel terikat dengan
menggunakan sistem komputerisasi SPSS versi 16 dengan uji t dependen (Uji t
Pair/Related atau pasangan). Tingkat kemaknaan yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu 95 % ( 0,05).
DAFTAR PUSTAKA
33
Riyanto, A., Arifah dan L. Zulbahri. 2009. Modul Dasar Busana. PKK
UPI.
Sari, P. S. 2014. Teknik Mendesai Bju Sendiri Secara Otodidak. Laskar Aksara.
Bekasi.
Saraswati, I. 2013. Panduan Mudah Membuat Pola Busana Pemula. Pustaka
Diantara. Yogyakarta.
34