Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan dunia mode dan busanan memang tidak pernah sepi dan terus
berkembang dengan dinamis dari waktu kewaktu. Ini seperti yang dikemukakan
oleh Kristi dan Utami (2016: 12) busana atau pakaian merupakan satu dari tiga
kebutuhan pokok yang selalu kuta gunakan sehari-hari. Itu berarti, kita tidak akan
bisa lepas dari bahasan sputar busana atau pakaian karena peranannya yang begitu
besar dalam kehidupan kita. Tidak hanya untuk melindungi diri, pakaian juga
menjadi satu identitas diri, lambang status, serta media untuk memperindah diri.
Menurut Ernawati, dkk (2008:34) mengatakan seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, mode busana juga berkembang dengan pesat, walaupun
kadang kala mode tersebut tidak sesuai dengan tata cara berbusana yang baik,
namun mode tetap bergulir dari waktu ke waktu. Perkembangan mode sangat besar
pengaruhnya pada kepribadian seseorang, sehingga setiap mode yang muncul selalu
saja ada yang pro dan ada yang kontra, apalagi Indonesia yang terdiri dari
bermacam-macam suku yang masing-masingnya mempunyai busana yang beraneka
ragam.
Bagi masyarakat yang terlalu kaku dan fanatik dengan tata cara aturan
berbusana tentu akan sulit mengikuti perkembangan mode. Hal ini masih dianggap
wajar, karena tanpa disadari mode tersebut pada umumnya dipengaruhi oleh mode
yang datang dari manca negara yang mungkin akan besar pengaruhnya terhadap

kepribadian seseorang, namun semua ini terpulang kepada pribadi kita masingmasing dalam memilih mode yang sedang berkembang.
Menurut Sari (2014: .............) memilih busana yang tepat memerlukan
pengetahuan dan ketelitian, yaitu pengetahuan mengenai bagaimana berbusana
yang serasi sesuai dengan bentuk tubuh seseorang serta kepribadiannya. Mulai dari
memilih model, warna dan corak, tekstur yangt sesuai dengan pemakai. Manusia
pada masa sekarang ini umumnya membutuhkan busana untuk menutupi badannya
dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Busana mempunyai fungsi sebagai
pelindung, selain itu dapat menjadi alat penunjang komunikasi dan keindahan, atau
membuat seseorang berpenampilan serasi.
Busana merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping
kebutuhan makanan dan tempat tinggal. Hal inipun sudah dirasakan manusia sejak
saman dahulu dan berkembang seiring dengan perkembangan kebudayaan dan
peradaban manusia. Busana berperan besar dalam menetukan citra seseorang, lebih
dari pada itu busana adalah cermin dari identitas, status, hirarki, gender, memiliki
nilai simbolik dan merupakan ekspresi cara hidup tertentu. Busana juga
mencerminkan sejarah, hubungan keskuasaan, serta perbedaan dalam pandangan
sosial, politik dan religius (Hawa, 2013: hal 35).
Tata Busana merupakan salah satu jurusan yang terdapat di Fakultas
Pendidikan Teknologi dan kejuruan UNIMA. Mahasiswa PKK S1 Konsentrasi Tata
Busana UNIMA dalam berbusana haruslah baik dan sesuai standar efektif sebagai
cermin dari calon guru Tata Busana. Oleh karena itu pemilihan objek penelitian di
fokuskan untuk Mahasiswa PKK S1 Tata Busana yang sebelumnya telah
mendapatkan mata kuliah tentang pengetahuan busana serta etika berbusana.

Sebagai calon pemimpin akademik, mahasiswa PKK S1 Tata Busana harus


melaksanakan tugasnya dengan hasil baik dan bertanggung jawab. Para akademisi
memerlukan moral akademik. Kalau kata moral dikaitkan dengan akademik maka
dimaksudkan adalah ukuran baik dan buruk bagi sikap, tingkah laku, dan tindakan
keseharian tiap individu berprofesi sebagai akademisi. Akademisi disini dipahami
mencakup seluruh individu yang berada dalam institusi ilmiah tertentu salah
satunya adalah mahasiswa Tata Busana yang dipersiapkan untuk menjadi guru.
Didalam berbusana manusia memiliki kebebasan akan tetapi dibatasi oleh
kaidah sosial yaitu etika. Etika bukanlah permasalahan yang baru dalam kehidupan
di kampus. Kedudukan etika dalam kehidupan manusia menempati tempat yang
penting sekali bagi seorang mahasiswa yang dididik sebagai calon guru.
Etika berbusana mahasiswa PKK S1 Tata Busana merupakan suatu hal yang
menarik untuk dikaji mengingat mahasiswa PKK S1 Tata Busana memiliki label
sebagai calon guru Tata Busana. Universitas Negeri Manado (UNIMA)
bertanggung jawab untuk mencetak calon-calon guru yang berkualitas baik dari
segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. UNIMA menetapkan berbagai aturan salah
satunya adalah mengenai busana, namun menurut pengamatan sementara antara
aturan yang dibuat dengan realita yang ada sangatlah kontras. Setiap mahasiswa
pasti memiliki beragam faktor-faktor (alasan) mengapa mereka mengenakan busana
yang mereka kenakan. Dari faktor-faktor (alasan) tersebut akan muncul suatu
persepsi selain itu sosialisasi yang dilakukan oleh Fakultas/Dekan mengenai aturan
berbusana.
Dari hasil observasi banyak ditemukan Mahasiswa yang menggunakan pakaian
sewaktu mengikuti perkuliahan di kampus tidak sesuai dengan etika berbusana

yang baik sehingga tidak memberikan contoh kepada mahasiswa yang berada di
jurusan lain padahal Mahasiswa Jurusan Tata Busana yang seharusnya memberikan
contoh cara berbusana yang baik. Penelitian yang dilakukan memiliki maksud
untuk melihat realitas yang ada di kampus mengenai busana mahasiswa, dalam hal
ini mahasiswa PKK S1 Tata Busana. Busana yang dikenakan mahasiswa apakah
sudah sesuai dengan teori pengetahuan busana dan etika berbusana yang diterima
sewaktu kuliah di kampus FT UNIMA.
Melihat faktor pengetahuan busana dan etika berbusana dapat berpengaruh
pada penampilan mahasiswa, maka penulis dalam penelitian ini tertarik untuk
membuat penelitian dengan judul: PENGARUH PENGETAHUAN BUSANA
DAN ETIKA BERBUSANA TERHADAP PENAMPILAN MAHASISWA PKK
TATA BUSANA DI KAMPUS FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI
MANADO.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan penelitian diatas, maka masalahmasalah tersebut dapat di identifikasi sebagai berikut:
1. Mahasiswa masih kurang pengetahuan tentang busana.
2. Mahasiswa masih kurang memperhatikan etika berbusana di kampus.
3. Pengetahuan busana berpengaruh terhadap

penampilan mahasiswa di

kampus.
4. Etika berbusana berpengaruh terhadap penampilan mahasiswa di kampus.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan tersebut, diduga
terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi cara berbusana mahasiswa PKK Tata
Busana Unversitas Manado. Maka masalah didalam penelitian ini dibatasi pada:
Pengaruh pengetahuan busana dan etika berbusana terhadap penampilan
mahasiswa PKK Tata Busana di Kampus Unima.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka pertanyaan yang hendak di jawab
dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana pengetahuan mahasiswa tentang busana dan etika berbusana di
kampus.
2. Bagaimana pengaruh pengetahuan busana dan etika berbusana terhadap
penampilan mahasiswa PKK Tata Busana di Kampus Fatek Unima.
3. Apakah ada pengaruh pengetahuan busana dan etika berbusana terhadap
penampilan mahasiswa PKK Tata Busana di Kampus Fatek Unima.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah telah diuraikan, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengetahuan mahasiswa tentang busana dan etika berbusana
mahasiswa PKK Tata Busana di Kampus Unima.
2. Mengetahui pengaruh pengetahuan tentang busana dan etika berbusana
terhadap penampilan mahasiswa PKK Tata Busana di Kampus Unima.
3. Mengetahui apakah ada pengaruh pengetahuan busana dan etika berbusana
terhadap penampilan mahasiswa PKK Tata Busana di Kampus Unima.
F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari adanya penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi di Universitas Negeri Manado
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi dan
referensi terhadap bagaimana berbusana yang baik bagi mahasiswa dan
diharapkan berguna sebagai masukan bagi pihak UNIMA dan pihak yang
berkepentingan untuk perkembangan dan kemajuan cara berbusana bagi
seluruh Mahasiswa.
2. Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan maupun pengetahuan baru tentang Bagaimana
cara berbusana yang baik bagi Mahasiswa ketika mengikuti perkuliahan
3. Bagi keilmuan
Dapat menambah sumbangan ilmu pengetahuan cara berbusana yang baik
bagi mahasiswa ketika mengikuti perkuliahan.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini menjadi sumber penelitian pembanding dan menjadi bahan
reverensi untuk penelitian selanjutnya.

BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Teoritik
1. Pengetahuan Busana
a. Pengertian
Menurut Ernawati, dkk (2008: 23) istilah busana merupakan istilah
yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Istilah busana berasal dari
bahasa sanskerta yaitu bhusana dan istilah yang popular dalam bahasa
Indonesia yaitu busana yang dapat diartikan pakaian. Namun

demikian pengertian busana dan pakaian terdapat sedikit perbedaan,


dimana busana mempunyai konotasi pakaian yang bagus atau indah
yaitu pakaian yang serasi, harmonis, selaras, enak di pandang, nyaman
melihatnya, cocok dengan pemakai serta sesuai dengan kesempatan.
Sedangkan pakaian adalah bagian dari busana itu sendiri
Busana dalam arti umum seperti yang dikemukakan oleh Riyanto danj
Arifah (2003: 1) adalah bahan tekstil atau bahan lainnya yang sudah dijahit
atau tidak dijahit yang dipakai atau disampirkan untuk penutup tubuh
seseorang. Seperti yang dikemukakan Sari (2014: 3) dalam arti sempit
busana dapat di artikan sebagai bahan tekstil yang disampirkan atau dijahit
terlebih dahulu, dan dipakai untuk penutup tubuh seseorang yang langsung
menutup kulit ataupun tidak langsung menutup kulit.
Menurut Ernawati, dkk (2008: 24) pengertian busana dalam arti luas
adalah segala sesuatu yang dipakai mulai dari kepala sampai dengan ujung
kaki yang memberi kenyamanan dan menampilkan keindahan bagi si
pemakai. Secara garis besar busana meliputi :
1) Busana mutlak
yaitu busana yang tergolong busana pokok seperti baju, rok, kebaya,
blus, bebe dan lain-lain, termasuk pakaian dalam seperti singlet, bra,
celana dalam dan lain sebagainya.
2) Milineris
yaitu pelengkap busana yang sifatnya melengkapi busana mutlak,
serta mempunyai nilai guna disamping juga untuk keindahan seperti
sepatu, tas, topi, kaus kaki, kaca mata, selendang, scraf, shawl, jam
tangan dan lain-lain.
3) Aksesoris

yaitu pelengkap busana yang sifatnya hanya untuk menambah


keindahan sipemakai seperti cincin, kalung, leontin, bross dan lain
sebagainya.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa busana tidak hanya terbatas pada
pakaian seperti rok, blus atau celana saja, tetapi merupakan kesatuan dari
keseluruhan yang kita pakai mulai dari kepala sampai ke ujung kaki, baik
yang sifatnya pokok maupun sebagai pelengkap yang bernilai guna atau
untuk perhiasan. Pemahaman hal di atas sangat penting sekali bagi
seseorang yang akan berkecimpung di bidang tata busana.
Pemakaian istilah busana dalam Bahasa Inggris

sangat beragam,

tergantung pada konteks seperti yang dikemukakan Saraswati (2003: 10)


adalah :
1) Fashion lebih difokuskan pada mode yang umumnya ditampilkan
seperti istilah-istilah mode yang sedang digemari masyarakat yaitu in
fashion, mode yang dipamerkan atau diperagakan disebut fashion
show, sedangkan pencipta mode dikatakan fashion designer, dan buku
mode disebut fashion book.
2) Costume. Istilah ini berkaitan dengan jenis busana seperti busana
nasional yaitu national costume, busana muslim disebut moslem
costume, busana daerah disebut traditional costume.
3) Clothing, dapat diartikan sandang yaitu busana yang berkaitan dengan
kondisi atau situasi seperti busana untuk musim dingin disebut winter
clothing, busana musim panas yaitu summer clothing dan busana
untuk musim semi disebut spring cloth.
4) Dress, dapat diartikan gaun, rok, blus yaitu busana yang menunjukkan
kesempatan tertentu, misalnya busana untuk kesempatan resmi disebut

dress suit, busana seragam dikatakan dress uniform dan busana untuk
pesta disebut dress party. Dress juga menunjukkan model pakaian
tertentu seperti long dress, sack dress dan Malaysian dress.
5) Wear, istilah ini dipakai untuk menunjukkan jenis busana itu sendiri,
contoh busana anak disebut childrens wear, busana pria disebut mens
wear dan busana wanita disebut womenswear.
b. Fungsi Busana
Menurut Ernawati, dkk (2008:25,26) pada awalnya busana berfungsi
hanya untuk melindungi tubuh baik dari sinar matahari, cuaca ataupun dari
gigitan serangga. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi maka hal tersebut juga mempengaruhi fungsi dari busana itu
sendiri. Fungsi busana dapat ditinjau dari beberapa aspek antara lain aspek
biologis, psikologis dan sosial. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan
sebagai berikut :
1) Ditinjau dari aspek biologis, busana berfungsi :
a) Untuk melindungi tubuh dari cuaca, sinar matahari, debu serta
gangguan binatang, dan melindungi tubuh dari benda-benda lain
yang membahayakan kulit. Seperti orang yang berada di daerah
kutup memerlukan busana untuk melindungi tubuhnya dari udara
dingin. Begitu juga orang yang tinggal di daerah yang beriklim
panas, busana digunakan untuk melindungitubuh dari udara panas
yang mungkin dapat merusak kulit.
b) Untuk menutupi atau menyamarkan kekurangan dari sipemakai.
Manusia tidak ada yang sempurna, setiap manusia memiliki
kelebihan dan kekurangan. Untuk menutupi kekurangan dan
menonjolkan kelebihannya juga dapat di lakukan dengan
memakai busana yang tepat. Seperti seseorang yang bertubuh

kurus pendek, hindari memakai kerah dengan ukuran lebar,


memakai rok yang terlalu pendek (rok mini), dan rok span karena
hal ini akan memberikan kesan lebih kurus dan lebih pendek.
Pilihlah model rok pias, model kerah yang dapat menutup tulang
leher. Dapat menggunakan sepatu yang berhak tinggi dan
memakai perhiasan yang berukuran kecil atau sedang, serta
memakai pakaian yang tidak menonjolkan bentuk tubuh yang
kurus dan pendek tersebut, begitu juga sebaliknya.
2) Ditinjau dari aspek psikologis
a) Dapat menambah keyakinan dan rasa percaya diri. Dengan busana
yang serasi memberikan keyakinan atau rasa percaya diri yang
tinggi bagi sipemakai, sehingga menimbulkan sikap dan tingkah
laku yang wajar. Seperti seseorang yang pakaiannya tidak sesuai
dengan acara yang sedang dihadirinya, akan membuat dia risih
atau salah tingkah.
b) Dapat memberi rasa nyaman. Sebagai contoh pakaian yang tidak
terlalu sempit atau terlalu longgar dapat memberi rasa nyaman
saat memakainya. Begitu juga dengan pakaian yang modelnya
sesuai dengan sipemakai akan membuat dia nyaman dalam
melaksanakan segala aktifitas yang di lakukannya.
3) Ditinjau dari aspek sosial.
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat norma-norma

yang

mengatur pola perilaku di masyarakat. Norma-norma tersebut antara lain


norma kesopanan, norma agama, norma adat dan norma hukum. Sebagai
masyarakat Timur, norma-norma ini harus dipatuhi oleh masyarakat.
Tatanan

tersebut

diantaranya

juga

mengatur

tentang

berpakaian. Dilihat dari aspek sosial busana berfungsi :

10

bagaimana

a) Untuk menutupi aurat atau memenuhi syarat kesusilaan. Seperti


terlihat pada masyarakat yang beragama Islam, diwajibkan menutupi
auratnya, dimana wanita harus menutupi seluruh tubuh kecuali telapak
tangan dan muka. Ditempat umum hendaklah memakai pakaian yang
sopan.
b) Untuk menggambarkan adat atau budaya suatu daerah. Misalnya
pakaian adat Minang menggambarkan tentang budaya Minangkabau,
pakaian adat Betawi menggambarkan tentang budaya masyarakat
Betawi, pakaian adat Bali, Batak, Sulawesi dan lain sebagainya.
c) Untuk media informasi bagi suatu instansi atau lembaga. Seperti
seseorang yang berasal dari korps kepolisian menggunakan seragam
tertentu yang berbeda dengan yang lain, seorang siswa atau pelajar
menggunakan seragam sekolah mereka dan lain sebagainya.
d) Media komunikasi non verbal.
Busana yang kita kenakan dapat menyampaikan misi atau pesan
kepada orang lain, pesan itu akan terpancar dari kepribadian kita, dari
mana anda berasal, berapa usia yang akan anda tampilkan, jenis
kelamin apa yang ingin anda akui, jabatan atau sebagai apa
keberadaan anda dimasyarakat, dan sebagainya, inilah yang ingin
digarisbawahi melalui penampilan busana kita. Ini semua contohnya
bisa dilihat dari penampilan seorang artis, peran apa dan kesan serta
misi apa yang akan disampaikan.
Menurut Kristi dan Utami (2016: 19) ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam berbusana ketika berkomunikasi dengan orang
i)

lain:
Kebersihan dan kerapihan

11

Orang yang berpakaian bersih dan rapi akan mudah diterima oleh
lingkungan sekitar.
ii)

iii)

Kesopanan, kesusilaan atau peradaban


Berbusana sopan dan sesuai norma cenderung dapat memudahkan
seseorang berkomunikasi.
Keragaman busana
Berbusana sesuai tata tertib setempat, misalnya berbusana
seragam dapat memudahkan berkomunikasi karena sipemakai
tidak merasa berbeda dengan yang lain. Dengan begitu ia merasa

iv)

lebih percaya diri.


Keserasian
Orang akan lebih mudah berkomunikasi dengan orang lain yang
berbusana rapi dari pada yang memakai baju kumal dan terkesan
asal-asalan. Oleh karena itu penting kiranya untuk memperhatikan

warna, model, dan bahan pakaian yang akan digunakan.


c. Jenis Busana
Berbicara mengenai busana pada umumnya dan mode pada khususnya,
tentulah tidak bisa lepas dari pemahaman istilah busana. Untuk itu, menurut
Sari (2014:5-18) sebaiknya mengetahui istilah-istilah penting yang
menyangkut busana dalam hal ini juga mengenai konteks busana bagian luar
dan busana dalam. Istilah-istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Baby dool ialah pakaian tidur yang terdiri dari atas celana pendek dan
blus.
2) Bebe atau gaun ialah busana anak perempuan atau wanita dewasa yang
bagian atas dan bawah menjadi satu, baik dengan cara disambung di
pinggang, dipinggul, ataupun tanpa sambungan.
3) Blus ialah busana luar wanita bagian atas yang umumnya memiliki
panjang sampai panggul atau lebih pendek. Biasanya dipakai dengan
cara memasukkan kedalam rok maupun tidak.

12

4) Blazer yaitu busana berupa jas yang dikenakan di atas bebe (gaun), blus
dan rok, atau blus dan celana panjang. Fungsi blazer ini adalah sebagai
hiasan, pemanis atau sebagai penghangat. Bentuk blazer biasanya
berlengan panjang, tiga perempat ataupun pendek. Blazer ini biasanya
didesain dengan atau tanpa kancing.
5) Bolero ialah semacam blus pendek tanpa kancing, dikenakan di atas
busana lain, panjangnya sampai pinggang atau beberapa centimeter
(cm) diatas pinggang.
6) Cardigan ialah busana semacam jas yang panjangnya sampai
pinggul/panggul (pangkal paha) atau melewati pinggul sedikit, tidak
berkerah, berfungsi sebagai bahan tambahan, dan dikenakan di atas
bebe atau blus, serta dibuat dari bahan rajutan.
7) Celana rok disebut juga kulot, yaitu celana longgar yang menyerupai
rok.
8) Celana Bermuda atau selana panjang sampai lutut.
9) Celana begi (baggy pant) yaitu celana yang longgar dengan kerutan di
pinggang dan dibagian pergelangan kaki memakai tali cord untuk
membuat kerutan ketika dipakai.
10) Deux pieces atau two pieces artinya busana yang terdiri dari atas dua
potong busana, taitu rok dan blus dengan bahan dan warna atau corak
yang sama, dengan model yang khusus (blus dikenakan diluar rok
dengan membentuk badan).
11) Jaket yaitu busana tambahan, dikenakan diatas kemeja, blus atau TShirt sebagai pelindung tubuh dari dingin. Panjang baju sampai
pinggang atau dibawah pinggang sedikit.
12) Jas yaitu busana resmi untuk pria yang dipakai dengan kemeja lengan
panjang dengan kerah boord, dapat ditambahkan rompi dan pantolan
dari bahan yang sama serta dilengkapi dasi.

13

13) Jas kamar adalah busana berupa mantel panjang tanpa kancing, diikat
dengan tali pinggang dari bahan yang sama. Busana ini biasa dipakai di
dalam kamar atau rumah dalam keadaan santai sebelum seseorang
berhias, dan dibuat dari bahan handuk biasanya sering dipakai untuk
mandi.
14) Jump suit yaitu celana panjang dan blus/kemeja yang dijahit menjadi
satu bagian, seperti pakaian montir.
15) Kemeja yaitu busana luar bagian atas untuk pria dengan kerah boord,
berlengan panjang degan manset, ada pula dengan kerah sport
berlengan pendek disebut sporthem dan digunakan dengan celana
panjang. Cara menggunakan dapat dimasukkan kedalam celana atau di
luar celana panjang.
16) Mantel ialah busana tebal, memakai pelapis (voering), berkerah lebar,
berlengan panjang, bersaku besar dan dalam, berkancing besar, panjang
sampai lutut dan longgar yang berfungsi sebagai penghangat.
17) Pantolan ialah celana panjang yang biasa dipergunakan pria sebagai
pasangan kemeja, sprthem, T-Shirt dan juga jas atau safari.
18) Pantsuit yaitu celana panjang, blus dengan jas atau tanpa blusnya.
19) Piyama ialah busana tidur yang terdiri atas celana panjang dan blus baik
untuk anak, wanita maupun pria.
20) Rompi ialah baju yang dipakai di atas blus yang panjangnya sampai
pinggang tanpa lengan, dibuka bagia tengah muka, dan tidak
berkancing.
21) Sack dress ialah bebe.gaun tanpa garis pinggang, lurus dari atas
kebawah, dan pas di badan.
22) Safari ialah setelan yang terdiri atas pantaloon dan kemeja bersaku
yang memakai hiasan jahitan. Berlengan pendek model jas, umumnya
dibuat dengan bahan dan warn yang sama.

14

23) Spencer yaitu baju yang panjangnya sampai pinggang yang berlengan
ataupun tidak berlengan, dapat berkerah ataupun tanpa kerah, dipakai di
atas blus atau bebe.
24) Topper ialah busana untuk cuaca atau iklim dingin sebagai penghangat
tubuh yang panjangnya sampai di pinggul dipakai di atas pakaian lain.
25) Vest ialah sejenis jas pendek panjang sampai pinggang, tanpa lengan,
belahan di muka, berkancing, dipakai di atas pakaian lain, biasanya
dipakai dengan jas atau di bawah jas.
26) Tunik yaitu blus yang panjangnya sampai di bawah panggul, yang
dipadukan dengan rok atau celana panjang.
d. Pemilihan Busana
Menurut Ernawati (2008 : 27-31) dalam berbusana kita perlu
menyesuaikan busana dengan bentuk tubuh, warna kulit, kepribadian, jenis
kelamin dan lain sebagainya. Kesalahan dalam memilih busana akan
berakibat fatal bagi sipemakai, karena busana yang semula diharapkan dapat
mempercantik diri dan dapat menutupi kekurangan tidak terwujud, bahkan
kadang-kadang kekurangan tersebut terlihat semakin menonjol.
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas, dalam memilih
busana ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, baik faktor individu
maupun faktor lingkungan. Adapun yang menyangkut faktor individu seperti:
bentuk tubuh, umur, warna kulit, jenis kelamin dan kepribadian. Sedangkan
yang menyangkut faktor lingkungan adalah : waktu, kesempatan dan
perkembangan mode. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut :
1) Faktor individu
Jika kita perhatikan secara teliti, khususnya tentang busana yang
dipakai oleh masing-masing individu dapat disimpulkan bahwa setiap

15

manusia mengenakan pakaian yang berbeda antara satu dengan yang


lainnya. Perbedaan ini tidak hanya terdapat pada model pakaian saja,
tetapi juga terdapat perbedaan dalam pemilihan bahan busana seperti
perbedaan warna, motif, tekstur dan lain-lain sebagainya. Ada beberapa
faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut antara lain:
a) Bentuk tubuh
Bentuk tubuh manusia tidaklah sama satu dengan lainnya,
perbedaan tersebut disebabkan oleh perkembangan biologis serta
perbedaan

tingkat umur. Setiap

manusia mengalami

irama

pertumbuhan yang berbeda-beda, ada yang gemuk pendek, kurus


tinggi, gemuk tinggi dan kurus pendek. Maka dari itu, sewajarnyalah
kita di dalam membuat atau memilih busana harus mengenali
terlebih dahulu bentuk tubuh masing-masing.
Karena tidak semua busana dapat dipakai oleh semua orang,
dengan kata lain model busana untuk orang gemuk jelas tidak cocok
untuk orang yang bertubuh kurus, begitu juga sebaliknya. Maka, di
dalam memilih busana mengenali bentuk tubuh sangatlah penting.
Bentuk tubuh ideal sangatlah didambakan oleh semua orang, karena
hampir semua desain busana dapat dipakainya, sehingga bentuk
tubuh ideal merupakan dambaan semua orang.
Adapun yang dimaksud dengan tubuh ideal untuk seorang
wanita, bentuk badan yang ideal mempunyai ukuran lingkar dada
dan pinggul yang sama besar. Ukuran pinggang sekurang-kurangnya
10 cm lebih kecil dari ukuran dada atau pinggul, serta letak garis
pinggang pada batas tinggi badan yang diukur dari kepala. Dengan
kata lain jika letak garis pinggang di bawah atau di atas tinggi

16

badan serta lingkar pinggang yang hampir sama besar dengan lingkar
badan dan lingkar pinggul, maka ukuran yang begini termasuk
ukuran yang kurang ideal.
Bentuk tubuh yang kurang ideal ini banyak pula macamnya,
ada yang gemuk pendek, kurus tinggi, kurus pendek, bahkan ada
yang bungkuk, panggul terlalu kecil, bidang bahu terlalu lebar atau
terlalu sempit. Semua bentuk tubuh ini termasuk bentuk tubuh yang
tidak ideal, karena masing-masingnya memiliki kelemahan atau
kelainan. Kelemahan-kelemahan ini dapat disembunyikan dengan
memilih desain pakaian yang sesuai dengan bentuk tubuh masingmasing, setiap kekurangan tersebut dapat ditutupi dengan busana
yang dipakai.
Untuk seseorang yang bertubuh gemuk pilihlah desain yang
memberi kesan melangsingkan, dan yang bertubuh kurus memilih
desain yang memberikan kesan menggemukkan. Desain busana
untuk seseorang yang bidang bahunya sempit pilihlah desain yang
memberikan kesan melebarkan, untuk seseorang yang memiliki buah
dada terlalu kecil atau terlalu besar, semua ini perlu mendapat
perhatian yang serius sebelum membuat busana agar busana yang
serasi dengan bentuk tubuh dapat diwujudkan.
b) Umur
Umur seseorang sangat menentukan dalam pemilihan busana,
karena tidak seluruh busana cocok untuk semua umur. Perbedaan
tersebut tidak saja terletak pada model, tetapi juga pada bahan
busana, warna, serta corak bahan. Busana anak anak jauh sekali
bedanya dengan busana remaja dan busana orang dewasa. Untuk itu

17

di dalam pemilihan busana yang serasi usia pemakai merupakan


kriteria yang tidak dapat diabaikan.
c) Warna Kulit
Warna kulit adalah suatu hal yang harus dipertimbangkan
dalam memilih busana. Walaupun warna kulit orang Indonesia
disebut sawo matang, namun selalu ada perbedaan antara satu
dengan yang lainnya. Maka, hal ini hendaknya mendapat perhatian
supaya busana yang dipakai betul-betul sesuai dengan sipemakai.
d) Kepribadian
Kepribadian merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan
dalam memilih busana. Ada beberapa tipe kepribadian yang sangat
mempengaruhi dalam pemilihan busana tersebut, antara lain :
i) Tipe Feminim
Orang yang bertipe feminim memiliki sifat, lemah lembut,
pemalu,

suka

menjauhkan

diri

dari

perhatian

umum,

perasaannya halus. Untuk orang yang bertipe feminim ini sangat


cocok desain busana yang memakai garis lengkung, seperti; rok
pias, rok kembang dan lain-lain.
Warna busana yang cocok adalah warna yang telah
dicampur dengan warna abu-abu, setiap warna yang di campur
dengan warna abu-abu maka hasilnya akan menjadi warna yang
buram. Misal nyawarna merah dicampur dengan warna abu-abu,
maka warna merahnya menjadi merah redup. Warna kuning
dicampur dengan warna abu-abu, maka warna kuningnya
menjadi redup. Warna biru dicampur dengan warna abu-abu,
maka warna birunya menjadi redup.
Semua warna yang dicampur dengan warna abu-abu, cocok
untuk orang yang bertipe feminim. Tekstur yang cocok untuk

18

tipe feminim ialah tekstur yang lembut, halus dan ringan. Motif
yang dipakai sebaiknya motif yang kecil-kecil.
ii) Tipe Maskulin
Tipe maskulin adalah orang yang memiliki sifat terbuka,
agresif, tenang, dan percaya diri. Untuk orang yang bertipe ini
desain busana yang cocok adalah model yang tidak terlalu
banyak variasi dan memakai garis yang tegas; seperti : memakai
kerah minamora, kerah kemeja dan lain-lain.Warna warna cerah
sangat cocok untuk kepribadian maskulin. Tekstur sebaiknya
dipilih yang tebal, berat dan bermotif. Motif geometris lebih
cocok dipakai dari pada motif bunga-bunga.
iii) Tipe Intermediet
Tipe

intermediet,

umumnya

mempunyai

kepribadian

diantara kedua tipe di atas. Desain busana yang cocok untuk


orang yang bertipe intermediet adalah model yang memakai
garis vertikal, garis horizontal dan garis diagonal. Pemilihan
warna busana untuk orang yang berkepribadian seperti ini
sebaiknya disesuaikan dengan warna kulit. Apabila warna
kulitnya cerah, pilihlah warna panas. Untuk orang yang tenang
hindari warna yang kontras dan sebaiknya memilih warnawarna
dingin. Hindari memakai tekstur yang mengkilat dan tekstur
yang terlalu halus.
2) Faktor Lingkungan

19

Dalam memilih busana, perlu dipertimbangkan keserasian dengan


lingkungan, baik lingkungan masyarakat tempat tinggal, maupun
lingkungan tempat bekerja. Faktor lingkungan ini sangat besar sekali
pengaruhnya dengan kehidupan kita sehari-hari, untuk itu kita
senantiasa berusaha agar selalu diterima oleh lingkungan, antara lain
dengan memakai busana yang serasi. Untuk menciptakan busana yang
serasi banyak faktor yang harus diperhatikan, tetapi keserasian
berbusana yang berkaitan dengan lingkungan adalah sebagai
berikut :
a) Waktu
Berbusana mengingat waktu berarti memperhitungkan
pengaruh sinar mata hari. Keadaan pada waktu-waktu tertentu
membawakan suasana yang berbeda-beda. Di pagi hari udara
sejuk suasana tenang, di siang hari udara panas suasana sibuk, di
malam hari udara dingin suasana tenang.
Suasana inilah yang mungkin harus dijadikan dasar
pertimbangan dalam pemilihan busana. Misalnya busana untuk
siang hari, warna-warna yang panas atau menyolok haruslah
dihindari, agar tidak mengganggu orang yang melihatnya. Dengan
kata lain tidak semua busana dapat dipakai untuk setiap waktu
dan semua kesempatan, karena kesempatan yang berbeda
menuntut pula jenis busana yang berlainan.
Jadi setiap individu tidak hanya dapat memiliki satu atau
dua jenis busana saja, tetapi harus disesuaikan dengan aktifitas
masing-masing mereka. Semakin banyak kegiatan seseorang,
maka beraneka ragam pulalah busana yang dibutuhkan, karena

20

keadaan pada waktu tertentu membawakan suasana yang berbedabeda sesuai dengan waktu dan kesempatan masing-masing, baik
di rumah, dikantor, disekolah, dilapangan olah raga, berpesta dan
lain sebagainya.
b) Kesempatan
Berbusana

menurut

kesempatan

berarti

kita

harus

menyesuaikan busana yang dipakai dengan tempat ke mana


busana tersebut akan kita bawa, karena setiap kesempatan
menuntut jenis busana yang berbeda, baik dari segidesain, bahan
maupun warna dari busana tersebut. Berbusana menurut
kesempatan berarti kita harus menyesuaikan busana yang dipakai
dengan tempat kemana busana tersebut akan kita pakai, karena
setiap kesempatan menuntut jenis busana yang berbeda, baik dari
segidesain, bahan, maupun warna dari busana tersebut.
c) Perkembangan Mode
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
mode busana juga berkembang dengan pesat, walaupun kadang
kala mode tersebut tidak sesuai dengan tata cara berbusana
yangbaik, namun mode tetap bergulir dari waktu ke waktu.
Perkembangan mode sangat besar pengaruhnya pada kepribadian
seseorang, sehingga setiap mode yang muncul selalu saja ada
yang pro dan ada yang kontra, apalagi Indonesia yang terdiri dari
bermacam-macam suku yang masing-masingnya mempunyai
busana yang beraneka ragam.
Bagi masyarakat yang terlalu kaku dan fanatik dengan tata
cara aturan berbusana tentu akan sulit mengikuti perkembangan
mode. Hal ini masih diannggab wajar, karena tanpa disadari mode

21

tersebut pada umumnya dipengaruhi oleh mode yang datang dari


manca negara yang mungkin akan besar pengaruhnya terhadap
kepribadian seseorang, namun semua ini terpulang kepada pribadi
kita

masing-masing

dalam

memilih

mode

yang

sedang

berkembang.
e. Pengelompokan Busana
Menurut Ernawati, dkk (2008 : 26,27) dalam berbusana kita perlu
memperhatikan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, seperti
norma agama, norma susila, norma sopan santun dan sebagainya, dan
juga memahami tentang kondisi lingkungan, budaya dan waktu
pemakaian. Dengan demikian baik jenis, model, warna atau corak
busana perlu disesuaikan dengan hal tersebut di atas. Sehubungan
dengan hal tersebut di atas, secara garis besar busana dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1) Busana Dalam
Busana dalam dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a) Busana yang langsung menutup kulit, seperti : BH/Kutang,
celana dalam, singlet, rok dalam, bebe dalam, corset,
longtorso.

Busana

ini

berfungsi

untuk

melindungi

bagianbagian tubuh tertentu, dan membantu membentuk/


memperindah

bentuk

tubuh

serta

dapat

menutupi

kekurangankekurangan tubuh, dan juga menjadi fundamen


pakaian luar. Jenis busana ini tidak cocok dipakai ke luar
kamar atau keluar rumah tanpa baju luar.
b) Busana yang tidak langsung menutupi kulit, yang temasuk
kelompok ini adalah busana rumah, seperti : daster, house

22

coat, house dress, dan busana kerja di dapur seperti : celemek


dan kerpusnya. Busana kerja perawat dan dokter, seperti
celemek perawat dan snal jas dokter. Busana tidur wanita,
seperti baby doll, nahyapon dan busana tidur pria, antara lain,
piyama dan jas kamar. Jenis pakaian tersebut di atas tidak etis
jika dipakai ketika menerima tamu.
2) Busana Luar
Busana luar ialah busana yang dipakai di atas busana dalam.
Pemakaian busana luar disesuaikan pula dengan kesempatanya, antara
lain busana untuk kesempatan sekolah, busana untuk bekerja,busana
untuk kepesta, busana untuk olah raga, busana untuk santai dan lain
sebagainya.
f. Memilih Busana Sesuai Kebutuhan
Menurut Kristi dan Utami (2016 : 22) kita memiliki bermacam
kegiatan dan agenda setiap harinya. Untuk itu busana yang kita kenakan
juga harus sesuai denga kebutuhan kita. Busana yang akan kita kenakan
untuk kekantor, tentunya tidak tepat jika kita pakai ketika hendak
memasak. Seperti halnya ketika kita hendak memasak. Seperti halnya
ketika kita hendak akan menghadiri sebuah pesta, aka tampak aneh jika
kita datang dengan mengenakan pakaian olahraga. Oleh karena itu
penting bagi kita untuk mengetahui jenis dan model busana yang tepat
digunakan dalam beragam acara tertentu. Berikut uraiannya:
1) Busana untuk kesempatan di rumah
Ketika berada di rumah, ada banyak kegiatan yang akan kita
lakukan. Untuk itu, sebaiknya kita memilih busana yang
sederhana,

praktis,

dengan

23

bahan

tekstil

yang

mudah

perawatannya. Dan yang paling penting, usahakan untuk tetap


menggunakan busana yang sopan ketika di rumah. Misalnya,
ketika menerima tamu sebaiknya tidak menggunakan baju tidur
atau busana yang terlalu mewah.
2) Busana untuk kesempatan kerja/kuliah/sekolah
Menurut Ernawati, dkk (2008:31) desain busana untuk
mahasiswa/si adalah bebas. Namun kebanyakan dari mereka
memilih rok dan blus atau kemeja dan celana. Hal ini disebabkan
karena rok, blus dan kemeja, celana dalam pemakaiannya dapat
diselang-selingi, maksudnya: dengan memiliki dua lembar rok
atau celana pemakaiannya dapat divariasikan dengan tetap
memperhatikan keserasiannya.
Menurut Riyanto dan Arifah (2003 : 108) bekerja bukan
kegiatan santai, tetapi akan melakukan pekerjaan-pekerjaan sesuai
dengan tugasnya masing-masing. Secara garis besar pekerjaan itu
dapat dikelompokkan pada pekerjaan yang banyak memerlukan
pikiran atau otak. Persyaratan umum busana untuk kesempatan
kerja, yaitu pilihlah model yang praktis, formal, warna atau motif
tidal mencolok dengan model yang sportif dan sopan untuk kerja,
seperti rok tidak mini, bllus lengan pendek atau panjang, blus
dengan leher tidak terbuka, bebe, blus dan rok tidak ketat,
sedangkan untuk pria, kemeja yang dipakai dimasukkan pada
celana panjang, atau memakai safari. Bahan dipilih sesuai kondisi
iklim/cuaca.
Berbusana

untuk

pergi

sekolah

atau

kuliah

perlu

memperhatikan tata krama atau tatacara berbusana yang sopan

24

yang sesuai dengan aturan-aturan berbusana yang ada di


sekolah/di kampus. Warna seyogyanya dipilih warna-warna yang
tenang, tidak mencolok, seperti biru, hijau, merah tua, merah hati,
merah bata, jingga. Pemilihan corak juga pilihlah yang tidak
ramai, seperti corak yang tenang yang apabila dilihat tidak
membuat orang menjadi pusing, dapat dipilih corak flora, fauna,
geometri, abstrak. Untuk pemilihan tekstur dapat dipilih yang
kasar, halus, tidak berkilau atau warna emas dan perak, tak
berbulu.
3) Busana untuk pergi ke pesta
Berbicara etika pada

busana

pesta

seperti

yang

dikemukakan oleh Riyanto dan Arifah (2003: 116) perlu melihat


dulu apakah pesta siang, sore atau malam. Untuk kesempatan
pesta siang dapat dipilih model yang berpita, pakai strook/frilled,
renda, leher tidak terbuka lebar. Untuk pemilihan warna, pilihlah
warna cerah tetapi tidak mencolok dan gemerlap, tekstur tidak
mengkilap. Demikian pula untuk aksesoris, sepatu dan tas tidak
yang gemerlapan (warna emas atau perak).
Untuk memilih busana pesta sore dapat dipilih model leher
yang agak terbuka, model berpita, strook/filled, renda, draperi.
Warna bahan atau corak dapat dipilih yang terang sampai
mencolok atau gelap dengan hiasan yang agak menonjol, serta
bahan yang lebih baik dari untuk pesta siang, sedangkan
pemakaian milineris dan aksesoris sama dengan untuk pesta
siang.

25

Pemilihan model untuk busana pesta malam lebih bebas


daripada untuk siang hari, hampir setiap jenis model yang dapat
dipilih seperti rok, blus, bebe, tunik dan celana longgar ataupun
busana muslimah, bebe atau rok dan blus dengan stola, bebe
dengan blazer, dan sebagainya.
Menurut Ernawati, dkk (2008: 32,33) busana pesta adalah
busana yang dipakai untuk menghadiri suatu pesta. Dalam
memilih busana pesta hendaklah dipertimbangkan kapan pesta itu
diadakan, apakah pestanya pagi, siang, sore ataupun malam,
karena perbedaan waktu juga mempengaruhi model, bahan dan
warna yang akan ditampilkan. Selain itu juga perlu diperhatikan
jenis pestanya, apakah pesta perkawinan, pesta dansa, pesta
perpisahan atau pesta lainnya.
Hal ini juga menuntut kita untuk memakai busana sesuai
dengan jenis pesta tersebut. Misalnya pesta adat, maka busana
yang kita pakai adalah busana adat yang telah ditentukan
masyarakat setempat. Jika pestanya bukan pesta adat, kita boleh
bebas memilih busana yang dipakai. Walaupun demikian ada
beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :
a) Pilihlah desain yang menarik dan mewah

supaya

mencerminkan suasana pesta.


b) Pilihlah bahan busana yang memberikan kesan mewah dan
pantas untuk dipakai kepesta, misalnya : sutra, taf, beludru
dan sejenisnya. Tetapi kita harus menyesuaikan dengan jenis
pestanya, apakah pesta ulang tahun, pesta perkawinan dan

26

sebagainya. Disamping itu juga disesuaikan dengan tempat


pesta dan waktu pestanya.
4) Busana untuk rekreasi
Menurut Kristi dan Utami ( 2016: 27) mengatakan ketika
berlibur, kita baiknya menyiapkan baju khusus. Ada beberapa hal
yang perlu kita perhatikan dalam memilih busana untuk liburan:
a) Sesuai lokasi
Lokasi yang menjadi tujuan wisata menentukan jenis
busana yang akan kita kenakan. Lokasi yang berbeda akan
membutuhkan busana yang berbeda pula. Misalnya, busana
hangat yang pas dipakai di pegunungan tentu tidak cocok
ketika kita gunakan untuk pergi ke pantai. Demikian juga
sebaliknya. Ketika kita sudah tahu tujuan wisata, barulah kita
dapat menentukan apa busananya. Jika kita akan bepergian ke
luar negeri yang mempunyai emapt musim, baiknya kita
mengenakan pakaian yang sesuai dengan musim yang sedang
berlangsung.
b) Bahan pakaian
Setelah mengetahui lokasi tujuan wisata, selanjutnya kita
bisa memilih bahan busana apa yang cocok kita kenakan. Jika
kita akan pergi ke tempat panas, maka pilihlah baju yang
berbahan katun. Tipis dan menyerap keringat. Sebaliknya,
jika kita hendaki pergi ke tempat yang dingin, maka pakailah
jaket atau baju tebal yang bisa dipakai tiap cuaca dingin.
5) Busana untuk olahraga
Menutur Kristi dan Utami (2016: 28) olahraga merupakan
kegiatan yang dilakukan hampir setiap orang setiap hari. Untuk
bisa berolahraga dengan nyaman, kita akan dapat melakukan

27

segala olahraga dengan baik dan benar. Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam memilih pakaian olahraga yakni:
a) Pilihlah bahan yang dapat menyerap keringat dan dingin.
Hindari pakaian yang terlalu tipis, juga terlalu tebal. Katun
merupakan bahan yang tepat untuk dijadikan pakaian
olahraga.
b) Pilihlah model yang simpel dan sederhana.
c) Pilihlah ukuran nyang pas dengan tubuh, jangan terlalu
ketat, juga jangan terlalu longgar. Ukuran yang pas akan
membuat gerakan kita terasa nyaman.
Menurut Ernawati, dkk (2008:33) busana olahraga adalah
busana yang dipakai untuk melakukan olahraga. Desain busana
olahraga disesuaikan dengan jenis olahraganya. Setiap cabang
olahragamempunyai jenis busana khusus dengan model yang
berbeda pula. Untuk olahraga volly dan bola kaki biasanya terdiri
dari blus kaus dan celana pendek dengan model tertentu, begitu
juga untuk busana renang didisain dengan model yang melekat
dibadan dan garis leher yang lebih terbuka.
Busana renang biasanya dilengkapi dengan kimono yang
berfungsi untuk menutupi tubuh jika berada di luar kolam renang.
Begitu juga untuk olahraga sepak takrau, tenis meja dan lain
sebagainya, masing-masing menuntut pula suatu bentuk busana
yang khusus. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
memilih busana olahraga antara lain :
a) Pilihlah bahan busana yang elastis
b) Pilihlah bahan yang mengisap keringat

28

c) Pilihlah model busana yang sesuai dengan jenis olahraga


yang dilakukan.
6) Busana Santai
Menurut Ernawati, dkk (2008: 33) usana santai adalah
busana yang dipakai pada waktu santai atau rekreasi. Busana
santai banyak jenisnya, hal ini disesuaikan dengan tempat dimana
kita melakukan kegiatan santai atau rekreasi tersebut. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih busana
santai diantaranya yaitu :
a) Pilihlah desain yang praktis dan sesuaikan dengan tempat
bersantai. Jika santai di rumah pilihlah model yang agak
longgar, bila santai kepantai pilih model leher yang agak
terbuka agar tidak panas, jika santai kegunung pilihlah
model yang agak tertutup agar udaradingin dapat diatasi.
b) Pilihlah bahan yang kuat dan mengisap keringat.

BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada Mahasiswa PKK tata Busana Fatek
Unima. Waktu pelaksanaan dilakukan mulai bulan September 2016 sampai
Nopember 2016. Bulan pertama dilakukan penyelesaian ijin penelitian, bulan

29

berikutnya dilakukan uji coba instrument, kemudian bulan ketiga dilakukan


pengambilan data, analisis data dan penulisan hasil penelitian.
B. Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
rancangan eksperimen (one-group-Pre test-posttest Design) dengan pendekatan
kuantitatif sekaligus menjelaskan pengujian hipotesis. Sampel bersifat dependen
karena kedua sampel mempunyai subjek yang sama. Data dikumpulkan dua
kali,

yaitu

sebelum

dan

sesudah

dilakukan

intervensi,

kemudian

membandingkan antara pengukuran pertama dan pengukuran kedua.


C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah semua Mahasiswa Jurusan PKK Tata
Busana Fatek Unima sejumlah 33 mahasiswa.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel
adalah Total Sampling yaitu semua Mahasiswa yang aktif mengikuti
perkuliahan.

D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk
kuesioner oleh peneliti dengan mengacu kepada tinjauan pustaka. instrumen
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
terdiri dari dua bagian yaitu lembar pertama mengenai data demografi, lembar
kedua mengenai persepsi dan dilengkapi oleh materi penyuluhan. Cara
pengisian lembar kuesioner adalah dengan menggunakan checklist () pada
tempat yang tersedia. Pengukuran Kuesioner Persepsi terdiri dari 15 pernyataan

30

dengan menggunakan skala Likert dengan kriteria jawaban bila Sangat Tidak
Setuju = 1, Tidak Setuju = 2, Setuju = 3, Sangat Setuju = 4. Selanjutnya untuk
menentukan sikap responden digunakan skala interval.
a.

Skor terendah x jumlah pertanyaan

: 1 X 15 = 15

b.

Skor tertinggi x jumlah pertanyaan

: 4 X 15 = 60

Skala interval yang diperoleh adalah: ( 60 - 15 ) : 4 = 11


Kategori Baik

: skor 47 60

Kategori Cukup

: skor 35 46

Kategori Kurang

: skor 23 - 34

Kategori Buruk

: skor 11 22

E. Teknik Pengumpulan data


1. Tahap persiapan
a. Memilih tempat yang akan dijadikan sebagai lokasi penelitian.
b. Melakukan pencarian data awal berupa data sekunder yang ada di Fakultas
Teknik UNIMA Jurusan tata Busana.
c. Mendapatkan izin studi pendahuluan
d. Melakukan studi pendahuluan dan penjajakan awal untuk menentukan
masalah
e. Melakukan studi kepustakaan
f. Menyususun proposal penelitian
g. Seminar proposal
31

h. Perbaikan proposal
2. Tahap pelaksanaan
a.

Mendapatkan izin dalam penelitian

b.

Persetujuan responden

c.

Pengambilan data melalui kuesioner

d.

Pengolahan data dan analisis data


3. Tahap akhir
a. Penyusunan laporan penelitian
b. Sidang atau pertangjawaban penelitian
c. Perbaikan hasil sidang
d. Pengadaan lampiran penelitian

F. Analisis Data
1. Pengolahan data
Prosedur pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan kembali (editing), yaitu untuk memastikan kebenaran data.
b. Pengkodean (koding), yaitu merubah data berbentuk huruf menjadi data
berbentuk angka/bilangan. Kegunaan dari koding ini adalah untuk
mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat entry
data.
c. Tabulasi data, dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data kedalam
suatu tabel menurut sifat-sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian,

32

tabel mudah untuk dianalisis. Tabel tersebut dapat berupa tabel sederhana
maupun tabel silang.
2. Analisis data
Untuk mengetahui hubungan variabel bebas dan variabel terikat dengan
menggunakan sistem komputerisasi SPSS versi 16 dengan uji t dependen (Uji t
Pair/Related atau pasangan). Tingkat kemaknaan yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu 95 % ( 0,05).

DAFTAR PUSTAKA

Riyanto, A. dan Arifah. 2003. Teori Busana. Bandung : Yapemdo.


Riyanto, A., Arifah dan L. Zulbahri. 2009. Modul Dasar Busana. PKK
UPI.
Ernawati, Izwerni dan W. Nelmira. 2008. Tata Busana Jilid I. Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Hawa, E. 2013. Pengaruh Pengetahuan Busana Dan Etika Berbusana Terhadap
Penampilan Di kampus Pada mahasiswa PKK S1 Tata Busana Angkatan
2011 Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. Fashion and Fashion
Education Journal. ISSN 2252-6803.
Kristi, P. O. dan N. P. Utami. 2016. Panduan Lengkap Membuat Pola Dan
Menjahit Busana. Trans Idea Publishing. Cetakan Pertama. Jogjakarta.
Riyanto, A. dan Arifah. 2003. Teori Busana. Bandung : Yapemdo.

33

Riyanto, A., Arifah dan L. Zulbahri. 2009. Modul Dasar Busana. PKK
UPI.
Sari, P. S. 2014. Teknik Mendesai Bju Sendiri Secara Otodidak. Laskar Aksara.
Bekasi.
Saraswati, I. 2013. Panduan Mudah Membuat Pola Busana Pemula. Pustaka
Diantara. Yogyakarta.

34

Anda mungkin juga menyukai