Anda di halaman 1dari 5

PENGOLAHAN DATA KELAS METODE INDUCED

POLARIZATION
ADITYA ARIES
115.130.023
Program Studi Teknik Geofisika, Universitas Pembangunan Nasional Veteran"
Yogyakarta
Jalan SWK 104 Condongcatur Yogyakarta
adiditya52@gmail.com

INTISARI
Metode geolistrik merupakan metode geofisika yang menggunakan sifat potensial listrik
dibawah permukaan bumi. Perbedaan sifat aliran ristrik yang terjadi pada batuan akan
memberikan respon suatu bentuk bentuk anomali sebagai akibat dari perbedaan sifat fisis di
bawah permukaan bumi. Salah satu contoh yang termasuk kedalam metode geolistrik adalah
metode resistivity. Metode resistivity prinsipnya adalah mengukur nilai tahanan jenis batuan
dibawah permukaan dengan dari injeksi arus yang diberikan. Pada acara kali ini akan
membahas salah satu konfigurasi dalam metode resistivitas yaitu konfigurasi dipole-dipole.
Pengolahan data dengan konfigurasi dipole-dipole ini dapat memberikan penafsiran tentang
kondisi bawah permukan yang diperoleh dari respon yang timbul karena adanya kontras nilai
tahanan jenis dari batuan dibawah permukaan bumi. Dari hasil pengolahan data secara
manual dan software RES2DINV didapatkan sebuah penampang 2D berupa penampang
resistivitas dan penampang chargeability. Dari penampang manual dengan konfigurasi
dipole-dipole ini didapatkan variasi harga resistivitas batuan mulai dari yang terendah 0.042
sampai yang terbesar 483 m dan nilai chargeability batuan mulai dari yang terkecil 17.2
sampai yang terbesar 498 msec.
Kata kunci: geolistrik, IP, RES2DINV

1. PENDAHULUAN
Metode geolistrik merupakan salah
satu metode geofisika eksplorasi yang
kompleks yang terdiri dari beberapa
macam metoda, seperti metode tahanan
jenis (resistivity), metode polarisasi
terimbas (IP), metode potensial diri (self
potential) dan metode mise ala masse.
Metode geolistrik tahanan jenis ini
pada dasarnya memanfaatkan sifat
resistivitas listrik batuan untuk mendeteksi
dan
memetakan
kondisi
bawah
permukaan. Metode resistivitas ini
dilakukan melalui pengukuran dari beda

potensial yang ditimbulkan akibat adanya


injeksi arus listrik ke dalam bumi.
Berdasarkan nilai variasi dari nilai
resistivitas listriknya, struktur bawah
permukaan bumi dapat diketahui material
penyusunnya. Dalam metoda geofisika,
data hasil akuisisi dilapangan merupakan
respon dari kondisi geologi bawah
permukaan. Respon tersebut
timbul
karena adanya variasi parameter fisika
maupun kimia yakni sifat konduktivitas
yang
merefleksikan
formasi/struktur
geologi bawah permukaan. Model dalam
geofisika adalah representasi keadaan

geologi oleh besaran-besaran fisika agar


permasalahan dapat disederhanakan dan
responnya dapat diperkirakan atau
dihitung secara teoritis sehingga dapat
mempermudah
dalam
melakukan
interpretasinya.
2. DASAR TEORI
Polarisasi terimbas merupakan
salah satu metoda geofisika yang
mendeteksi terjadinya polarisasi listrik
pada permukaan mineral-mineral logam di
bawah permukaan bumi. Pada metoda
geolistrik polarisasi terimbas arus listrik
diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua
elektroda arus, kemudian beda potensial
yang terjadi diukur melalui dua elektroda
potensial. Dalam metoda polarisasi
terimbas ada 4 macam metoda pengukuran
yaitu pengukuran dalam domain waktu,
domain frekuensi, pengukuran sudut fasa
dan Magnetic Induced Polarization (MIP).
Kandungan mineral logam dalam
bumi umumnya terbentuk sebagai
senyawa senyawa sulfida. Bijih sulfida ini
mempunyai kontras konduktivitas yang
besar dibandingkan daerah sekitarnya.
Jadi tubuh sulfida merupakan penghantar
elektronik sedangkan larutan dalam poripori batuan merupakan penghantar ionik.
Sistem
demikian
memungkinkan
terjadinya gejala IP jika arus listrik
dialirkan ke dalamnya. Gejala IP juga
ditimbulkan oleh beberapa oksida dan
mineral lempung. Ada dua fenomena yang
berkaitan dengan larutan dan bidang antar
muka pada eksplorasi geolistrik frekuensi
rendah seperti IP yaitu : elektrokimia dan
elektrokinetik. Elektrokimia berkaitan
dengan reaksi dan perubahan kimia karena
arus listrik, sedangkan elektrokinetik
berkaitan dengan efek yang terjadi karena
adanya variasi mobilitas pembawa
muatan.
Partikel mineral logam yang
bersentuhan dengan larutan pori-pori
batuan akan mendapat beda potensial

terhadap larutannya meskipun tidak ada


arus listrik mengalir. Karena perbedaan
aktifitas relatif antara partikel mineral dan
larutannya, akan terjadi beda potensial
yang besarnya bergantung pada aktifitas
relatifnya. Beda potensial ini disebut
potensial elektroda. Jika dalam sistem
mineral logam dialirkan arus listrik akan
terjadi pengutuban muatan pada bidang
batas antara mineral logam dengan
larutannya. Peristiwa ini disebut polarisasi
elektroda. Sedangkan beda potensial pada
keadaan reversibel dan tak reversibel (saat
dialiri arus) disebut overpotensial. Jika
arus listrik dihentikan ion-ion yang
terkumpul pada bidang batas akan
berdifusi kembali ke keadaan semula. Hal
ini teramati sebagai peluruhan tegangan
(potensial).
Selain peristiwa yang berlangsung
pada bidang batas antara logam dengan
larutannya, gejala IP juga dipengaruhi
peristiwa yang terjadi di daerah disekitar
bidang batas tersebut. Daerah ini terdiri
dari dua bagian, yaitu lapisan tetap dan
bidang antar muka elektroda yang
keduanya membentuk lapisan ganda.
Kedua lapisan ini mempunyai muatan
yang berbeda sehingga mempunyai nilai
kapasitansi Gejala latar belakang dalam
eksplorasi mineral logam terutama
disebabkan
mineral-mineral
clay
dalam
batuan yang berpori-pori. Umumnya
mineral-mineral clay dalam batuan
bermuatan negatif pada bidang batas antar
muka permukaan batuan dan larutan pori.
Sehingga ion-ion positif dalam larutan
pori terkumpul dekat pada bidang batas
sedangkan ion-ion negatif tertolak
menjauhi bidang batas. Jika ukuran pori
kecil (10-16 cm) pori bersifat sebagai
kapiler maka ion-ion
positif akan memenuhi diameter
kapiler sedangkan ion-ion negatif akan
terkumpul diujung kapiler sehiingga
terjadi polarisasi muatan pada sistem ini.
Jika diberi beda potensial maka ion-ion

tersebut akan bergerak sesuai dengan arah


medan listrik.
3. METODOLOGI
Mulai

Data
Sintetik

Pengolahanan
ms.excel

Software
res2dinv

Penampang

Resistivitas

Interpretasi

nilai topografi di setiap titik dan kode


penutup topografi.
3. Membuka program Res2Dinv yang
sudah terinstal kemudian pilih menu
edit lalu pilih edit data file dan
pindahkan data excel tadi ke dalam
notepad lalu save.
4. Pilih menu file dan klik read data file,
lalu data yang diinginkan dipilih untuk
diproses.
5. Setelah itu masuk ke menu inversi lalu
pilih least square inversion sehingga
akan muncul 3 buah penampang.
6. Setelah itu melakukan iterasi pada data
sehingga
nilai
erornya
dapat
diminimalisir.
7. Lalu pilih display dan klik show
inversion result, kemudian setelah itu
masuk ke display section pilih menu
choose resistivity and IP display,
setelah itu pilih menu display sections
lalu klik display data and model
sections dan pilih iterasi yang anda
inginkan dan pilih logarithmik contour
intervals lalu linear contour interval
untuk model IP maka akan muncul
penampang
resistivity
dan
chargeability.
8. Setelah itu melakukan pembahasan
baik
secara
kualitatif
maupun
kuantitatif.
9. Menarik kesimpulan yang didapat.
10. Selesai.

Selesai

4. PEMBAHASAN
Gambar
1. proses
Diagram
Pengolahandata
Data
Diagram
Alir
pengolahan
geolistrik adalah sebagai beriut:
1. Pengolahan data perhitungan nilai R,
Faktor geometri, Resistivitas semu,
Datum point dan Depth baik
menggunakan microsoft excel.
2. Membuat data atau keterangan
tambahan di excel berupa spasi
terkecil, kode dipole-dipole, jumlah
data,
lokasi
mid
point
kode
resistivity,datum point, depth, apparent,
kode topografi, jumlah data topografi,

Gambar 2. Penampang Resistivity

Berdasarkan hasil pengolahan data


konfigurasi dipole-dipole yang dilakukan
dengan menggunakan microsoft excel
dan software Res2dinV didapatkan sebuah
penampang-penampang resistivity dan
chargeability 2D. Pada penampang
resistivity ini terlihat variasi dari harga
tahanan jenis yang dicirikan oleh skalaskala warna yang berbeda. Setiap warna
dapat mempresentasikan sifat resistivitas
batuan yang berbeda
Dan dari penampang resistivity 2D
hasil
pengolahan
data
dengan
menggunakan software Res2dinV yang
mempresentasikan nilai resistivitas hasil
inversi dapat terlihat bahwa pada
penampang hasil inversi ini memberikan
skala warna resistivitas dari yang rendah
sampai yang paling tinggi muncul pada
penampang ini. Nilai resistivitas yang
terendah dapat ditunjukan oleh warna
gradasi biru dengan range nilai 0.042
sampai 2.31 m. Lalu warna gradasi hijau
menunjukan nilai resistivitas sedang
dengan range nilai berkisar antara 2.31
sampai 33.4 m. Sedangkan warna
kuning hingga merah menunjukan nilai
resistivitas cukup tinggi dengan range
nilai antara 33.4 sampai 483 m. Dan
daerah yang memiliki nilai resistivitas
paling tinggi ditandai oleh gradasi warna
merah hingga ungu yang memiliki range
nilai > 483 m.
Sedangkan
untuk
penampang
chargeability 2D hasil pengolahan data
dengan menggunakan software Res2dinV
dapat terlihat bahwa Nilai chargeability
yang terendah dapat ditunjukan oleh
warna gradasi biru dengan range nilai
17.2 sampai 155 msec. Lalu warna gradasi
hijau menunjukan nilai chargeability
sedang dengan range nilai berkisar antara
155 sampai 361 msec. Sedangkan warna
kuning hingga merah menunjukan nilai
chargeability cukup tinggi dengan range
nilai antara 361 sampai 498 msec. Dan

daerah yang memiliki nilai chargeability


paling tinggi ditandai oleh gradasi warna
merah hingga unggu yang memiliki range
nilai > 498 msec.
Jika dilihat pada kedua penampang
tersebut, dapat di interpretasikan bahwa
pada elevasi 234 sampai elevasi 229 m,
pada zona tersebut memiliki nilai
resistivitas dan chargeability yang tinggi
dan dapat di interpretasikan sebagai pasir
besi. Pada elevasi 229 sampai 216 m, pada
zona tersebut memiliki nilai resistivitas
rendah sampai sedang dan nilai
chargeability yang rendah yang dapat di
interpretasikan sebagai endapan alluvial.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil pengolahan
manual
dan
software
RES2DINV
konfigurasi Dipole-dipole maka dapat
disimpulkan bahwa :

Pada penampang resistivity 2D hasil


pengolahan data dengan menggunakan
software Res2dinV menunjukan nilai
resistivitas paling tinggi memiliki
range nilai > 483 m. Sedangkan nilai
resistivitas paling rendah memiliki
range 0.042 m
Pada penampang chargeability 2D hasil
pengolahan data dengan menggunakan
software Res2dinV menunjukan nilai
chargeability paling tinggi memiliki
range nilai > 498 msec. Sedangkan
nilai chargeability paling rendah
memiliki range nilai 17.2 msec.
Pada penampang resistivity dan
chargeability di dapatkan pasir besi
pada elevasi 234 sampai 229 m, dan di
dapatkan endapan alluvial pada elevasi
229 sampai 216 m.
6. DAFTAR PUSTAKA
Laboratorium Geofisika Eksplorasi. Buku
Panduan
Praktikum
Geolistrik,
Laboratorium
Geofisika
Eksplorasi,
Program Studi Teknik Geofisika, Fakultas
Teknologi
Mineral,
Universitas

Pembangunan
Nasional
Yogyakarta. 2015.

Veteran

Anda mungkin juga menyukai