Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH
Irma Sari
21030113130199
Zulfajri
21030113140169
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITAN
Nama/NIM
Judul Penelitian
: 1. Irma Sari/21030113130199
2. Zulfajri/21030113140169
: Identifikasi Pengaruh Variabel Proses Dan Interaksi Antara
Variabel Proses Pada Depolimerisasi Kappa Karagenan Dengan
Proses Ozonasi
PRAKATA
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT karena limpahan berkah
dan Rahmat-Nya, laporan penelitian dengan judul Identifikasi Pengaruh Variabel
2
dilakukan
untuk
depolimerisasi
polisakarida.
Oleh
karenanya,
Semarang,
November 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITAN.......................................ii
PRAKATA..............................................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
RINGKASAN.......................................................................................................viii
SUMMARY............................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4
2.1 State Of The Art.............................................................................................4
2.2 Karagenan....................................................................................................11
2.2.1 Jenis Karagenan....................................................................................11
2.2.2 Sifat-Sifat Dasar Karagenan..................................................................13
2.2.3 Pembentukan Gel..................................................................................14
2.2.4 Stabilitas................................................................................................15
2.3 Ozon.............................................................................................................16
2.3.1 Molekul Ozon.......................................................................................17
2.3.2 Sifat dan Karakteristik Ozon.................................................................18
2.3.3 Reaktifitas Ozon....................................................................................20
2.3.4 Analisa Ozon dalam Larutan.................................................................21
2.3.5 Aplikasi Ozon........................................................................................22
2.4 Response Surface Methodology (RSM)......................................................23
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................29
3.1 Rancangan Percobaan..................................................................................29
3.2 Alat dan Bahan Yang Digunakan.................................................................29
3.2.1 Bahan....................................................................................................29
3.3 Penetapan Variable.......................................................................................30
4
DAFTAR GAMBAR
5
Gambar 1.1
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
DAFTAR TABEL
Table 2.1
Table 2.2
Table 2.3
Sifat-sifat karagenan............................................................................14
Table 2.4
Table 2.5
Table 2.6
RINGKASAN
Kappa karagenan merupakan polisakarida yang diekstrak dari rumput laut
jenis Kappaphycus Alvarezii. Kappa karagenan tersusun dari unit D-galaktosa-4sulfat dengan ikatan -1,3 dan unit 3,6-anhidro-D-galaktosa dengan ikatan -1,4.
Kappa karagenan banyak digunakan sebagai pengental pada industry makanan.
Pada bidang kesehatan, kappa karagenan dimanfaatkan sebagai antikoagulan,
antitrombotik, antiviral, dan antitumor. Manfaat kappa karagenan akan lebih
efektif apabila kappa karagenan mempunyai berat molekul yang rendah. Oleh
karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji depolimerisasi kappa
karagenan dengan proses ozonasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh variabel-variabel proses (waktu ozonasi, pH, dan temperature) terhadap
berat molekul kappa karagenan dan kondisi optimum masing-masing variabel
proses menggunakan ozonasi. Berdasarkan penelitian, diperoleh bahwa waktu
ozonasi 5 hingga 10 menit, pH 3 hingga pH 10, dan temperature 20 oC hingga
40oC menghasilkan penurunan berat molekul paling signifikan. Hasil penelitian
ini menghasilkan kondisi optimum pada waktu ozonasi selama 9,44 menit, pH
7,17 dan temperature 29,4oC.
Kata Kunci : depolimerisasi, kappa karagenan, waktu ozonasi, pH, dan suhu
SUMMARY
Kappa carrageenan is a polysaccharide that extracted of seaweed
Kappaphycus alvarezii. Kappa carrageenan is composed of units of D-galactose4-sulfate with -1,3 bond and unit-anhidro 3,6-D-galactose by -1,4 bond. Kappa
carrageenan is widely used as a thickener in the food industry. In the health field,
kappa carrageenan used as an anticoagulant, antithrombotic, antiviral and
antitumor. Benefits kappa carrageenan are more effective when kappa
carrageenan has a low molecular weight. Therefore, this study was conducted to
assess the depolymerization of kappa carrageenan with ozonation process. This
study aims to determine the effect of process variables (time ozonation, pH, and
temperature) to the molecular weight of kappa carrageenan and the optimum
conditions of each process variable. The results of this study resulted in optimum
condition at the time of ozonation for 9.44 minutes, 7.17 pH and temperature
29,4oC.
Keywords : depolymerization kappa carrageenan, time ozonation, pH and
temperature.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karagenan adalah polisakarida yang diekstraksi dari beberapa spesies
rumput laut atau alga merah (Rhodophyceae). Karagenan adalah galaktan
tersulfatasi linear hidrofilik. Polimer ini merupakan pengulangan unit
disakarida. Galaktan tersulfatasi ini diklasifikasi menurut adanya unit 3,6anhydro galactose (DA) dan posisi gugus sulfat.
Tiga jenis karagenan komersial yang paling penting adalah karagenan
iota (), kappa () dan lambda (). Sedangkan karagenan mu adalah prekursor
karagenan kappa, karagenan nu adalah prekursor iota. Jenis karagenan yang
berbeda ini diperoleh dari karagenan komersial yang memiliki berat molekul
massa rerata berkisar 400.000 sampai 600.000 Da. Selain galaktosa dan sulfat,
beberapa karbohidrat juga ditemui, seperti xylose, glukosa, asam uronik, dan
substituen seperti methyl esters dan grup piruvat (Van de Velde, 2002).
Karagenan merupakan suatu jenis galaktan yang memiliki karakteristik
unik dan memiliki daya ikat air yang cukup tinggi. Peranan karagenan tidak
kalah penting bila dibandingkan dengan agar-agar maupun alginat.
Berdasarkan karagenan digunakan sebagai pengelmusi, penstabil, pengental,
dan bahan pembentuk gel. Karagenan umumnya spesies rhodophyta yang
berbeda. Secara alami, jenis () dan () dibentuk secara enzimatis dari
prekursornya oleh sulfohydrolase. Sedangkan secara komersial, jenis ini
diproduksi menggunakan perlakuan alkali atau ekstraksi dengan alkali.
Karagenan digunakan pada industri makanan sebagai pengelmusi,
selain itu juga dimanfaatkan pada industri kosmetik, tekstil, obat-obatan dan
cat. Karagenan terdiri dari dua fraksi yaitu -karagenan dan karagenan.
karagenan terdapat pada kappaphycus alvarezii yang larut dalam air panas,
sedangkan karagenan berasal dari jenis Eucheuma spinosum larut dalam air
dingin (Campo, 2009). Gel yang terbentuk dari - karagenan berwarna agak
gelap dan mempunyai terkstur mudah retak, sedangkan gel yang terbentuk
dari jenis karagenan berwarna lebih jernih dibandingkan karagenan dan
mempunyai tekstur lunak dan elastis (Campo, 2009).
Saat ini jenis kappa karagenan diekstrak dari rumput laut tropis
kappaphycus alvarezii, yang di dunia perdagangan dikenal sebagai Eucheuma
cottonii. Eucheuma denticulatum (dengan nama dagang Eucheuma spinosum)
adalah spesies utama untuk menghasilkan jenis karagenan iota. Karagenan
lamda diproduksi dari spesies Gigartina dan Condrus (Van de Velde, 2002).
Polimer alam ini memiliki kemampuan untuk membentuk gel secara thermoreversible atau larutan kental jika ditambahkan ke dalam larutan garam
sehingga banyak dimanfaatkan sebagai pembentuk gel, pengental, dan bahan
penstabil di berbagai industri seperti pangan, farmasi, kosmetik, percetakan,
dan tekstil (Van de Velde, 2002; Campo, 2009). Pembentukan DA atau
pengurangan sulfat merupakan reaksi penting dan dikenal sebagai reaksi
karagenan seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.
2012).
Akan
tetapi,
penggunaan
metode
ozonasi
untuk
beberapa
jenis
polisakarida.
Penelitian
terkait
depolimerisasi dengan metode ozonasi telah diteliti pada chitosan (Yue, et al.,
2009; Seung-Wook, 2006; Kaba'nova, et al., 2000), singkong (Klein, et al.,
2014), jagung, sagu, tapioka (Chan, et al., 2009), dan guar gum (Prajapat &
Gogate, 2015). Penelitian-penelitian tersebut melaporkan bahwa waktu
ozonasi, laju alir, dan pH larutan adalah variabel-variabel yang mempengaruhi
depolimerisasi menggunakan metode ozonasi. Akan tetapi, waktu ozonasi dan
pH menjadi variabel yangpaling signifikan mempengaruhi depolimerisasi.
Selain itu, temperature selama proses ozonasi juga merupakan variabel yang
mempengaruhi seperti yang dilaporkan oleh Quero-Pastor, et.al (2013). Oleh
karena itu, penelitian ini akan mengkaji pengaruh variabel waktu ozonasi, pH
dan
temperatur
dalam
mendepolimerisasi
kappa
karagenan
dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 State Of The Art
Karagenan merupakan polisakarida yang diekstrak dari rumput laut jenis
eucheuma, chondrus, gigartina, dan fucellaria. Karagenan terdiri dari tiga
jenis yaitu -karagenan, -karagenan, dan -karagenan. Dari ketiga jenis
karagenan tersebut, kappa karagenan lebih banyak tersedia dan lebih umum
digunakan. -karagenan terdiri dari unit D-galaktosa dan terhubung secara
berurutan dengan (1,3)-D-galaktosa-4-sulfat dan (1,4)-3,6-anhidro-Dgalaktosa.
Selama ini karagenan banyak dimanfaatkan sebagai pembentuk gel,
pengental, dan bahan penstabil diberbagai industri seperti pangan, farmasi,
kosmetik, percetakan, dan kosmetik. Hal tersebut karena karagenan
mempunyai kemampuan untuk membentuk gel secara thermo-reversible atau
larutan kental jika ditambahkan ke dalam larutan garam (Distantina, et al.,
2010)
Depolimerisasi polisakarida bertujuan untuk mengurangi berat molekul
polimer sehingga dapat diperoleh berat molekul yang lebih rendah (low
molecular weight). Pada karagenan, pengurangan berat molekul bermanfaat
dalam dunia kesehatan. Berat molekul yang rendah membuat karagenan lebih
mudah terserap kedalam sel dan lebih efektif dibandingkan dengan karagenan
dengan berat molekul yang tinggi. Karagenan mempunyai potensi sebagai
anti-HIV sehingga apabila berat molekulnya dapat dikurangi tanpa adanya
perubahan gugus fungsi, maka karagenan berat molekul rendah dapat diserap
dengan lebih mudah oleh tubuh (Relleve et al. 2005).
Penelitian tentang depolimerisasi kappa karagenan telah dilakukan oleh
(Myslabodski et al. 1996; Lii et al. 1999; Relleve et al. 2005; Wu 2012).
Penelitian yang dilakukan oleh (Myslabodski et al. 1996) mengkaji
depolimerisasi kappa karagenan berdasarkan metode hidrolisis dengan asam.
Hidrolisis dilakukan dengan menggunakan potasium sitrat pada pH 4 dan
temperature 75oC. Dengan analisis menggunakan GPC (Gel Permeation
mengenai
depolimerisasi
kappa
karagenan
dengan
memanfaatkan radiasi sinar gamma dilakukan oleh (Relleve et al. 2005). Pada
penelitian tersebut, kappa karagenan dalam bentuk solid, larutan 4%w, dan
1%w. Ketiga sampel tersebut kemudian di radiasikan dengan sinar gamma
pada temperature ruangan. Sumber radiasi yang digunakan menggunakan Co60. Sampel diuji pada berbagai dosis radiasi sinar gamma (kGy). Uji
depolimerisasi kappa karagenan dilakukan dengan menggunakan instrumen
GPC. Terjadinya depolimerisasi molekul kappa karagenan dapat diamati
berdasarkan perubahan berat molekular rata-rata pada berbagai dosis radiasi
yang dapat diamati pada gambar 2.3. Dari gambar diperoleh bahwa 1% larutan
kappa karagenan mempunyai depolimerisasi polimer yang paling baik
dibandingkan dengan variabel kappa karagenan padat dan 4% larutan
Gambar 2.4 Hubungan dosis radiasi sinar gamma (kGy) terhadap berat
molekul rata-rata kappa karagenan (Relleve et al. 2005)
Judul
Metode
Depolimerisasi
Karagenan
Hasil
Awal (/MW)
Akhir
(/MW)
Hidrolisis Asam
MW=500
pada t=0
MW=120
pada t=180
menit
Ultrasound
[] viskositas
intrinsik -karagenan =
6 pada t=0
[] viskositas
intrinsik -
karagenan =
3.5 pada t=12
jam
(Relleve et al.
2005)
Degradation of
Carrageenan by
Radiation
Radiasi Sinar
Gamma
MW -karagenan =
105000 Da,
dosis radiasi
10 kGy
MW -
karagenan =
8000 Da,
dosis radiasi
200 kGy
(Wu 2012)
Degradation of karagenan by
hydrolysis by amylase
Enzymatis
[] viskositas
intrinsik =
980 pada t=0
[] viskositas
intrinsic = 50
pada t=6 jam
(Myslabodski
et al. 1996)
Effect of Acid
Hydrolysis on the
molecular weight
of - carrageenan
by GPC-IS
Preliminary Study
on Degradation
kinetics of
agarose and
carrageenan by
ultrasound
Klein, Vanier, et al. 2014; Prajapat and Gogate 2015). Penelitian yang
dilakukan oleh (Mullagaliev et al. 2001) memberikan informasi bahwa
ozonasi mempengaruhi penurunan berat molekul rata-rata chitosan pada
berbagai variasi waktu. Pada penelitian tersebut juga dilakukan perlakuan
tambahan dimana chitosan dilarutkan kedalam larutan CH3COOH 0,33 M dan
larutan HCl 0,1 M. Berdasarkan perlakuan tersebut diperoleh hasil bahwa
jenis asam turut mempengaruhi proses depolimerisasi chitosan dimana
penggunaan asam lemah CH3COOH 0,33 M memberikan efek yang lebih baik
dalam depolimerisasi chitosan dibanding penggunaan asam kuat HCl 0.1 M.
Penelitian lain yang dilakukan oleh (Seo et al. 2007) menunjukkan
bahwa ozonasi mampu menurunkan viskositas intrinsik chitosan pada
berbagai variasi waktu ozonasi. Pada penelitian tersebut, chitosan dibuat
dalam dua variabel yang berbeda. Variabel pertama yaitu larutan chitosan
biasa yang dibuat dengan melarutkan sejumlah chitosan dalam air (1%w
chitosan dalam larutan) dan variabel kedua dengan melarutkan sejumlah
chitosan kedalam larutan CH3COOH 1% (1%w chitosan dalam larutan).
Hasilnya diperoleh bahwa chitosan yang dilarutkan dalam CH 3COOH 1%
menghasilkan penurunan viskositas intrinsic chitosan terhadap waktu ozonasi
yang jauh lebih signifikan dibanding dengan hanya melarutakan chitosan
kedalam air. Pada penelitian yang sama, (Seo et al. 2007) juga
mengidentifikasi adanya dekolorisasi chitosan dimana larutan chitosn tampak
lebih cerah setelah dilakukan proses ozonasi.
Metode berbeda terkait depolimerisasi chitosan dilakukan oleh (Yue et
al. 2009). Penelitian dilakukan dengan melarutkan 16 gram kitosan kedalam
800 ml larutan asam asetat 0.25 M. Kemudian larutan diberi perlakuan
berbeda yaitu dengan perlakuan radiasi UV, ozonasi, dan UV yang
dikombinasikan dengan ozonasi. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
perlakuan kombinasi UV ozonasi memberikan penurunan berat molekul ratarata yang lebih baik. Dari hasil penelitian juga diperoleh hasil bahwa
penggunaan perlakuan ozonasi memberikan penurunan berat molekul rata-rata
yang lebih baik jika dibandingkan dengan perlakuan radiasi UV.
Sumber
Polisakarida
Chitosan
Ozon oxidation of
singkong starch in
aqueous solution at
different pH
(Klein, Vanier, et al.
2014)
Tepung
singkong
Intensification of
degradation of guar
gum : Comparison of
approaches
based on ozone,
ultraviolet and
ultrasonic irradiations
(Prajapat & Gogate
2015)
Guar Gum
Variabel
Hasil
Tetap
1. Terjadi penurunan
1. Chitosan dilarutkan
viskositas intrinsik
dalam air dengan
selama proses
perbandingan 1:100
ozonasi baik itu pada
2. 1%w Chitosan dilarutkan
chitosan yang
dalam 1% larutan
dilarutkan dalam air
CH3COOH
dan chitosan yang
Bebas
dilarutkan dalam
Waktu Ozonasi
larutan CH3COOH
2. Depolimerisasi paling
baik terjadi pada
chitosan yang
dilarutkan ke dalam
larutan CH3COOH
3. Terjadi dekolorisasi
larutan chitosan
dengan perlakuan
ozonasi dimana
larutan tampak lebih
bening dibanding
sebelum ozonasi
Tetap
1. Uji FTIR pada hasil
1. Tepung singkong 22%
ozonasi tepung
2. Temperatur 25C
singkong
3. Ozon generator tipe
menunjukkan tidak
korona dihubungkan
terdapat perubahan
dengan reaktor kolom
gugus fungsi padasi
gelembung,konsentrasi
tepung singkong
gas 13mg/L
dengan variabel pH.
Bebas
2. pH 3.5 lebih efektif
1. pH 3,5; 6,5; dan 9,5
dalam mengurangi
viskositas larutan
tepung singkong
dibanding pada pH
6.5 dan pH 9.5
Tetap
1. Laju alir ozon tidak
1. Konsentrasi larutan guar
mempengaruhi
gum
secara signifikan
Bebas
viskositas intrinsik
1. Laju alir ozon 100, 200,
larutan guar gum
2. Waktu operasi ozonasi
300, 400 mg/h
2. Waktu operasi
mempengaruhi
penurunan viskositas
intrinsik untuk
semua variabel laju
10
alir ozon.
berkisar 100-500 kDa (Angka SL, 2000). Sumber karagenan untuk daerah
tropis adalah dari spesies Kappaphycus alvarezii yang menghasilkan karagenan, Eucheuma spinosum yang menghasilkan iota karagenan. Kedua
jenis rumput laut tersebut banyak terdapat di sepanjang pantai Filipina dan
Indonesia.
Chondrus crispus yang berwarna merah tua, bentuknya seperti daun parsley,
dan hidup pada kedalaman sekitar 3 meter (Winarno, 1996).
2.2.1 Jenis Karagenan
Karagenan merupakan kompleks campuran dari lima polimer yaitu -,
lamda, iota, mu dan nu (Fennema OR, 1985). Struktur kimia karagenan
dapat dilihat pada gambar berikut.
11
(Winarno, 1996).
sehingga
terbentuk
3,6-anhidro-D-galaktosa
yang
12
pada
3,6-anhidro-D-galaktosa
pada
iota
karagenan
yang
menjadi -karagenan dengan melepas 6-sulfat dari ikatan 1,4-D-galaktosa2,6-disulfat untuk membentuk 3,6-anhidro-D-galaktosa (Glickman, 1983).
Posisi
sulfat
dapat
dengan
mudah
ditentukan
dengan
infrared
13
Kappa
25-30%
28%-35%
Iota
28-35%
-
Lamda
32-39%
30%
Larut
Semua garam
Tidak membentuk
gel
Tidak membentuk
gel
Membentuk gel
dan tidak sineresis
Stabil
Stabil
Stabil
Gel Stabil
Tergantung panas
Hidrolisis
Larut mengental
Larut panas
Larut panas
Tidak larut
Penurunan pH
15
16
17
-192,5 0,4
-111,9 0,3
-12,1
54,6
0,002 x 10-6
0,150
Pada
-112oC, ozon
3410
3650
2,07
18
sel-sel
darah
dan
serum
protein,
bahkan
dapat
membahayakan mata dan sistem saraf Oleh sebab itu, Occupational Safety
and Health Administration (OHSA) telah menetapkan batas paparan
maksimal untuk manusia terhadap ozon yaitu 0,06 ppm dalam periode 8
jam, lima hari seminggu dan 0,30 ppm dalam 15 menit. Secara alamiah
ozon dapat terbentuk melalui radiasi ultraviolet pancaran sinar matahari
yang menyebabkan penguraian gas oksigen di udara bebas. Peristiwa ini
disebut proses fotolisis. Atom oksigen (O) yang terurai akan saling
bertumbukan dengan molekul oksigen (O2) yang ada di sekitarnya sehingga
terbentuklah ozon (O3). Peristiwa ini terjadi pada lapisan atmosfer paling
atas (stratosfer) yang sering disebut dengan nama lapisan ozon. Lapisan
ozon terjadi di seluruh bagian stratosfer, tetapi lebih rapat pada jarak antara
20 30 km di atas tanah. Ozon yang terbentuk secara alamiah ini
bermanfaat untuk melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang berbahaya.
Molekul ozon yang terbentuk bersifat tidak stabil dan akan selalu berusaha
melepaskan satu atom oksigen dengan cara oksidasi, sehingga dapat
berubah menjadi molekul oksigen (O2) yang stabil. Sifat oksidator yang
dimiliki ozon ini kemudian dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi antara
lain untuk menghilangkan warna, menghilangkan bau, dan menguraikan
senyawa organik (Beltran 2004). Kelebihan ozon yaitu terurai dengan cepat
untuk menghasilkan oksigen, sehingga tidak meninggalkan residu dalam
makanan. Karena tidak ada masalah keamanan tentang konsumsi residu
ozon pada makanan, maka ozon digunakan dalam berbagai bidang dalam
industri makanan (Donnell et al. 1982).
2.3.3 Reaktifitas Ozon
Ozon adalah salah satu zat pengoksidasi kuat dan pembersih yang
dikenal paling kuat (Klein, Levien, et al. 2014). Ozon relatif tidak stabil
19
dalam larutan air. Mirip dengan disinfektan lain untuk pengolahan air, ozon
mengalami reaksi dengan beberapa komponen air. Namun, fitur unik ozon
adalah dekomposisi ozon tersebut ke dalam OH radikal yang merupakan
oksidan terkuat dalam air (Munter 2001). Reaktivitas ozon disebabkan
kekuatan oksidasi yang besar dari spesies radikal, terutama radikal hidroksil.
Beberapa potensi oksidasi yang dimiliki oleh oksidan tertentu dapat dilihat
pada Tabel 2.5
(Sumber : Ozone Reaction Kinetics for Water and Wastewater Systems)
Table 2.5 Potensi oksidasi beberapa oksidan
Oksidan Species
Flourine
Hydroxyl radical
Atomic oxygen
Ozone
Hydrogen
peroxide
Perhydroxyl
radical
Oxygen
1.70
0,82
0,40
0,19
20
pH larutan, derajat
pencampuran, suhu, jenis zat organik dan anorganik yang ada, dan hubungan
antara berbagai laju reaksi baik reaksi oksidasi maupun reduksi. Reaksi
langsung antara molekul ozon dan senyawa lain bersifat selektif dan relatif
lambat sedangkan reaksi tidak langsung melalui senyawa intermediet seperti
radikal hidroksil bersifat sangat cepat dan non selektif. Laju reaksi akan
menurun dengan adanya senyawa-senyawa seperti ion karbonat dan alkohol
alifatik (Beltran 2004).
Prinsip kerja serta kekurangan dan kelebihan masing-masing metode
dapat dilihat pada tabel 2.6
Table 2.6 Metode analisa ozon terlarut, prinsip kerja serta kelebihan dan
kekurangannya
Metode Analisa
Oksidasi Potensiometrik
Prinsip
Oksidasi I- atau I2, deteksi
I3- dengan metode
elektrometrik, titrasi
maupun fotometrik
Spektrofotometri UV
Kelebihan/Kekurangan
Sensitivitas deteksi
tinggi yaitu mencapai
2g/l, adanya gangguan
berupa zat oksidan,
stoikiometri tidak jelas,
kemungkinan hilangnya
ozon selama proses
pengumpulan sampel.
Sensitivitas deteksi
tinggi yaitu mencapai 20
g/l pada panjang sel 50
cm, dapat digunakan
secara kontinyu,
gangguan berupa zat
organik/ anorganik yang
menyerap sinar UV pada
panjang gelombang 200300 nm.
21
Pengolahan air
Pengolahan air limbah
Desinfeksi produk
makanan dan minuman
Pemurnian udara
dan air
Pengolahan air
Lingkungan
Pengolahan air
limbah
Peningkatan
biodegradibilit
as
Penghilangan
limbah biologi
Rancangan Respon
Perancangan respon menyangkut pemilihan sifat atau karakteristik
satuan percobaan yang akan digunakan untuk menilai atau mengukur
pengaruh perlakuan serta bagaimana cara melakukan penilaian atau
pengukuran tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah apakah sifat atau
karakteristik yang dipilih relevan dan dapat mencerminkan pengaruh
berbagai perlakuan yang diamati.
Respon yang digunakan untuk menilai pengaruh variabel dapat
berupa sifat fisik (kuantitatif) karena dapat dilakukan secara objektif
22
dan alat ukur sudah tersedia. sedangkan jika respon yang diukur beupa
data kualitatif maka sering kali pengukuran tidak mudah karena bersifat
2.4.2
yang
23
mempermudah
pencarian
wilayah
optimum.
Bila
tidak
menggunakan metode tersebut, harus dilakukan eksperimen berulangulang dimana eksperimen tersebut membutuhkan biaya dan waktu yang
banyak sehingga tidak efektif dan efisien.
Permasalahan umum pada metode response surface adalah bentuk
hubungan yang terjadi antara perlakuan dengan respon tidak diketahui.
Jadi langkah pertama yang dilakukan adalah mencari bentuk hubungan
anatar respon dengan perlakuannya. Bentuk hubungan linier merupakan
bentuk hubungan yang pertama kali dicobakan untuk menggambarkan
hubungan tersebut. Jika ternyata bentuk hubungan antara respon dengan
perlakuan adalah linier maka pendekatan fungsinya disebut first-order
model, jika bentuk hubungannya merupakan kuadrat maka pendekatan
2.5.1
24
y = 0 +
ixi
i=1
dimana :
y = variabel dependen (respon)
xi = variabel independen (variabel bebas), i=1,2,...,k
= error
k = jumlah faktor atau variabel
2.5.2
25
y = 0 +
ixi
i=1
u xi2
i=1
i j ij xixj ,i< j
dimana :
y = respon variabel
i = koefisien regresi
xi = independen variabel
k = bilangan variabel
Eksperimen orde II akan didesain setelah daerah sekitar optimum
respon dari orde I diketahui. Pada eksperimen yang baru, digunakan
model regresi orde II untuk mengetahui adanya lengkungan kuadrat pada
2.5.3
nf
4
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Percobaan
Rancangan penelitian ozonasi kappa karagenan akan dilakukan dalam 3
tahapan yaitu :
1. Tahapan Persiapan
Mula-mula akan dilakukan pengecekan kinerja alat pembangkit ozon
corona discharge dan kemampuan alat dalam menghasilkan ozon.
27
28
8. Aluminium foil
9. Timbangan
10. Gelas ukur
11. Kertas pH
12. Pipet tetes
13. Kertas Saring
14. Pipet volume
15. Magnetic heater
terhadap
berat
molekul
kappa
karagenan
dilakukan
dengan
29
30
inh =
4. Hitung viskositas tereduksi
= sp
C
Dimana C = waktu ozonasi
5. Plotkan viskositas inherent dan tereduksi pada berbagai variabel waktu ozonasi.
Dari kedua data tersebut akan diperoleh 2 grafik.
6. Tentukan viskositas intrinsik dengan merata-rata intercept yang diperoleh dari 2
grafik
7. Hitung berat molekul kappa karagenan dengan persamaan Mark Houwink
[ ] =K MW
31
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
10
15
20
Waktu Ozonasi
32
33
hasil temuan Kabalnova, et.al (2000) dan Chan, et.al (2009). Pembentukan
gugus karbonil diduga akan terjadi pada unit C(1) D-galaktosa-4-sulfat,
sedangkan gugus karboksil diduga akan terbentuk pada C(4) 3,6-anhidro-Dgalaktosa.
Pada pembahasan ini, dapat disimpulkan bahwa waktu ozonasi paling
baik adalah pada waktu 10 menit. Oleh karena itu, waktu 10 menit
digunakan sebagai variabel tetap untuk menentukan pengaruh pH dan
temperatur terhadap berat molekul kappa karagenan.
4.2 Pengaruh pH Terhadap Berat Molekul Kappa Karagenan
5.00E+05
4.80E+05
4.60E+05
10
8.5
5.5
pH
34
ozonasi, dan (3) depolimerisasi melalui hidrolisis asam. Menurut Wang, et.al
(1999), depolimerisasi polisakarida yang melibatkan ozon lebih selektif
dibanding depolimerisasi akibat radikal hidroksil dan hidrolisis asam.
Akibatnya, depolimerisasi polisakarida yang melibatkan ozon lebih teratur,
sedangkan depolimerisasi yang melibatkan radikal hidroksil maupun
hidrolisis asam tidak teratur. Depolimerisasi polisakarida secara teratur
berlangsung pada ujung-ujung molekulnya, sedangkan depolimerisasi yang
tidak teratur menyebabkan pemutusan terjadi secara acak. Hal ini
menyebabkan depolimerisasi berlangsung lebih lama apabila terjadi pada
ujung-ujung molekul, sedangkan depolimerisasi yang berlangsung secara
acak akan berlangsung lebih cepat. Pada penelitian ini, penurunan berat
molekul kappa karagenan yang signifikan pada pH yang lebih rendah diduga
akibat adanya reaksi pemutusan yang melibatkan hidrolisis asam seperti
yang dijelaskan oleh Wang, et.al (1999). Hal ini menunjukkan bahwa,
depolimerisasi pada kappa karagenan melibatkan proses ozonasi sekaligus
hidrolisis asam pada pH yang rendah. Penurunan berat molekul kappa
karagenan yang signifikan pada pH asam menunjukkan bahwa pemutusan
berlangsung secara acak. Hal ini berarti pemutusan lebih didominasi oleh
hidrolisis asam dibanding oleh proses ozonasi itu sendiri.
Pada pH yang tinggi, penurunan berat molekul kappa karagenan tidak
terlihat signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa peran radikal hidroksil
pada depolimerisasi kappa karagenan tidak dominan. Beberapa penelitian
menjelaskan bahwa keberadaan gugus hidroksil dalam larutan pada pH
tinggi mengakibatkan dekomposisi molekul ozon. Hal ini mengakibatkan
waktu tinggal molekul ozon lebih singkat. . Hal ini dijelaskan oleh Simoes,
et.al (2001) dan Susmita, et.al (2011). Menurut Simoes, et.al (2001),
penambahan asam pada larutan dapat mencegah dekomposisi molekul ozon.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Susmita, et.al (2011) dimana molekul
ozon dapat terdekomposisi pada pH yang tinggi. Menurut Susmita, et.al
(2011), meningkatnya pH larutan akan mengakibatkan peningkatan kinetika
dekomposisi ozon. Penurunan berat molekul kappa karagenan yang tidak
signifikan pada pH tinggi diduga akibat terdekomposisinya sejumlah ozon
selama proses ozonasi. Pada penelitian ini, radikal hidroksil yang harusnya
35
10
20
30
40
50
Temperratur (oC)
ozon
lebih
mudah
meninggalkan
larutan
sehingga
37
Run
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
X1
-1
-1
1
1
0
-1
-1
1
1
0
-1.673
1.673
0
0
0
0
0
X2
-1
1
-1
1
0
-1
1
-1
1
0
0
0
-1.673
1.673
0
0
0
Berat
Molekul
(g/mol)
Faktor
X3
-1
1
1
-1
0
1
-1
-1
1
0
0
0
0
0
-1.673
1.673
0
Waktu
5
5
15
15
10
5
5
15
15
10
1.633
18.367
10
10
10
10
10
pH
4
10
4
10
7
4
10
4
10
7
7
7
1.98
12.02
7
7
7
Suhu
20,00
40,00
40,00
20,00
30,00
40,00
20,00
20,00
40,00
30,00
30,00
30,00
30,00
30,00
13,27
46,73
30,00
435104
540234
432198
443030
503474
481733
497871
352561
477931
503474
536325
434628
398260
505275
457236
517874
503474
Koefisien
195741,0
-2483,1
-323,6
46891,0
-2236,5
7441,5
-73,5
F-Value
72,40255
4,07652
78,44387
25,23899
38,29135
3,36269
DF
p-value
1
1
1
1
1
1
0,000061
0,083248
0,000047
0,001524
0,000450
0,109340
38
X1X2
X1X3
X2X3
R2
124,5
63,9
-204,2
96,876
0,15607
0,45667
1,68030
1
1
1
Adj R2
0,704565
0,520876
0,235982
93,734
39
depolimerisasi
yang
rendah
selama
proses
ozonasi.
41
antara
waktu
ozonasi
temperature
menghasilkan
42
43
44
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Penurunan berat molekul kappa karagenan terjadi secara signifikan pada
rentang waktu
45
DAFTAR PUSTAKA
Angka SL, S. M., 2000. Bioteknologi Hasil Laut, Bogor: Pusat Kajian
Sumberdaya Pesisir dan Lautan.
Campo, V. K. S. J. D. I. C. I., 2009. Carrageenans: Biological Properties,
Chemical Modifications and Structural Analysis. In: Carbohydrate
Polymers. s.l.:s.n., pp. 167-180.
Chan, H. T., Bhat, R. & Karim, A. A., 2009. Physicochemical and Functional
Properties. Agriculture and Food Chemistry, pp. 5965-5970.
Distantina, S. et al., 2010. Proses Ekstraksi Karagenan dari Euchema cottonii.
Seminar Rekayasa Kimia dan Proses.
Doty, 1986. Biotechnological and Economic Approaches to Industrial
Development Based on Marine Algae in Indonesia. s.l., s.n.
Fardiaz D, A. H., 1992. Teknik dan Analisis Sifat Kimia dan Fungsional
Komponen Pangan, Bogor: IPB.
Fennema OR, R. L., 1985. Industrial gum: polysaccharides and their derivates,
New York: Marcell Dekker, Inc.
Glickman, 1983. Food Hydrocolloid, Florida: CRC Press Inc Boca Ration.
Handito, 2011. Pengaruh Konsentrasi Karagenan Terhadap Sifat Fisik dan
Mekanik. Edible film. Agroteksos, p. 21.
Kaba'nova, N. N., Murinov, K. Y. & I.R, M., 2000. Oxidative Destruction of
Chitosan Under the Effect of.
Klein, B., Vanier, N. L., Khalid, M. & Pinto, V. Z., 2014. Ozone oxidation of
cassava starch in aqueous solution at different pH. Food Chemistry, pp. 167173.
Kobenhvsn, A., 1978. Carrageenan, Denmark: Lilleskensved.
Lii, C. Y., Chen, C. H., Yeh, A.-I. & Lai, V. M.-F., 1999. Preeliminary Study on
The Degradation Kinetics of Agarose and Carrageenan By Ultrasound.
Food Hydrocolloid, pp. 477-481.
Mandavgane, S. & Yenkie, M., 2011. Effect of pH of The Medium on Degradation
on Aquaeous Ozone. Volume 4, pp. 544-547.
Moirano, 1977. Sulfate polysaccharides. In: Westport: The AVI Publishing
Company Inc, p. 347.
46
of
Ultrasound-Assisted
Depolymerization
of
47
48
LEMBAR PERHITUNGAN
1. Berat Molekul Awal (t=0)
ts
t
724
0.125
1564
0.25
198
250
302
427
724
1564
MW=
C
0.015625
0.03125
0.0625
0.125
0.25
nrel
1.262626
1.525253
2.156566
3.656566
7.89899
nsp
0.262626
0.525253
1.156566
2.656566
6.89899
ninh
14.92441
13.50912
12.29627
10.37219
8.26694
nred
16.80808
16.80808
18.50505
21.25253
27.59596
MW=
2.6565
66
6.8989
9
10.372
19
8.2669
4
21.252
53
27.595
96
527405
f(x) = 54.75x + 13.9
R = 0.98
f(x) = - 21.62x + 13.36
R = 0.91
575678.5
ninh
Linear (ninh)
nred
2. t=5 menit
ts
t
3.6565
66
7.8989
9
198
C
nrel
nsp
ninh
nred
0.0156 1.2424 0.2424 13.892 15.515
246
25
24
24
13
15
0.0312 1.4848 0.4848 12.650 15.515
294
5
48
48
01
15
2.0101 1.0101 11.170 16.161
398 0.0625
01
01
96
62
Linear (nred)
3. t=10 menit
ts
t
198
C
nrel
nsp
ninh
nred
0.0156 1.1919 0.1919 11.236 12.282
236
25
19
19
15
83
0.0312 1.4747 0.4747 12.431 15.191
292
5
47
47
58
92
2.0151 1.0151 11.211 16.242
399 0.0625
52
52
11
42
3.6565 2.6565 10.372 21.252
724
0.125
66
66
19
53
7.8989 6.8989 8.2669 27.595
1564
0.25
9
9
4
96
MW=
481554
.5
ninh
Linear (ninh)
ninh
nred
Linear (ninh)
Linear (nred)
nred
Linear (nred)
4. t=15 menit
ts
t
198
C
nrel
nsp
ninh
nred
0.0156 1.1818 0.1818 10.691 11.636
234
25
18
18
46
36
0.0312 1.4646 0.4646 12.211 14.868
290
5
46
46
64
69
1.9696 0.9696 10.846 15.515
390 0.0625
97
97
08
15
3.6565 2.6565 10.372 21.252
724
0.125
66
66
19
53
7.8989 6.8989 8.2669 27.595
1564
0.25
9
9
4
96
5. t=20 menit
ts
t
198
C
nrel
nsp
ninh
nred
0.0156 1.2020 0.2020 11.776 12.929
238
25
2
2
23
29
0.0312 1.4696 0.4696 12.321 15.030
291
5
97
97
8
3
2.2727 1.2727 13.135 20.363
450 0.0625
27
27
69
64
3.6868 2.6868 10.438 21.494
730
0.125
69
69
22
95
7.8989 6.8989 8.2669 27.595
1564
0.25
9
9
4
96
MW=
MW=
450299
.1
463599
.3
ninh
Linear (ninh)
Linear (ninh)
nred
nred
Linear (nred)
Linear (nred)
6. pH=4
ts
t
7. pH=5.5
198
C
nrel
nsp
ninh
nred
0.0156 1.1464 0.1464 8.7477 9.3737
227
25
65
65
11
37
0.0312 1.4141 0.4141 11.088 13.252
280
5
41
41
72
53
1.9696 0.9696 10.846 15.515
390 0.0625
97
97
08
15
3.6868 2.6868 10.438 21.494
730
0.125
69
69
22
95
7.8989 6.8989 8.2669 27.595
1564
0.25
9
9
4
96
MW=
416799
.9
ts
t
198
C
nrel
nsp
ninh
nred
0.0156 1.2070 0.2070 12.044 13.252
239
25
71
71
58
53
0.0312 1.4090 0.4090 10.974 13.090
279
5
91
91
23
91
1.8636 0.8636 9.9604 13.818
369 0.0625
36
36
74
18
3.3282 2.3282 9.6196 18.626
659
0.125
83
83
52
26
7.8989 6.8989 8.2669 27.595
1564
0.25
9
9
4
96
MW=
444661
.8
ninh
ninh
Linear (ninh)
Linear (ninh)
nred
nred
Linear (nred)
Linear (nred)
8. pH=7
ts
t
9. pH=8.5
198
C
nrel
nsp
ninh
nred
0.0156 1.2373 0.2373 13.631 15.191
245
25
74
74
44
92
0.0312 1.4090 0.4090 10.974 13.090
279
5
91
91
23
91
1.8636 0.8636 9.9604 13.818
369 0.0625
36
36
74
18
3.3282 2.3282 9.6196 18.626
659
0.125
83
83
52
26
7.8989 6.8989 8.2669 27.595
1564
0.25
9
9
4
96
MW=
470638
.9
ts
t
198
C
nrel
nsp
ninh
nred
0.0156 1.2525 0.2525 14.410 16.161
248
25
25
25
35
62
0.0312 1.3939 0.3939 10.628 12.606
276
5
39
39
28
06
1.8535 0.8535 9.8735 13.656
367 0.0625
35
35
17
57
3.3282 2.3282 9.6196 18.626
659
0.125
83
83
52
26
7.8787 6.8787 8.2566 27.515
1560
0.25
88
88
96
15
MW=
477050
.8
ninh
ninh
Linear (ninh)
Linear (ninh)
nred
nred
Linear (nred)
Linear (nred)
11. T=10oC
10. pH=10
ts
t
198
C
nrel
nsp
ninh
nred
0.0156 1.2121 0.2121 12.311 13.575
240
25
21
21
8
76
0.0312 1.4494 0.4494 11.878 14.383
287
5
95
95
89
84
2.0202 1.0202 11.251 16.323
400 0.0625
02
02
16
23
3.5404 2.5404 10.113 20.323
701
0.125
04
04
93
23
7.9292 6.9292 8.2822 27.717
1570
0.25
93
93
55
17
MW=
487423
.5
ts
t
198
C
nrel
nsp
ninh
nred
0.0156 1.2121 0.2121 12.311 13.575
240
25
21
21
8
76
0.0312 1.4494 0.4494 11.878 14.383
287
5
95
95
89
84
2.0202 1.0202 11.251 16.323
400 0.0625
02
02
16
23
3.5404 2.5404 10.113 20.323
701
0.125
04
04
93
23
7.9292 6.9292 8.2822 27.717
1570
0.25
93
93
55
17
MW=
487423
.5
ninh
ninh
Linear (ninh)
Linear (ninh)
nred
nred
Linear (nred)
Linear (nred)
12. T=20oC
ts
t
13. T=30oC
198
C
239
0.015625
279
0.03125
369
0.0625
659
0.125
1564
0.25
MW=
444661.77
59
nrel
nsp
ninh
nred
1.2070 0.2070 12.044 13.252
71
71
58
53
1.4090 0.4090 10.974 13.090
91
91
23
91
1.8636 0.8636 9.9604 13.818
36
36
74
18
3.3282 2.3282 9.6196 18.626
83
83
52
26
7.8989 6.8989 8.2669 27.595
9
9
4
96
ts
t
198
C
nrel
nsp
ninh
nred
0.0156 1.2121 0.2121 12.311 13.575
240
25
21
21
8
76
0.0312 1.4494 0.4494 11.878 14.383
287
5
95
95
89
84
2.0202 1.0202 11.251 16.323
400 0.0625
02
02
16
23
3.5404 2.5404 10.113 20.323
701
0.125
04
04
93
23
7.9292 6.9292 8.2822 27.717
1570
0.25
93
93
55
17
MW=
487423
.5
1564
MW=
0.25
6.8989
9
8.2669
4
27.595
96
518928.998
7
f(x) = 56.2x + 13.63
R = 0.99
Linear (ninh)
nred
Linear (nred)
14. T=40 oC
ninh
f(x) = 58.09x + 13.26
R = 0.99
Linear (ninh)
nred
Linear (nred)
15. T=50 oC
ts
t
7.8989
9
198
C
244
0.015625
294
0.03125
398
0.0625
724
0.125
nrel
nsp
ninh
nred
1.2323 0.2323 13.369 14.868
23
23
68
69
1.4848 0.4848 12.650 15.515
48
48
01
15
2.0101 1.0101 11.170 16.161
01
01
96
62
3.6565 2.6565 10.372 21.252
66
66
19
53
Perhitungan Optimasi
1. Run 1
ts
t
198
C
nrel
nsp
ninh
nred
0.0156 1.1969 0.1969 11.506 12.606
237
25
7
7
76
06
0.0312 1.4090 0.4090 10.974 13.090
279
5
91
91
23
91
1.8636 0.8636 9.9604 13.818
369 0.0625
36
36
74
18
3.3282 2.3282 9.6196 18.626
659
0.125
83
83
52
26
7.8989 6.8989 8.2669 27.595
1564
0.25
9
9
4
96
MW=
435104
ninh
ninh
Linear (ninh)
Linear (ninh)
nred
nred
Linear (nred)
Linear (nred)
3. Run 3
2. Run 2
ts
t
198
C
nrel
nsp
ninh
nred
0.0156 1.2525 0.2525 14.410 16.161
248
25
25
25
35
62
0.0312 1.4949 0.4949 12.866 15.838
296
5
49
49
96
38
2.0151 1.0151 11.211 16.242
399 0.0625
52
52
11
42
3.6666 2.6666 10.394 21.333
726
0.125
67
67
26
33
7.8989 6.8989 8.2669 27.595
1564
0.25
9
9
4
96
ts
t
198
C
nrel
nsp
ninh
nred
0.0156 1.1969 0.1969 11.506 12.606
237
25
7
7
76
06
0.0312 1.4040 0.4040 10.859 12.929
278
5
4
4
33
29
1.8636 0.8636 9.9604 13.818
369 0.0625
36
36
74
18
3.3282 2.3282 9.6196 18.626
659
0.125
83
83
52
26
7.9545 6.9545 8.2949 27.818
1575
0.25
45
45
74
18
MW=
MW=
432198
540234
ninh
ninh
Linear (ninh)
Linear (ninh)
nred
nred
Linear (nred)
Linear (nred)
4. Run 4
ts
t
239
0.015625
279
0.03125
367
0.0625
658
0.125
1567
0.25
MW=
443030
nrel
nsp
ninh
nred
1.2070 0.2070 12.044 13.252
71
71
58
53
1.4090 0.4090 10.974 13.090
91
91
23
91
1.8535 0.8535 9.8735 13.656
35
35
17
57
3.3232 2.3232 9.6075 18.585
32
32
03
86
7.9141 6.9141 8.2746 27.656
41
41
05
57
ts
t
198
C
242
0.015625
290
0.03125
399
0.0625
722
0.125
1564
0.25
MW=
nrel
nsp
ninh
nred
1.2222 0.2222 12.842 14.222
22
22
92
22
1.4646 0.4646 12.211 14.868
46
46
64
69
2.0151 1.0151 11.211 16.242
52
52
11
42
3.6464 2.6464 10.350 21.171
65
65
06
72
7.8989 6.8989 8.2669 27.595
9
9
4
96
503474
ninh
ninh
Linear (ninh)
Linear (ninh)
nred
nred
Linear (nred)
Linear (nred)
6. Run 6
ts
t
7. Run 7
198
C
nrel
nsp
ninh
nred
0.0156 1.1919 0.1919 11.236 12.282
236
25
19
19
15
83
0.0312 1.4747 0.4747 12.431 15.191
292
5
47
47
58
92
2.0151 1.0151 11.211 16.242
399 0.0625
52
52
11
42
3.6616 2.6616 10.383 21.292
725
0.125
16
16
24
93
7.9040 6.9040 8.2694 27.616
1565
0.25
4
4
96
16
MW=
481733
ts
t
198
C
nrel
nsp
ninh
nred
0.0156 1.2020 0.2020 11.776 12.929
238
25
2
2
23
29
0.0312 1.4949 0.4949 12.866 15.838
296
5
49
49
96
38
2.0151 1.0151 11.211 16.242
399 0.0625
52
52
11
42
3.6818 2.6818 10.427 21.454
729
0.125
18
18
25
55
7.9040 6.9040 8.2694 27.616
1565
0.25
4
4
96
16
MW=
497871
10
ninh
Linear (ninh)
Linear (ninh)
nred
nred
Linear (nred)
Linear (nred)
8. Run 8
ts
t
9. Run 9
198
C
228
0.015625
265
0.03125
347
0.0625
640
0.125
1564
0.25
MW=
352561
nrel
nsp
ninh
nred
1.1515 0.1515 9.0290 9.6969
15
15
3
7
1.3383 0.3383 9.3268 10.828
84
84
09
28
1.7525 0.7525 8.9769 12.040
25
25
24
4
3.2323 2.2323 9.3856 17.858
23
23
09
59
7.8989 6.8989 8.2669 27.595
9
9
4
96
ts
t
198
C
nrel
nsp
ninh
nred
0.0156 1.1919 0.1919 11.236 12.282
236
25
19
19
15
83
0.0312 1.4797 0.4797 12.540 15.353
293
5
98
98
98
54
1.9696 0.9696 10.846 15.515
390 0.0625
97
97
08
15
3.6717 2.6717 10.405 21.373
727
0.125
17
17
28
74
7.9040 6.9040 8.2694 27.616
1565
0.25
4
4
96
16
MW=
477931
11
ninh
ninh
Linear (ninh)
Linear (ninh)
nred
nred
Linear (nred)
Linear (nred)
10. Run 11
ts
t
11. Run 12
198
C
nrel
nsp
ninh
nred
0.0156 1.2323 0.2323 13.369 14.868
244
25
23
23
68
69
0.0312 1.5303 0.5303 13.614 16.969
303
5
03
03
9
7
2.0202 1.0202 11.251 16.323
400 0.0625
02
02
16
23
3.6868 2.6868 10.438 21.494
730
0.125
69
69
22
95
7.9040 6.9040 8.2694 27.616
1565
0.25
4
4
96
16
MW=
536325
ts
t
198
C
nrel
nsp
ninh
nred
0.0156 1.1969 0.1969 11.506 12.606
237
25
7
7
76
06
0.0312 1.4040 0.4040 10.859 12.929
278
5
4
4
33
29
1.8686 0.8686 10.003 13.898
370 0.0625
87
87
78
99
3.3282 2.3282 9.6196 18.626
659
0.125
83
83
52
26
7.8989 6.8989 8.2669 27.595
1564
0.25
9
9
4
96
MW=
434628
12
ninh
ninh
Linear (ninh)
Linear (ninh)
nred
nred
Linear (nred)
Linear (nred)
12. Run 13
ts
t
13. Run 14
198
C
236
0.015625
270
0.03125
346
0.0625
640
0.125
1564
0.25
MW=
398260
nrel
nsp
ninh
nred
1.1919 0.1919 11.236 12.282
19
19
15
83
1.3636 0.3636 9.9249 11.636
36
36
58
36
1.7474 0.7474 8.9307 11.959
75
75
48
6
3.2323 2.2323 9.3856 17.858
23
23
09
59
7.8989 6.8989 8.2669 27.595
9
9
4
96
ts
t
198
C
242
0.015625
291
0.03125
399
0.0625
722
0.125
1564
0.25
MW=
nrel
nsp
ninh
nred
1.2222 0.2222 12.842 14.222
22
22
92
22
1.4696 0.4696 12.321 15.030
97
97
8
3
2.0151 1.0151 11.211 16.242
52
52
11
42
3.6464 2.6464 10.350 21.171
65
65
06
72
7.8989 6.8989 8.2669 27.595
9
9
4
96
505275
13
ninh
ninh
Linear (ninh)
Linear (ninh)
nred
nred
Linear (nred)
Linear (nred)
14. Run 15
ts
t
15. Run 16
198
C
nrel
nsp
ninh
nred
0.0156 1.1616 0.1616 9.5879 10.343
230
25
16
16
86
43
0.0312 1.4747 0.4747 12.431 15.191
292
5
47
47
58
92
2.0151 1.0151 11.211 16.242
399 0.0625
52
52
11
42
3.6818 2.6818 10.427 21.454
729
0.125
18
18
25
55
7.9040 6.9040 8.2694 27.616
1565
0.25
4
4
96
16
MW=
457236
ts
t
198
C
245
0.015625
295
0.03125
387
0.0625
719
0.125
1564
0.25
MW=
nrel
nsp
ninh
nred
1.2373 0.2373 13.631 15.191
74
74
44
92
1.4898 0.4898 12.758 15.676
99
99
67
77
1.9545 0.9545 10.722 15.272
45
45
52
73
3.6313 2.6313 10.316 21.050
13
13
75
51
7.8989 6.8989 8.2669 27.595
9
9
4
96
517874
14
15