Anda di halaman 1dari 2

Pantai Trisik terletak di Kecamatan Galur Kabupaten Kulon Progo Provinsi DIY.

Pantai ini merupakan sebagian kecil dari bagian pantai yang terletak dilintang selatan di
Provinsi DIY yang merupakan surga wisatanya pantai selatan. Terletak tidak berjauhan dari
kali progo yang bermuara di Laut selatan yang merupakan sebuah kali besar yang ada di
Provinsi DIY.
Pada tanggal 09 Oktober 2016 kami melakukan pengamatan langsung ke daerah
pantai Trisik untuk sebuah tugas kuliah. Hasil dari pengamatan dan wawancara kami dengan
seorang narasumber yang merupakan asli dari daerah pantai trisik kami mendapatkan fakta
secara jelas. Mulai dari keadaan pantai, keadaan ekonomi warga sekitar, peran pemerintah dll
Perjalanan dilakukan dari kota jogja dimulau dari pukul 10.00 hingga sampai di Pantai
Trisik pada pukul 11.30. untuk retribusi masuk kepantainya dibutuhkan biaya Rp.5000
perorang dan biaya parkir Rp.2000 permotor. Pertama kali sampai disana keadaan pantai
sangat buruk sekali, dimana sampah betebaran dibibir pantai yang membuat pantai terlihat
seperti gumukan sampah saja. Ini membuat kami prihatin dengan keadaan pantai yang sangat
buruk ini. (tampilkan gambar).
Tak jauh dari pandangan kami, terlihat sekelompok warga yang sedang bekerja
dipesisir pantai yang akhirnya kami mendekati dan mencoba mencari informasi terkait
permasalahan yang ada di Pantai Trisik.
Dari hasil wawancara kami dengan narasumber didapatkan beberapa point penting
terkait masalah yang ada di pantai Trisik. Yang pertama adalah masalah banyaknya sampah
yang ada dipesisir pantai, dimana sumber sampah tersebut merupakan dari sungai/kali progo
yang terletak tidak jauh dari pantai Trisik. Posisi muara kali Progo berjarak 2 Km dari pantai
Trisik dan ini menyebabkan banyaknya sampah yang ada di pantai tersebut.
Narasumber juga mengatakan sebenarnya kondisi pantai Trisik sebenarnya bersih,
namun ketika musim hujan membuat kondisi sungai Progo meluap dan debit air pantai
menjadi meningkat. Sampah dominan berasal dari sungai Progo yang menyebabkan
banyaknya sampah yang nyangkut sepanjang pesisir pantai. Sepenglihatan kami, sampah
tertimbun hingga berjarak kurang lebih 20 m dari kondisi pantai normal dan ini merupakan
masalah serius tentang sampah. (tampilkan gambar)
Selanjutnya masalah kontribusi dalam hal pengurangan jumlah timbunan sampah
yang ada dipantai, banyak kegiatan yang sudah terlaksana demi mengurangi jumlah sampah
tersebut. Mulai dari peran masyarakat sekitar yang sering melakukan pengumpulan sampah
disatu titik dan akan dibakar untuk menghilangkan timbunan sampah. Selanjutnya peran dari
mahasiswa yang sering melakukan kegiatan tanggap masalah sampah dan kegiatan KKN
dipantai Trisik. Selanjutnya peran dari pemerintah daerah maupun pemerintah Provinsi yang
dulu sempat mengelola wisata di pantai Trisik, namun lama kelamaan pemerintah mulai tidak
ada respon masalah sampah di pantai tersebut dan sepertinya lebih memperhatikan kondisi
pantai didaerah gunung kidul yang notabenya lebih baik dari pantai di kulonprogo.
Pada saat wawancara, kami melihat narasumber kami melakukan suatu kegiatan, dan
ternyata mereka lagi melakukan pencarian air bersih untuk pengairan tambak udang yang ada
disekitar pantai tersebut. Pada saat kami datang kepantai itu, mereka sudah melakukan
banyak pengeboran dan berpindah pindah titik. Tujuan dari berpindah pindahnya titik ini

disebabkan air pengairan untuk tambak udang sudah tercemar limbah dari air sebelumnya.
Limbah tersebut berasal dari ikan yang mati di tambak sebelumnya.
Disana banyak sumber biotik dan abiotik yang terpampang sepanjang pantai Trisik.
Biotiknya pantai tersebut adalah seperti pohon pandan berduri, sejenis magrove (tambah
lagi). Sedangkan sumber abiotiknya ada sampah, (tambah lagi).
Dikawasan pantai Trisik juga merupakan daerah penangkaran penyu. Dimana disana
ada tempat ternak penyu yang masih kecil kecil. (tambah lagi yang diwawancara kemarin)

Anda mungkin juga menyukai