Tinjauan Teoritis
1. Definisi.
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti mengalirkan
atau mengalihkan (siphon). Melitus berasal dari bahasa latin
yang bermakna manis atau madu. Penyakit diabetes melitus
dapat diartikan aliran volume urine yang banyak dengan kadar
glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia
atau hipoglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute
insulin atau penurunan relative insensitivitas sel terhadap insulin
(Corwin, 2009).
Diabetes
melitus
adalah
keadaan
hyperglikemia
atau
hypoglikemia yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan
keturunan secara bersama-sama, tidak dapat disembuhkan tetapi
dapat dikontrol (WHO, 2010).
Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat
kekurangan insulin.
2. Jenis Diabetes
a. Diabetes Juvenil
b. Diabetes dewasa (DM Tipe I dan Tipe II)
c. Diabetes Gestasional
B. Anatomi dan Fisiologi
1. Anatomi
menghasilkan
hormon
insulin
dan
glukagon
yang
(delta),
jumlahnya
sekitar
10%,
membuat
somatostatin.
Insulin bersifat anabolik meningkatkan simpanan glukosa, asam-asam lemak, dan
asam-asam amino. Glukagon bersifat katabolik, memobilisasi glukosa, asam-asam
lemak, dan asam-asam amino dari penyimpanan ke dalam aliran darah. Ke dua
hormon ini bersifat berlawanan dalam efek keseluruhannya dan pada sebagian
besar keadaan disekresikan secara timbal balik. Insulin yang berlebihan
menyebabkan hipoglikemia, yang menimbulkan kejang dan koma.
Defisiensi insulin baik absolut maupun relatif menyebabkan diabetes melitus, suatu
penyakit kompleks yang bila tidak diobati dapat mematikan. Defisiensi glukagon
dapat menimbulkan hipoglikemia, dan kelebihan glukagon menyebabkan diabetes
memburuk. Produksi somatostatin yang berlebihan oleh pankreas menyebabkan
hiperglikemia dan manifestasi diabetes lainnya.
C. Etiologi.
a. Dibetes Melitus Tipe I
Diabetes melitus tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta
pankreas yang merupakan kombinasi dari beberapa faktor:
I.
yang
kemungkinan
menderita
lebih
besar
diabetes
terserang
melitus
diabetes
memiliki
melitus
Faktor Imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat suatu respon autoimun
sehingga antibody terarah pada sel-sel pulau lengerhans
yang dianggapnya jaringan tersebut seolah-olah sebagai
jeringan abnormal, yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau
langerhans dan insulin endogen.
III.
Faktor Lingkungan
Penyelidikan dilakukan terhadap kemungkinan faktor-faktor
ekternal yang dapat memicu
hasil
autoimun yang
berlebihan
terhadap insulin.
sehingga
tubuhnya
tidak
peka
III.
yang
membuat
manis-manis,
seseorang
cepat
saji
makan-
yang
kaya
meredakan
stresnya.
Tetapi
gula
dan
lemak
Stres
juga
akan
meningkatkan
kerja
obesitas
(gemuk
darah
yang
disimpan
di
dalam
tubuh
sangat
pankreas
berpengaruh
mengalami
terhadap
hipertropi
penurunan
yang
produksi
akan
insulin.
obesitas
untuk
untuk
menghasilkan
glukosa
insulin
pada
karena
penderita
sel-sel
beta
pankreas
telah
dengan
insulin
yaitu
resistensi
insulin
dan
demikian
menstimulasi
insulin
pengambilan
menjadi
glukosa
tidak
oleh
efektif
untuk
jaringan.
Untuk
glukosa
melalui
intrasel
berdifusi
ke
dalam
sirkulasi
atau
cairan
pada
lensa
oleh
hiperglikemia,
mungkin
juga
telah
terhadap
seseorang
yang
tidak
langsung
diagnostik,
diperiksa.
dilakukan
Sedangkan
pemeriksaan
untuk
glukosa
keperluan
darah
jam
sewaktunya
lebih
dari
200
mg/dL.
Di
antaranya
dalam
berobat.
Selain
itu,
HgbA1c
juga
dapat
diabetic.
Memberikan
VII.
penderita.
Menarik dan mudah diberikan.
modifikasi
diit
sesuai
dengan
keadaan
Diit DM I
: 1100 kalori.
Diit DM II
: 1300 kalori
Diit DM III
: 1500 kalori
Diit DM IV
: 1700 kalori
Diit DM V
: 1900 kalori
Diit DM VI
: 2100 kalori
Diit DM VII
: 2300 kalori
Diit DM VII
: 2500 kalori
Diit I s/d III diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk.
Diit IV s/d V diberikan kepada penderita dengan berat badan
normal.
Diit VI s/d VIII diberikan kepada penderita kurus. Diabetes
remaja, atau diabetes komplikasi.
insulin
resisten
pada
penderita
dengan
yang
berat
lebih
(IMT
27-30)
dapat
juga
Insulin
Indikasi pengobatan dengan insulin adalah:
- Semua penderita DM dari setiap umur (baik IDDM maupun
NIDDM) dalam keadaan ketoasidosis atau pernah masuk ke
-
dalam ketoasidosis.
DM dengan kehamilan atau DM gestasional yang tidak
tipe 1.
Tiap keadaan hipoglikemia harus diberikan 50 cc D50 W
dalam waktu 3-5 menit dan nilai status pasien dilanjutkan
dengan D5 W atau D10 W bergantung pada tingkat
hipoglikemia
Pada hipoglikemik yang disebabkan oleh pemberian longacting
insulin
dan
pemberian
diabetik
oleh
oral
maka
kegagalan
jantung
maka
harus
diatasi
faktor
penyebab
dikurangi.
Keadaan sakit atau infeksi.
Manifestasi pertama pada
penyakit
diabetes
yang
tidak
sensorik-motorik
dan
I. Asuhan Keperawatan
Ny. R usia 78 tahun, islam, diagnose medis ulkus DM dirawat tanggal 8 maret 2016,
pengkajian tanggal 9 maret 2016. Keluarga mengatakan klien mengalami penurunan
kesadaran, terdapat luka didaerah punggung belakang serta bokong, luka disebabkan
terlalu lama klien berbaring ditempat tidur, klien mempunyai riwayat DM, klien
terpasang NGT, dengen diit cair 1500 kalori, terpasang kateter dengan urin 2000cc,
mandi dilap 1 x sehari, O2 diberikan 2liter/menit, TD : 160/90 mmHg, RR:
22x/menit, N : 96x/menit, Hb: 9,4g/dl, leukosit 30750 u/l, GCS : 9, E:2 M:4 V:3, GDS
: 46mg/dl.
Terdapat luka pada punggung sepanjang 8cm, lebar 3 cm, basah, terdapat pus,
bengkak, warna kemerahan. Pada bokong terdapat luka 4 cm, lebar 0,5 cm, terdapat
pus, warna kehitaman, tangan dan kaki kanan tidak dapat digerakkan, albumin :
2,3g/dl, Na : 123, kalium : 2,2, klorida : 85.
Terapi : ondansentron 1x1gr, metronidazole 2x500mg, cefoperazone 2x1gr,
amlodipine 1x5mg, captopril 25mgx1, infuse Nacl 3% : 500cc/24jam, NaCl 0,9% :
500cc + KCl 25 meq/12 jam.
ANALISA DATA
Nama Klien
Ruang
: Ny. R
: Apel
DATA
DS
1. Keluarga mengatakan
terdapat luka didaerah
punggung belakang dan
bokong
DO
1. Luka pada punggung (P :
8cm, l : 3cm), basah, ada
pus, bengkak, warna
kemerahan
2. Luka pada bokong (P: 4cm,
l:0,5cm), ada pus, warna
kehitaman.
3. Leukosit : 30750 u/l
4. Terpasang infus
DS
PENYEBAB
Kekebalan tubuh
menurun
Diuresis osmotic
MASALAH
Infeksi
Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
DO
1. Natrium : 123 mmol/L
2. Kalium : 2,2 mmol/L
3. klorida : 85 mmol/L
4. Terpasang kateter dengan
urine 2000cc
5. TD : 160/90 mmHg, RR:
22x/menit, N : 96x/menit
6. Hb: 9,4g/dl
DS
1. Keluarga mengatakan
terdapat luka didaerah
punggung belakang dan
bokong
DO
1. Luka pada punggung (P :
8cm, l : 3cm), basah, ada
pus, bengkak, warna
kemerahan
2. Luka pada bokong (P: 4cm,
l:0,5cm), ada pus, warna
kehitaman.
DS
DO
1. Natrium : 123 mmol/L
2. Kalium : 2,2 mmol/L
3. klorida : 85 mmol/L
DS
1. keluarga klien mengatakan
klien mengalami penurunan
kesadaran.
2. Tangan dan kaki kanan tidak
dapat digerakkan
Nekrosis
kerusakan integritas
jaringan
Kehilangan elektrolit
dalam sel
Risko syok
Penurunan kesadaran
Imobilitas
DO
1. GCS : 9, E:2 M:4 V:3
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
CATATAN KEPERAWATAN
NAMA KLIEN
NAMA RUANG
TANGGAL
WAKTU
3010-16
: Ny. R
: Apel
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Infeksi b/d penurunan
kekebalan tubuh
08:45
PELAKSANAAN
31-10-16
14:00
Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit b/d
osmotic diuretic
Pantau TTV
Hasil :
TD : 160/90 mmHg, N : 95x/menit, RR :
21X/menit, S : 36,70C
Kaji nadi perifer, capillary refill, turgor
kulit, dan membrane mukosa.
Hasil :
Capillary refill : 5 detik, turgor kulit
buruk, membrane mukosa sianosis.
PARAF
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA KLIEN
: Ny. R
NO. KAMAR/RUANG : 207 (2) / Apel
TANGGAL
WAKTU
30-10-16
13:00
DAGNOSA
KEPERAWATAN
Infeksi b/d penurunan
kekebalan tubuh
EVALUASI
S : keluarga klien mengatakan masih ada
luka di punggung dan bokong
O : luka basah, pus (+), luka dipunggung
berwarna kemerahan, luka dibokong
berwarna kehitaman.
A : masalah belum teratasi
Tujuan belum tercapai
31-10-16
20:00
Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit b/d
diuresis osmotik
PARAF