Anda di halaman 1dari 8

DIABETES MELLITUS

DEFINISI
Diabetes Mellitus yaitu kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua duanya. Hiperglikemi kronik
pada diabetes berhubugnan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa
organ tubuh terutama mata, ginjal , saraf, jantung dan pembuluh darah. (setiyohadi, 2006)
ETIOLOGI
1. Diabetes tipe I:
a. Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan
genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel
pulau Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi
selbeta.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan
dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
3. Diabetes tipe lain :
1. Infeksi
2. Imunologi
3. Sindroma genetic
4. Penyakit eksokrin pancreas
5. Defek genetic kerja insulin.
6. Defek genetic fungsi sel beta.
KLASIFIKASI
1. Diabetes Mellitus tipe I (insulin dependent DM )

Diabetes Juvenilis (Etiologi : Genetik, lingkungan, virus )

Terjadi pada umur < 30tahun

Memerlukan insulin seumur hidup.

2. Diabetes Mellitus Tipe II (Non insulin dependent DM)

Diabetes Maturity

Terjadi pada umur > 30tahun

Etiologi : obesitas, herediter, lingkungan.

Kelompok Resiko tingi :


1. Usia dewasa tua > 40 tahun
2. Obesitas
3. TD meningkat
4. Riwayat keluarga DM
5. Riwayat kehamilan dengan BB lahir 4000gram
6. Dislipidemia
7. Riwayat DM saat hamil
TANDA DAN GEJALA
Kelainan khas :

Polifagi

Poliuri

Polidipsi

Berat badan turun

Keluhan tidak spesifik


1. Kesemutan
2. Penurunan sensori (mati rasa)
3. Gatal pada daerah genital
4. Lemah
5. Luka sulit sembuh
6. Keputihan
7. Pusing
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah
1. Katarak
2. Glaukoma
3. Retinopati
4. Gatal seluruh badan
5. Pruritus Vulvae

6. Infeksi bakteri kulit


7.

Infeksi jamur di kulit

8. Dermatopati
9. Neuropati perifer
10. Neuropati visceral
11. Amiotropi
12. Ulkus Neurotropik
13. Penyakit ginjal
14. Penyakit pembuluh darah perifer
15. Penyakit koroner
16. Penyakit pembuluh darah otak
17. Hipertensi
PATOFISIOLOGI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Gula darah
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr
karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl
2. Pemeriksaan urine
3. Hemoglobin
4. Ureum kreatinin
5. Asam lemak bebas
6. Elektrolit
7. Gas darah arteri
8. Aseton plasma
9. Osmolaritas serum
10 Trombosit darah
11. Amilase darah
12. Insulin darah
13. Pemeriksaan fungsi tiroid
14. Kultur dan sensivitas
KOMPLIKASI
1. Komplikasi akut

Hipoglikemi ( dampak kekurangna insulin )

Ketoasidosis diabetic

Koma hiperosmolar hiperglikemik non ketolitik (K HONK )

2. Komplikasi kronis

Mikroangiopati (mata, ginjal)

Makroangiopati (penyakit jantung koroner, hipertensi, infekis, ulkus kaki atau


stroke)

Neuropati diabetic

Rentan infeksi seperti tuberculosis paru, gingivitis dan Infeksi saluran kemih.

PENATALAKSANAAN
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar
glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan
terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
1. Diet
Standar yang dianjurkan:

Karbohidrat 60-70%

Protein 10-15%

Lemak 20-25%

Natrium dibatasi bila terdapat hipertensi

Jumlah kolesterol <300mg/hari

3J :tepat jumlah, jenis, jam

Jumlah kandungan serat 25mg/hari

Pemanis dapat digunakan secukupnya.

2. Latihan jasmani / olahraga


Bersifat CRIPE ( continous, rhythmical, interval, progressive, edurance training ) yaitu
terus menerus otot berkontraksi dan relaksasi , gerak cepat dan lambat dengan ringan ke
berat secara bertehap dan bertahan dalam waktu tertentu. Latihan yang dapat dijadikan
pilihan adalah jalan kaki, jogging, renang, bersepeda, mendayung.
Sedapat mungkin mencapai zona sasaran yaitu 75 85% denyut nadi maksimal
(DNM).DNM dapat dihitung menggunakan rumus :
DNM : 220- umur (dalam tahun)
Hal yang perlu diperhatikan dalam latihan jasmani adalah :

Jangan olahraga sebelum makan

Memakai sepatu yang pas

Harus di dampingi oleh orang yang tahu bagaimana mengatasi serangan


hipoglikemi.

Harus selalu membawa permen.

Membawa tanda pengenal sebagi pasien DM dalam pengobatan

Memeriksakan kaki secara cermat setelah olahraga.

3. Penyuluhan kesehatan

Kontrol teratur

Monitor Gula darah

Perencanaan diet

Hentikan merokok

Gangguan pengelihatan

Perawatan luka pada kaki

4. Obat hipoglikemik
1. Obat hipoglikemik oral :

Golongan Sulfonil oral

Golongan biguanid

Golongan inhibitor Alfa Glukosidase

Insulin sensitizing agent

2. Insulin
Indiksi penggunaan insulin pada NIDDM adalah :

DM dengan berat badan menurun cepat / kurus.

Ketoasidosis , asidosis laktat, dan koma hiperosmolar

DM yang mengalami stress berat (infeksi sistemik, operasi berat )]

DM dengan kehamilan / DM gestasional yang tidak terkendali dengan


perencanaan makan

DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral.

ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian

Riwayat Kesehatan Keluarga


Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien.

Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya


Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin jenis
apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien
untuk menanggulangi penyakitnya.

Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.

Sirkulasi

Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada
kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah

Integritas Ego
Stress, ansietas, peka rangsang

Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare.

Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan
diuretic, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari / minggu, Kulit kering,
turgor jelek, kekakuan / distensi abdomen, Pembesaran tiroid, bau/ halitosis, bau buah (nafas
aseton)

Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan
penglihatan.disorientasi : megnantuk, letargi, stupor / koma (tahap lanjut) , gangguan memori,
kacau mental, aktivitas kejang (tahap lanjut)

Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)

Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak), merasa kekurangna
oksigen.

Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit, kulit rusak, lesi / ulserasi, menurunnya kekuatan umum,
parastesia.

Seksualitas\
Rabas vagina ( Cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria, kesulitan orgasme pada
wanita.

Diagnosa keperawatan
1. Kekurangan volume cairan b/d diurisis osmotic
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak cukupan insulin (penurunan
ambilan dan penggunaan glukosa oleh jaringan mengakibatkan peningkatan metabolisme
protein / lemak, penurunan masukan oral : mual, muntah.

Intervensi keperawatan
Kekurangn volume cairan b/d diurisis osmotic
Tujuan : kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :

Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat
diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat secara individu dan kadar
elektrolit dalam batas normal.
Intervensi :
1. Dapatkan riwayat pasien / orang terdekat sehubungan dengan lamanya / intensitas dari
gejala seperti muntah , pengeluaran urin yang sangat berlebihan.
Rasional : Membantu memperkirakan kekurangan volume total.
2. Pantau TTV , catat adanya perubahan TD ortostatik.
Rasional : Hipovolemi dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardi.
3. Pola nafas seperti adanya pernafasan khusmaul atau pernafasan yang bau keton.
Rasional : Paru paru mengeluarkan asam karbonat melalui pernafasan yang
menghasilkan kompensasi alkalosis respiratorik terhadap keadaan ketoasidosis.
4. Frekuensi dan kualitas pernafasan , penggunaan otot bantu nafas, dan adanya periode
apnea dan munculnya sianosis.
Rasional : Koreksi hiperglikemia dan asidosis akan menyebabkan pola dan frekuensi
pernafasan mendekati normal.
5. Suhu warna kulit , atau kelembabannya.
Meskipun demam , menggigil, dan diaforesis merupakan hal yang umum terjadi pada
proses infeksi, demam dengan kulit kemerahan , kering mungkin sebagai cerminan dan
dehidrasi.
6. Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, membrane mukosa, turgor kulit.
Rasional : Merupakan indicator dari tingkat dehidrasi, atau volume sirkulasi yang
adekuat.
7. Pantau masukan dan pengeluaran.
Rasional : Memberikan perkiraan kebutuhan cairan pengganti.
8. Ukur BB setiap hari.
Rasional : Memberikan hasil pengkajian yang terbaik.
9.

DAFTAR PUSTAKA
Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani, Jakarta:EGC,
1997.
Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made
Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999.
Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih,
Jakarta : EGC, 1997.
Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin
asih, Jakarta : EGC, 2002.
Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi
ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.
Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI, 2002

Anda mungkin juga menyukai

  • Aumber Judul 2 Proposal
    Aumber Judul 2 Proposal
    Dokumen69 halaman
    Aumber Judul 2 Proposal
    deri
    Belum ada peringkat
  • Rundown Sosialisasi
    Rundown Sosialisasi
    Dokumen1 halaman
    Rundown Sosialisasi
    Dwi Yoga Setyorini
    Belum ada peringkat
  • Cetak SKCuti
    Cetak SKCuti
    Dokumen4 halaman
    Cetak SKCuti
    Dwi Yoga Setyorini
    Belum ada peringkat
  • Cover, DKK Bismillah
    Cover, DKK Bismillah
    Dokumen19 halaman
    Cover, DKK Bismillah
    Dwi Yoga Setyorini
    Belum ada peringkat
  • Anak Balita
    Anak Balita
    Dokumen6 halaman
    Anak Balita
    Dwi Yoga Setyorini
    Belum ada peringkat
  • Awalan Sempro
    Awalan Sempro
    Dokumen11 halaman
    Awalan Sempro
    Dwi Yoga Setyorini
    Belum ada peringkat
  • Anak Balita
    Anak Balita
    Dokumen6 halaman
    Anak Balita
    Dwi Yoga Setyorini
    Belum ada peringkat
  • 1 - Cover
    1 - Cover
    Dokumen101 halaman
    1 - Cover
    Dwi Yoga Setyorini
    Belum ada peringkat
  • Anak Balita 1
    Anak Balita 1
    Dokumen7 halaman
    Anak Balita 1
    Dwi Yoga Setyorini
    Belum ada peringkat
  • Daftar Diagnosa Keperawatan NICNOC
    Daftar Diagnosa Keperawatan NICNOC
    Dokumen20 halaman
    Daftar Diagnosa Keperawatan NICNOC
    wenmakerd
    Belum ada peringkat
  • Lembar Konsultasi Skripsi
    Lembar Konsultasi Skripsi
    Dokumen4 halaman
    Lembar Konsultasi Skripsi
    Dwi Yoga Setyorini
    Belum ada peringkat
  • Anak Balita
    Anak Balita
    Dokumen6 halaman
    Anak Balita
    Dwi Yoga Setyorini
    Belum ada peringkat
  • Untuk Karina
    Untuk Karina
    Dokumen1 halaman
    Untuk Karina
    Dwi Yoga Setyorini
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Dwi Yoga Setyorini
    Belum ada peringkat
  • Edi
    Edi
    Dokumen2 halaman
    Edi
    Dwi Yoga Setyorini
    Belum ada peringkat
  • Kep Anitra An
    Kep Anitra An
    Dokumen2 halaman
    Kep Anitra An
    Dwi Yoga Setyorini
    Belum ada peringkat
  • Sop PF
    Sop PF
    Dokumen4 halaman
    Sop PF
    dhiemaniac
    Belum ada peringkat
  • Hipertensi
    Hipertensi
    Dokumen25 halaman
    Hipertensi
    Dwi Yoga Setyorini
    Belum ada peringkat
  • Fisioterapi Dada 1
    Fisioterapi Dada 1
    Dokumen14 halaman
    Fisioterapi Dada 1
    Dwi Yoga Setyorini
    Belum ada peringkat
  • Bab-3 - Nuris Dys
    Bab-3 - Nuris Dys
    Dokumen2 halaman
    Bab-3 - Nuris Dys
    Dwi Yoga Setyorini
    Belum ada peringkat
  • Anak Balita 1
    Anak Balita 1
    Dokumen7 halaman
    Anak Balita 1
    Dwi Yoga Setyorini
    Belum ada peringkat
  • Senam Wajah
    Senam Wajah
    Dokumen4 halaman
    Senam Wajah
    Dwi Yoga Setyorini
    Belum ada peringkat
  • KETERANGAN Kohort2
    KETERANGAN Kohort2
    Dokumen2 halaman
    KETERANGAN Kohort2
    Dwi Yoga Setyorini
    Belum ada peringkat
  • Diagram Lexis
    Diagram Lexis
    Dokumen6 halaman
    Diagram Lexis
    Dwi Yoga Setyorini
    Belum ada peringkat
  • KETERANGAN Kohort
    KETERANGAN Kohort
    Dokumen4 halaman
    KETERANGAN Kohort
    Dwi Yoga Setyorini
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kelompok-Demografi Word
    Tugas Kelompok-Demografi Word
    Dokumen4 halaman
    Tugas Kelompok-Demografi Word
    Dwi Yoga Setyorini
    Belum ada peringkat
  • BAB II Ayat Dan Hadits Kesehatan
    BAB II Ayat Dan Hadits Kesehatan
    Dokumen57 halaman
    BAB II Ayat Dan Hadits Kesehatan
    Sebtina Wulan Sari
    100% (1)
  • Talitha
    Talitha
    Dokumen17 halaman
    Talitha
    Dwi Yoga Setyorini
    Belum ada peringkat
  • Daftar Diagnosa Keperawatan NICNOC
    Daftar Diagnosa Keperawatan NICNOC
    Dokumen25 halaman
    Daftar Diagnosa Keperawatan NICNOC
    isan
    Belum ada peringkat