Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum

Luntur Zat Warna


I. TANGGAL PRAKTIKUM
29 Januari 2016
II. JUDUL PRAKTIKUM
Ketahanan Luntur Zat Warna
III.

TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan menganalisa zat warna yang tahan dan tidak
tahan terhadap pencucian, gosokan, dan panas setrika.

IV.

DASAR TEORI
Pengujian Ketahanan Luntur Zat Warna Terhadap Pencucian
Tahan luntur warna terhadap pencucian memiliki arti yang sangat penting dalam
pemakaian bahan tekstil sehari-hari. Pengujiannya dapat dilakukan dengan beberapa
cara yang disesuaikan dengan penggunaan bahan tekstil tersebut. Pencucian
dilakukan pada kondisi alat, suhu, waktu dan deterjen tertentu. Penilaian dilakukan
dengan membandingkan contoh uji yang telah dicuci dan penodaan warna pada kain
putih. Perubahan warna pada contoh dinilai dengan skala abu-abu, sedangkan
perubahan warna dinilai dengan skala penodaan.
Prinsip pengerjaannya yaitu mencuci sehelai kain dengan ukuran tertentu
kemudian dijahitkan diantara dua helai kain putih dengan ukuran yang sama. Sehelai
kain putih tersebut adalah sejenis dengan kain yang di uji, sedangkan helai lainnya
sesuai dengan pasangannya.
Pengujian Ketahanan Luntur Zat Warna Terhadap Gosokan
Pengujian ketahanan zat warna pada gosokkan dimaksudkan untuk menentukkan
penodaan tekstil berwarna pada kain lain yang disebabkan karena gosokkan. Cara ini
dapat digunakan untuk segala jenis serat baik dalam bentuk benang maupun kain.
Pengaruh gosokan dinilai dalam keadaan kering dan basah. Penodaan pada kain putih
dapat dinilai menggunakan standar skala penodaan.

38

Laporan Praktikum
Luntur Zat Warna
Penodaan pada kain putih didalam zat uji warna dilakukan dengan
membandingkan perbedaan warna kain putih yang dinodai dan yang tidak dinodai
dengan perbedaan yang digambarkan oleh Standar Skala Penodaan.
Pengujian ketahanan zat warna terhadap gosokan adalah metode pengujian bahan
warna tekstil terhadap gosokan dengan alat Crock Meter dimana prinsip kerjanya
dengan menggerakan ke arah depan dan belakang. Dimana jari Crock dilapisi dengan
kain pelapis untuk mendapatkan nilai perubahan warna pada penodaan kain pelapis.

V.

ALAT
1. Gelas kimia
2. Bunsen
3. Penangas
4. Kaki tiga
5. Kasa asbes
6. Stopwatch
7. Termometer
8. Timbangan
9. Jarum
10. Crock meter
11. Setrika
12. Staining scale
13. Grey scale
14. Keret
15. Gunting

VI.

BAHAN
1. Kain putih
2. Kain yang akan diuji
3. Aquades
4. Sabun

VII.

PROSEDUR KERJA
1. Pengujian ketahanan luntur zat warna terhadap pencucian
Bahan :
1) Contoh uji Kain hasil pencelupan
2) Kain putih
3) Pereaksi :
-

Larutan sabun 5%

39

Laporan Praktikum
Luntur Zat Warna

Cara Kerja :
1

Siapkan contoh uji dengan ukuran 5 x 10 cm

Potong kain putih dengan ukuran yang sama dengan contoh uji.

Jahit contoh uji diantara 2 kain putih.

Buat larutan sabun 5% sebanyak 100 ml.

Panaskan pada suhu 45oC selama 45 menit, sambil diaduk.

Angkat contoh uji, cuci dan keringkan.

Masukkan contoh uji kedalam larutan CH3COOH 1% sebanyak 100 ml (hanya


untuk menetralkan bahan).

Angkat contoh uji, cuci dan keringkan.

Evaluasi hasil pencucian dengan membandingkan kain putih yang sebelum


dan sesudah dicuci menggunakan Grey Scale dan Staining Scale.

2.

Pengujian ketahanan luntur zat warna terhadap gosokan


Bahan :
1)

Contoh uji Kain hasil pencelupan

2)

Kain putih

Cara Kerja :
1

Potong kain putih dengan ukuran 5 x 5 cm.

Pasangkan contoh uji pada Crock Meter.

Lakukan gosokan sebanyak 10 kali maju dan 10 kali mundur.

Evaluasi hasil gosokan dengan membandingkan kain putih yang sebelum dan
sesudah digosok menggunakan Grey Scale dan Staining Scale.

3.

Lakukan percobaan dengan menggunakan kain putih kering dan basah.

Pengujian ketahanan luntur zat warna terhadap panas setrika


Bahan :
1) Contoh uji Kain hasil pencelupan

40

Laporan Praktikum
Luntur Zat Warna
2)

Kain putih

A. Uji Kering
1) Potong contoh uji kain berukuran 5 x 5 cm
2) Potong kain putih dengan ukuran yang sama 5 x 5 cm
3) Letakkan cantoh uji diantara kain putih
4) Lakukan penyetrikaan dengan suhu 140C selama 10 detik
B. Uji Kering
1) Potong contoh uji kain berukuran 5 x 5 cm
2) Potong kain putih dengan ukuran yang sama 5 x 5 cm
3) Basahi kain putih yang akan digunakan sebagai penutup, lalu peras sampai
tidak menetes
4) Lakukan penyetrikaan dengan suhu 140C selama 10 detik
Evaluasi hasil penyetrikaan dengan membandingkan kain putih yang sebelum
dan sesudah disetrika menggunakan Grey Scale dan Staining Scale.

VIII. HASIL PERCOBAAN


Sampel Serat

Keterangan

Keterangan
Keterangan
Ketahanan Luntur Zat Warna Terhadap Pencucian
Ketahanan Luntur Zat Warna Terhadap Gosokan

41

Laporan Praktikum
Luntur Zat Warna

Ketahanan Luntur Zat Warna Terhadap Panas Setrika

Keterangan

IX.

NaCl :

PEMBAHASAN
1. Pembahasan ketahanan luntur zat warna terhadap pencucian
Hasildengan
Pengujian
Zatkemudian
Warna dicuci dalam larutan
Contoh uji yang telah dijahit
kain putih,
Asam
deterjen 5% pada suhu 45C selama 45
menit. Setelah dicuci dan dikeringkan,

kemudian membandingkan perbedaan warna kain putih yang dinodai dan yang tidak
dinodai dengan perbedaan yang digambarkan oleh Standar Skala Penodaan dan
tingkat kelunturan dengan Standar Skala Abu-Abu. Dan hasilnya menunjukan pada
skala No.
2. Pembahsan ketahanan luntur zat warna terhadap penggosokan
Kain
pelapis
warna
Asam
Asetat
: putih yang dipasangkan pada jari Crock Meter memberikan
penodaan setelah kain putih tersebut digosokan sebanyak 10 kali maju dan 10 kali
Hasil
Pengujian
Zat
Warna
mundur pada kain uji yang
diletakkan
pada alat
Crock
Meter. Selanjutnya
Basa

42
Asam Asetat :

Laporan Praktikum
Luntur Zat Warna
membandingkan perbedaan warna kain putih yang dinodai dan yang tidak dinodai
dengan perbedaan yang digambarkan oleh Standar Skala Penodaan dan tingkat
kelunturan dengan Standar Skala Abu-Abu. Dan hasilnya menunjukan pada skala
No.
3. Pembahsan ketahanan luntur zat warna terhadap panas setrika
Kain pelapis warna putih yang dipasangkan pada contoh uji memberikan penodaan
setelah kain putih tersebut diberi panas penyetrikaan selama 10 detik dengan suhu
140C baik dalam keadaan kering maupun dalam keadaan lembab. Selanjutnya
membandingkan perbedaan warna kain putih yang dinodai dan yang tidak dinodai
dengan perbedaan yang digambarkan oleh Standar Skala Penodaan dan tingkat
kelunturan dengan Standar Skala Abu-Abu. Dan hasilnya menunjukan pada skala
No.

X.

KESIMPULAN
Ketahanan luntur zat warna

Dari data praktikum di atas, maka hasil pengujian menunjukan ketahanan zat warna
terhadap pencucian cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari hasil evaluasi
menggunakan Grey Scale menunjukkan urutan No dan menggunakan Staining
Scale menunjukkan urutan No.

Dari data praktikum di atas, maka hasil pengujian menunjukan ketahanan zat warna
terhadap gosokan cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari hasil evaluasi menggunakan
Grey Scale menunjukkan urutan No dan menggunakan Staining Scale
menunjukkan urutan No.

Dari data praktikum di atas, maka hasil pengujian menunjukan ketahanan zat warna
terhadap panas penyetrikaan cukup baik. Hal ini ditunjukkan dari hasil evaluasi
menggunakan Grey Scale menunjukkan urutan No dan menggunakan Staining
Scale menunjukkan urutan No.

XI.

DAFTAR PUSTAKA
1. Wibowo moerdoko, Evaluasi Tekstil bagian kimia.1975.Bandung : ITT
2. Rahayu Hariyanti, Penuntun Praktikum Evaluasi tekstil Kimia I. 1993. Bandung
:STTT

43

Laporan Praktikum
Luntur Zat Warna
3. Haryanto, Agung. 2004. Laporan Praktek Pengujian Zat Warna Pada Protein.
Laporan Praktek. STTT Bandung.
4. Karimah Suci, dkk. 2004. Identifikasi Pengujian Zat Warna pada Selulosa Golongan
I-IV. Laporan Praktikum. STTT Tekstil: Bandung
5. Rahayu Hariyanti. 1993. Pedoman Praktikum Evaluasi Tekstil Kimia I. 1993.
Bandung:STTT Tekstil.
6. Wibowo Moerdoko. 1975. Evaluasi Tekstil bagian kimia.Bandung:ITT.

44

Anda mungkin juga menyukai