Anda di halaman 1dari 12

Syirik adalah menyamakan antara selain Allah dengan Allah taala dalam perkara yang termasuk

kategori kekhususan yang hanya dimiliki oleh Allah taala.


Kekhususan Allah itu meliputi tiga hal utama:
Pertama, hak rububiah, seperti mencipta, mengatur alam, menguasainya, mengabulkan doa dan lainlain. Maka jika ada orang yang meyakini bahwa ada makhluk yang mampu menciptakan dari tidak
ada menjadi ada sebagaimana Allah, berarti dia telah berbuat syirik dalam masalah rububiyah.
Kedua, hak uluhiah, seperti berhak untuk diibadahi, menjadi tujuan doa, permintaan tolong,
permintaan perlindungan, tujuan dalam melaksanakan persembahan atau sembelihan, menjadi
tujuan harapan, rasa takut dan kecintaan yang disertai dengan ketundukkan. Jika ada orang yang
menyembelih untuk kuburan, atau meminta perlindungan dari bencana alam kepada para wali,
berarti dia telah melakukan perbuatan syirik dalam uluhiyah.
Ketiga, hak kesempurnaan Nama-nama dan Sifat-sifat, seperti menyandang nama Allah, Ar Rabb
dan Ar Rahman, atau memiliki sifat mengetahui yang Gaib, Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha
Mengetahui, yang tidak ada sesuatupun yang menyamai-Nya. Sehingga, jika ada orang yang
meyakini bahwa kiyainya bisa mendengar sesuatu yang jauh, atau melihat tempat yang jauh, atau
mengetahui masa depan, berarti dia telah menyekutukan Allah dalam sifat Allah.
Dengan demikian, berarti kesyirikan bisa terjadi dalam hal rububiyah, uluhiyah maupun nama dan
sifat-Nya.
Macam-macam syirik
Syirik dibagi menjadi beberapa macam, berdasarkan pengelompokkan berikut (Al Qaulul Mufid,
1/125):
Pertama, Syirik yang Terkait dengan Kekhususan Allah Taala, ada tiga bentuk:
a. Syirik dalam Rububiah
Yaitu meyakini bahwa ada diantara makhluk Allah yang mampu menciptakan, memberi rezeki,
menghidupkan atau mematikan, mengatur cuaca, menghilangkan bencana, dan kemampuan lainnya
yang hanya bisa dialakukan Allah.
b. Syirik dalam uluhiah
Adalah melakukan salah satu bentuk ibadah dan ditujukan kepada selain Allah, apa pun bentuk
ibadahnya. Baik ibadah hati, seperti tawakkal, pengagungan. Atau ibadah lisan, seperti nadzar,
bersumpah dengan menyebut selain Allah. Atau ibadah anggota badan, seperti bersujud kepada
selain Allah.
c. Syirik di dalam asma wa shifat (nama dan sifat)
Yaitu keyakinan bahwa sebagian makhluk Allah memiliki sifat-sifat khusus yang Allah taala
miliki, seperti mengetahui perkara gaib, dan sifat-sifat lainnya yang merupakan kekhususan Rabb
kita yang Mahasuci.
Kedua, syirik menurut tingkatannya, ada dua:
a. Syirik akbar (besar)
Adalah perbuatan syirik yang menyebabkan pelakunya keluar dari agama islam, alias murtad.

Syirik besar ada 4 macam:


1. Syirik dalam berdoa
Adalah merendahkan diri kepada selain Allah, dengan tujuan untuk istighatsah dan istianah
kepadanya (makhluk), atau menggantungkan diri kepada makhluk.
2. Syirik dalam niat, kehendak dan maksud
Adalah menyekutukan Allah dalam tujuan beribadah, baik memberikan ibadah tersebut kepada
makhluk atau adanya keinginan lain untuk selain Allah ketika beribadah.
3. Syirik dalam ketaatan
Meyakini bahwa ada sebagian makhluk yang memiliki hak dalam menentukan syariat Allah atau
menjadikan sesuatu sebagai sekutu bagi Allah dalam membuat syariat, atau mentaati makhluk
secara lahir batin dalam menghalalkan apa yang Allah haramkan dan mengharamkan apa yang
Allah halalkan.
4. Syirik dalam kecintaan
Adalah mencintai makhluk sebagaimana mencintai Allah. Mengagungkannya, membenarkannya,
memujanya, dengan gaya yang hanya selayaknya diberikan kepada Allah.
b. Syirik ashghar (kecil)
Adalah perbuatan syirik yang TIDAK menyebabkan pelakunya keluar dari agama islam.
Para ulama berbeda pendapat dalam mendefinisikan syirik kecil:
Pendapat pertama, syirik kecil adalah setiap perbuatan yanng bisa mengantarkan kepada syirik
besar.
Pendapat kedua, syirik kecil adalah setiap perbuatan yang divonis sebagai perbuatan syirik dalam
dalil Alquran dan hadis, namun tidak sampai pada derajat yang bisa mengeluarkan seseorang dari
islam. Misalnya: riya, sumpah dengan menyebut selain Allah, menggunakan jimat, dan seterusnya.
Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa syirik kecil kualitas dosanya bertingkat-tingkat, dan bisa
menjadi syirik besar, tergantung kadarnya.
Ketiga, syirik menurut letak terjadinya
a. Syirik itiqadi (keyakinan hati)
Syirik yang berupa keyakinan batin. Misalnya meyakini bahwa ada makhluk yang bisa mengatur
cuaca.
b. Syirik amali (perbuatan)
Yaitu menyekutukan Allah dalam amal perbuatan. Seperti: menyembelih untuk selain Allah, sujud
kepada makhluk, dan bernazar untuk selain Allah dan yang lainnya.
c. Syirik lafzhi (syirik dalam ucapan)
Yaitu perbuatan syirik dalam ucapan, seperti bersumpah dengan menyebut selain nama Allah,
seperti perkataan sebagian orang, Tidak ada bagiku kecuali Allah dan engkau, dan Aku
bertawakal kepadamu, Kalau bukan karena Allah dan si fulan maka akan terjadi demikian.., dan
lafazh-lafazh lainnya yang mengandung unsur kesyirikan.
Keempat, syirik menurut sifat terang dan tidaknya, ada dua macam:

a. Syirik khafi (tersembunyi)


Yaitu perbuatan syirik yang samar, sehingga sulilt untuk diketahui seseorang. Seperti ujub pada diri
sendiri, riya, atau berlebihan dalam menyandarkan rizkinya kepada penghasilannya atau
pekerjaanya.
b. Syirik jali (nampak)
Adalah perbuatan syirik yang jelas dan bisa dipahami bahwa itu kesyirikan. Contoh: sujud kepada
selain Allah, dan semacamnya.
Kaidah penting dalam memahami syirik
Kaidah pertama
Sesungguhnya orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah
mengakui Allah taala sebagai pencipta dan pengatur segala urusan. Sedangkan pengakuan mereka
ini tidaklah membuat mereka tergolong orang Islam. Dalilnya adalah firman Allah taala (yang
artinya), Katakanlah, Siapakah yang memberikan rezeki kepada kalian dari langit dan bumi. Atau
siapakah yang kuasa menciptakan pendengaran dan penglihatan. Dan siapakah yang mampu
mengeluarkan yang hidup dari yang mati serta mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Dan
siapakah yang mengatur segala urusan, maka pasti mereka akan menjawab, Allah. Maka
katakanlah, Lantas mengapa kalian tidak mau bertakwa?. (QS. Yunus: 31)
Kaidah kedua
Sesungguhnya orang-orang musyrik yang Allah sebutkan dalam Alquran, mereka melakukan
perbuatan kesyirikan karena dua alasan:
a. Agar mereka semakin dekat dengan Allah
Allah berfirman taala (yang artinya): Dan orang-orang yang mengangkat selain-Nya sebagai
penolong (sesembahan, pen) beralasan, Kami tidaklah beribadah kepada mereka kecuali karena
bermaksud agar mereka bisa mendekatkan diri kami kepada Allah sedekat-dekatnya.
Sesungguhnya Allah pasti akan memberikan keputusan di antara mereka terhadap perkara yang
mereka perselisihkan itu. Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang yang
gemar berdusta dan suka berbuat kekafiran. (Q.s. Az Zumar: 3)
b. Agar mereka mendapatkan syafaat dan pertolongan dari makhluk yang mereka kultuskan
Allah berfirman (yang artinya): Dan mereka beribadah kepada selain Allah; sesuatu yang sama
sekali tidak mendatangkan bahaya untuk mereka dan tidak pula menguasai manfaat bagi mereka.
Orang-orang itu beralasan, Mereka adalah para pemberi syafaat bagi kami di sisi Allah kelak.
(QS. Yunus: 18)
Kaidah ketiga
Nabi shallallahu alaihi wa sallam muncul di tengah-tengah masyarakat yang memiliki peribadatan
yang beraneka ragam. Di antara mereka ada yang beribadah kepada malaikat. Ada pula yang
beribadah kepada para nabi dan orang-orang saleh. Ada juga di antara mereka yang beribadah
kepada pohon dan batu. Dan ada pula yang beribadah kepada matahari dan bulan.

Mereka semua sama-sama diperangi oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tanpa sedikit pun
membeda-bedakan di antara mereka. Dalil tentang hal ini adalah firman Allah taala (yang artinya),
Dan perangilah mereka semua hingga tidak ada lagi fitnah (syirik) dan agama (amal) semuanya
hanya diperuntukkan kepada Allah. (Q.s. Al Anfaal: 39)
Dalil yang menunjukkan adanya peribadatan kepada matahari dan bulan adalah firman-Nya (yang
artinya), Di antara tanda-tanda kebesaran-Nya adalah malam dan siang, matahari dan bulan, maka
janganlah kamu sujud kepada matahari ataupun bulan. Akan tetapi sujudlah kamu kepada Allah
yang menciptakan itu semua, jika kamu benar-benar beribadah hanya kepada-Nya. (QS. Fushshilat
: 37)
Dalil yang menunjukkan adanya peribadatan kepada para malaikat adalah firman Allah taala (yang
artinya), Dan Allah tidak menyuruh kamu untuk mengangkat para malaikat dan nabi-nabi sebagai
sesembahan. (Q.s. Al Imran: 80)
Dalil yang menunjukkan adanya peribadatan kepada para nabi adalah firman-Nya yang artinya,
Ingatlah ketika Allah berfirman, Wahai Isa putera Maryam, apakah kamu mengatakan kepada
manusia: Jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua sosok sesembahan selain Allah? Maka Isa berkata,
Maha Suci Engkau ya Allah, tidak pantas bagiku untuk berucap sesuatu yang bukan menjadi
hakku. Apabila aku mengucapkannya tentunya Engkau pasti mengetahuinya. Engkau mengetahui
apa yang ada dalam diriku, dan aku sama sekali tidak mengetahui apa yang ada di dalam diri-Mu.
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui hal-hal yang gaib. (Q.s. Al Maaidah: 116)
Dalil yang menunjukkan adanya peribadatan kepada orang-orang salih adalah firman-Nya Yang
Maha Tinggi (yang artinya), Sosok-sosok yang mereka seru justru mencari wasilah kepada Rabb
mereka; siapakah di antara mereka yang lebih dekat, dan mereka juga sangat mengharapkan
curahan rahmat-Nya dan merasa takut dari azab-Nya. (Q.s. Al Israa: 57)
Dalil yang menunjukkan adanya peribadatan kepada pohon dan batu adalah firman-Nya Yang Maha
Tinggi (yang artinya), Kabarkanlah kepada-Ku tentang Latta, Uzza, dan juga Manat yaitu
sesembahan lain yang ketiga. (Q.s. An Najm [53]: 19-20).
Demikian juga ditunjukkan oleh hadits Abu Waqid Al Laitsi radhiallahu anhu. Beliau menuturkan,
Ketika kami berangkat bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menuju Hunain. Ketika
itu kami masih dalam keadaan baru keluar dari agama kekafiran. Orang-orang musyrik ketika itu
memiliki sebatang pohon yang mereka jadikan sebagai tempat itikaf dan tempat khusus untuk
menggantungkan senjata-senjata mereka. Pohon itu disebut Dzatu Anwath. Ketika itu, kami
melewati pohon tersebut. Lalu kami berkata, Wahai Rasulullah, buatkanlah untuk kami sebatang
Dzatu Anwath seperti Dzatu Anwath yang mereka miliki. (H.r. Tirmidzi no. 2181, Ahmad dalam
Musnadnya, 5/218. Tirmidzi mengatakan: hadits hasan sahih)
Kaidah keempat
Orang-orang musyrik pada masa kita justru lebih parah kesyirikannya daripada orang-orang
musyrik zaman dahulu. Sebab orang-orang terdahulu hanya berbuat syirik di kala lapang dan
beribadah (berdoa) dengan ikhlas di kala sempit. Adapun orang-orang musyrik di masa kita
melakukan syirik secara terus menerus, baik ketika lapang ataupun ketika terjepit. Dalil yang
menunjukkan hal ini adalah firman Allah taala (yang artinya), Apabila mereka sudah naik di atas

kapal (dan diterpa ombak yang hebat, pen) maka mereka pun menyeru (berdoa) kepada Allah
dengan penuh ikhlas mempersembahkan amalnya. Namun setelah Allah selamatkan mereka ke
daratan, tiba-tiba mereka kembali berbuat kesyirikan. (Q.s. Al Ankabuut: 65)
(Qawaid Al Arba, hlm. 1 4)
Bahaya kesyirikan
Berikut ini beberapa dalil dari Alquran maupun As Sunnah yang hendaknya kita perhatikan dengan
seksama. Dalil-dalil itu akan menggambarkan kepada kita sebuah gambaran mengerikan dan sangat
menakutkan tentang dahsyatnya bahaya kesyirikan. Semoga Allah menyelamatkan diri kita darinya.
1. Dosa syirik tidak akan diampuni oleh Allah. Allah taala berfirman,

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik kepada-Nya, dan Dia akan mengampuni
dosa lain yang berada di bawah tingkatan syirik bagi siapa saja yang dikehndaki oleh-Nya. (Q.s.
An Nisaa: 48 dan 116)
2. Allah mengharamkan surga dimasuki oleh orang yang berbuat syirik. Allah taala berfirman,



Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sesungguhnya Allah telah
mengharamkan surga baginya dan tempat kembalinya adalah neraka, dan tiada seorang
penolongpun bagi orang-orang zhalim tersebut. (Q.s. Al Maaidah: 72)
3. Seorang musyrik akan kekal berada di dalam siksa neraka. Allah taala berfirman,


Sesungguhnya orang-orang yang kafir dari kalangan ahli kitab dan orang-orang musyrik berada di
dalam neraka Jahannam dan kekal di dalamnya, mereka itulah sejelek-jelek ciptaan. (Q.s. Al
Bayyinah: 6)
4. Dosa kesyirikan akan menghapuskan semua pahala amal shalih, betapapun banyak amal tersebut.
Allah taala berfirman,






Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada para Nabi sebelum engkau, Jika kamu
berbuat syirik maka pastilah seluruh amalmu akan lenyap terhapus dan kamu benar-benar akan
termasuk orang-orang yang merugi. (Q.s. Az Zumar: 65)
5. Syirik adalah kezhaliman yang paling besar. Allah taala berfirman,

Sesungguhnya syirik itu adalah kezhaliman yang sangat besar. (Q.s. Luqman: 13)
Allah taala juga berfirman,


Sungguh Kami telah mengutus para utusan Kami dengan keterangan-keterangan, dan Kami
turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca supaya manusia menegakkan keadilan. (Q.s. Al
Hadiid: 25)
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, Allah memberitakan bahwa Dia mengutus para
Rasul-Nya, menurunkan kitab-kitabNya agar manusia menegakkan yaitu keadilan. Salah satu di
antara keadilan yang paling agung adalah tauhid. Ia adalah pokok terbesar dan pilar penegak
keadilan. Sedangkan syirik adalah kezaliman yang sangat besar. Sehingga syirik merupakan
kezaliman yang paling zalim, sedangkan tauhid merupakan keadilan yang paling adil . (Ad Daa
wad Dawaa, hlm. 145)
6. Syirik merupakan dosa terbesar.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah bertanya kepada para sahabatnya, Maukah kalian
aku kabarkan tentang dosa-dosa yang paling besar? (beliau ulangi pertanyaan itu tiga kali) Maka
para sahabat menjawab, Mau ya Rasulullah. Lalu beliau bersabda, Berbuat syirik terhadap Allah
dan durhaka kepada kedua orang tua (H.r. Al Bukhari no. 5632 dan Muslim no. 144)
7. Orang yang berbuat syirik sehingga murtad maka menurut ketetapan syariat Islam dia berhak
dihukum bunuh.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya, Tidak halal menumpahkan darah
seorang muslim kecuali dengan satu di antara tiga penyebab: seorang yang sudah menikah tapi
berzina, seorang muslim yang membunuh saudaranya (seagama) atau orang yang meninggalkan
agamanya sengaja memisahkan diri dari jamaah (murtad dari Islam). (H.r. Bukhari no. 6484 dan
Muslim no. 1676).
Beliau juga bersabda, Barang siapa yang mengganti agamanya maka bunuhlah dia. (H.r. Al
Bukhari no. 2858)
8. Amal yang tercampur dengan syirik akan sia-sia dan sirna sebagaimana debu-debu yang
beterbangan disapu oleh angin. Allah taala berfirman,




Dan Kami akan hadapi semua amal yang pernah mereka amalkan (sewaktu di dunia) kemudian
Kami jadikan amal-amal itu sia-sia seperti debu-debu yang beterbangan. (Q.s. Al Furqan: 23)
9. Orang yang berbuat syirik dalam beramal maka dia akan ditelantarkan oleh Allah.
Allah taala berfirman dalam sebuah hadits qudsi yang artinya, Aku adalah Zat yang Maha Kaya
dan paling tidak membutuhkan sekutu, oleh sebab itu barang siapa yang beramal dengan suatu
amalan yang dia mempersekutukan sesuatu dengan-Ku di dalam amalnya itu maka pasti Aku akan
telantarkan dia bersama kesyirikannya itu. (H.r. Muslim no. 46)
10. Bahaya syirik lebih dikhawatirkan oleh Nabi daripada bahaya Dajjal.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya, Maukah kalian aku beritahukan
tentang sesuatu yang paling aku khawatirkan mengancam kalian dalam pandanganku dan lebih

menakutkan daripada Al Masih Ad Dajjal? Maka para sahabat menjawab, Mau (ya Rasulullah).
Beliau pun bersabda, Yaitu syirik yang samar. Apabila seseorang mendirikan shalat sambil
membagus-baguskan shalatnya karena dia melihat ada orang lain yang memperhatikan shalatnya.
(HR. Ahmad no. 11270)
11. Syirik kecil adalah dosa yang sangat dikhawatirkan terjadi pada generasi terbaik yaitu para
sahabat radhiallahu anhum.
Beliau shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda yang artinya, Sesuatu yang paling aku
khawatirkan menimpa kalian adalah syirik kecil. Maka beliau pun ditanya tentangnya. Sehingga
beliau menjawab, Yaitu riya/ingin dilihat dan dipuji orang. (H.r. Ahmad, dishahihkan Al Albani
dalam Ash Shahihah no. 951 dan Shahihul Jami no. 1551)
12. Syirik adalah bahaya yang sangat dikhawatirkan oleh bapak para Nabi yaitu Ibrahim alaihis
salam akan menimpa pada dirinya dan pada anak keturunannya.
Allah taala mengisahkan doa yang dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim di dalam ayat-Nya,


Dan jauhkanlah aku dan anak keturunanku dari penyembahan kepada arca-arca. (QS. Ibrahim:
35)
Ibrahim At Taimi mengatakan, Lalu siapakah orang selain Ibrahim yang bisa merasa aman dari
ancaman bencana (syirik)?!
Syekh Abdurrahman bin Hasan rahimahullah berkata, Maka tidak ada lagi yang merasa aman dari
terjatuh dalam kesyirikan kecuali orang yang bodoh tentangnya dan juga tidak memahami sebabsebab yang bisa menyelamatkan diri darinya; yaitu ilmu tentang Allah, ilmu tentang ajaran RasulNya yaitu mentauhidkan-Nya serta larangan dari perbuatan syirik terhadapnya. (Fathul Majid, hlm.
72)
13. Orang yang mati dalam keadaan masih musyrik maka pasti masuk neraka.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya, Barang siapa yang menjumpai
Allah (mati) dalam keadaan mempersekutukan sesuatu dengan-Nya maka pasti masuk neraka. (H.r.
Muslim)
14. Orang yang berbuat syirik maka amalnya tidak akan diterima. Allah taala berfirman,


Maka barang siapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya hendaklah dia beramal
shalih dan tidak mempersekutukan apapun dengan Allah dalam beribadah kepada tuhannya itu.
(Q.s Al Kahfi: 110)
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata sembari menukilkan ayat, [Maka barangsiapa yang
mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya] artinya barangsiapa yang menginginkan pahala dan
balasan kebaikan dari-Nya, [maka hendaklah dia beramal shalih], yaitu amal yang sesuai dengan
syariat Allah. [dan dia tidak mempersekutukan apapun dalam beribadah kepada kepada Tuhannya]
Artinya dia adalah orang yang hanya mengharapkan wajah Allah saja dan tidak ada sekutu bagi-

Nya. Inilah dua buah rukun diterimanya amalan. Suatu amal itu harus ikhlas untuk Allah dan benar
yaitu berada di atas tuntunan syariat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. (Tafsir Ibnu Katsir,
5/154).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda yang artinya, Barang siapa yang
mendatangi paranormal kemudian menanyakan sesuatu kepadanya maka shalatnya tidak akan
diterima selama 40 malam. (HR. Muslim dan Ahmad)
15. Seorang mujahid, dai, atau ahli baca Quran serta dermawan yang terjangkiti kesyirikan maka
akan diadili pertama kali pada hari kiamat dan kemudian dibongkar kedustaannya lalu dilemparkan
ke dalam neraka dalam keadaan wajahnya tertelungkup dan diseret oleh Malaikat.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya, Sesungguhnya orang pertama kali
diadili pada hari kiamat adalah seseorang yang mati syahid di jalan Allah. Dia didatangkan
kemudian ditampakkan kepadanya nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya maka dia pun
mengakuinya. Allah bertanya, Apa yang kamu lakukan dengannya? Dia menjawab, Aku
berperang untuk-Mu sampai aku mati syahid. Allah berfirman, Engkau dusta, sebenarnya engkau
berperang karena ingin disebut sebagai pemberani. Dan itu sudah kau dapatkan. Kemudian Allah
memerintahkan malaikat untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke
dalam neraka. Kemudian ada seseorang yang telah mendapatkan anugerah kelapangan harta. Dia
didatangkan dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang diperolehnya. Maka dia pun
mengakuinya. Allah bertanya, Apakah yang sudah kamu perbuat dengannya? Dia menjawab,
Tidaklah aku tinggalkan suatu kesempatan untuk menginfakkan harta di jalan-Mu kecuali aku
telah infakkan hartaku untuk-Mu. Allah berfirman, Engkau dusta, sebenarnya engkau lakukan itu
demi mendapatkan julukan orang yang dermawan, dan engkau sudah memperolehnya. Kemudian
Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga
dilemparkan ke dalam neraka. Kemudian seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya dan
juga membaca Alquran. Dia didatangkan kemudian ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang
sudah didapatkannya dan dia pun mengakuinya. Allah bertanya, Apakah yang sudah kau perbuat
dengannya ? Maka dia menjawab, Aku menuntut ilmu, mengajarkannya dan membaca Alquran
karena-Mu. Allah berfirman, Engkau dusta, sebenarnya engkau menuntut ilmu supaya disebut
orang alim. Engkau membaca Quran supaya disebut sebagai Qari. Kemudian Allah
memerintahkan malaikat untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke
dalam neraka. (H.r. Muslim no. 152)
16. Orang yang berbuat syirik akan merasa kecanduan dengan sesembahannya dan ditelantarkan
oleh Allah. Abdullah bin Ukaim meriwayatkan secara marfu (sampai kepada Nabi) bahwasanya
beliau bersabda, Barang siapa yang menggantungkan sesuatu (jimat dan semacamnya, red) maka
dia akan dibuat bersandar dan tergantung kepadanya. (H.r. Ahmad dan Tirmidzi, dinilai hasan Al
Arnauth dalam Takhrij Jamiul Ushul, 7/575)
17. Orang yang menyembah selain Allah adalah orang paling sesat sejagad raya. Allah taala
berfirman,







Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyeru kepada sesembahan-sesembahan
selain Allah, sesuatu yang jelas-jelas tidak dapat mengabulkan doa hingga hari kiamat, dan
sesembahan itu juga lalai dari doa yang mereka panjatkan. Dan apabila umat manusia nanti
dikumupulkan (pada hari kiamat) maka sesembahan-sesembahan itu justru akan menjadi musuh
serta mengingkari peribadatan yang dilakukan oleh para pemujanya. (Q.s. Al Ahqaf: 5-6)
Kedelapan belas, orang yang berbuat syirik adalah sosok-sosok manusia yang sangat dungu dan
tidak mau mengambil pelajaran.
Allah taala berfirman,


Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka; Siapakah yang menurunkan air dari langit
lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya? Tentu mereka akan menjawab, Allah,
Katakanlah, Segala puji bagi Allah. tetapi kebanyakan mereka tidak memahaminya. (Q.s. Al
Ankabut: 63)
19. Orang yang berbuat syirik adalah orang yang berkepribadian rendah dan tidak yakin dengan
kemahakuasaan Allah.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya, Thiyarah (menganggap sial karena
melihat, mendengar atau mengetahui sesuatu) adalah syirik. Thiyarah adalah syirik (H.r. Abu
Dawud dan Tirmidzi, hadits hasan sahih, lihat Al Jadid, hlm. 259)
20. Amalan orang yang berbuat syirik atau mengagungkan thaghut akan berubah menjadi
penyesalan abadi di akhirat kelak.
Allah taala berfirman,










(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan
mereka melihat siksa; dan ketika segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan
berkatalah orang-orang yang mengikuti; Seandainya kami dapat kembali ke dunia, pasti kami akan
berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami. Demikianlah Allah
memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali
mereka tidak akan keluardari api neraka. (Q.s. Al Baqarah: 166-167)
21. Orang yang berbuat syirik sehingga mencintai sesembahan atau pujaannya sebagai sekutu dalam
hal cinta ibadah maka dia TIDAK akan bisa merasakan manisnya iman.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya, Ada tiga ciri, barang siapa yang
memilikinya maka dia akan bisa merasakan manisnya iman: (1) Apabila Allah dan Rasul-Nya lebih
dicintai olehnya daripada segala sesuatu selain keduanya. (2) Apabila dia bisa mencintai seseorang
hanya karena Allah saja. (3) Apabila dia merasa begitu benci untuk kembali dalam kekafiran setelah
Allah selamatkan dirinya darinya sebagaimana orang yang tidak mau dilemparkan ke dalam
kobaran api. (H.r. Al Bukhari no. 16 dan Muslim no. 67)

22. Orang yang berbuat syirik maka tidak akan diberikan kecukupan oleh Allah.
Allah taala berfirman,


Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah (bertauhid dan tidak menyandarkan hatinya
kepada selain Allah) maka Allah akan mencukupinya. Sesungguhnya Allah akan menyelesaikan
urusannya, dan Allah telah menentukan takdir dan ketentuan waktu bagi segala sesuatu. (Q.s. Ath
Thalaq: 3)
23. Didoakan kecelakaan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya, Binasalah hamba dinar, hamba
dirham, hamba Khamishah, hamba Khamilah. Jika dia diberi maka dia senang tapi kalau tidak
diberi maka dia murka. Binasalah dan rugilah dia (H.r. Al Bukhari no. 2730)
Khamishah adalah kain dari bahan sutera atau wol yang bercorak, sedangkan Khamilah adalah kain
beludru (lihat Al Jadid, hlm. 330 dan Fathul Majid, hlm. 365).
Syekh Muhammad bin Abdul Aziz Al Qarawi mengatakan, Hadits itu menunjukkan bahwasanya
barang siapa yang menjadikan (kesenangan) dunia sebagai tujuan akhir kehidupan serta puncak
cita-citanya maka sesungguhnya dia telah menyembahnya dan mengangkatnya sebagai sekutu
selain Allah. (Al Jadid, hlm. 332).
24. Orang yang berbuat syirik pasti akan tertimpa bencana atau siksa yang sangat pedih dan
menyakitkan. Allah taala berfirman,






Maka hendaklah merasa takut orang-orang yang menyelisihi urusan Rasul kalau-kalau mereka itu
akan tertimpa fitnah (bala/bencana) atau siksa yang sangat pedih. (Q.s. An Nur: 63)
Cara-cara untuk membentengi diri dari syirik
1. Mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah azza wa jalla dengan senantiasa berupaya memurnikan
tauhid.
2. Menuntut ilmu syari.
3. Mengenali dampak kesyirikan dan menyadari bahwasanya syirik itu akan menghantarkan
pelakunya kekal di dalam Jahanam dan menghapuskan amal kebaikan.
4. Menyadari bahwasanya syirik akbar tidak akan diampuni oleh Allah.
5. Tidak berteman dengan orang-orang yang bodoh yang hanyut dalam berbagai bentuk kesyirikan.
Buku-Buku Tentang Tauhid dan Syirik
Hakikat tauhid dan syirik berdasarkan dalil-dalil Alquran maupun Al-Hadits beserta keterangan dari
para ulama yang terpercaya, bisa dikaji melalui buku-buku atau kitab-kitab berikut ini:
1. Tsalatsatul Ushul (Tiga Landasan Utama) karya Syekh Muhammad bin Sulaiman At Tamimi
rahimahullah

2. Qawaidul Arba (Empat Kaidah Penting) karya Syekh Muhammad bin Sulaiman At Tamimi
rahimahullah
3. Kitab Tauhid Alladzi Huwa Haqqullahi Alal Abiid karya Syekh Muhammad bin Sulaiman At
Tamimi rahimahullah
4. Kasyfu Syubuhaat karya Syekh Muhammad bin Sulaiman At Tamimi rahimahullah
Kitab Tauhid 1, 2 dan 3 karya Syekh Shalih Al Fauzan dan para ulama lainnya
5. Dalaailut Tauhid (50 tanya jawab akidah) karya Syekh Muhammad bin Sulaiman At Tamimi
rahimahullah
6. Tanbihaat Muhtasharah Syarh Al Wajibaat (Penjelasan hal-hal yang harus diketahui oleh setiap
muslim dan muslimah) karya Syekh Ibrahim bin Syekh Shalih Al Khuraishi
7. Syarah Tsalatsatul Ushul (Penjelasan Tiga Landasan Utama) karya Syekh Muhammad bin Shalih
Al Utsaimin rahimahullah
8. Hasyiyah Tsalatsatul Ushul karya Syekh Abdurrahman bin Qasim Al Hanbali An Najdi
rahimahullah
9. Taisirul Wushul ila Nailil Mamuul karya Syekh Numan bin Abdul Karim Al Watr
10. Hushulul Mamul bi Syarhi Tsalatsatil Ushul karya Syekh Abdullah bin Shalih Al Fauzan
11. Thariqul Wushul ila Idhaahi Tsalatsatil Ushul karya Syekh Zaid bin Muhammad bin Hadi Al
Madkhali hafizhahullah
12. Syarah Kitab Tsalatsatul Ushul karya Syekh Shalih bin Abdul Aziz Alusy Syekh hafizhahullah
13. Syarah Qawaidul Arba karya Syekh Shalih bin Abdul Aziz Alusy Syekh
14. Fathul Majid Syarah Kitab Tauhid (Membongkar akar kesyirikan) karya Syekh Abdurrahman
bin Hasan rahimahullah
15. Qaulus Sadid fi Maqashidi Tauhid (Penjabaran sistematik kitab tauhid) karya Syekh
Abdurrahman bin Nashir As Sadi rahimahullah
16. Qaulul Mufid Syarah Kitab Tauhid karya Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
rahimahullah
17. Ibthalut Tandiid bi Ikhtishaari Syarhi Kitabit Tauhid karya Syekh Hamad bin Atiq rahimahullah
18. Al Mulakhkhash fi Syarhi Kitabit Tauhid karya DR. Shalih bin Fauzan Al Fauzan hafizhahullah
19. Al Jadid fi Syarhi Kitabit Tauhid (Cara mudah memahami tauhid) karya Syekh Muhammad bin
Abdul Aziz Al Qarawi
20. At Tamhid li Syarhi Kitabit Tauhid karya Syekh Shalih bin Abul Aziz Alusy Syekh
hafizhahullah
21. Syarah Kasyfu Syubuhaat karya Syekh Shalih Al Fauzan
22. Syarah Kasfyu Syubuhaat karya Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
23. Syarah Kasyfu Syubuhaat karya Syekh Shalih bin Abdul Aziz Alusy Syekh

24. At Taudhihaat Al Kasyifaat ala Kasfi Syubuhaat karya Syekh Muhammad bin Abdullah bin
Shalih Al Habdan
25. Ad Dalaail wal Isyaraat ala Kasyfi Subuhaat karya Syekh Shalih bin Muhammad Al Asmari
26. Minhaaj Al Firqah An Najiyah karya Syekh Muhammad bin Jamil Zainu
27. Kitab Aqidah Ath Thahawiyah karya Imam Abu Jafar Ath Thahawi rahimahullah
28. Syarah Aqidah Thahawiyah karya Imam Ibnu Abil Izz Al Hanafi rahimahullah
29. Aqidah Thahawiyah Syarh wa Taliq karya Syekh Al Albani rahimahullah
30. Taliq Aqidah Thahawiyah karya Syekh Shalih Al Fauzan
Memurnikan tauhid dari kotoran syirik
Syekh Abdurrahman bin Hasan mengatakan bahwa makna merealisasikan tauhid ialah
memurnikannya dari kotoran-kotoran syirik, bidah dan maksiat (lihat Ibthaalu Tandiid hlm. 28)
Sehingga untuk bisa merealisasikan tauhid seorang muslim harus:
1. Meninggalkan syirik dalam semua jenisnya: Syirik akbar, syirik ashghar, dan syirik khafi.
2. Meninggalkan seluruh bentuk bidah.
3. Meninggalkan seluruh bentuk maksiat. (At Tamhid, hlm. 33)
Tauhid benar-benar akan terrealisasi pada diri seseorang apabila di dalam dirinya terkumpul tiga
perkara, yaitu:
1. Ilmu, karena tidak mungkin seseorang mewujudkan sesuatu yang tidak diketahuinya. Allah
berfirman yang artinya, Ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan yang hak selain
Allah. (QS. Muhammad: 19)
2. Keyakinan (Itiqad). Karena orang yang mengetahui tauhid tanpa meyakininya adalah orang yang
sombong. Maka orang seperti ini tidak akan bisa merealisasikan tauhid. Hal itu sebagaimana
keadaan orang musyrikin Quraisy yang paham makna tauhid tapi justru menolaknya, sebagaimana
dikisahkan oleh Allah di dalam ayat-Nya yang artinya, (Mereka berkata) apakah dia (Muhammad)
akan menjadikan tuhan-tuhan yang banyak itu menjadi satu sesembahan saja. Sungguh, ini adalah
perkara yang sangat mengherankan! (QS. Shad: 5)
3. Ketundukan terhadap aturan (Inqiyad). Orang yang telah mengetahui hakikat tauhid dan
meyakininya akan tetapi tidak mau tunduk terhadap konsekuensinya bukanlah orang yang
merealisasikan tauhid.

Anda mungkin juga menyukai