Anda di halaman 1dari 14

I.

PENDAHULUAN

A. Judul Percobaan
Mikroskop
B. Tujuan
1. Mengetahui prinsip kerja mikroskop
2. Memahami cara penggunaan mikroskop

II.
A. Hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil percobaan mikroskop, diperoleh hasil pada gambar 1.

9
8

3
4

7
5
6
Gambar 1. Mikroskop Trinokuler Olympus CX 41 (Dokumentasi Pribadi, 2016).

10

11

17

12

13
14
18

15

16
Gambar 2. Mikroskop Trinokuler Olympus CX 41 Tampak Samping
(Dokumentasi Pribadi, 2016).
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

LCD
Lensa okuler
Revolver
Lensa obyektif
Kondensor
Kaki mikroskop
Diafragma
Meja benda
Penjepit

10. Kamera
11. Adaptor
12. Tangkai
13. Tombol on/off
14. Pengatur intensitas cahaya
15. Makrometer
16. Mikrometer
17. Buluh teropong
18. Pengatur meja

B. Pembahasan
19.

Mikroskop adalah alat optik yang dapat menghasilkan perbesaran


yang lebih besar daripada lup sehingga dapat digunakan untuk mengamati
benda-benda renik, yaitu benda-benda yang sangat kecil, misalnya bakteri atau
sel (Kamajaya, 2007). Menurut Utami (2010), mikroskop pertama kali dibuat
oleh dua ilmuwan Jerman, yaitu Hans Jassen dan Zacharias Janssen (dua
ilmuwan Jerman ini adalah ayah dan anak) pada tahun 1590. Dengan adanya
penemuan ini mendorong ilmuwan lainnya seperti Galileo Galilei (Italia) untuk
membuat alat yang sama. Tahun 1609, Galileo menyelesaikan pembuatan
mikroskop dan mikroskop tersebut dikenal dengan nama mikroskop optik.
20. Berkembangnya mikroskop untuk kehidupan mampu mempelajari
organisme hidup yang berukuran yang relatif kecil yang tidak bisa dilihat
dengan mata telanjang. Maka dari itu, mikroskop memberikan peranan yang
sangat penting dalam penemuan mikroorganisme dan perkembangan sejarah
mikrobiologi. Sebutan untuk organisme yang sangat kecil ini yaitu
mikroorganisme, biasa disebut juga sebagai mikroba atau dapat juga disebut
sebagai jasad renik (Dzen, 2003).
21. Mikroskop penting bagi kehidupan karena mikroskop membantu panca
indera manusia yang mempunyai kemampuan daya pisah yang terbatas. Maka,
banyak masalah mengenai benda atau organisme yang akan diamati hanya
dapat diperiksa dengan menggunakan alat bantu. Salah satu alat bantu yang
biasanya dipakai dalam pengamatan ataupun penelitian terutama dalam bidang
biologi adalah mikroskop (Winatasasmita, 1986).
22. Berdasarkan sumber cahaya yang dipakai terdapat dua jenis
mikroskop, yaitu mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop
cahaya biasanya menggunakan sumber cahaya lampu atau yang telah
dimodifikasi yang berupa listrik. Mikroskop elektron menggunakan sinar beta
untuk melihat objek (Reece, dkk., 2011).
23. Menurut Green dkk. (2007), mikroskop elektron dapat dibagi
kembali menjadi dua jenis yaitu Scanning Electron Microscope (SEM) dan
Transmission Electrone Microscope (TEM). Scanning Electron Microscope
(SEM) akan menghasilkan gambar tiga dimensi yang akan terlihat pada

permukaan spesimen. Salah satu penggunaannya yaitu untuk melihat


pertumbuhan sel pada bagian epikardium jantung. Sedangkan, Transmission
Electrone Microscope (TEM) akan memperlihatkan struktur internal dari sel
dalam wujud dua dimensi. Salah satu fungsi dari Transmission Electrone
Microscope (TEM) yaitu berguna dalam menganalisis nucleoid bakteri.
24.
Menurut Volk dan Wheeler (1993), berdasarkan sumber cahayanya
mikroskop dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
1

Mikroskop cahaya
25.
Mikroskop yang digunakan yaitu mikroskop majemuk yang
mempunyai dua perangkat lensa yaitu lensa obyektif yang letaknya dekat
dengan lensa objek dan lensa okuler yang letaknya dekat dengan mata.
Lensa objektif dan lensa okuler mempunyai perbesaran yang berbeda.
Mikroskop laboratorium yang lazim memiliki tiga lensa objektif, yaitu
daya tinggi, daya rendah, dan imersi minyak. Lensa yang terakhir
merupakan yang berdaya tertinggi diantara ketiganya dan khusus

digunakan untuk mengamati bakteri.


Mikroskop ultraviolet
26.
Mikroskop ultraviolet merupakan suatu variasi dari mikroskop
cahaya karena cahaya ultraviolet mempunyai panjang gelombang yang
lebih pendek dibandingkan dengan cahaya yang dapat dilihat. Cahaya
ultraviolet yang digunakan untuk pencahayaan dapat meningkatkan daya
pisah menjadi dua kali lipat dibandingkan dengan mikroskop biasa. Batas
daya pisah lalu menjadi 0,1 m karena cahaya ultraviolet tidak dapat
dilihat oleh mata manusia. Bayangan benda harus direkam pada pirinam
peka cahaya (photographic plate). Mikroskop ultraviolet menggunakan
lensa kuarsa, dan mikroskop ini cukup rumit dan mahal untuk pekerjaan

sehari-hari.
Mikroskop pendar
27.
Mikroskop pendar berfungsi untuk mendeteksi benda asing
atau antigen (seperti virus, bakteri atau ricketsia) yang ada didalam
jaringan. Pada teknik ini, protein antibodi yang khas mula-mula dipisahkan
dari serum tempat terjadinya rangkaian atau dikonjugasi dengan pewarna
pendar. Reaksi antibodi-antigen bersifat khas, maka peristiwa pendar akan

terjadi jika antigen yang dimaksud ada dan dilihat oleh antibodi yang
ditandai dengan pewarna pendar. Bakteri yang telah diwarnai dengan
pewarna pendar akan berwarna lain dibawah mikroskop pendar daripada
bila dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Kualitas yang dikenal sebagai
4

pendar dapat diamati dengan adanya cahaya ultraviolet.


Mikroskop medan-gelap
28.
Mikroskop medan-gelap dapat digunakan untuk mengamati bakteri
hidup khususnya bakteri yang begitu tipis dan hampir mendekati batas
daya mikroskop majemuk. Mikroskop medan-gelap berbeda dengan
mikroskop cahaya majemuk biasa hanya dalam hal adanya kondensor yang
khusus yang dapat membentuk kerucut hampa berkas cahaya yang dapat
dilihat. Berkas cahaya dari kerucut hampa dipantulkan dengan sudut yang

lebih kecil dari bagian atas gelas preparat.


Mikroskop fasekontras
29.
Memperbesar kontras dalam sel yang tidak diwarnai dengan
memperkuat keragaman densitas didalam spesimen. Bermanfaat untuk
mengamati menyelidiki sel yang hidup tidak berpigmen (Reece dkk.,
2000). Cara yang ideal untuk mengamati benda hidup yaitu dalam keadaan
ilmiahnya, tidak diberi warna dalam keadaan hidup tetapi pada galibnya
fragmen benda hidup yang mikroskopik (bakteri atau jaringan hewan)
tembus cahaya sehingga pada masing-masing rincian tidak dapat teramati.

Mikroskop fasekontras dapat mengatasi kesulitan ini.


6 Mikroskop elektron transmisi
30.
Mikroskop elektron transmisi adalah salah satu keuntungan bagi para
mikrobiologiwan. Mikroskop elektron transmisi ini menggunakan berkas
elektron, bukan cahaya ultraviolet atau biasa. Hal ini dikarenakan panjang
gelombang berkas elektron jauh lebih pendek bila dibandingkan dengan
panjang gelombang cahaya biasa bahkan cahaya ultraviolet, daya pisah
7

mikroskop ini menjadi sangat besar.


Mikroskop elektron pemancaran
31.

Mikroskop elektron pemancaran menggunakan berkas elektron,

tetapi yang seharusnya ditransmisikan secara serempak ke seluruh medan


dan elektron difokuskan sebagai titik yang sangat kecil dan bisa

digerakkan maju dan mundur pada spesimen. Sewaktu elektron penembus


mengenai spesimen, maka elektron sekunder dipancarkan dan kemudian
dihimpin dalam tabung sinar katoda. Kekuatan sinyal dapat dilihat sebagai
darah yang gelap atau terang pada kolektor, maka dari itu diberikan
bayangan permukaan spesimen.
32.
Sifat bayangan pada mikroskop ditentukan oleh 2 lensa, yaitu lensa
obyektif dan lensa okuler. Bayangan yang diperoleh benda haruslah terletak
diantara jarak titik dekat dan titik jauh mata agar dapat diamati dengan jelas.
Umumnya, mikroskop seringkali digunakan untuk mengamati benda yang
kecil, maka benda yang diamati haruslah diletakkan sedekat mungkin dengan
lensa objektif agar sudut penglihatan oleh lensa objektif menjadi sebesar
mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa jarak fokus ensa objektif mikroskop
harus sekecil mungkin. Jarak fokus sekecil ini dapat diperoleh dengan
memakai sistem lensa sebagai lensa objektif mikroskop (Sutrisno, 1984).
33.
Lensa okuler merupakan lensa yang letaknya dekat dengan mata
pengamat. Hasil bayangannya yaitu maya, tegak, dan diperbesar dari lensa
objektif. Lensa objektif terletak didekat objek yang diamati. Lensa ini akan
membentuk bayangan nyata, terbalik, dan diperbesar yang dimana lensa ini
diatur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.
34.
Mikroskop trinokuler merupakan mikroskop modifikasi, sehingga
dapat berupa mikroskop cahaya, stereo ataupun mikroskop elektron.
Mikroskop trinokuler sering dimodifikasi dari mikroskop binokuler. Mikroskop
trinokuler merupakan mikroskop yang mempunyai 3 lensa okuler, yaitu 2 lensa
okuler yang terhubungkan dengan mata dan satu lensa okuer yang terhubung
dengan kamera digital. Dengan adanya tambahan lensa ini, dapat digunakan
untuk menangkap gambar hasil pengamatan sehingga dapat disimpan dan
diamati oleh orang lain dengan lebih mudah. Seringkali mikroskop ini
digunakan oleh pengajar untuk menjelaskan struktur suatu sel kepada muridnya
dengan bentuk presentasi atau untuk aplikasi pertukaran informasi digital
seperti

telepathology

(Wirjosoemarto, 2004).

dan

pendidikan

kedokteran

berkelanjutan

35.

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah Mikroskop

Trinokuler Olympus CX 41. Perbesaran yang terdapat dalam mikroskop ini


yaitu 4x, 10x, 40x, dan 100x. Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini
yaitu peparat testis tikus. Cara kerjanya yaitu pertama mikroskop trinokuler
dihubungkan dengan sumber listrik dan kamera dinyalakan, kemudian preparat
diletakkan di atas meja objek dan intensitas cahaya diatur lalu preparat dilihat
dengan perbesaran lensa objektif dari terendah ke tertinggi (4x, 10x, 40x, dan
100x). Fokus lensa mikroskop dicari dengan menggunakan makrometer dan
mikrometer lalu gambar preparat diamati dan dicatat serta difoto.
36.
Mikroskop harus dipelajari karena mikroskop merupakan alat yang
memungkinkan perbesaran cipta obyek untuk mengamati rincian dari obyek
tersebut. Jenis mikroskop pada umumnya tidak dapat membentuk citra yang
lebih kecil dari panjang gelombang yang digunakan. Oleh karena itu, kekuatan
perbesaran mikroskop optik dibatasi dengan panjang gelombang cahaya
(Ardisasmita, 2000).
37.
Prinsip kerja dari mikroskop ini yaitu dari sumber cahaya (lampu)
diatur oleh diafragma dan diterima oleh kondensor. Setelah melewati lensa
kondensor, maka sinar akan mengenai objek. Objek diperbesar oleh lensa
objektif. Lensa objektif ini adalah bagian yang berperan penting dalam
mikroskop karena dari lensa inilah dapat diketahui perbesaran yang dilakukan
oleh mikroskop. Sinar yang diteruskan oleh lensa obyektif kemudian ditangkap
oleh lensa okuler dan diteruskan pada kamera atau mata (Respati, 2008).
38.
Pada umumnya, mikroskop memiliki 2 bagian utama yaitu bagian
optis dan bagian mekanis. Bagian optis merupakan bagian yang terdiri dari
serangkaian lensa dan cermin yang berfungsi untuk memperbesar benda yang
berukuran relatif kecil yang tidak terlihat oleh mata tanpa bantuan pembesar.
Bagian optis meliputi :
1. Lensa okuler, lensa ini terletak dekat dengan mata pengamat dan berfungsi
agar mata dapat melihat bayangan yang disediakan dan memperbesar
bayangan dari lensa objektif.

2. Lensa objektif, lensa ini terletak dekat dengan objek yang diamati dan
berfungsi untuk menangkap bayangan pertama kali yang akan diteruskan
ke lensa okuler.
3. Cermin, untuk memantulkan cahaya dari sumber ke kondensor. Pada
umumnya, terdapat dua macam cermin yaitu cermin datar yang digunakan
jika sumber cahaya yang tersedia cukup dan cermin cekung yang
digunakan jika sumber cahaya yang tersedia kurang memadai.
4. Kamera (untuk mikroskop trinokuler), untuk menangkap bayangan dan
diteruskan ke LCD.
5. Kondensor, berfungsi untuk mengumpulkan cahaya dari cermin.
6. Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang
masuk kedalam kondensor. Diafragma terletak didalam kondensor.
39.

Bagian mekanis adalah bagian yang terdiri dari beberapa jenis

yang berfungsi untuk memperlancar pekerjaan dan memudahkan pengamatan.


Bagian mekanis mikroskop meliputi :
1. LCD, berfungsi untuk membantu pengamatan sehingga tidak perlu
menggunakan buluh teropong.
2. Revolver, berfungsi untuk membantu memutar lensa objektif yang ingin
digunakan. Pada revolver terdapat beberapa lensa objektif dengan
perbesaran yang berbeda-beda.
3. Meja benda, tempat yang digunakan untuk meletakkan objek atau preparat
yang akan diamati.
4. Penjepit, untuk menjepit preparat atau objek yang diamati agar tidak
bergeser.
5. Pengatur meja, berfungsi untuk mengatur posisi meja benda.
6. Tombol on/off, berfungsi untuk menyalakan atau mematikan mikroskop.
7. Pengatur intensitas cahaya, berfungsi untuk mengatur intensitas cahaya
yang diinginkan.
8. Makrometer, berfungsi untuk mencari titik fokus secara cepat yang
bersifat kasar.
9. Mikrometer, berfungsi untuk mempertajam fokus bayangan sehingga
tabung mikroskop dapat bergerak secara halus.
10. Buluh teropong, berfungsi untuk menghubungkan antara lensa objektif
dengan lensa okuler.
11. Adaptor, berfungsi untuk menghubungkan lensa okuler dengan kamera.

12. Kaki mikroskop, berfungsi agar mikroskop dapat berdiri dengan kokoh
atau untuk menyokong mikroskop.
13. Tangkai mikroskop, berfungsi untuk memegang dan memindahkan
mikroskop.
40.

Langkah atau cara pertama penggunaan mikroskop trinokuler yaitu

mikroskop dihubungkan dengan sumber listrik dan kamera dinyalakan.


Kemudian preparat testis tikus diletakkan diatas meja benda. Fokus lensa dicari
dengan makrometer dan dihaluskan atau dipertajam dengan mikrometer.
Sesudah itu, gambar hasil pengamatan dari preparat diamati. Nama preparat
dicatat dan difoto.
41. Hasil dari penggunaan mikroskop trinokuler dengan perbesaran 4x
dapat dilihat pada gambar 3.

42.
Gambar 3. Hasil penggunaan mikroskop trinokuler dengan perbesaran 4x
(Dokumentasi Pribadi, 2016).
44.
Hasil dari penggunaan mikroskop trinokuler dengan perbesaran 10x

43.

dapat dilihat pada gambar 4.

45.
46. Gambar 4. Hasil penggunaan mikroskop trinokuler dengan perbesaran 10x
(Dokumentasi Pribadi, 2016).
47.

Hasil dari penggunaan mikroskop trinokuler dengan perbesaran 4x

dapat dilihat pada gambar 5.

49.
50.

48.
Gambar 5. Hasil penggunaan mikroskop trinokuler dengan perbesaran
40x (Dokumentasi Pribadi, 2016).
Hasil dari penggunaan mikroskop trinokuler dengan perbesaran 4x

dapat dilihat pada gambar 6.

51.
52. Gambar 5. Hasil penggunaan mikroskop trinokuler dengan perbesaran
40x (Dokumentasi Pribadi, 2016).
53. Mikroskop trinokuler memiliki kelebihan yaitu dapat
disambungkan ke komputer, LCD, untuk pengamatan yang lebih mendetail dan
memiliki kamera. Mikroskop dapat mengatur preparat dengan cara mengatur
perbesaran yang digunakan dan menggerakkan kenop makrometer (untuk
menggerakan meja benda naik dan turun) dan kenop mikrometer (untuk
menggerakkan meja benda ke kanan dan ke kiri). Kemudian adanya pengaturan
intensitas cahaya adalah salah satu kelebihan juga dari mikroskop trinokuler.
54. Kekurangan dari mikroskop trinokuler yaitu perawatannya rumit
dikarenakan mikroskop trinokuler adalah instrumen digital sehingga perawatan
harus mendetail. Mikroskop trinokuler juga memiliki harga yang mahal dan
harus selalu tersambung dengan listrik sehingga ketika tidak ada listrik maka
mikroskop ini tidak dapat digunakan.
55.
56.

57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
III.
74.
75.

KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :


1. Prinsip kerja dari mikroskop yaitu sumber cahaya (lampu) diatur oleh
diafragma dan diterima oleh kondensor. Setelah melewati lensa kondensor,
maka sinar akan mengenai objek. Objek diperbesar oleh lensa objektif.
Bayangan diteruskan oleh lensa obyektif kemudian ditangkap oleh lensa
okuler dan diperbesar lalu diteruskan pada kamera atau mata.
2. Cara penggunaan mikroskop trinokuler ini adalah mikroskop dihubungkan
dengan sumber listrik lalu kamera dinyalakan. Preparat diletakkan diatas meja
benda dan dijepit dengan penjepit. Lampu kemudian dinyalakan dengan
tombol on atau off. Intensitas cahaya dan perbesaran lensa diatur, lalu fokus
lensa dicari dengan makrometer dan fokus dipertajam dengan mikrometer.
Sesudah itu, gambar hasil pengamatan preparat diamati, dicatat, dan difoto.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.

85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.

92. DAFTAR PUSTAKA


93.
Ardisasmita, M. S. 2000. Pengolahan citra digital dan analisis kuantitatif
dalam karakterisasi citra mikroskopik. Jurnal Mikroskopi dan
Mikroanalisis 3(1):25.
Dzen, S. M. 2003. Bakteriologik Medik. Bayumedia, Malang.
Green, J., Crossland, R., dan Langford, K.J. 2007. Epidemical formation
in situ and in culture. Texas Journal Of Microscopy 38(2) : 100-106.
Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika. PT Grafindo Media Pratama,
Jakarta
Nasse, M.J. dan Woehl, J.C. 2010. Realistic odelling of the illumination
point spread function in confocal scanning optical microscopy. Journal of
the Optical Society of America. 27(2): 295.
Reece, J. B., Neil, A. C. dan Lawrence, G. M. 2000. Biologi Jilid 1 edisi
ke-5. Erlangga, Jakarta.
Reece, J.B., Urry, L.A., Cain, M.I., Wasserman, S.A., Minorsky, P.V. dan
Jackson, R.B. 2011. Campbell : Biology Ninth Edition. Pearson Education
Inc., San Fransisco.
Respati, S. M. B. 2008. Macam-macam mikroskop dan cara penggunaan.
Jurnal Ilmiah Momentum 4(2) : 42-44.
Sutrisno. 1984. Fisika Dasar. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Utami, H. P. 2010. Mengenal Cahaya dan Optik. Ganeca, Bekasi.
Volk, W. A. dan Wheeler,M. F. 1993. Mikrobiologi Dasar. Erlangga,
Jakarta.
Winatasasmita, D. 1986. Fisiologi Hewan dan Tumbuhan. Universitas
Indonesia, Jakarta.
Wirjosoemarto, K. 2004. Common Textbook Teknik Laboratorium.
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

107.
108.
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.

118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.

Anda mungkin juga menyukai