A Tropo Metri
A Tropo Metri
Antropometri
Displin ilmu ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia
adalah antropometri. Data antropometri diperlukan untuk perancangan sistem kerja
yang baik. Lingkungan fisik juga dapat mempengaruhi para pekerja baik secara langsung
maupun tidak langsung. Lingkungan fisik adalah semua keadaan yang terdapat di sekitar
tempat kerja.
Secara umum lingkungan fisik terbagi dalam dua kategori, yaitu :
- Lingkungan yang langsung berhubungan dengan pekerja tersebut. Contoh: stasiun
kerja, kursi, meja dan sebagainya.
- Lingkungan perantara atau lingkungan umum. Contoh: temperatur, kelembaban,
sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, warna, dan
lain-lain.
Untuk bisa meminimumkan pengaruh lingkungan fisik terhadap para pekerja, maka yang
harus kita lakukan adalah mempelajari manusia baik mengenai sifat dan tingkah lakunya
serta keadaan fisiknya.
Antropometri merupakan kumpulan data numerik yang berhubungan dengan
karakteristik fisik tubuh manusia (ukuran, volume, dan berat) serta penerapan dari data
tersebut untuk perancangan fasilitas atau produk.
Penelitian awal tentang dimensi tubuh manusia dimulai sejak awal abad ke-14 dan
sampai pada abad ke-19 barulah dapat dihasilkan data anthropometri yang lengkap.
Metode pengukuran ini distandarisasikan selama periode awal sampai pertengahan abad
ke-20. Dan belakangan ini adalah yang dilakukan pada tahun 1980-an oleh International
Organization For Standarisation.
Antropometri terbagi atas dua cara pengukuran yaitu antropometri statis dan
anthropometri dinamis.
1. Antropometri Statis
Antropometri statis disebut juga dengan pengukuran dimensi struktur tubuh.
Anthropometri statis berhubungan dengan pengukuran dengan keadaan dan ciri-ciri
fisik manusia dalam keadaan diam atau dalam posisi standar. Dimensi tubuh yang
diukur dengan posisi tetap antara lain berat badan, tinggi tubuh, ukuran kepala,
panjang lengan dan sebagainya.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia diantaranya :
- Umur
- Jenis kelamin
- Suku bangsa
- Pekerjaan
2. Antropometri dinamis
Bila dilihat dalam skema sistem produksi, berdasarkan sistem input dan output, maka sistem
produksi memiliki beberapa karakteristik berikut :
1. Mempunyai komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain dan membentuk
satu-kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan dengan komponen struktural yang membangun
Sistem Produksi itu.
2. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, yaitu menghasilkan produk (barang
dan/atau jasa) yang berkualitas yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar.
3. Mempunyai aktivitas, berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi output secara
efektif dan efisien.
4. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya, berupa optimasi
pengalokasian sumber-sumber daya.
Output dari proses dalam sistem produksi dapat berbentuk barang dan/atau jasa, yang dalam
hal ini disebut produk. Pengukuran karakteristik output seyogianya mengacu kepada
kebutuhan atau keinginan pelanggan dalam pasar yang amat sangat kompetitif sekarang ini.
Perancangan atau pengembangan produk dibutuhkan oleh produsen dalam rangka
mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar dengan cara mengidentifikasi kebutuhankebutuhan konsumen akan manfaat produk, mendesainnya sampai ke tingkat perencanaan
pembuatan produk tersebut.Hal ini berkaitan erat pula dengan siklus hidup produk
tersebut. Perancangan yang baik akan menghasilkan produk unggulan yang sesuai dengan
keinginan atau kebutuhan customer. Karenanya perancangan yang baik membutuhkan input
dari berbagai sisi dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu.
Proses perancangan sangat mempengaruhi produk, sedikitnya dalam tiga hal, yaitu biaya
pembuatan produk, kualitas produk dan waktu penyelesaian produk mulai dari diterimanya
kebutuhan akan suatu produk sampai produk tersebut dapat dipasarkan.
Pengaruh tersebut adalah akibat keputusan-keputusan yang diambil pada proses perancangan,
seperti produk dan komponen-komponennya yang mudah dibuat karena itu hanya
memerlukan mesin perkakas yang sederhana dan murah, dibuat dari material yang murah
tetapi kuat, produk yang mudah dirakit dan dirawat, pemilihan komponen jadi yang dibeli
dari pihak lain yang tepat dan murah, pemilihan teknologi yang tersedia, dan lain-lain.
Khusus untuk dua hal yang terakhir, yaitu pemilihan komponen jadi yang harus dibeli dari
pihak lain dan pemilihan teknologi yang tersedia adalah hal yang sangat krusial. untuk kasus
perancangan di Indonesia. Jangan sampai perancangan produk dikuasai oleh perancang asing,
sebab mereka dapat mengambil keputusan dalam dua hal tersebut sedemikian rupa sehingga
Indonesia tidak dapat ikut dalam partisipasi dalam realisasi pembuatan produk, karena tidak
bisa membuat komponen jadi yang diperlukan produk dan karena tidak mempunyai teknologi
yang diperlukan.
Dalam hal disain produk, bila kita lihat dari sisi pemakainya yang langsung, barangkali kita
dapat membagi peran ergonomi ini ke dalam dua kelompok, yaitu :
- Dari sisi operator (perakit)
Pada saat suatu produk sedang berada pada tahap-tahap pembuatannya, komponen-komponen
atau produk setengah jadinya mungkin (hampir) sama persis. Dalam hal ini, waktu
perakitannya mungkin berbeda-beda pula akibat cara kerja dan urutan kerja yang berbeda
di dalam tahap perakitan produk tersebut. Dengan bantuan ergonomi (atau secara lebih
luas dengan methods engineering) mungkin kita dapat menyederhanakan dan mendisain
bentuk-bentuk (komponen) yang lebih mudah, lebih aman, dan lebih cepat dibuat/dirakit.
- Dari sisi konsumen produk jadi
Para ahli manajemen pemasaran sering mengemukakan bahwa ada hal-hal yang berada dalam
pengendalian perusahaan yang sangat berperan dalam keberhasilan memasarkan suatu
produk, yang disebut sebagai bauran pemasaran 4P (product, price, place, promotion).
- Tinggi Siku Berdiri (TSB), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari lantai ke
titik pertemuan antara lengan atas dan lengan bawah. Subjek berdiri tegak dengan
kedua tangan tergantung secara wajar.
- Panjang Lengan Bawah (PLB), cara pengukuran yaitu mengukur subjek berdiri tegak dan
tangan di samping, ukur jarak dari siku sampai pergelangan tangan.
- Tinggi Mata Berdiri (TMB), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari lantai
sampai ujung mata bagian dalam (dekat pangkal hidung). Subjek berdiri tegak dan
memandang lurus ke depan.
- Tinggi Badan Tegak (TBT), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal telapak kaki
sampai ujung kepala yang paling atas, sementara subjek berdiri tegak dengan mata
memandang lurus ke depan.
- Tinggi Bahu Berdiri (TBB), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari lantai
sampai bahu yang menonjol pada saat subjek berdiri tegak.
- Tebal Badan (TB), cara pengukuran yaitu mengukur berdiri tegak dan ukur jarak dari
dada (bagian ulu hati) sampai punggung secara horisontal.
3. Posisi Berdiri Dengan Tangan Kedepan.
- Jangkauan Tangan (JT), cara pengukuran yaitu mengukur jarak horisontal dari punggung
samping ujung jari tengah dan subjek berdiri tegak dengan betis, pantat dan
punggung merapat ke dinding, tangan direntangkan secara horisontal ke depan.
4. Posisi Duduk Menghadap Kedepan.
- Lebar Pinggul (LP), cara pengukuran yaitu mengukur subjek duduk tegak dan ukur
jarakhorisontal dari bagaian terluar pinggul sisi kiri samping bagian terluar pinggul
sisi kanan.
- Lebar Bahu (LB), cara pengukuran yaitu mengukur jarak horisontal antara kedua lengan
atas dan subjek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke badan dan lengan
bawah direntangkan ke depan.
5. Posisi Berdiri Dengan Kedua Lengan Direntangkan.
- Rentangan Tangan (RT), cara pengukuran yaitu mengukur jarak horisontal dari ujung jari
terpanjang tangan kiri samping ujung jari terpanjang tangan kanan. Subjek berdiri
tegak dan kedua tangan direntangkan horisontal ke samping sejauh mungkin.
6. Pengukuran Jari Tangan
- Panjang Jari 1,2,3,4,5 (PJ-12345), cara pengukuran yaitu mengukur masing-masing
pangkal ruas jari sampai ujung jari. Jari-jari subjek merentang lurus dan sejajar.
- Pangkal Ke Lengan (PPT), cara pengukuran yaitu mengukur pangkal pergelangan tangan
sampai pangkal ruas jari. Lengan bawah sampai telapak tangan subjek lurus.
- Lebar Jari 2345 (LJ-2345), cara pengukuran yaitu mengukur dari sisi luar jari telunjuk
sampai sisi luar jari kelingking dan jari-jari subjek lurus merapat satu sama lain.
- Lebar Tangan (LT), cara pengukuran yaitu mengukur sisi luar ibu jari sampai sisi luar jari
kelingking