Anda di halaman 1dari 6

1.

Antropometri
Displin ilmu ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia
adalah antropometri. Data antropometri diperlukan untuk perancangan sistem kerja
yang baik. Lingkungan fisik juga dapat mempengaruhi para pekerja baik secara langsung
maupun tidak langsung. Lingkungan fisik adalah semua keadaan yang terdapat di sekitar
tempat kerja.
Secara umum lingkungan fisik terbagi dalam dua kategori, yaitu :
- Lingkungan yang langsung berhubungan dengan pekerja tersebut. Contoh: stasiun
kerja, kursi, meja dan sebagainya.
- Lingkungan perantara atau lingkungan umum. Contoh: temperatur, kelembaban,
sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, warna, dan
lain-lain.
Untuk bisa meminimumkan pengaruh lingkungan fisik terhadap para pekerja, maka yang
harus kita lakukan adalah mempelajari manusia baik mengenai sifat dan tingkah lakunya
serta keadaan fisiknya.
Antropometri merupakan kumpulan data numerik yang berhubungan dengan
karakteristik fisik tubuh manusia (ukuran, volume, dan berat) serta penerapan dari data
tersebut untuk perancangan fasilitas atau produk.
Penelitian awal tentang dimensi tubuh manusia dimulai sejak awal abad ke-14 dan
sampai pada abad ke-19 barulah dapat dihasilkan data anthropometri yang lengkap.
Metode pengukuran ini distandarisasikan selama periode awal sampai pertengahan abad
ke-20. Dan belakangan ini adalah yang dilakukan pada tahun 1980-an oleh International
Organization For Standarisation.
Antropometri terbagi atas dua cara pengukuran yaitu antropometri statis dan
anthropometri dinamis.
1. Antropometri Statis
Antropometri statis disebut juga dengan pengukuran dimensi struktur tubuh.
Anthropometri statis berhubungan dengan pengukuran dengan keadaan dan ciri-ciri
fisik manusia dalam keadaan diam atau dalam posisi standar. Dimensi tubuh yang
diukur dengan posisi tetap antara lain berat badan, tinggi tubuh, ukuran kepala,
panjang lengan dan sebagainya.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia diantaranya :
- Umur
- Jenis kelamin
- Suku bangsa
- Pekerjaan
2. Antropometri dinamis

Antropometri dinamis berhubungan dengan pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik


manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang
mungkin terjadi saat pekerjaan tersebut melaksanakan kegiataannya.
Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis yaitu:
- Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti keadaan
mekanis dari suatu aktivitas
- Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan saat kerja
- Pengukuran variabilitas kerja
Pengukuran Anthropometri bertujuan untuk mengetahui bentuk dimensi tubuh manusia,
agar peralatan yang dirancang lebih sesuai dan dapat memberikan rasa nyaman serta
menyenangkan.
Sementara itu ruang lingkup utama dari data anthropometri antara lain adalah :
- Desain pakaian
- Desain tempat kerja
- Desain dari lingkungan
- Desain peralatan, perkakas dan mesin-mesin
- Desain produk konsumer
Contoh-contoh dari aplikasi data antropometri misalnya : kaus kaki, kursi, helm, sepeda,
meja dapur, perkakas tangan, tempat tidur, meja, interior mobil, mesin produksi, dan
sebagainya. Seorang desainer seharusnya memperhatikan aspek dimensi tubuh dari
populasi yang akan menggunakan peralatan hasil rancangannya tersebut. Dalam hal ini,
harus ada semacam target, misalnya sedikitnya 90 sampai 95 % dari populasi harus
dapat menggunakan hasil desainnya tersebut.
Hal ini sangat diharapkan di banyak situasi dan kondisi di mana mesin atau peralatan
yang dioperasikan membutuhkan human interchangeability, di mana hal tersebut dapat
dicapai dengan membuat rancangan yang dapat disesuaikan (adjustable design). Contoh
kasus adalah pada kursi mobil untuk pengemudi, di mana kursi seharusnya dapat
disesuaikan di berbagai variasi gerakan dan kedudukan pada waktu mengemudi supaya
si pengemudi merasa nyaman. Orang yang bertubuh pendek mungkin tidak akan bisa
menjangkau kontrol yang dilakukan dengan kaki, yaitu pedal gas, pedal rem dan pedal
klos tanpa kursi yang bisa disesuaikan dengan cara digerakkan maju/mundur.
Selain itu, penyesuaian juga mutlak diperlukan jika merancang sesuatu yang akan
digunakan oleh populasi yang luas, misalnya untuk produk-produk yang diekspor, dimana
pemakai adalah populasi di seluruh dunia yang berbeda-beda dimensi dan ukuran
tubuhnya.
1.1. Perancangan Produk

Bila dilihat dalam skema sistem produksi, berdasarkan sistem input dan output, maka sistem
produksi memiliki beberapa karakteristik berikut :
1. Mempunyai komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain dan membentuk
satu-kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan dengan komponen struktural yang membangun
Sistem Produksi itu.
2. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, yaitu menghasilkan produk (barang
dan/atau jasa) yang berkualitas yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar.
3. Mempunyai aktivitas, berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi output secara
efektif dan efisien.
4. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya, berupa optimasi
pengalokasian sumber-sumber daya.
Output dari proses dalam sistem produksi dapat berbentuk barang dan/atau jasa, yang dalam
hal ini disebut produk. Pengukuran karakteristik output seyogianya mengacu kepada
kebutuhan atau keinginan pelanggan dalam pasar yang amat sangat kompetitif sekarang ini.
Perancangan atau pengembangan produk dibutuhkan oleh produsen dalam rangka
mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar dengan cara mengidentifikasi kebutuhankebutuhan konsumen akan manfaat produk, mendesainnya sampai ke tingkat perencanaan
pembuatan produk tersebut.Hal ini berkaitan erat pula dengan siklus hidup produk
tersebut. Perancangan yang baik akan menghasilkan produk unggulan yang sesuai dengan
keinginan atau kebutuhan customer. Karenanya perancangan yang baik membutuhkan input
dari berbagai sisi dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu.
Proses perancangan sangat mempengaruhi produk, sedikitnya dalam tiga hal, yaitu biaya
pembuatan produk, kualitas produk dan waktu penyelesaian produk mulai dari diterimanya
kebutuhan akan suatu produk sampai produk tersebut dapat dipasarkan.
Pengaruh tersebut adalah akibat keputusan-keputusan yang diambil pada proses perancangan,
seperti produk dan komponen-komponennya yang mudah dibuat karena itu hanya
memerlukan mesin perkakas yang sederhana dan murah, dibuat dari material yang murah
tetapi kuat, produk yang mudah dirakit dan dirawat, pemilihan komponen jadi yang dibeli
dari pihak lain yang tepat dan murah, pemilihan teknologi yang tersedia, dan lain-lain.
Khusus untuk dua hal yang terakhir, yaitu pemilihan komponen jadi yang harus dibeli dari
pihak lain dan pemilihan teknologi yang tersedia adalah hal yang sangat krusial. untuk kasus
perancangan di Indonesia. Jangan sampai perancangan produk dikuasai oleh perancang asing,
sebab mereka dapat mengambil keputusan dalam dua hal tersebut sedemikian rupa sehingga
Indonesia tidak dapat ikut dalam partisipasi dalam realisasi pembuatan produk, karena tidak
bisa membuat komponen jadi yang diperlukan produk dan karena tidak mempunyai teknologi
yang diperlukan.
Dalam hal disain produk, bila kita lihat dari sisi pemakainya yang langsung, barangkali kita
dapat membagi peran ergonomi ini ke dalam dua kelompok, yaitu :
- Dari sisi operator (perakit)
Pada saat suatu produk sedang berada pada tahap-tahap pembuatannya, komponen-komponen
atau produk setengah jadinya mungkin (hampir) sama persis. Dalam hal ini, waktu

perakitannya mungkin berbeda-beda pula akibat cara kerja dan urutan kerja yang berbeda
di dalam tahap perakitan produk tersebut. Dengan bantuan ergonomi (atau secara lebih
luas dengan methods engineering) mungkin kita dapat menyederhanakan dan mendisain
bentuk-bentuk (komponen) yang lebih mudah, lebih aman, dan lebih cepat dibuat/dirakit.
- Dari sisi konsumen produk jadi
Para ahli manajemen pemasaran sering mengemukakan bahwa ada hal-hal yang berada dalam
pengendalian perusahaan yang sangat berperan dalam keberhasilan memasarkan suatu
produk, yang disebut sebagai bauran pemasaran 4P (product, price, place, promotion).

1.2. Data Anthropometri


Secara garis besar pedoman pengukuran pada data anthropometri antara lain, yaitu :
1. Posisi Duduk Samping
- Tinggi Duduk Tegak (TDT), cara pengukuran yaitu dengan mengukur jarak vertikal dari
permukaan alas duduk samping ujung atas kepala. Subjek duduk tegak dengan mata
memandang lurus ke depan dan lutut membentuk sudut siku-siku.
- Tinggi Bahu Duduk (TDT), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari
permukaan alas duduk samping ujung tulang bahu yang menonjol pada saat subjek
duduk tegak.
- Tinggi Mata Duduk (TMD), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari
permukaan alas duduk samping ujung mata bagian dalam. Subjek duduk tegak dan
memandang lurus ke depan.
- Tinggi Siku Duduk (TSD), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari
permukaan alas duduk samping ujung bawah siku kanan. Subjek duduk tegak dengan
lengan atas vertikal di sisi badan dan lengan bawah membentuk sudut siku-siku
dengan lengan bawah.
- Tebal Paha (TP), cara pengukuran yaitu mengukur sybjek duduk tegak, ukur jarak dari
permukaan alas duduk samping ke permukaan atas paha.
- Tinggi Popliteal(TPO), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari lantai sampai
bagian bawah paha.
- Pantat Popliteal (PP), cara pengukuran yaitu mengukur subjek duduk tegak dan ukur
jarak horizontal dari bagian terluar pantat sampai lekukan lutut sebelah dalam
(popliteal). Paha dan kaki bagian bawah membentuk sudut siku-siku.
- Pantat Ke Lutut (PKL), cara pengukuran yaitu mengukur subjek duduk dan ukur
horisontal dari bagian terluar pantat sampai ke lutut. Paha dan kaki bagian bawah
membentuk sudut siku-siku
2. Posisi Berdiri.

- Tinggi Siku Berdiri (TSB), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari lantai ke
titik pertemuan antara lengan atas dan lengan bawah. Subjek berdiri tegak dengan
kedua tangan tergantung secara wajar.
- Panjang Lengan Bawah (PLB), cara pengukuran yaitu mengukur subjek berdiri tegak dan
tangan di samping, ukur jarak dari siku sampai pergelangan tangan.
- Tinggi Mata Berdiri (TMB), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari lantai
sampai ujung mata bagian dalam (dekat pangkal hidung). Subjek berdiri tegak dan
memandang lurus ke depan.
- Tinggi Badan Tegak (TBT), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal telapak kaki
sampai ujung kepala yang paling atas, sementara subjek berdiri tegak dengan mata
memandang lurus ke depan.
- Tinggi Bahu Berdiri (TBB), cara pengukuran yaitu mengukur jarak vertikal dari lantai
sampai bahu yang menonjol pada saat subjek berdiri tegak.
- Tebal Badan (TB), cara pengukuran yaitu mengukur berdiri tegak dan ukur jarak dari
dada (bagian ulu hati) sampai punggung secara horisontal.
3. Posisi Berdiri Dengan Tangan Kedepan.
- Jangkauan Tangan (JT), cara pengukuran yaitu mengukur jarak horisontal dari punggung
samping ujung jari tengah dan subjek berdiri tegak dengan betis, pantat dan
punggung merapat ke dinding, tangan direntangkan secara horisontal ke depan.
4. Posisi Duduk Menghadap Kedepan.
- Lebar Pinggul (LP), cara pengukuran yaitu mengukur subjek duduk tegak dan ukur
jarakhorisontal dari bagaian terluar pinggul sisi kiri samping bagian terluar pinggul
sisi kanan.
- Lebar Bahu (LB), cara pengukuran yaitu mengukur jarak horisontal antara kedua lengan
atas dan subjek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke badan dan lengan
bawah direntangkan ke depan.
5. Posisi Berdiri Dengan Kedua Lengan Direntangkan.
- Rentangan Tangan (RT), cara pengukuran yaitu mengukur jarak horisontal dari ujung jari
terpanjang tangan kiri samping ujung jari terpanjang tangan kanan. Subjek berdiri
tegak dan kedua tangan direntangkan horisontal ke samping sejauh mungkin.
6. Pengukuran Jari Tangan
- Panjang Jari 1,2,3,4,5 (PJ-12345), cara pengukuran yaitu mengukur masing-masing
pangkal ruas jari sampai ujung jari. Jari-jari subjek merentang lurus dan sejajar.
- Pangkal Ke Lengan (PPT), cara pengukuran yaitu mengukur pangkal pergelangan tangan
sampai pangkal ruas jari. Lengan bawah sampai telapak tangan subjek lurus.

- Lebar Jari 2345 (LJ-2345), cara pengukuran yaitu mengukur dari sisi luar jari telunjuk
sampai sisi luar jari kelingking dan jari-jari subjek lurus merapat satu sama lain.
- Lebar Tangan (LT), cara pengukuran yaitu mengukur sisi luar ibu jari sampai sisi luar jari
kelingking

Anda mungkin juga menyukai