Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH GEOMORFOLOGI

BENTUK LAHAN ASAL GLASIAL

Dosen pengampu : Sudarno Herlambang, M.Si

Disusun Oleh:
Aisyatur riski laila (160722614614)
Anggit sarwenda ( 1607226146

Amri surya ( 160722614633)


Arif darma putra (160722614606)
Ilyas roys syafii (160722614642 )

S1 GEOGRAFI
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2016

BAB I
PENDAHULUAN
Istilah bentang lahan berasal dari kata landscape (Inggris), landscap (Belanda) dan landschaft
(Jerman), yang secara umum berarti pemandangan. Arti pemandangan mengandung 2 aspek
yaitu: aspek fisual dan aspek estetika pada suatu lingkungan tertentu (Zonneveld,
1979/Widiyanto dkk., 2006).
Sedangkan menurut para ahli bentang lahan adalah sebagai berikut:
1. Bentang lahan merupakan gabungan dari bentuk lahan (landform). Bentuk lahan
merupakan kenampakan tunggal, seperti sebuah bukit atau lembah sungai. Kombinasi
dari kenampakan tersebut membentuk suatu bentang lahan, seperti daerah perbukitan
yang baik bentuk maupun ukurannya bervariasi/berbeda-beda, dengan aliran air sungai di
sela-selanya (Turtle,1975).
2. Bentang lahan ialah sebagian ruang permukaan bumi yang terdiri atas sistem-sistem,
yang dibentuk oleh interaksi dan interdependensi antara bentuk lahan, batuan, bahan
pelapukan batuan, tanah, air, udara, tetumbuhan, hewan, laut tepi pantai, energi dan
manusia dengan segala aktivitasnya, yang secara keseluruhan membentuk satu
kesatuannya (Hadisumarno, 1982).
3. Bentang lahan merupakan bentang permukaan bumi dengan seluruh fenomenannya, yang
mencakup: bentuk lahan, tanah, vegetasi dan atribut-atribut lainnya, yang dipengaruhi
oleh aktivitas manusia (Vink, 1983).
Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa bentang lahan
merupakan gabungan dari bergai macam bentuk lahan yang membentuk suatu kenampakan
dengan ruang lingkup area yang lebih luas. Bentang lahan memuat berbagai kenampakan
bentuk lahan dari berbagai proses geomorfologi. Menurut Verstappen (1993) klasifikasi
bentuk lahan berdasarkan genesisnya terbagi menjadi 10 macan bentuk lahan asal proses
yaitu:
1)
2)
3)
4)

Bentuklahanasal proses vulkanik(V)


Bentuklahanasal proses structural (S)
Bentuklahanasal proses fluvial (F)
Bentuklahanasal prosessolusional (S)

5) Bentuklahanasal prosesdenudasional (D)


6) Bentuklahanasal proseseolin (E)
7) Bentuklahanasal proses marine (M)
8) Bentuklahanasal prosesglasial (G)
9) Bentuklahanasal proses organic(O)
10) Bentuklahanasal prosesantropogenic (A)
Setiap proses geomorfologi mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan akan
menghasilkan kenampakan bentuk lahan yang berbeda pula. Di Indonesia sendiri, bentuk lahan
asal proses glacial sulit dijumpai. Hal ini karena Indonesia terletak di daerah khatulistiwa
sehingga membuat Indonesia tidak mememiliki kenampakan gletser. Oleh karena itu, bentukan
lahan ini jarang dipelajari di Indonesia. Sehingga banyak yang tidak mengetahui dan memahami
apa itu bentuk lahan asal glacial dan apa saja kenampakan yang dihasilkan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bentuk lahan Glasial

Bentang alam glasial adalah bentang alam yang berhubungan dengan proses glasial, dimana
proses glacial itu tenaga yang mempengaruhinya adalah gletser. Menurut Flint (1957) gletser
adalah massa es dan tubuh es yang terbentuk karena rekristalisasi dari salju dan lelehan air yang
secara keseluruhan atau sebagian terletak dalam suatu lahan dan memberikan kenampakan
tersendiri, yaitu suatu bentukan gerakan.
Pergerakan es atau gletser berperan penting dalam merubah bentuk bentang alam, terutama di
wilayah-wilayah yang beriklim dingin. Kemampuan dalam mengerosi tanah dan batuan,
mengangkut sedimen dan endapan sedimen sangat luar biasa jika dibandingkan dengan aliran air
atau angin. Selama zaman es (glasial) lebih dari 50 juta kilometer permukaan daratan di bumi
secara geomorfologi dipengaruhi oleh pergerakan dari es/gletser.
Secara geografis, penyebaran proses glasial terjadi di tempat-tempat tertentu dan sebarannya
terbatas. Proses glasial diketahui sebagai agen yang sangat efektif dalam perubahan bentang
alam. Pergerakan es yang sangat perlahan ke arah suatu lembah dapat menyebabkan abrasi dan
gerusan pada batuan yang dilewatinya.
Proses abrasi akan menghasilkan sedimen-sedimen yang halus. Material rombakan akan
diangkut atau dipindahkan oleh proses glacial dan ketika proses glasial terhenti, maka material
yang diendapkan dikenal sebagai Morain.
2.2 Pertumbuhan bentuk lahan (Morfologi) Glasial.
Pertumbuhan bentuk lahan pada tahap awal di yakini yaitu lembah tertutup oleh salju,
kemudian salju itu megalami pencairan, dimana setelah mencair, lembah kembali menjadi dalam,
beberapa lembah menggantung masuk lembah utama, horn, dan cirque. Setelah itu, kemudian
lembah terisi oleh alluvium. Kemudian setelah fase tersebut lembah menjadi lebih rendah dari
muka air laut, sehingga pada saat pasang air akan masuk ke lembah.

Faktor-Faktor Pendukung terjadinya lahan Glasial adalah :


Tingginya tingkat presipitasi

Suhu lingkungan yang rendah


Pada musim dingin es terakumulasi dalam jumlah besar
Tingkat peleburan yang rendah
Adapun sifat-sifat khas dari sebuah gerakan gletser pada lahan glacial adalah sebagai berikut:
Pada tepi gerakan gletser lebih lambat daripada di tengah
Pada ujung lidah gletser itu lebih lambat daipada akarnya
Kita dapat menentukan bahwa gletser itu lambat laun menjadi pendek
Juga dapat ditemukan, bahwa garis yang menunjukan gerakan yangpaling cepat letaknya
tepat di tengah-tengah, tetapi di sini kita lihat gejala yang sama seperti pada garis arus sungai
yaitu pada belokan garis arus tadi terletak pada belokan luar
2.3 Mekanisme Erosi Glasial
Adapun mekanime erosi Glasial terjadi beberapa tipe, yaitu sebagai berikut:
Glacial Abrasion
Tubuh glasier yang mengisi lembah atau puncak pegunungan dibagi menjadi tiga bagian: bagian
basal (dasar yang kontak langsung dengan bedrock) dikenal juga sebagai subglasial, bagian
dinding tepi (ice contact zone), di permukaan atas glasier (tidak kontak dengan bedrock), dan
zona englasial (di interior glasier).
Menurut Nichols (2007) glasier bergerak akibat adanya deformasi internal dalam tubuh glasier.
Hal ini karena sifat massa es yang padat yang cenderung mempertahankan posisinya ketika
deformasi akan terjadi (non-newtonian fluid).. defomasi ini dipicu oleh gaya berat (gravitasi)
ketika massa es bertambah dan tidak stabil. Shearing (gaya gesek) yang terjadi dapat
menyebabkan panas dan ada bagian dalam es yang mencair yang menyebabkan diskontinuitas
dalam tubuh glasier. Akibatnya glasier dapat bergerak secara perlahan.. kecepatan pergerakan
glasier ini berbeda (tidak seragam di semua tubuhnya) di bagian tengah (tengah lembah) akan
bergerak lebih cepat dibandingkan di bagian tepinya (sama dengan sistem fluival yang aliran
ditengah channel lebih cepat kecuali pada sungai meander). Ketika glasier bergerak ada erosi

yang terjadi karena gerusannya dengan batuan samping maka mekanisme erosi ini bisa terjadi
bila es mengeruk bedrock yang dikenal sebagai glacial plucking. Sama seperti aliran aliran
lainnya, dimana streamload (bedload) yang terjadi akibat arus traksi ini akan menggerus dan
mengerosi bedrock secara efektif.
Ice Plucking
Ketika es mengalir kebawah lereng (longsoran dan sejenisnya) maka, dia es akan melewati
bedrock yang ada dibawahnya, artinya bongkah-bongkah atau serutan-seruta es tadi akan
menggerus batuan yang dilewatinya pada dinding lereng maka akan meninggalkan impresi
(jejak) berupa permukaan bedrock yang kasar kasar dan produknya juga berupa bongkah
bongkahan yang kasar yang diendapkan di end moraine. Impresi topografis hasil proses ice
plucking ini akan membentuk gambaran morfologi berupa singkapan bedrock.
Selain proses ice plucking ada tubuh bedrock yang tersingkap ke permukaan menembus
tumpukan glasier diatasnya karena mencairnya glasier.. maka ada bukit-bukit kecil yang mengisi
daerah glasial ini (seperti pulau pulau dihamparan laut es) dikenal sebagai nunataks.
Perbedaan dari posisi morfologi ini terhadap gradien lereng yang dia tempati, sedangkan roche
moutonnee mengisi lereng lereng sedangkan nunataks dia ada di daerah yang ditutupi oleh
glasier (ice sheet) di daerah landai. ketika es mengalami kontak langsung dengan bedrock maka
ada interaksi jika seandainya es tadi bergerak menggerus bedrock dan mengerosinya. ketika es
mencair maka air akan bergerak ke daerah yang lebih rendah atau akan mengisi rekahan rekahan
pada bedrock, rekahan ini bisa karena joint oleh deformasi tektonik atau rekahan rekahan yang
tidak beraturan karena gerusan es sebelumnya (oleh ice plucking). ketika air ini mengisi rekahan
(terus mengisi diem di dalam sono dia) suatu waktu es ini akan membeku dan menjadi es ketika
musim dingin kembali datang.

2.4 Tipe tipe Gletser


a. Valley Glacier

Merupakan Glacier yang mengalir pada suatu lembah dan dapat mengalir dari tempat yang tinggi
ke tempat yang rendah
b. Ice Sheet
Merupakan masa es yang tidak mengalir pada valley glacier tetapi menutup daratan yang luas
biasanya > 50000 km/ segi
c. Ice Cap
Ice sheet yang lebih kecil terdapat pada daerah seperti valleyglacier dilaut arktik, canada, rusia,
dan dataran Siberia.
d. Ice Berg
Ice sheet yang bergerak kebawah karena pengaruh gravitasi dan akhirnya hilang dalam jumlah
yang besar Berdasarkan relief, tinggi permukaan dan curah hujan .

Gletser dapat diklasifikasikan sebagai berikut ;


1. Tipe Gletser Alpen

Merupakan geletser yang terbatas pada lembah-lembah dan berbentuk


memanjang/melidah. Tipe Alpen yaitu gletser yang didapatkan pada daerah dengan
elevasi lebih dari 6000m di atasmuka laut, dan di batasi oleh lembah-lembah yang curam.

2. Tipe Gletser Kontinental

Tipe kontinental terdapat di wilayah-wilayah kutub denganareal yang sangat luas


(Greenland, Antartika, Spitsberg, dll). Bukit es continental memiliki permukaan seperti
zirah dan agak meninggi dibagian tengahnya. Gletser ini sangat tebal, dengan ketebalan
mencapai 3000 m.
3. Tipe Gletser Skandinavian
Tipe ini didapatkan di skandinavia. dasar tanah di sini mempunyai sejarah yang istimewa
yaitu suatu daratan yang hampir rata yang terangkat, terpotong-potong oleh fjord-fjord,
permukaan bumi di sini dengan demikian rupanya lain sekali dengan relief di pegununan
alpen.Beda relief ini sendirinya menyebabkan perbedaan tipe gletser.

4. Tipe Gletser Mustag


Tipe ini banyak didapatkan di pegungan yang tinggi di asia Dikarakoum didapatkan
lekukan-lekukan firm yang kecil-kecil sekali bermuara dalam lidah gletser yang besar
dan panjang. Barangkali hal ini disebabkan oleh fase pengikisan yang lebih lanjut
daripada pegunungan Alpen

5. Tipe Gletser Piedmont

Piedmont gletser, yaitu gletser yang didapatkan pada alur-alur Valley Glacier dan
berakhir pada dataran rendah. Pada tipe pletmonttersebut yang merupakan daerah
pengumpulan gletsernya adalah seluruh dataran es yang tertutup. Kemudian lidah
Gletsernya terdapat pada lembah-lembah yang berada di sela-sela pegunungan. Contoh
daritipe ini adalah Malaspina di Alaska.
6. Ice Sheet/Ice Caps .

Ice Sheet/Ice caps, yaitu gletser yang didapatkan pada daerah rendah dan luas.
Ice sheet menempati daerah yang sangat luas,sedangkan
Ice caps menempati wilayah yang sempit. Tipe ini merupakan selubung es yang luas
sekali meliputi sebagian besar dari daratan, sehingga relatifnya hampir tidak ada yang
terlihat. Terutama di Greenland kita dapatkan contoh yang baik dari tipe ini.
2.5 Produk (Endapan) Glasial
Nichols (2009) menyimpulkan bahwa endapan-endapan fasies glasial ini menunjukan
pola dengan sortasi buruk sampai sangat buruk sekali, Nichols menyimpulkan kalau
endapan glasial itu:

Litologi, konglomerat, batupasir dan mudstone.


Mineralogi, bermacam macam, secara komposisi immature.
Tekstur terpilah sangat buruk pada till dan terpilah buruk pada fasies fluvio-glasial.
Geometri bed-bedding tidak ada sampai tidak begitu jelas seperti pada kebanyakan

endapan kontinental, endapan glaciomarine mungin memiliki laminasi.


Strutkur sedimen, biasnaya tidak hadir pada till, cross bedding di fasies fluvio-glasial.

Arus purba- orientasi butiran mengindikasikan arah aliran es.


Fosil- secara normal absen di endapan kontinental, tapi bisa hadir pada fasies

glasiomarin.
Warna bervariasi, tapi endapannya biasnya teroksidasi.
Asosiasi fasies dapat berasosiasi dengan fasies fluvial atau endapan laut dangkal.

Endapan glasial di darat dikenal dengan till tapi di laut dan lingkungan lain sering disebut
sebagai diamiktit, hal ini menimbulkan kerancuan karena dimiktit juga dipakai di endapan
lain berupa material kasar (konglomerat) dengan kadar matrik yang melimpah.. tapi
seringkali populer dipakai di glacial. till yang terbentuk di darat ini membentuk akumulasi
yang terkonsentrasi secara tersendiri dan membentuk suatu gundukan sedimen yang khas
dikenal berbagai istilah yang hadir pada daerah landai di lingkungan glasial darat
memperlihatkan morfologi tersendiri seperti: esker, kamee, kamee terrace, drumlin, dan
outwash plain.
a. Esker, merupakan suatu morfologi pematang berkelak kelok, sedimen yang berada di
dalam tubuh (englacial) dan dasar glasier (subglacial) ketika es mencair akan
mempertahankan sedimen ini dalam bentuk esker. esker ini memiliki ciri khas pemilahan
yang sangat buruk, didominasi oleh fraksi gravel kasar.. bentuk berkelak kelok ini
kemungkinan hasil pergerakan plastis dari tubuh glasier saat transportasi terjadi
mempertahankannya sementara aliran yang mengalir dalam tubuh glasier. Meskipun
terpilah buruk esker ini ternyata menunjukan strutkur internal yang berlapis meski terlihat
buruk, struktur strutkur sedimen deformasi (slump) bisa dijumpai dalam tubuh esker.

Strutkur deformasi dan laminasi bercampur perlapisan konglomerat terpilah buruk


menjadi ciri khas strutur dan tekstur sedimen dalam esker, tapi cross bedd juga bisa bisa
saja hadir.

b. Kame, adalah suatu endapan menyerupai gundukan (mound) yang berada di tepi
esker dan menujukan pola pematang pendek, hasil dari retreat glasier. biasanya
berasosiasi dengan endapan end moraine, hasil crevassing dari sistem glasiofluvial
akan membentuk sistem ini. ketika es terperangkap di antara lembah atau ada sistem
glasiofluvial yang membentuk channel. Ketika jebol akan membentuk kamee atau
kamee terrace ini (dalam bentuk besar) hampir mirip dengan endapan crevasse splay,
tapi lebih padat (konsentrasi sedimen lebih tinggi dari air karena fase airnya sebagain
masih dalam bentuk es di sistem glasial).
kame tampak samping
c.

Kasepberg ketika suatu tubuh es yang terpisah dari tubuh glasier induknya yang besar
tubuh es ini jika bergerak tertransport (menggelinding) maka akan membentuk suatu
impresi. Jika ia tertanam dalam massa sedimen jika terjadi suatu mekanisme banjir
besar yang membawa konsentrasi sedimen (seperti fenomena jkulhaup di islandia).
Ketika es besr ini tertutup sedimen kemudian mengaami melting maka akan
meninggalkan lubang besar yang tergenang air dikenal sebagai kettle hole.
kettle hole

d. Drumlin merupakan suatu bukit memanjang yang salah satu bagiannya cembung dan
bagian lainnya agak lancip . Origin keterbentukannya masih kontroversi di kalangan
geologis, ada yang bilang ini hasil endapan dari akumulasi formasi es (yang membntuk
polanya seperti itu), ada yang mengatakan hasil tekanan tinggi oleh fluida yang
mengalir dibawah es glasier karena tekanan air yang begitu melimpah karena melting
mendadak (catastrophic flooding) dan teori-teori lainnya dari para geographer dan
geologist.

e.

Outwash plain (atau sandur atau sandar bentuk jamaknya ini bahasa Islandia brother)
merupakan daerah yang berada ke arah distal menjauhi proksimal dari endapan glasial
menjauhi glasier dan menghuni zona ablation (tempat dimana es mulai mencair). Pada
zona ini banyak sekali sungai dijumpai endapan-endapan endapannya berasosiasi
denga sistem fluvial (glasiofluvial) posisinya berada di bagian depan dari terminal
moraine sedimennya lebih halus dan terpilah relatif lebih baik karena ada campur
tangan aliran arus yang memilah sedimen dalam suspended load, maka kebanyakan
komposisinya berupa silt dan mud. Sistem sungai yang hadir umumnya membentuk
pola braided jika channelnya besar karena gradien lereng yang cukup signifikan.
outwash plain di islandia

.
Istilah periglasial, paraglasial, proglasial mengacu kepada lingkungan dalam sistem
maupun di luar sistem glasial yang masih berhubungan. menurut Olev Slaymaker
(2011) periglasial lebih ke arah proses, proglasial merupakan lokasi, dan paraglasial
merupakan suatu sistem yang ada di luar glasial yang terganggu oleh sistem glasial.
lingkungan periglasial merupakan suatu lingkungan yang berada di sekitar glasier
atau ice sheet, dimana sistemnya dipengaruhi oleh proses glasial seperti danau,
sungai, dan lainnya yang berada di daerah dingin.. ciri khasnya adalah adanya
kehadiran permafrost (tanah yang membeku karena air tanah dan air permukaanya
menjadi es) dan pingoe (pingoes bentuk jamaknya) merupakan suatu morfologi
berupa gundukan yang keterbentukannya dikontrol oleh tekanan hidrostatik air tanah
(unik dia sifatnya dinamis bisa naik turun) akibat mekanisme forst heaving
(pembekuan air dalam tanah berpori) saratnya air tanah dekt permukaan dan

suplainya cukup melimpah. Ketika pingoes dan permaforst mencair akan membentuk
suatu pola yang kita kenal sebagai patterned ground (pola pola poligon es yang
mengisi premukaan tanah).
Lingkungan proglasial merupakan lingkungan yang berada di batas es (ice
marginal), berbeda dari periglasial dimana periglasial merupakan landform yang
dihuni oleh glasier sedangkan proglasial merupakan sublingkungan lain yang
berasoisasi dengan glasier, tapi sistem ini berada di luar atau menjauhi glasier
membentuk sistem komposit seperti yang telah kita diskusikan (glasiofluvial,
glasiomarin, glasiolakustrin) maka ketika pada batas glasier dijumpai ada danau maka
danau ini akan membentuk sistem danau proglasial (proglacial lake), atau sungai
proglasial (porglacial river), dan glacimarine proglacial.
Lingkungan paraglasial merupakan suatu lingkungan yang disebut para ahli berada di
luar sistem glasial, tapi sebenernya dia merupakan zona transisi dari daerah
periglasial (glasial) dan proglasial, atau merupakan suatu zona yang tidak stabil
karena kondisi topografinya tidak memungkinkan berkembangnya suatu system.
Ketika es mengalami retreat zona ablasi yang memiliki kondisi lereng yang curam
akan sulit menampung air dan air ini akan diteruskan ke lingkungan proglasial, tapi
ketika advance glasier terjadi dia akan ditutupi es sehingga zona periglasial dianggap
merupakan zona transisi karena morfologi bumi itu dinamis suatu waktu dia akan
stabil membentuk zona tertentu.

Anda mungkin juga menyukai