Anda di halaman 1dari 14

1.

PERHITUNGAN BIAYA PESANAN DAN BIAYA PROSES


1.1 Karakteristik Lingkungan Pesanan dan Proses
Perusahaan terus menelusur jumlah biaya dan biaya per unit untuk tujuan pembuatan
laporan keuangan, penentuan profitabilitas, dan pengambilan keputusan (misalnya penentuan
harga). Perusahaan manufaktur dan jasa dapat dibagi menjadi dua jenis utama : perusahaan
pesanan (job order) yang memproduksi produk atau jasa yang unik, dan perusahaan proses
yang memproduksi produk atau jasa yang relatef homogen.
1.2 Perbandingan Perhitungan Biaya Pesanan dan Biaya Proses
Perusahaan perusahaan yang termasuk dalam industry proses, secara besar-besaran
memproduksi produk yang hampir sama atau sejenis. Contoh perusahaan yang menggunakan
system prosuksi proses adalah perusahaan makanan, semen, bahan bakar, dan bahan kimia.
Hal yang penting dalam system proses adalah bahwa biaya satu unit produk, identik dengan
baiay produk lainnya. Perusahaan jasa juga dapat menggunakan pendekatan perhitungan biaya
proses.
Perusahaan dengan system proses mengakumulasikan biaya produksi berdasarkan
proses atau departemen untuk satu periode waktu tertentu. Output proses selama periode
tersebut diukur. Biaya per unit dihitung melalui pembagian biaya prosesnya dengan output
pada periode terkait. Pendekatan akumulasi biaya ini disebut sebagai system perhitungan
biaya proses.
Perhitungan biaya proses berfungsi dengan baik apabila produk-produk yang relative
sejenis melalui proses berurutan dan menerima biaya produksi yang hampir sama. Pabrik
manufaktur yang besar, seperti pabrik kimia, makanan, dan ba mobil, menggunakan
perhitungan biaya proses.
Dalam seuatu perusahaan dengan system proses, unit-unit produksi umumnya melalui
rangkaian departemen manufaktur atau produksi, di tiap departeme atau tiap proses, suatu
proses operasi akan membawa suatu produk satu langkah lebih dekat ke penyelesaian. Dalam
tiap departemen, bahan baku, tenaga kerja, dan overhead mungkin dibutuhkan. Saat
penyelsaian proses tertentu, barang yang setengah jadi dipindahkan ke departemen
berikutnya. Setelha melewati departemen terakhir, barang selesai diproduksi dan dipindahkan
ke gudang.
Sistem Biaya Proses (Process Cost) adalah metode pengumpulan harga pokok
produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu. Pada metode ini, proses

produksi diperusahaan dilaksanakan secara terus menerus, barang yang dihasilkan homogen,
dan perhitungan harga pokok produksi didasarkan atas waktu. Pada metode ini, produksi
dilakukan untuk memenuhi stock.
Persamaan antara job order costing dan proses costing terletak pada tujuannya yaitu,
tujuan utama kedua sistem tersebut adalah membebankan biaya bahan baku, tenaga kerja
dan overhead ke produk dan memberikan meknisme penghitungan

biaya

per

unit.

Keduanya menggunakan rekening yang sama termasuk overhead pabrik, bahan baku,
barang dalam proses dan barang jadi.
Selain mempunyai persamaan, kedua sistem itu mempunyai perbedaan. Tabel 1.1
meringkas dan membandingkan karakteristik perhitungan biaya pesanan dan biaya proses
yaitu sebagai berikut:
Perhitungan Biaya Pesanan
Perhitungan Biaya Proses
1. Produk sangat bervariasi.
1. Produk bersifat homogen
2. Biaya diakumulasi berdasarkan pesanan 2. Biaya diakumulasikan berdasarkan proses
kerja.
atau departemen.
3. biaya per unit dihitung melalui pembagian 3. Biaya per unit dihitung melalui pembagian
jumlah biaya pekerjaan dengan unit yang biaya proses satu periode dengan unit yang
diproduksi untuk pekerjaan tersebut.
diproduksi selama periode tersebut.
Tabel 1.1 Perbandingan perhitungan biaya pesanan dan proses
1.3 Menghitung Biaya Per Unit dengan Menggunakan Perhitungan Biaya Pesanan
Harga pokok produksi terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead.
Dalam suatu lingkungan berdasarkan pesanan, tariff overhead yang dianggarkan selalu digunakan
karena penyelesaian pekerjaan jarang sesuai dengan selesainya tahun fiscal. Oleh karena itu, kita akan
menggunakan perhitungan biaya normal dan biaya per unit berdasarkan pesanan kerja, yaitu jumlah
biaya bahan baku yang digunakan dalam pekerjaan tersebut, tenaga kerja langsung yang digunakan,
dan overhead yang dibebankan dengan menggunakan satu atau lebih penggerak aktivitas.

1.4 Tipe Proses Manufaktur


1. Proses Berurutan (sequential processing)
Unit-unit produksi harus melalui suatu proses sebelum mereka dapat dikerjakan dalam
proses berikutnya. Contoh bagan untuk Perusahaan Manufaktur Kimia/Obat-obatan

Peracikan

Pengkapsulan

2. Proses Sejajar (parallel processing)

Pembotolan

Barang Jadi

Dua atau lebih proses berurutan dibutuhkan untuk memproduksi suatu barang jadi.
Unit-unit yang telah setengah jadi (sebgai contoh, dua subkomponen) dapat dikerjakan
secara simultan dalam dua proses yang berbed dan kemudian dibawa bersamaan dalam
proses akhir untuk penyelesaian. Berikut Contoh manufaktur hardisk untuk komputer

Proses 1

Proses 2
Assembly

Proses 3

Barang Jadi

Proses 4

3. Arus Produk Selektif


Pada arus ini bahan pertama kalinya dimasukkan ke dalam satu departemen kemudian
dipindahkan ke departemen berikutnya yang berbeda, pada waktu bersamaan.
1.4 Menelusuri Biaya Pesanan Melalui Dokumen-Dokumen Sumber
a. Lembar Biaya Pesanan
Lembar biaya pesanan disiapkan setiap kali pekerjaan baru dimulai. Lembar biaya pesanan
dipersiapkan untuk tiap pesanan; dan merupakan bagian dari akun proses kerja yang sedang berjalan
serta merupakan dokumen utama untuk menghitung semua biaya-biaya yang terkait dengan pesanan
tertentu.
Pada sistem akuntansi manual, lembar kerja pesanan merupakan suatu dokumen. Akan tetapi,
sekarang ini kebanyakan sistem akuntansi telah terotomatisasi. Lembar biaya biasanya berhubungan
dengan catatan pada arsip induk barang dalam proses. Pada sistem manual, arsip tersebut ditempatkan
dalam lembar arsip, sedangkan pada sistem yang terotomatisasi disimpan secara elektronik pada pita
magnetis atau disket. Pada kedua sistem tersebut, lembar biaya pesanan berfungsi sebagai buku
pembantu barang dalam proses.
b. Permintaan bahan baku
Biaya bahan baku langsung dibebankan ke pekerjaan dengan menggunakan dokumen sumber
yang disebut formulir permintaan bahan baku. Formulir tersebut mencatata jenis, jumlah, dan harga
per unit bahan yang dikeluarkan dari gudang dan yang paling penting nomor pekerjaan. Dengan
menggunakan formulir ini, departemen akuntansi biaya dapat mencatat biaya bahan baku langsung, ke
dalam lembar biaya pesanan yang tepat.
c. Kartu Jam Kerja

Tenaga kerja langsung juga harus dihubungkan dengan setiap pekerjaan tertentu. Alat yang digunakan
untuk membebankan biaya tenaga kerja langsung ke setiap pekerjaan adalah dokumen sumber yang
disebut sebagai kartu jam kerja. Setiap hari, pegawai perusahaan mengisi kartu jam kerja yang
mengidentifikasi nama, tingkat gaji, dan jam kerja tiap pekerjaan.
d. Dokumen Sumber Lainnya
Penggunaan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas untuk membebankan overhead ke pekerjaan,
mengharuskan perusahaan untuk tetap menelusuri lebih dari satu penggerak aktivitas.
1.5 Arus Biaya Pada Akun (Job Order System dan Process System)
Ketika membahas arus biaya, kita berbicara tentang cara memperlakukan biaya dari titik
tempat biaya tersebut timbul, hingga ke titik tempat mereka diakui sebagai beban, pada laporan laba
rugi. Kepentingan utama dalam sistem perhitungan biaya pesanan adalah arus biaaya produksi. Oleh
karena itu, pembahasan akan dimulai dengan deskripsi mengenai cara ketiga unsure biaya produksi,
yaitu bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead, mengalir melalui barang dalam
proses, barang jadi, hingga akhirnya pada harga pokok penjualan.
Arus biaya untuk Job Order System dan Process System secara umum sama. Perbedaan
utamanya adalah sistem akumulasi biaya Job Order Costing

berdasarkan pesanan,sedangkan

akumulasi biaya process costing system berdasarkan proses.


a. Akuntansi untuk Bahan Baku
Oleh karena perusahaan baru saja memulai bisnisnya, maka tidak terdapat persediaan awal.
Untuk memproduksi ransel dan tas dalam bulan Januari, dan untuk memiliki persediaan bahan baku
pada awal bulan Februari, Stan membeli, secara kredit, bahan baku seharga $2.500 (kulit, anyaman
untuk tali ransel, benang yang kuat, gesper, dan sebagainya). Stan membutuhkan $1.000 bahan untuk
ransel dan $500 untuk tas. Kemudian lembar biaya pesanan untuk ransel akan menunjukkan angka
$1.000 untuk bahan baku langsung, sedangkan lembar biaya pesanan tas akan menunjukkan $500
untuk bahan baku langsung.
Jurnal pembelian bahan baku

Jurnal untuk barang dalam proses :

Material inventory
Account Payable

xxx

Work in process inventory


Material inventory

xxx

xxx
xxx

b. Akuntansi untuk Biaya Tenaga Kerja Langsung


Oleh karena kedua pekerjaan tersebut berlangsung selama bulan Januari, Stan harus
menentukan tidak saja jumlah total jam kerja tenaga kerja langsung, tetapi juga waktu kerja masingmasing pekerjaan. Ransel membutuhkan 120 jam tenaga kerja langsung dengan tariff upah rata-rata $9
per jam, untuk biaya total tenaga kerja langsung $1.080. Untuk tas, totalnya adalah $450, berdasarkan
50 jam tenaga kerja langsung dengan upah rata-rata per jam $9.

Jurnal untuk tenaga kerja langsung:

Work in process Inventory


Wages Payable

xxx
xxx

c. Akuntansi Untuk Overhead


Penggunaan perhitungan biaya normal memiliki arti bahwa biaya-biaya overhead akrual tidak
pernah dibebankan langsung ke pekerjaan. Overhead dibebankan pada masing-masing pekerjaan
dengan menggunakan tarif yang telah dianggarkan. Overhead bisa dibebankan dengan menggunakan
tarif overhead pabrik secara keseluruhan, tarif departemen, atau tarif aktivitas. Biaya overhead aktual
yang terjadi juga harus diperhitungkan, tetapi atas dasar keseluruhan (bukan berdasarkan pekerjaan
tertentu).
Jurnal untuk overhead dibebankan
Jurnal untuk actual overhead

: Work in process inventory


Overhead control

xxx
xxx

: Overhead control
xxx
Lease payable
Accum.Equipment deprec
Utilities payable
Wages payable

xxx
xxx
xxx
xxx

d. Akuntansi untuk Barang Jadi


Ketika proses pekerjaan telah selesai, jumlah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan overhead akan ditransfer ke persediaan barang jadi. Jadi simulasinya adalah biaya atas produk
yang sudah diselesaikan di pindahkan dari barang dalam proses kea kun barang jadi.
Jurnal untuk barang jadi

: Finished Good Inventory

xxx

Work in process inventory

xxx

e. Akuntansi untuk Harga Pokok Penjualan


Pada perusahaan yang berdasarkan pada pesanan, ketika pesanan siap untuk diserahkan ke
pelanggan, biaya untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut menjadi harga pokok penjualan.
Jurnal saat penyerahan ke pelanggan

Cost of good sold

xxx

Finished Good Inventory


Account Receivable
Sales Revenue

xxx

xxx
xxx

1.6 Akuntansi untuk Perusahaan Jasa


Perusahaan jasa juga memerlukan informasi biaya perunit. Pada dasarnya untuk
menghitung biaya perunit antara perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur adalah
sama. Pertama sekali, perusahaan jasa yang disediakan dan mengidentifikasi total
biaya untuk unit jasa yang disediakan.

Perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur menggunakan data biaya dengan


tujuan

yang

sama,

yaitu

untuk

menentukan

profitabilitas,

kelayakan

untuk

memperkenalkan layanan baru, membuat keputusan harga jual dan lainnya, hanya
perusahaan jasa tidak memerlukan data biaya untuk menentukan nilai persediaan, karena
jasa tidak menghasilkan produk fisik.
2. ALOKASI BIAYA KE DEPARTEMEN PENDUKUNG.
2.1 Gambaran Umum Alokasi Biaya
Alokasi biaya merupakan salah satu isu penting dalam akuntansi manajemen.
Bagaimana biaya-biaya yang terjadi di dialokasikan ke objek biaya, seperti produk, kelompok
pelanggan, aktivitas, dan divisi. Dalam alokasi biaya akan mengalokasikan biaya-biaya yang
terjadi di departemen jasa (supporting department) ke departemen produksi dan akhirnya
dialokasikan ke produk atau jasa yang dihasilkan. Proses alokasi biaya ini memerlukan
pemilihan dasar alokasi biaya (cost driver) yang tepat.
2.2 Jenis Jenis Departemen
Dalam model fungsi diperusahaan, obyek biaya adalah departemen. Terdapat dua
kategori departemen yaitu: Departemen produksi dan departemen pendukung. Departemen
produksi secara langsung bertanggung jawab pada pembuatan produk atau jasa yang dijual
pada pelanggan. Departemen pendukung menyediakan pelayanan pendukung yang diperlukan
oleh departemen produksi.
2.3 Jenis Jenis Dasar Alokasi
Departemen produksi membutuhkan jasa pendukung: oleh sebab itu, biaya departemen
pendukung ditimbulkan oleh aktivitas departemen produksi. Faktor-faktor penyebabnya
adalah variabel atau aktivitas dalam departemen produksi, yang menyebabkan munculnya
biaya jasa pendukung. Dalam memilih dasar pengalokasian biaya departemen pendukung,
berbagai usaha harus dilakukan untuk mengidentifikasi faktor penyebab yang sesuai
(penggerak biaya). Menggunakan faktor penyebab akan menghasilkan biaya produk yang
lebih akurat. Selanjutnya, jika faktor penyebab diketahui, para manajer dapat mengontrol
konsumsi jasa pendukung dengan lebih baik.

2.4 Tujuan Alokasi

Beberapa tujuan penting berhubungan dengan alokasi biaya departemen pendukung ke


departemen produksi, dan akhirnya ke produk tertentu:
a.
b.
c.
d.
e.

Untuk menghasilkan satu kesepakatan harga yang menguntungkan


Untuk menghitung profibilitas lini produk
Untuk memprediksi pengaruh ekonomi dari perencanaan dan pengendalian
Untuk meniai persedian
Untuk memotivasi para manajer
Langkah langkah dalam pengalokasian biaya departemen pendukung ke departemen

produksi dan mengalokasikannya ke biaya produk adalah sebagai berikut:


a. Membagi perusahaan ke dalam departemen-departemen.
b. Mengklasifikasikan tiap departemen sebagai departemen pendukung atau departemen
produksi.
c. Menelsuri semua biaya overhead perusahaan di departemen pendukung atau
departemen produksi.
d. Mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen produksi.
e. Menghitung tarif overhead yang ditentukan terlebih dahulu untuk departemen
produksi.
f. Mengalokasikan biaya overhead ke tiap unit produk melalui tarif overhead yang
ditentukan terlebih dahulu.
2.5 Pengalokasian Biaya Satu Departemen Ke Departemen Lainnya
1. Tarif Pembebanan Tunggal
Misal bahwa perusahaan mengembangkan departemen foto copy sendiri untuk
melayani tiga departemen produksinya (audit, pajak, dan konsultan menajemen sistem
atau MAS). Biaya departemen foto copy meliputi biaya tetap sebesar $26.190 (upah
sewa da mesin fotocopy) dan biaya variabel $0,023 (kertas dan tinta) per lembar foto
copy. Estimasi penggunaan (dalam jumlah halaman) oleh ketiga departemen produksi
adalah sebagai berikut ;
Departemen audit
Departemen pajak
Departemen MAS

94.500
67.500
108.00
0

Total
270.00
0
Jika tarif pembebanan tunggal di gunakan, biaya tetap sebesar $26.190 akan
digabungkan dengan estimasi biaya variabel sebesar $6.210 (270.000 x $0,023). total
biaya sebesar $32.400 (biaya tetap + viaya variabel) dibagi dengan estimasi jumlah

lembar yang di foto copy sebanyak 270.000 yang akan menghasilkan tarif per lembar
sebesar $0,12.
Jumlah yang di bebankan ke departemen produksi merupakan fungsi jumlah
lembar yang di foto copy. Anggaplah bahwa penggunaan aktual adalah ssebagai
berikut; departemen audit sejumlah 92.000 halaman; departemen pajak 65.000
halaman dan departemen MAS 115.000 halaman. Total biaya foto copy yang
dibebankan pada masing-masing departemen dapat diperlihatkan sebagai berikut ;

Audit
Pajak
MAS

Jumlah
Halaman
92.000
65.000

Pembebanan
per Halaman
$0,12
0,12
0,12

Total
Pembebanan
$11.040
7.800

13.800
115.000
Total
272.000
$32.640
Penggunaan tarif tunggal mengakibatkan biaya tetap diperlakukan seakan-akan
biaya tersebut merupakan biaya variabel.Departemen foto copy tidak membutuhkan
$32.640 untuk memfotokopi 272.000 lembar tetapi, departemen foto copy hanya
membutuhkan $32.446 [$26.190 + (272.000 x $0,023)].
2. Tarif Bembebanan Ganda
Walaupun penggunaan tarif tunggal adalah sederhana, namun hal ini mengabaikan
dampak diferensial dari perubahan penggunaan biaya. Biaya variabel departemen
pendukung naik sesuai tingkat kenaikan jasa.
Biaya jasa tetap dapat di anggap sebagai biaya kapasitas, mereka di keluarkan
guna menyediakan kapasitas yang diperlukan untuk mengirm unit jasa yang
dibutuhkan oleh departemen produksi. Ketika departemen pendukung dibentuk,
kemampuan mengirimnya dirancang untuk melayani kebutuhan jangka panjang
departemen produksi. Karena kebutuhan jasa pada awalnya menyebabkan penciptaan
kemampuan pelayanan, maka adalah beralasan untuk mengalokasikan biaya jasa tetap
berdasarkan kebutuhan tersebut. Pengalokasian biaya tetap mengikuti prosedur tiga
langkah ;
a. Penetapan biaya tetap yang di anggarkan.
b. Perhitungan rasio proporsi, dengan rumus;
Rasio proporsi = Jumlah masing-masing depatemen : total
c. Pengalokasian, dengan rumus;
Alokasi = Rasio proporsi x Biaya tetap yang di anggarkan

Yang dapat kita asumsikan sebagai berikut;


Jumlah

Proporsi

Halaman
Audit
Pajak
MAS

Tertinggi
7.875
22.500
9.000

0,20
0,57
0.23

39.375

100

Total

Biaya

Bagian

Tetap

Departemen

$26.190
26.190
26.190

atas Biaya Tetap


$5.328
14.928
6.02
4
$26.190

Aktual Pembebeanan Biaya; Departemen Audit 92.000 halaman, Departemen


Pajak 65.0000, dan Departemen MAS 115.000 Halaman, maka perhitungan
pembebanannya adalah
Jumlah
Halaman x
Audit
Pajak
MAS
Total

$0,023
$2.116
1.495
2.645
$6.256

Alokasi Biaya

Tetap
$ 5.238
14.928
6.024
$

Total
Pembebanan
$ 7.354
16.423
8.669
$32.446

26.190

3. Penggunaan yang dianggarkan versus penggunaan aktual


Ketika mengalokasikan biaya departemen pendukung ke departemen produksi, kita
mengalokasikan biaya yang dianggarkan. Terdapat dua alasan dasar pengalokasian
biaya departemen pendukung, yaitu: 1) untuk menghitung biaya produk yang
diproduksi, dan 2) untuk evaluasi kinerja departemen. Biaya Aktual digunakan untuk
evaluasi kinerja. Sedangkan Biaya Dianggarkan digunakan untuk penetapan biaya.
Prinsip umum dari evalusai kerja adalah bahwa manajer tidak boleh di bebani
tanggung jawab atas biaya atau aktivitas yang berada di laur kendalinya. Karena para
manajer departemen produksi memiliki input yang signifikan berkaitan dengan
tingkat jasa yang di konsumsi, mereka harus di bebani tanggung jawab atas bagian
biaya jasa mereka. Namun, pernyataan ini, mempunyai kualifikasi penting; evaluasi
departemen tidak boleh dipengaruhi oleh tingkat efisiensi yang di capai oleh
departemen lain.

2.6 Memilih Metode Alokasi Biaya Departemen Pendukung


Dalam menentukan metode alokasi biaya departemen pendukung yang digunakan,
perusahaan hatus menetapkan batasan ineraksi departemen pendukung. Selain itu, mereka
harus menimbang biaya dan manfaat yang berhubungan dengan ketiga metode pengalokasian
biaya, yakni ;
1. Metode Alokasi langsung
Adalah metode paling sederhana dan paling langsung mengalokasikan biaya
departemen pendukung. Biaya jasa variabel dialokasikan langsung ke departemen
produksi secara proporsional terhadap masing-masing departemen pengguna jasa.
Biaya tetap juga dialokasikan langsung kepada departemen produksi, tetapi
berdasarkan proporsi pada kapasitas normal atau praktis departemen produksi.
Data Untuk Mengilustrasikan Metode Alokasi:
Departemen Pendukung

Biaya lngsung

Departemen Produksi

Listrik

Pemeliharaan

Penggerindaan

Peraktitan

$250.000

$160.000

$100.000

$60.000

200.000

600.000

200.000

4.500

4.500

Aktivitas normal :
Killowat-jam
Jam pemeliharaan

1.000

Contoh Perhitungan Metode Alokasi Langsung:

Listrik :

Pemeliharaan
:

Langkah 1 Menghitung Rasio Alokasi


Penggerindaan
Peraktitan
0,75
-

600.000
(600.000 + 200.000)
200.000
0,25
(600.000 + 200.000)
4.500
0,50
(4.500 + 4.500)
4.500
0,50
(4.500 + 4.500)
Langkah 2 Alokasi Biaya Departemen Pendukung Dengan

Menggunakan Rasio Alokasi


Departemen Pendukung
Departemen Produksi
Listrik
Pemeliharaan
Penggerindaan
Perakitan

Biaya Langsung
Listrik
Pemeliharaan

$250.000
(250.000)
-

$160.000
(160.000)

$100.000
187.500
80.000

$60.000
62.500
80.000
$202.500

$0
$0

$367.500

2. Metode Berurutan
Metode ini mengetahui bahwa interaksi diantara Departemen pendukung telah
terjadi. Akan tetapi, metode berurutan tidak secara penuh mengakui interaksi
departemen pendukung. Alokasi biaya dilakukan secara tahap demi setahap mengikuti
prosedur penetapan peringkat yang ditentukan terlebih dahulu. Biasanya urutanya
ditentukan dengan menyusun peringkat departemen pendukung dalam suatu tatanan
jumlah jasa yang diberikan, dari yang terbesar ke yang terkecil. Tingkat jasa biasanya
di ukur dengan biaya langsung dari setiap departemen pendukung; departemen dengan
biaya tertinggi dinilai sebagai pemberi dana terbesar.
Alokasi yang di dapatkan dengan metode berurutan . di dapatkan dengan langkah
pertama adalah menghitung rasio alokasi. Perhatikan bahwa rasio alokasi untuk
departemen pemeliharaan mengabaikan penggunaan oleh departemen listrik karena
biayanya tidak dapat dialokasikan ke departemen pendukung. Langkah kedua adalah
mengalokasikan biaya departemen pendukung dengan menggunakan rasio alokasi
yang dihitung pada langkah pertama. Perhatikan bahwa $50.000 dari biaya
departemen listrik dialokasikan ke departemen pemeliharaan. Hal ini mencerminkan
kenyataan bahwa departemen pemeliharaan menggunakan 20 persen output
departemen listrik. Sebagai akibatnya, biaya oporasi departemen pemeliharaan naik
dari $160.00 jadi $210.000.
Langkah 1 Menghitung Rasio Alokasi
Pemeliharaa Penggerindaa
Perakitan
Listrik :

Pemeliharaa
n:

200.000
(200.000 + 600.000 + 200.000)
600.000
(200.000 + 600.000 + 200.000)
200.000
(200.000 + 600.000 + 200.000)
4.500
(4.500 + 4.500)

n
0,20

n
-

0,60

0,20

0,50

4.500
(4.500 + 4.500)

0,50

Langkah 2 Alokasi Biaya Departemen Pendukung Dengan

Biaya Langsung
Listrik
Pemeliharaan

Menggunakan Rasio Alokasi


Departemen Pendukung
Departemen Produksi
Listrik
Pemeliharaan
Penggerindaan
Perakitan
$250.000
$160.000
$100.000
$60.000
(250.000)
50.000
150.000
50.000
(210.000)
105.000
105.000
$0
$0
215.0
$355.000

00

3. Metode timbal balik


Metode ini mengakui semua interaksi di antara deprtemen pendukung. Menurut
metode ini salah satu departemen pendukung menggunakan angka departemen lain
dalam menentukan total biaya setiap departemen pendukung dimana total biaya
mencerminkan interksi antara departemen pendukung. Jadi, total biaya yang baru dari
departemen pendukung dialokasikan ke departemen produksi.
Total biaya departemen pendukung. Total biaya pendukung adalah jumlah dari
biaya langsung ditambah proposisi biaya yang diterima dari departemen pendukung
lainnya. Persamaan biaya untuk setiap departemen pendukung dapat diperlihatkan
sebagai berikut
P

= Biaya langsung + Bagian dari biaya pemeliharaan


= $250.000 + 0,10M (persamaan biaya listrik)

(7.1)

= Biaya langsung + Biaya dari baya listrik


= $160.000 + 0,20P (persamaan biaya pemeliharaan)
Data untuk mengilustrasikan metode timbal balik
Departemen Pendukung
Listrik
Pemeliharaan
Biaya Langsung:
Tetap
Varabel
Total
Aktivitas Normal
Kilowatt-jam
Jam pemeliharaan

$200.000
50.000
$250.000

$100.000
60.000
$160.000

(7.2)

Departemen Produksi
Penggerindaan
Perakitan
$80.000
20.000
$100.000

$50.000
10.000
$60.000

200.000
600.000
200.000
1.000
4.500
4.500
Proporsi Output yang Digunakan oleh Departemen
Listrik
Pemeliharaan
Penggerindaan Perakitan

Rasio Alokasi:
Listrik
Pemeliharaan

0,10

0,20
-

0,60
0,45

0,20
0,45

Persamaan biaya listrk (7.1) dan persamaan biaya pemeliharaan (7.2) dapat
diselesaikan secara simultan untuk menghasilkan total biaya setiap departemen
pendukung. Dengan persamaan ;
M
= $160.000 + 0,20 ($250.000 + 0,10M)
M
= $160.000 + $50.000 + 0,02 M
0,98M
= $210.000
M
= $214.286
Dengan mensubsidikan niai untuk M ini kepersamaan 7.1 dihasilkan total biaya
untuk listrik.
P
= $250.000 + 0.10 ($214.286)
= $250.000 + $21.429
= $271.429
Alokasi Departemen Produksi. Setelah total biaya setiap departemen pendukung
diketahui, alokasi kedepartemen produksi dapat diketahui. Alokasi ini, berdasarkan
proporsi output yang digunakan oleh setiap departemen produksi. Total biaya yang
dialokasikan kedepartemen produksi (dari listrik dan pemeliharaan) sama dengan
$410.000, yaitu total biaya langsung dari dua depatemen pendukung ($250.000 +
$160.000).
Departemen Pendukung
Biaya Langsung
Listrik
Pemeliharaan
Total

Listrik
$250.000
(271.429)
21.429

Pemeliharaan
$160.000
54.286
(21.429)
$

$0

Departemen Produksi
Pengasahan
$100.000
162.857
96.429

Perakitan
$60.000
54.286
96.429

$359.286

$210.715

2.7 Tarif Overhead Departemen Dan Perhitungan Biaya Produk


Tarif biaya overhead dihitung dengan menembahkan biaya pendukung yang
dialokasikan ke biaya overhead yang secara langsung dapat ditelusuri pada departemen
produksi dan membaginya dengan beberapa ukuran aktivitas, seperti jam tenaga kerja
langsung atau jam mesin. Misalnya dari contoh alokasi berurutan total biaya overhead
departemen pengesahan adalah $355.000, dan asumsikan bahwa jam mesin adalah dasar
untuk pembebanan overhead ke produk dengan aktivitas normal sebesar 71.000 jam mesin,
maka tarif biaya overhead departemen pengesahan adalah:
Tarif overhead

pengesahaan
=

$355.000
71.000 jam Mesin
$ 5 per jam mesin

Dengan cara yang sama, total biaya overhead departemen perakitan sebesar $ 215.000,
dan diasumsikan tingkat aktivitas normal sebesar 107.500 jam tenaga kerja, maka tarif biaya
overhead di departement perakitan adalah:
Tarif overhead perakitan

$215.000
107.500 jam tenaga kerja
= $ 2 per jam tenaga kerja
Dengan menggunakan tarif tarif ini, biaya produk per unit dapat ditentukan. Sebagai
gambaran, anggaplah bahwa suatu produk membutuhkan dua jam mesin pengasahan dan satu
jam perakitan untuk satu unit yang diproduksi. Biaya overhead yang dibebankan ke satu unit
produk ini menjadi $12 [(2 X $ 5) + (1X $ 2)]. Jika produk yang sama menggunakan bahan
baku senilai $ 15 dan tenaga kerja sebesar $ 6 (ditotal dari Pengesahan dan Perakitan), maka
biaya total per unit adalah $ 33 ($ 12 + $ 15 + $ 6).
2. 8 Alokasi Biaya Patungan
Produk patungan (joint product) adalah dua atau lebih produk yang diproduksi secara
simultan dengan proses yang sama hingga pada titik pemisahan. Titik pemisahan (split off
point) adalah titik yang produk patungannya menjadi terpisah dan bisa diidentifikasi.
1. Akuntansi untuk Biaya Produk Patungan
a. Metode Unit Fisik
b. Metode Nilai Penjualan Saat Pemisahan
c. Metode Nilai Bersih Yang Dapat Direalisasikan
2. Produk Sampingan
Proses Produk patungan menghasilkan output yang terdiri atas dua atau lebih
produk yang di produksi secara simultan. Produk sampingan (by products) memiliki
nilai penjualan yang relatif kurang signifikan sehingga tidak dimasukkan kedalam
biaya produk patungan.

Anda mungkin juga menyukai