BAB I
PENDAHULUAN
masalah Kurang Vitamin A (KVA) dan masalah obesitas terutama di kotakota besar. Pada Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1993, telah
terungkap bahwa Indonesia mengalami masalah gizi yang artinya
sementara masalah gizi kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh,
udah muncul masalah baru, yaitu berupa gizi lebih.
Disamping masalah tersebut di atas, diduga ada masalah gizi mikro
lainnya sepeni defisiensi Zink yang sampai saat ini belum terungkapkan,
karena adanya keterbatasan Iptek Gizi. Secara umum masalah gizi di
Indonesia, terutama KEP, masih lebih tinggi daripada negara ASEAN
lainnya.
Pada tahun 1995 sekitar 35,4% anak balita di Indonesia menderita
KEP (persen median berat menurut umur <80%). Pada tahun 1997,
berdasarkan pemantauan status gizi (PSG) yang dilakukan oleh Direktorat
Bina Gizi Masyarakat, prevalensi KEP ini turun menjadi 23,1%. Keadaan itu
tidak dapat bertahan yaitu pada saat Indonesia mengalami krisis moneter
yang berakibat pada krisis ekonomi yang berkepanjangan. Pada tahun
1998, prevalensi KEP meningkat kembali menjadi 39,8%. Demikan pula
masalah KVA yang diperkirakan akan meningkat karena masa krisis
ekonomi yang berkepanjangan.
I.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apa saja masalah gizi pada masyarakat ?
1.2.2 Bagaimana penilaian status gizi ?
I.3 TUJUAN
1.3.1 Mendeskripsikan masalah gizi pada masyarakat.
1.3.2 Mendeskripsikan cara mengatasi masalah gizi pada masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
Penyakit
o
1.
2.
3.
4.
5.
Skorbut (Sariawan)
Gondok
Kanker hati
Penyebab
- Kekurangan energi dan protein
- Kekurangan protein, vitamin C,
asam folat, vitamin B12, zat besi
(Fe)
- Kekurangan vitamin C
- Kekurangan yodium
Toksin yang ada
makanan
pada
seperti
dalam
aflatoksin
kacang-kacangan,
dan
sebagainya
2. Kimia dari luar
Penyakit dapat muncul karena zat kimia dari luar seperti obat-obatan,
bahan kimia yang terdapat dalam bahan makanan, penambahan zat aditif
dalam makanan yang berlebihan.
3. Kimia dari dalam
Agens yang berasal dari kimia dari dalam yang dihubungkan dengan
metabolisme dalam tubuh seperti system hormonal (hormone tiroksin),
kelebihan lemak, dan sebagainya.
4. Faktor faali
Faktor faali dalam kondisi tertentu, seperti pada saat kehamilan, eklamsia
pada waktu melahirkan dengan tanda-tanda bengkak atau kejang.
5. Genetis
Beberapa penyakit yang disebabkan karena faktor genetis seperti
diabetes mellitus, (kencing manis), kepala besar terdapat pada orang
mongolid, buta warna, hemofili dan albino.
6. Faktor psikis
Faktor psikis yang menimbulkan penyakit adalah tekanan darah tinggi dan
tukak lambung yang disebabkan oleh perasaan tegang (stress)
7. Tenaga dan kekuatan fisik
Sinar matahari, sinar radioaktif, dan lain-lain merupakan faktor tenaga
dan kekuatan fisik yang dapat menimbulkan penyakit.
8. Faktor biologis dan parasit
Faktor biologis dan parasit (metazoa, bakteri, jamur) dapat menyebabkan
penyakit gizi atau infeksi.
I.1.2 Pejamu (host)
Faktor-faktor pejamu yang mempengaruhi kondisi manusia hingga
menimbulkan penyakit, terdiri atas faktor genetis, umur, jenis kelamin,
kelompok etnik, fisiologis, imunologik, kebiasaan seseorang (kebersihan,
makanan,
kontak
perorangan,
pekerjaan,
rekreasi,
pemanfaatan
antara
konsumsi
dan
penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan
fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh.
Status Gizi (Nutrition status)
Ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk
variable
kekurangan
vitamia A, yodium, Fe, dan lain-lain.
3. Over Nutrition yaitu kelebihan konsumsi pangan untuk periode tertentu.
4. Imbalance yaitu karena disproporsi zat gizi, misalnya kolesterol terjadi
karena tidak seimbangnya LDL (Low Density Lipoprotein), HDL (High
Density Lipoprotein) dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein).
Kurang Energi Protein (KEP)
Kurang energi protein (KEP) adalah seseorang yang kurang gizi yang
disebabkan
oleh
rendahnya
konsumsi
energi
dan
protein
dalam
umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data
lainnyayang berhubungan dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan
sebagai bagian dari indicator tidak langsung pengukuran status gizi
masyarakat.
3. Faktor Ekologi
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi
sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan
budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan
ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain. Pengukuran faktor ekologi
dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi disuatu
masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.
II.3
Deskripsi Analisis
Masalah
gizi
pada
umumnya
adalah
masalah
kesehatan
factor.
Gizi kurang muncul karena masalah pokok antara lain kemiskinan, dan
kurangnya pendidikan. Munculnya permasalahan gizi dapat dilihat dari
tidak seimbangnya antara pejamu, sumber penyakit, dan lingkungan.
Status gizi adalah perwujudan dari keadaan tubuh yang dipengaruhi
oleh zat-zat gizi tertentu. Pada dasarnya penilaian status gizi dapat dibagi
menjadi dua, yaitu penilaian secara langsung dan secaratidak langsung.