Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keracunan dan penyalagunaan obat mencakup porsi yang bermakna dari
kedaruratan medis yang dihadapi oleh dokter. Kira-kira 75% kasus di Amerika Serikat
terjadi pada anak-anak dibawah 5 tahun, tetapi 95% fatalitas terjadi pada orang
dewasa. Keracunan juga sering pada anak yang lebih tua yang mengalami redartasi.
Bunuh diri pada pembunuhan juga menghasilkan sejumlah besar keracunan. Kadangkadang ingesti tidak sengaja terjadi pada orang dewasa
Produk rumah seperti pemutih, cairan penyemir, pestisida merupakan
penyebab sebagian besar kasus keracunan pada anak-anak. Lemari obat dan lemari
dapur merupakan sumber racun yang umum. Peneliti pusat pengendali keracunan di
Amerika Serikat memperlihatkan lebih dari seribu jenis produk rumah tangga
merupakan penyebabnya.
Pada banyak kasus, diagnosisi keracunan atau takar lajak (overdosis) sudah
jelas, dan suatu riwayat ingesti mudah diperoleh. Pada kasus lain, sulit untuk
mendapatkan riwayay ingesti atau pika. Kadang-kadang pada suatu kasus, riwayat
ingesti tidak pernah diperoleh kecuali gambaran klinis dan bukti-bukti kercunan.
Untuk kasus klinis yang meragukan dimana gejala-gejala tidak jelas, kemungkinan
keracunan atau takar lajak haris selalu dipertimbangkan
B. Tujuan
` a..Tujuan umum
Agar pembaca mengetahui lebih mendalam tentang asuhan keperwatan pada
klien dengan keracunan obat.
b.Tujuan Khusus
Agar pembaca mengetahui:
Pengertian keracunan obat
Etiologi
Patofisilogi keracunan obat
Manifestasi klinis keracunan obat
Macam-macam keracunan obat
Asuhan keperawatan klien keracunan obat
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
1

Racun adalah zat yang ketika tertelan, terisap, diabsorbsi, menempel pada
kulit atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relative kecil menyebabkan
cedera dari tubuh dengan adanya reaksi kimia.
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam
tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya.
Keracunan melalui inhalasi dan menelan materi toksik, baik kecelakaan dan karena
kesengajaan, merupakan kondisi bahaya kesehatan. Sekitar 7% dari semua
pengunjung departemen kedaruratan dating karena masalah toksik.
B. Etiologi
Kercunan obat disebabkan karena seseorang mengkomsumsi obat yang
berlebihan atau yang sudah expire dan juga percobaan bunuh diri dengan ingesti zatzat beracun.
C. Patofisiologi
D. Minisfestasi Klinis
Sejumlah besar gejala dapat dijumpai dari keracunan. Gejala ini meliputi :
Muntah,

pucat,

kejang,

koma,

somnolen,

rasa

terbakar

dimulut,

kolaps,

hipereksitabilitas.
Temuan fisik yang mengarah pada keracunan meliputi gangguan kesadaran,
konstriksi pupil, dilatasi pupil, sianosis, bau jaringan yang abnormal, dan peningkatan
produksi keringat. Urine mungkin mengalami perubahan warna dan kulit terwarnai.
Gejala spesifik dan temuan fisik sering mengarah kejenis racun yang diingesti.
Sesorang dicurigai keracunan bila :
a. Seseorang yang sehat mendadak sakit
b. Gejalanya tak sesuai dengan suatu keadaan patologik tertentu
c. Gejalanya menjadi karena dosis yang besar.
d. Amnestik menunjukkan kearah keracunan, terutama kasus bunuh diri atau
kecelakaan
e. Keracunan kronik dicurigai bila digunakan obat dalam jangka waktu lama
atau lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan zat kimia
E. Klasifikasi
Sifat racun dapat dibagi menjadi 2:
a. Korosif : asam basa kuat (asam klorida, asam sulfat, natrium hidroksida)
b. Nonkorosif: makan , obat obatan
Macam-macam keracunan obat :
1. Keracunan ingesti obat antikolinergik dengan cirri-ciri : pesien koma dengann
kulit kering, pupil dilatasi, takikardi dan atau distrimia, hiperrefleksia, hipotensi
dan konfusi.
2. Keracunan Narkotika dengan cirri-ciri : Pasian koma dengan pupil miosis dan
depresi kardiopulmonar.
3. Keracunan Propoksifen cirri-ciri : Edema paru, serangan kejang dan miosis
2

4. Pasien keracunan kolinergik cirri-ciri : meninjikan salifasi, lakrimasi, berkeringat,


edema paru, bonkokontriksi, bradikardi, miosis, kelemahan otot, fasikulasi,
serangan kejang dan koma.
5. Nistagnus dapat timbul akibat keracunan obat sedative-hipnotik dan veniton
6. Nistagnus horizontal atau vertical adalah karakteristik untuk keracunan
fensiklidin.
F. Pemeriksaan diagnostic
1.
Pada kasus keracunan, tes yang tepat dari darah, urine, isi lambung, atau
muntahan,adalah bermanfaat. Komunikasi langsung dengan laboraturium
toksikologi mengenai tes yang diperlukan dan mendesak tidaknya penentuan
tes tersebut adalah sangat membantu. Apabila suatu specimen tidak dapat
dikirim segera ke laboraturium, maka harus dimasukan kedalam lemari es. Zat
2.

pengawet tidak boleh ditambahkan.


Rontgen bidang datar dari abdomen dapat memperlihatkan massa membujur,

3.

pil, gumpalan atau cairan .


Pemerikasaan Non spesifik seperti tes hemoglobin dan hematokrik untuk
anemia, penentuan methemoglobinemia dan urine untuk mioglobin dan

koproporfirin dapat bermanfaat dalam pendekatan kasus keracunan.


G. Penatalaksanaan
Dalam penatalaksanaan keracunan terdapat tiga prinsi utama :
1. Racun harus efakuasi dan absorpsinya dihambat jika hal ini dapat dilakukan
dengan aman.
2. Terapi suportif dan simtomatis harus dilakukan secepatnya meliputi pemberian
cairan intra vena dan mempertahankan jalan napas yang adekuat. Setiap pasien
dengan perubahan kesadaran yang diperkirakan disebabkan oleh keracunan atau
takar lajak obat harus mendapat 50cc larutan dekstrose 50% dan nalokson IV
0,8mg setelah pengambilan darah untuk menentukan kadar glukosa dasar.
3. Harus diberikan antidote spesifik terhadap racun yang diingesti, apabila tersedia.
Namun, hanya sejumlah kecil persentase racun yang diketahui mempunyai
antidot. Adanya antidote spesifik tidak berarti tindakan suportif umum tidak
dibutuhkan.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1.pengkajian primer
a. Airway (jalan napas)
Periksa kelancaran jalan napas, gangguan jalan napas sering terjadi pada klien
dengan keracunan baygon, boutulisme karena klien sering mengalami dpresi
pernapasan seperti pada klien kercunan baygon, boutulinum. Usaha untuk
kelancaran jalan napas dapat dilakukan chin lift/jaw thrust/nasopharyngeal
airway/pemasangan guedel. Cegah aspirasi isi lambung dengan posisi kepala
pasein diturunkan, mengunakan jalan napas orofaring dan pengisap.jika ada
gangguan jalan napas maka di lakukan penanganan sesuai BHD (Bantuan Hidup
Dasar).
b. Breathing (Dan Ventilasi)

Kaji ventilasi adkuat dengan observasi usaha ventilasi melalui analisis gas darah
atau spirometri. Siapkan untuk vemtilasi mekanik jika terjadi depresi
pernapasan.takanan ekspirasi positif di berikan pada jalan napas,masker katung
dapat membantu menjaga alveoli tetap mengembang.berikan oksigen pada pasien
yang mengalami depresi pernapasan,tidak sadar dan syok.
c. Circulation
Jika ada gangguan sirkulasi segera tangani kemungkinan syok yang tepat,dengan
memasang IV line.mungkin ini berhubungan dengan kerja kardiodepresan dari
obat yang di telan, pengumpulan aliran vena di ektremitas bawah, penurun
sirkulasi voleme darah, sampai dengan meningkatnya permeabilitas kapiler. Kaji
tanda tanda vital, kardiovaskuler, dengan mengukur nadi, tekanan darah, dan
tekanan vena central, dan suhu. Stabilkan fungsi kardiofakuler dan pantau EKG
d. Disability ( evaluasi neorologis)
Pantau status neurologis secara tepat meliputi tingkat kesadaran dan GCS, ukuran
dan reaksi pupil serta tnada tanda vital. Penurunan kesadaran dapat terjadi pada
klien yang keracunan alcohol dan obat obatan. Penurunan kesadaran dapat juga
disebabkan karena penurunan oksigenasi, akibat depresi pernafasan, seperti pada
klien yang keracunan baygon, botulinum.
2.pengkajian sekunder
.a.wajah
1) inspeksi pada wajah pucat
.b..kulit
1)Saat di inpeks isianosis,dan saat di palpasi terasa dingins
B. Diagnosa keperawatan pada klien keracunan:
1. Gangguan pola napas berhubungan dengan spasme larinks dan bronkho kontriksi
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan keracunan obat
3. Risiko tinggi ganungguan keseimbangan cairan berhubungan dengan output yang
berlebihan
C. Intervensi
1. Gangguan pola napas berhubungan dengan spasme larinks dan bronkho kontriksi.
a. Observasi pernapasan; frekuensi, kedalaman, bunyi napas dan penggunaan
otot bantu pernapasan serta adanya apnoe.
b. Posisi semi fowler, utnuk meningkatkan ekspansi paru.
c. Kolaborasi dengan medis dalam pemberian oksigen
d. Kolaborasi dalam pemberian terapi antidotum
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan keracunan obat
a. Observasi tanda tanda vital, terutama nadi dan tekanan darah.
b. Anjurkan banyak minum air putih 2-2,5 liter
c. Atur posisi tidur klien sesuai dengan kondisi klien untuk mencapai rasa
nyaman.
5

d. Pasang kateter pada klien keracunan obat


e. Lakukan kompres hangat pada daerah pinggang dan perut
f. Kolaborasi dalam pemberian analgetik dan vit,K
3. Risiko tinggi gangguan keseimbangan cairan berhubungan dengan output yang
berlebihan.
a. Observasi intake dan output cairan serta tanda tanda kekurangan cairan
b. Kaji adanya keluhan mual dan muntah
c. Berikan minum the, minuman karbonat atau air biasa untuk mual ringan.
d. Berikan obat antiemetic secra parenteral jika klien tidak mentoleransi cairan
atau pengobatan peroral
e. Berikan cairan peroral 2-2,5 liter/ hari, 12-24 jam setelah mual dan muntah
hilang
f. Kolaborasi dalam pemberian cairan parenteral.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Racun adalah zat yang ketika tertelan dalam jumlah yang relative
menyebabkan cedera dalam tubuh dengan adanya reaksi kimia. Seseorang dicurigai
keracunan bila seseorang yang sehat mendadak sakit, gejalanya tak sesuai dengan satu
keadaan patologik tertentu, gejalanya menjadi cepat karena dosis yang besar
Tujuan tindakan kedaruratan adalah menghilangkan atau menginaktifkan
racun sebelum diarpsopsi, untuk mempberikan perawatan pendukung, untuk
memelihara system organ vital, menggunakan atidots spesifik untuk menetralkan
racun dan memberikan tindakan untuk mempercepat eliminasi racun terabsorbsi.
B. Saran
Diharapkan pembaca dapat memahami tentang keracunan obat dan dapat
dengan cepat menangani kasus tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
1. Eliastam, Michael. 1998. PENUNTUN KEDARURATAN MEDIS, Jakarta EGC.
2. KM Fock, Philip Eng. 1996. PENUNTUN PENGOBATAN DARURAT. Yokyakarta
Kerjasama YAYASAN ESSENTIA MEDICA dan Andi.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


KERACUNAN

OLEH
KELOMPOK IV
KELAS `
SEMESTER V

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MARANATHA KUPANG
2011
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul asuhan
keperawatan pada klien keracunan obat ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan,maka kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari dosen dan teman-teman untuk menyempurnakan makalah
kami ini.
Akhirnya kami mengucapkan limpah terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah kami ini.

Kupang, 21 Januari 2011


Penulis

DAFTAR ISI
i

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .......................................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Tujuan penulisan...................................................................................................1
a. Tujuan Umum..............................................................................................1
b. Tujuan khusus..............................................................................................1
BAB II TINJAUN TEORI.................................................................................................2
A. Pengertian..............................................................................................................2
B. Etiologi..................................................................................................................2
C. Patofisilogi.............................................................................................................2
D. Manifestasi Klinis .................................................................................................2
E. Klasifikasi .............................................................................................................3
F. Pemeriksaan Diagnostik.........................................................................................3
G. Penatalaksanaan medis .........................................................................................3
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian ............................................................................................................5
B. Diagnosa................................................................................................................6
C. Intervensi ..............................................................................................................6
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................7
A. Kesimpulan ...........................................................................................................7
B. Saran......................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................8

10

ii

11

Anda mungkin juga menyukai