Bab I Pendahuluan: Knowledge Sharing Dan Aliansi Strategis Antar Beberapa Lembaga Menjadi Penunjang Pula
Bab I Pendahuluan: Knowledge Sharing Dan Aliansi Strategis Antar Beberapa Lembaga Menjadi Penunjang Pula
PENDAHULUAN
Pancasila
konstitusional
sesungguhnya
amandemen. Nilainilai
sebelum
amandemen
maupun
dan
setelah
kehidupan
menjadi kesadaran bersama bahwa Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali dari
nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia, yaitu kelima sila yang merupakan kesatuan
yang bulat dan utuh sehingga pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua
nilai yang terkandung di dalamnya. Hanya saja perlu diakui bahwa meski telah terjadi
amandemen
terjadi
hingga
distorsi
dan
ke-4, namun
kontroversi
menyebabkan
masih
banyak
Rendahnya
knowledge sharing dan aliansi strategis antar beberapa lembaga menjadi penunjang pula
bagi rendahnya invensi dan inovasi teknologi di Indonesia. Ide tentangtechnopreunership
sesungguhnya sudah banyak digulirka n oleh beberapa lembaga di Indonesia. Namun
semua
itu
belum
secara efektif
memberika n sumbangan
bagi
pengembangan,
ideologis
Pancasila
mendorong
kecenderunga n mudahnya para ahli bidang teknologi untuk di bajak maupun hijrah
ke Negara lain dan melupakan pertumbuhan teknologi di Indonesia.
Permasalahan diatas lah yang perlu dipecahkan. Bagaimana peningkatan
pemahaman
ideologi Pancasila dapat mendorong bagi tumbuhnya inovasi dan invensi teknologi
(IPTEK
di Indonesia. Terjadinya masalah itu bagi negara asal tentunya membawa implikasi negatif
yang tidak sedikit, seperti kondisi di mana kurangnya tenaga terlatih dan terdidik dari suatu
negara, serta terjadinya ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi yang sulit untuk diprediksi.
Selain itu, brain drain dapat juga membawa pengaruh rendahnya kesejahteraan terhadap
lingkungan di mana para tenaga terdidik tersebut berasal. Pemahaman yang lebih baik tentang
ideologi diharapkan dapat mengubah brain drain menjadi brain gain ataureversed brain
drain (ADB, 2005). Kondisi ini akan memacu produktivitas perekonomian negara asal, selain
juga jaringan keilmuan dan pemasaran yang kuat dan tersebar hampir di seluruh negara -negara
maju yang pernah mereka huni sebelumnya.
Selain dari segi SDM bidang teknologi, secara nasional terlihat kontribusi teknologi
terhadap
pembangunan perekonomian nasional (sebagaimana tercermin dari nilai Total Factor
Productivity) yang rendah dan sering dikaitkan dengan alokasi anggaran Negara yang
kecil dalam mendukung kegiatan riset. Walaupun faktanya memang alokasi anggaran
tersebut masih rendah,
tetapi
rendahnya
kontribusi
teknologi
juga
disebabkan
teknologi.
Hasil riset
atau teknologi domestik yang diadopsi oleh pengguna untuk menghasilkan barang/jasa
yang dibutuhkan masyarakat masih sangat rendah.
1.3 Tujuan
1.3.1 Menganalisis nilai-nilai Pancasila dalam perkembangan IPTEK
1.3.2 Mengetahui nilai pancasila sebagai dasar perkembangan IPTEK
1.3.3 Mengetahui nilai Pancasila sebagai dasar pengembangan teknologi
1.3.4 Mengetahui Konsep Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan IPTEK
BAB II
PEMBAHASAN
sekaligus
sebagai asas
sebagai
demikian,
identitas
dan integritas
(nasional)
motivasi
bagi perkembangan
Pancasila
(IPTEK) nasional
dalam
mencerdaskan
Ilmu
bangsa yang
kedaulatan dan martabat nasional dalam wujud negara Indonesia yang merdeka, yakni
Negara Kesatuan Republik Indonesia , Pancasila
Proklamasi
45 seutuhnya.
sebagai terkandung
dalam UUD
dan konstitusional,
NKRI dapat dinamakan (dengan predikat) sebagai sistem kenegaraan Pancasila yang
sejajar dan analog dengan berbagai sistem kenegaraan bangsa-bangsa modern dan
canggih.
Kedudukan nilai Pancasila (sistem ideologi Pancasila) dengan demikian berfungsi
juga sebagai asas normatif-filosofis-ideologis-konstitusional
melandasi
nasional,
bangsa;
menjiwai
dan
UUD
Proklamasi yang memandu kehidupan bangsa Indoensia dalam integritas NKRI sebagai
sistem kenegaraaan Pancasila. Maknanya, integritas nilai Pancasila secara konstitusional
imperatif memberikan asas budaya dan moral
membangun bangsa yang memiliki
politik
nasional
Indonesia
serta
Pengetahuan
kreatifitas rohani
dan Teknologi
(jiwa)
(IPTEK)
manusia.
Atas
pada hakekatnya
dasar
kreatifitas
merupakan
akalnya,
hasil
manusia
mengembangkan IPTEK untuk mengolah kekayaan alam yang diciptakan Tuhan YME
Tujuan dari IPTEK ialah untuk mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan
martabat manusia, maka IPTEK pada hakekatnya tidak bebas nilai, namun terikat nilai nilai.
Pancasila telah memberikan dasar nilai nilai dalam pengembangan IPTEK, yaitu didasarkan
moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab.
Pancasila
bersifat reformatif,
dinamis,
dan antisipatif.
namun
justru
menyesua ika n dengan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) yaitu dengan tetap
Kemampuan
ini sesungguhnya
dasar yang
terkandung,
mengartikulasikan
memperhatikan
aspirasi
masyarakat.
tetapi lebih
suatu nilai
dinamika
menjadi
menekan pada
aktivitas
kemampuan
dalam
yang terjadi (inovasi teknologi canggih). Kekuatan suatu ideologi itu tergantung pada
kualitas dan dimensi yang ada pada ideologi itu sendiri (Alfian, 1992). Ada beberapa
dimensi penting sebuah ideologi, yaitu:
1. Dimensi Reality.
Yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam ideologi tersebut secara riil
berakar dalam hidup masyarakat atau bangsanya, terutama karena nilai-nilai
dasar tersebut bersumber dari budaya dan pengalaman sejarahnya.
2. Dimensi Idealisme.
Yaitu nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang memberi
harapan tentang
baik melalui
pengalaman
dalam
3. Dimensi Fleksibility.
Maksudnya dimensi pengembangan Ideologi tersebut memiliki kekuasaan yang
memungkinkan
yang relevan
dan merangsang
dengan
ideologi
perkembangan
bersangkutan
pemikiran-pemikiran
tanpa menghilangkan
baru
atau
mengingkari hakikat atau jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu hal-hal yang terpenting dalam
perkembangan ilmu dan teknologi. Perkembangan IPTEK saat ini dan di masa yang akan
datang itu sangat cepat
Tujuan dari IPTEK ialah untuk mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan
martabat manusia, maka IPTEK pada hakekatnya tidak bebas nilai, namun terikat nilai nilai.
Pancasila telah memberikan dasar nilai nilai dalam pengembangan IPTEK, yaitu didasarkan
moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab.
Pancasila
bersifat reformatif,
dinamis,
dan antisipatif.
namun
justru
menyesua ika n dengan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) yaitu dengan tetap
Kemampuan
ini sesungguhnya
dasar yang
terkandung,
mengartikulasikan
memperhatikan
aspirasi
masyarakat.
tetapi lebih
suatu nilai
dinamika
menjadi
menekan pada
aktivitas
kemampuan
dalam
yang terjadi (inovasi teknologi canggih). Kekuatan suatu ideologi itu tergantung pada
kualitas dan dimensi yang ada pada ideologi itu sendiri (Alfian, 1992). Ada beberapa
dimensi penting sebuah ideologi, yaitu:
1. Dimensi Reality.
Yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam ideologi tersebut secara riil
berakar dalam hidup masyarakat atau bangsanya, terutama karena nilai-nilai
dasar tersebut bersumber dari budaya dan pengalaman sejarahnya.
2. Dimensi Idealisme.
Yaitu nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang memberi
harapan tentang
baik melalui
pengalaman
dalam
dan merangsang
dengan
ideologi
perkembangan
bersangkutan
pemikiran-pemikiran
tanpa menghilangkan
baru
atau
mengingkari hakikat atau jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.
9
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu hal-hal yang terpenting dalam
perkembangan ilmu dan teknologi. Perkembangan IPTEK saat ini dan di masa yang akan
datang itu sangat cepat.
10
Pada umumnya para pakar sepakat bahwa ciri utama yang melatarbelakangi sistem atau
model manapun dari suatu perkembangan IPTEK dan masyarakat modern, adalah derajat
rasionalitas yang tinggi dalam arti bahwa kegiatan-kegiatan dalam masyarakat demikian
terselenggara berdasarkan nilai-nilai
yang
ketimbang yang sifatnya primordial, seremonial atau tradisional. Derajat rasionalitas yang
tinggi itu digerakkan oleh perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Oleh
karena
itu,
nilai-nila i pancasila
perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang baik dan terarah. Dengan Nilainilai Pancasila tersebut, perlu menjadi kesadaran masyarakat bahwa untuk meningka takan
IPTEK di Indonesia itu, sejak dini masayarakat harus memiliki
dan tekad yang kukuh serta berlandaskan pada Nilai-nila i Pancasila yang merupakan
kepribadian khas Indonesia.
Di sini letak tantangan bagi Indonesia, yaitu mengembangkan kehidupan bangsa yang
berbasis IPTEK tanpa kehilangan jati diri (nilai-nilai Pancasila). Hal ini berarti ada nilai-nilai
dasar yang ingin dipertahankan bahkan ingin diperkuat. Nilai-nilai itu sudah jelas, yaitu
Pancasila. Dasar Ketuhanan Yang Maha Esa, yang bagi bangsa Indonesia adalah mutlak.
Jika diikuti pandangan- pandangan sekular dunia Barat, yang ilmunya dipelajari dan jadi
rujukan para cendekiawan, sepertinya berjalan berlawanan. Dalam masyarakat modern yang
berbasisi IPTEK, terlihat kecenderungan lunturnya kehidupan keagamaan. Jadi, ini bukan
tantangan yang sederhana, tetapi penting, karena landasan moral, segenap imperative moral,
dan konsep mengenai kemanusiaa n, keadilan,
ketakwaan.
Dari dalam
dan
tantangan terhadap sistem demokrasi yang dianut dan ingin ditegakkan, yang sesuai dengan
kondisi sosialkultural bangsa yang demikian majemuk dan latar belakang historis bangsa.
berhubungan
12
esensial
dari IPTEK
adalah
semata-mata
untuk
kesejahteraan umat manusia. Dalam masalah ini pancasila telah memberikan dasardasar nilai
bagi pengembangan
Pengembangan IPTEK sebagai hasil budaya manusia harus didasarkan pada moral
ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab dari sila -sila yang tercantum
dalam pancasila.
Pancasila yang sila-silanya merupakan suatu kesatuan yang sistematis haruslah
menjadi
sistem etika dalam pengembangan IPTEK.
1. Sila ketuhanaan yang maha esa.
Sila ini mengklomentasikan ilmu pengetahuan, menciptakan sesuatu berasarkan
pertimbangan
antara
rasional
dan
irasional,
antara
akal,
rasa
dan
apa yang
melainkan
sebagai bagian yang sistematik dari alam yang diolahnya (T.Jacob, 1986).
Contoh perkembangan IPTEK dari sila ketuhanan yang maha esa
adalah
ditemukannya teknologi transfer inti sel atau yang dikenal dengan teknologi
kloning yang
dalam
perkembangannya
pun
masih
Persoalannya
menuai
kotroversi.
penciptaan yang
semestinya dilakukan oleh Tuhan YME. Bagi yang beragama muslim, pada surat
An-naaziaat
kembali
dari
tulang belulang. apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kami telah menjadi
tulang belulang
itu
hanya satu kali tiupan saja, maka dengan serta merta mereka hidup kembali di
permukaan bumi.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab
Memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan
IPTEK
haruslah bersifat beradab. IPTEK adalah sebagai hasil budaya manusia yang
beradab
14
dan bermoral. Oleh karena itu pengembangan IPTEK harus didasarkan pada
hakikat tujuan demi kesejahteraan manusia. IPTEK bukan untuk kesombongan,
kecongkakan dan
keserakahan
manusia
namun
harus
diabdikan
demi
rasa nasionalisme,
kerakyatan
yang
dipimpin
oleh
hikmah
kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan
Artinya mendasari pengembangan IPTEK secara demokratis. Artinya setiap
orang
haruslah memiliki kebebasan untuk mengembangkan IPTEK. Selain itu dalam
pengembangan IPTEK setiap orang juga harus menghormati dan menghar
ga i kebebasan oranglain dan harus memiliki sikap terbuka. Artinya terbuka untuk
dikritik, dikaji ulang maupun dibandingkan dengan penemuan teori-teori lainnya.
Contoh dalam kasus ini adalah ketika santer beredar kabar mengenai
akan
15
ini.
jejaring
16
Contoh dari sila kelima ini adalah ditemukannya varietas bibit unggul padi C
ilosari dari teknik radiasi. Penemuan ini adalah hasil buah karya anak bangsa.
Diharapkan dalam perkembangan
mensejahterakan
rakyat Indonesia
dan memberikan
ditingkatkannya
jumlah
berbagai golongan
produksi sehingga
dapat menikmati
rasa
nantinya
keadilan
pada perjalanannya
akan
setelah
rakyat dari
terjangkau.
17
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Untuk dapat terjadi perkembangan
dapat mendukung
perkembangan
Pancasila
tersebut, perlu
dan memegang
prinsip
18