Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Nilainilai

Pancasila

konstitusional

sesungguhnya

telah tertuang secara filosofis-ideologis

di dalam UUD 1945 baik

amandemen. Nilainilai

sebelum

amandemen

maupun

Pancasila ini juga telah teruji dalam dinamika

berbangsa pada berbagai periode kepemimpinan

dan

setelah

kehidupan

Indonesia. Hal ini sebenarnya telah

menjadi kesadaran bersama bahwa Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali dari
nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia, yaitu kelima sila yang merupakan kesatuan
yang bulat dan utuh sehingga pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua
nilai yang terkandung di dalamnya. Hanya saja perlu diakui bahwa meski telah terjadi
amandemen
terjadi

hingga

distorsi

dan

ke-4, namun
kontroversi

dalam implementas i Pancasila


yang

menyebabkan

masih

banyak

praktek kepemimpinan dan

pengelolaan bangsa dan Negara cukup memprihatinkan.


Bukti-bukti empiris menunjukkan hampir semua inovasi teknologi merupakan hasil
dari suatu kolaborasi, apakah itu kolaborasi antar-pemerintah, antar-universitas, antarperusahaan, antar-ilmuwan,
belum

atau kombinasi dari semuanya. Aktivitas ini pun relatif

terfasilitas i dengan baik dalam beberapa kebijakan pemerintah.

Rendahnya

knowledge sharing dan aliansi strategis antar beberapa lembaga menjadi penunjang pula
bagi rendahnya invensi dan inovasi teknologi di Indonesia. Ide tentangtechnopreunership
sesungguhnya sudah banyak digulirka n oleh beberapa lembaga di Indonesia. Namun
semua

itu

belum

secara efektif

memberika n sumbangan

bagi

pengembangan,

penumbuhan dan penerapan teknologi yang efektif di Indonesia.


Sesungguhnya ada permasalahan yang cukup substansial, yaitu rendahnya komitmen
para
pakar untuk memajukan teknologi Indonesia secara integral dan berdaya saing. Pemah
aman yang tidak cukup tinggi tentang nilai-nilai

ideologis

Pancasila

mendorong

kecenderunga n mudahnya para ahli bidang teknologi untuk di bajak maupun hijrah
ke Negara lain dan melupakan pertumbuhan teknologi di Indonesia.
Permasalahan diatas lah yang perlu dipecahkan. Bagaimana peningkatan
pemahaman
ideologi Pancasila dapat mendorong bagi tumbuhnya inovasi dan invensi teknologi
(IPTEK

di Indonesia. Terjadinya masalah itu bagi negara asal tentunya membawa implikasi negatif
yang tidak sedikit, seperti kondisi di mana kurangnya tenaga terlatih dan terdidik dari suatu
negara, serta terjadinya ketidakseimbangan pertumbuhan ekonomi yang sulit untuk diprediksi.
Selain itu, brain drain dapat juga membawa pengaruh rendahnya kesejahteraan terhadap
lingkungan di mana para tenaga terdidik tersebut berasal. Pemahaman yang lebih baik tentang
ideologi diharapkan dapat mengubah brain drain menjadi brain gain ataureversed brain
drain (ADB, 2005). Kondisi ini akan memacu produktivitas perekonomian negara asal, selain
juga jaringan keilmuan dan pemasaran yang kuat dan tersebar hampir di seluruh negara -negara
maju yang pernah mereka huni sebelumnya.
Selain dari segi SDM bidang teknologi, secara nasional terlihat kontribusi teknologi
terhadap
pembangunan perekonomian nasional (sebagaimana tercermin dari nilai Total Factor
Productivity) yang rendah dan sering dikaitkan dengan alokasi anggaran Negara yang
kecil dalam mendukung kegiatan riset. Walaupun faktanya memang alokasi anggaran
tersebut masih rendah,

tetapi

rendahnya

kontribusi

teknologi

juga

disebabkan

karena ketidakpaduan (mismatch) antara teknologi yang dikembangkan dengan kebutuhan


dan problema nyata yang dihadapi publik dan para pengguna

teknologi.

Hasil riset

atau teknologi domestik yang diadopsi oleh pengguna untuk menghasilkan barang/jasa
yang dibutuhkan masyarakat masih sangat rendah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :

1.2.1 Apa nilai-nilai Pancasila dalam motivator perkembangan IPTEK?


1.2.2 Bagaimana nilai Pancasila sebagai dasar perkembangan IPTEK ?
1.2.3 Bagaimana nilai Pancasila sebagai dasar pengembangan Teknologi ?
1.2.4 Bagaimana Konsep Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan IPTEK ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Menganalisis nilai-nilai Pancasila dalam perkembangan IPTEK
1.3.2 Mengetahui nilai pancasila sebagai dasar perkembangan IPTEK
1.3.3 Mengetahui nilai Pancasila sebagai dasar pengembangan teknologi
1.3.4 Mengetahui Konsep Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan IPTEK

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Bagi penulis diharapkan dapat mendatangkann manfaat didalam menambah wawasan serta
pengetahuan yang lebih luas.
1.4.2 Bagi Pembaca makalah ini diharapkan dapat mendatangkan manfaat sebagai tambahan
informasi serta referensi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Nilai-nilai Pancasila Sebagai Motivator Perkembangan IPTEK


Secara konstitusional di dalam Pembukaan UUD Proklamasi 1945. Kedudukan nilai
filsafat Pancasila di dalam Pembukaan UUD tersebut, berfungsi sebagai dasar negara dan
ideologi negara;
perwujudan

sekaligus

sebagai asas

jiwa bangsa. Dengan

kerohanian negara dan

sebagai

demikian,

identitas

dan integritas

(nasional)

juga menjadi sumber

motivasi

bagi perkembangan

Indonesia ialah nilai filsafat Pancasila.


Nilai-nilai

Pancasila

Pengetahuan dan Teknologi


mempunyai

(IPTEK) nasional

dalam

mencerdaskan

Ilmu

bangsa yang

nilai-nila i Pancasila tinggi serta menegakkan kemerdekaan secara utuh,

kedaulatan dan martabat nasional dalam wujud negara Indonesia yang merdeka, yakni
Negara Kesatuan Republik Indonesia , Pancasila
Proklamasi

45 seutuhnya.

sebagai terkandung

Karenanya, secara filosofis- ideologis

dalam UUD

dan konstitusional,

NKRI dapat dinamakan (dengan predikat) sebagai sistem kenegaraan Pancasila yang
sejajar dan analog dengan berbagai sistem kenegaraan bangsa-bangsa modern dan
canggih.
Kedudukan nilai Pancasila (sistem ideologi Pancasila) dengan demikian berfungsi
juga sebagai asas normatif-filosofis-ideologis-konstitusional
melandasi

cita budaya dan moralpolitik

nasional,

bangsa;

menjiwai

sebagai terjabar dalam

dan
UUD

Proklamasi yang memandu kehidupan bangsa Indoensia dalam integritas NKRI sebagai
sistem kenegaraaan Pancasila. Maknanya, integritas nilai Pancasila secara konstitusional
imperatif memberikan asas budaya dan moral
membangun bangsa yang memiliki

politik

nasional

Indonesia

serta

ilmu pengetahuan tinggi dan menguasai berbagai

teknologi (IPTEK) guna memenuhi kehidupan masyarakat.

2.2 Pancasila Se bagai Paradigma Pembangunan IPTEK


Ilmu

Pengetahuan

kreatifitas rohani

dan Teknologi

(jiwa)

(IPTEK)

manusia.

Atas

pada hakekatnya

dasar

kreatifitas

merupakan
akalnya,

hasil

manusia

mengembangkan IPTEK untuk mengolah kekayaan alam yang diciptakan Tuhan YME
Tujuan dari IPTEK ialah untuk mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan
martabat manusia, maka IPTEK pada hakekatnya tidak bebas nilai, namun terikat nilai nilai.
Pancasila telah memberikan dasar nilai nilai dalam pengembangan IPTEK, yaitu didasarkan
moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab.

2.3 Nilai Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Teknologi

Pancasila

bukan merupakan ideologi

bersifat reformatif,

dinamis,

yang kaku dan tertutup,

dan antisipatif.

namun

justru

Dengan demikian Pancasilan mampu

menyesua ika n dengan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) yaitu dengan tetap
Kemampuan

ini sesungguhnya

dasar yang

terkandung,

mengartikulasikan

memperhatikan

aspirasi

masyarakat.

tidak berarti Pancasila itu dapat mengubah nilai- nilai

tetapi lebih

suatu nilai

dinamika

menjadi

menekan pada
aktivitas

kemampuan

dalam

nyata dalam pemecahan masalah

yang terjadi (inovasi teknologi canggih). Kekuatan suatu ideologi itu tergantung pada
kualitas dan dimensi yang ada pada ideologi itu sendiri (Alfian, 1992). Ada beberapa
dimensi penting sebuah ideologi, yaitu:
1. Dimensi Reality.
Yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam ideologi tersebut secara riil
berakar dalam hidup masyarakat atau bangsanya, terutama karena nilai-nilai
dasar tersebut bersumber dari budaya dan pengalaman sejarahnya.
2. Dimensi Idealisme.
Yaitu nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang memberi
harapan tentang

masa depan yang lebih

baik melalui

pengalaman

dalam

praktik kehidupan bersama dengan berbagai dimensinya.


6

3. Dimensi Fleksibility.
Maksudnya dimensi pengembangan Ideologi tersebut memiliki kekuasaan yang
memungkinkan
yang relevan

dan merangsang
dengan

ideologi

perkembangan
bersangkutan

pemikiran-pemikiran
tanpa menghilangkan

baru
atau

mengingkari hakikat atau jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu hal-hal yang terpenting dalam
perkembangan ilmu dan teknologi. Perkembangan IPTEK saat ini dan di masa yang akan
datang itu sangat cepat

Tujuan dari IPTEK ialah untuk mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan
martabat manusia, maka IPTEK pada hakekatnya tidak bebas nilai, namun terikat nilai nilai.
Pancasila telah memberikan dasar nilai nilai dalam pengembangan IPTEK, yaitu didasarkan
moral ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab.

2.3 Nilai Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Teknologi

Pancasila

bukan merupakan ideologi

bersifat reformatif,

dinamis,

yang kaku dan tertutup,

dan antisipatif.

namun

justru

Dengan demikian Pancasilan mampu

menyesua ika n dengan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) yaitu dengan tetap
Kemampuan

ini sesungguhnya

dasar yang

terkandung,

mengartikulasikan

memperhatikan

aspirasi

masyarakat.

tidak berarti Pancasila itu dapat mengubah nilai- nilai

tetapi lebih

suatu nilai

dinamika

menjadi

menekan pada
aktivitas

kemampuan

dalam

nyata dalam pemecahan masalah

yang terjadi (inovasi teknologi canggih). Kekuatan suatu ideologi itu tergantung pada
kualitas dan dimensi yang ada pada ideologi itu sendiri (Alfian, 1992). Ada beberapa
dimensi penting sebuah ideologi, yaitu:
1. Dimensi Reality.
Yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam ideologi tersebut secara riil
berakar dalam hidup masyarakat atau bangsanya, terutama karena nilai-nilai
dasar tersebut bersumber dari budaya dan pengalaman sejarahnya.
2. Dimensi Idealisme.
Yaitu nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang memberi
harapan tentang

masa depan yang lebih

baik melalui

pengalaman

dalam

praktik kehidupan bersama dengan berbagai dimensinya.


3. Dimensi Fleksibility.
Maksudnya dimensi pengembangan Ideologi tersebut memiliki kekuasaan yang
memungkinkan
yang relevan

dan merangsang
dengan

ideologi

perkembangan
bersangkutan

pemikiran-pemikiran
tanpa menghilangkan

baru
atau

mengingkari hakikat atau jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya.
9

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu hal-hal yang terpenting dalam
perkembangan ilmu dan teknologi. Perkembangan IPTEK saat ini dan di masa yang akan
datang itu sangat cepat.

10

Pada umumnya para pakar sepakat bahwa ciri utama yang melatarbelakangi sistem atau
model manapun dari suatu perkembangan IPTEK dan masyarakat modern, adalah derajat
rasionalitas yang tinggi dalam arti bahwa kegiatan-kegiatan dalam masyarakat demikian
terselenggara berdasarkan nilai-nilai

dan dalam pola-pola

yang

objektif dan efektif,

ketimbang yang sifatnya primordial, seremonial atau tradisional. Derajat rasionalitas yang
tinggi itu digerakkan oleh perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Oleh

karena

itu,

nilai-nila i pancasila

itu sangat mendorong

dan mendasari akan

perkembangan dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang baik dan terarah. Dengan Nilainilai Pancasila tersebut, perlu menjadi kesadaran masyarakat bahwa untuk meningka takan
IPTEK di Indonesia itu, sejak dini masayarakat harus memiliki

dan memegang prinsip

dan tekad yang kukuh serta berlandaskan pada Nilai-nila i Pancasila yang merupakan
kepribadian khas Indonesia.
Di sini letak tantangan bagi Indonesia, yaitu mengembangkan kehidupan bangsa yang
berbasis IPTEK tanpa kehilangan jati diri (nilai-nilai Pancasila). Hal ini berarti ada nilai-nilai
dasar yang ingin dipertahankan bahkan ingin diperkuat. Nilai-nilai itu sudah jelas, yaitu
Pancasila. Dasar Ketuhanan Yang Maha Esa, yang bagi bangsa Indonesia adalah mutlak.
Jika diikuti pandangan- pandangan sekular dunia Barat, yang ilmunya dipelajari dan jadi
rujukan para cendekiawan, sepertinya berjalan berlawanan. Dalam masyarakat modern yang
berbasisi IPTEK, terlihat kecenderungan lunturnya kehidupan keagamaan. Jadi, ini bukan
tantangan yang sederhana, tetapi penting, karena landasan moral, segenap imperative moral,
dan konsep mengenai kemanusiaa n, keadilan,
ketakwaan.

Dari dalam

dan dari luar

dan keberadaban, adalah keimanan

dan

ba ngsa Indonesia akan menghadapi tantangan-

tantangan terhadap sistem demokrasi yang dianut dan ingin ditegakkan, yang sesuai dengan
kondisi sosialkultural bangsa yang demikian majemuk dan latar belakang historis bangsa.

2.4 Konsep Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan IPTEK


Dalam upaya mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabatnya
maka manusia mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). IPTEK pada
hakikatnya merupakan suatu hasil kreatifitas rohani manusia. Unsur jiwa (rohani) manus
ia meliputi akal, rasa dan kehendak. Akal merupakan potensi rohaniah manusia yang
11

berhubungan

dengan intelektualitas, rasa merupakan hubungan

dalam bidang estetis

dan kehendak berhubunga n dengan bidang moral (etika).

12

Atas dasar kreatifitas akalnya itulah maka manusia mengembangkan IPTEK


untuk mengolah kekayaan alam yang disediakan oleh Tuhan yang Maha Esa. Oleh
karena itu tujuan yang

esensial

dari IPTEK

adalah

semata-mata

untuk

kesejahteraan umat manusia. Dalam masalah ini pancasila telah memberikan dasardasar nilai

bagi pengembangan

IPTEK demi kesejahteraan hidup manusia.

Pengembangan IPTEK sebagai hasil budaya manusia harus didasarkan pada moral
ketuhanan dan kemanusiaan yang adil dan beradab dari sila -sila yang tercantum
dalam pancasila.
Pancasila yang sila-silanya merupakan suatu kesatuan yang sistematis haruslah
menjadi
sistem etika dalam pengembangan IPTEK.
1. Sila ketuhanaan yang maha esa.
Sila ini mengklomentasikan ilmu pengetahuan, menciptakan sesuatu berasarkan
pertimbangan

antara

rasional

dan

irasional,

kehendak. Berdasarkan sila ini IPTEK

antara

akal,

tidak hanya memikirkan

rasa

dan

apa yang

ditemukan dibuktikan dan diciptakan tetapi juga dipertimbangkan maksudnya


dan akibatnya
menempatkan

apakah merugikan manusia disekitarnya atau tidak. Sila ini


manusia

di alam semesta bukan sebagi pusatnya

melainkan

sebagai bagian yang sistematik dari alam yang diolahnya (T.Jacob, 1986).
Contoh perkembangan IPTEK dari sila ketuhanan yang maha esa
adalah
ditemukannya teknologi transfer inti sel atau yang dikenal dengan teknologi
kloning yang

dalam

perkembangannya

pun

masih

Persoalannya

adalah terkait dengan adanya intervensi

menuai

kotroversi.

penciptaan yang

semestinya dilakukan oleh Tuhan YME. Bagi yang beragama muslim, pada surat
An-naaziaat

ayat 11-14 diisyaratka n adannya suatu perkembangan teknologi

dalam kehidupan manusia yang mengarahka n pada kehidupan

kembali

dari

tulang belulang. apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kami telah menjadi
tulang belulang

yang hancur lumat?,

mereka berkata kalau demikian itu


13

adalah suatu pengembalian yang merugikan. Sesungguhnya pengembalian

itu

hanya satu kali tiupan saja, maka dengan serta merta mereka hidup kembali di
permukaan bumi.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab
Memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan
IPTEK
haruslah bersifat beradab. IPTEK adalah sebagai hasil budaya manusia yang
beradab

14

dan bermoral. Oleh karena itu pengembangan IPTEK harus didasarkan pada
hakikat tujuan demi kesejahteraan manusia. IPTEK bukan untuk kesombongan,
kecongkakan dan

keserakahan

manusia

namun

harus

diabdikan

demi

peningkatan harkat dan martabat manusia.


3. Sila persatuan Indonesia
Mengklomentasikan universal dan internasionalisme (kemanusiaan) dr silasila lain. Pengembangan IPTEK diarahkan demi kesejahteraan umat manusia
termasuk

di dalamnya kesejahteraan bangsa Indonesia. Pengembangan IPTEK

hendaknya dapat mengembangkan

rasa nasionalisme,

kebesaran bangsa serta

keluhuran bangsa sebagai bagian dari umat manusia di dunia.


Contohnya seperti lima website yang telah mempermudah gerakan revolusi di
abad
21 ini. Ada Wikileaks, Facebook, Twitter, Blog,

dan Video Sharing. Terkait

dengan sila persatuan Indonesia GERAKAN 100% CINTA INDONESIA dan


Gerakan
1000000 facebookers Dukung

tetap bayar pajak adalah bentuk dari sekian

banyaknya gerakan-gerakan social network yang menpersatukan pemikiran bangsa


Indonesia.
4. Sila

kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

hikmah

kebijaksanaan

dalam permusyawaratan/perwakilan
Artinya mendasari pengembangan IPTEK secara demokratis. Artinya setiap
orang
haruslah memiliki kebebasan untuk mengembangkan IPTEK. Selain itu dalam
pengembangan IPTEK setiap orang juga harus menghormati dan menghar
ga i kebebasan oranglain dan harus memiliki sikap terbuka. Artinya terbuka untuk
dikritik, dikaji ulang maupun dibandingkan dengan penemuan teori-teori lainnya.
Contoh dalam kasus ini adalah ketika santer beredar kabar mengenai
akan

15

dibangunnya reaktor nuklir di Indonesia. Beramai-ramai seluruh aliansi dari


berbagi daerah memberikan
rencana pembangunan

ini.

pernyataan pro atau kontranya mereka terhadap


Bahkan melalui

jejaring

sosial facebook muncul

gerakan TOLAK PEMBANGUNAN REAKTOR NUKLIR di INDONESIA. Hal


seperti inilah yang seharusnya menjadi bahan permusyawarahan
politik beserta rakyatnya sehingga

bagi para elit

mencapai suatu kebijakan yang bijaksana

demi kemaslahatan bangsa Indonesia sendiri.


5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

16

Contoh dari sila kelima ini adalah ditemukannya varietas bibit unggul padi C
ilosari dari teknik radiasi. Penemuan ini adalah hasil buah karya anak bangsa.
Diharapkan dalam perkembangan

swasembada pangan ini

mensejahterakan

rakyat Indonesia

dan memberikan

ditingkatkannya

jumlah

berbagai golongan

produksi sehingga

dapat menikmati

rasa

nantinya
keadilan

pada perjalanannya

akan
setelah

rakyat dari

beras berkualitas dengan harga yang

terjangkau.

17

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Untuk dapat terjadi perkembangan
dapat mendukung

perkembangan

IPTEK yang baik dan terarah maka yang

IPTEK tersebut melainkan

dengan didasari oleh

nilai-nila i Pancasila, ada hal-hal yang perlu kita ketahui sbb:


1. Nilai-nilai Pancasila menjadi sumber motivasi bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK) nasional dalam mencerdaskan bangsa yang mempunyai
nilai- nila i Pancasila tinggi serta menegakkan kemerdekaan secara utuh, kedaulatan
dan martabat nasional dalam wujud negara Indonesia yang merdeka
2. Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar Perkembangan IPTEK karena Nilai-nilai pancasila
itu
sangat mendorong dan mendasari akan perkembangan dari ilmu pengetahuan dan
teknologi yang baik dan terarah. Dengan Nilai-nilai

Pancasila

tersebut, perlu

menjadi kesadaran masyarakat bahwa untuk meningkatakan IPTEK di Indonesia itu,


sejak dini masyarakat harus memiliki

dan memegang

prinsip

dan tekad yang

kukuh serta berlandaskan pada Nilai-nilai Pancasila yang merupakan kepribadian


khas Indonesia.

18

Anda mungkin juga menyukai