OLEH :
KELOMPOK 5 KELAS A-3
1.
2.
3.
4.
AZMI ROHAYA
DEWI RATNASARI
NADYA DWI LARASATI
ULIS MAWARDANI
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami
mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas Mata Kuliah
Proses Industri Kimia. Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada Dosen
Mata Kuliah Proses Industri Kimia atas tugas yang telah diberikan sehingga
menambah pemahaman kami tentang Pembuatan Pembersih Kaca dalam
Makalah yang kami buat. Dalam pembuatan atau materi ini tidak sedikit hambatan
yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penulisan
dan penyusunan makalah ini tidak lain berkat Allah SWT sehingga kendalakendala yang kami hadapi dapat teratasi. Makalah ini disusun selain untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Proses Industri Kimia
memperluas ilmu tentang Pembuatan Pembersih Kaca, yang kami dapatkan dari
berbagai referensi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas bagi para
pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Untuk itu kepada Dosen Mata Kuliah kami meminta masukannya demi
perbaikan pembuatan makalah kami dimasa yang akan datang dan mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca.
Kelompok V
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
ii
DAFTAR ISI....................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................
35
4.2 Pembahasan..................................................................................
35
35
5.2 Saran.............................................................................................
35
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 36
LAMPIRAN A ANALISIS EKONOMI......................................................... 37
LAMPIRAN B GAMBAR............................................................................... 37
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kebersihan lantai keramik dan kebersihan kaca merupakan salah satu
indikasi kebersihan suatu tempat secara umum dan dapat dikaitkan dengan
penularan berbagai penyakit ataupun penyebaran mikroorganisme. Banyak cara
yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan kaca dan kebersihan lantai.
Contohnya, kebiasaan melepas sepatu sebelum masuk ke rumah dapat mengurangi
penyebaran mikroorganisme penyebab infeksi mata, perut dan paru-paru,
membersihkan kaca yang setiap hari. Selain kebiasaan tersebut, masyarakat juga
menggunakan cairan pembersih lantai untuk menjaga kebersihan kaca dan
kebersihan lantai. Cairan pembersih kaca dan pembersih lantai memiliki berbagai
macam komposisi; antara lain air, pewarna, pewangi dan zat disinfektan.
Disinfektan adalah produk atau biosida yang digunakan untuk membunuh
mikroorganisme di dalam maupun di permukaan suatu benda mati. Zat ini tidak
harus bersifat sporosidal, melainkan sporostatik yaitu dapat menghambat
pertumbuhan kuman. Antiseptik adalah produk atau biosida yang dapat
menghancurkan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme di dalam
maupun permukaan suatu jaringan hidup. Beberapa disinfektan yang biasa
digunakan sebagai pembersih lantai adalah lysol (klorofenol dan kresol), karbol
(fenol) dan kreolin.
Zat disinfektan dalam cairan pembersih lantai akan membunuh
mikroorganisme yang terdapat di lantai. Mikroorganisme tersebut antara lain
adalah Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter cloacae,
Salmonella sp. dan lain-lain. Beberapa penelitian membuktikan bahwa
Escherichia coli (E. coli) termasuk salah satu bakteri yang paling sering
ditemukan di lantai. Selain itu, Staphylococcus aureus (S. aureus) merupakan
salah satu bakteri yang sering ditemukan di berbagai tempat, antara lain:
permukaan benda, baju, lantai, tanah, rumah sakit, bahkan pada kulit manusia, dan
bersifat patogen bagi manusia. Berdasarkan uraian tersebut, S. aureus & E. coli
menjadi pilihan untuk digunakan sebagai bakteri uji pada penelitian ini.
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
1.3
Tujuan Penulisan
1.
2.
3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Surfactant yang bersifat Heavy Duty Cleaner. Yang dimaksud dengan bersifat
heavy duty cleaner adalah Cairan pembersih serba guna dengan daya bersih yang
sangat kuat untuk dapat membersihkan berbagai jenis kotoran, debu minyak
grease dengan daya kerja yang sangat ekonomis dan bersih seluruhnya. Mampu
membersihkan kotoran, noda minyak, bekas asap dan noda-noda lain yang
menempel pada kaca. Pembersih kaca merupakan salah satu produk jenis rumah
tangga, yang fungsinya membersihkan kaca dari kotoran-kotoran yang menempel
seperti debu dsb. Pada dasarnya banyak produk pembersih kaca yang
mengandung amoniak (NH4OH) dengan pH berkisar antara 8-10. Pada pembuatan
pembersih kaca biasanya pH diatur sedemikian rupa agar pH tidak terlalu asam
maupun basa, pengaturan pH ini sangatlah berpengaruh terhadap keselamatan
pengguna maupun lingkungan, oleh Karena itu atur pH diatur agar tidak terlalu
asam mupun basa. Selain itu juga terdapat pembersih kaca yang tidak
menggunakan amoniak, biasanya memiliki pH berkisar 8-7.
Adapun glass cleaner (pembersih kaca) yang baik ialah pembersih kaca
yang:
1.
2.
3.
4.
dan penurun tegangan permukaan, sehingga kotoran seperti protein, debu dsb
mudah terangkat.
2.2
bekas asap, serta noda-noda lain dipermukaan kaca. Menjadikan permukaan kaca
terasa licin dan lebih bersih. Cepat kering sehingga tidak menjebak debu lagi.
2.3
1.
2.
3.
Emal
Jumlah Emal dalam formula yang diperlukan dalam pembuatan cairan
pembersih kaca sangatsedikit namun keberadaannya sangat diperlukan. Secara
kimia, Emal termasuk golongan surfaktan alkil sulfat. Senyawa ini merupakan
bahan inti pada produk cairan pembersih kaca. Bahan ini berbentuk pasta tidak
berwarna dan bening. Jenis surfaktan ini mempunyai kemampuan mengeluarkan
busa dalam jumlah cukup banyak dan mempunyai daya pembersih (cleansing
ability) yang cukup tinggi. Kelarutannya dalam air mendekati 100% (larut
sempurna), hanya kecepatan pelarutannya rendah. Artinya untuk melarutkannya
membutuhkan waktu lama.
4.
Pewarna
Warna cairan pembersih kaca yang umumnya beredar di pasaran adalah
hijau, kuning, dan biru. Banyaknya jumlah pewarna yang digunakan tergantung
selera
masing-masing.
Meskipun
jumlah
pemakaiannya
sangat
sedikit,
Parfum
Jenis parfum yang dipakai untuk cairan pembersih kaca harus memiliki
kualitas dan aroma yang khas. Hal ini perlu dipertimbangkan mengingat konsume
n dari produk ini mencerminkan golongan ekonomi tertentu di masyarakat.
6.
Air
Air yang ideal digunakan adalah air sudah mengalami deionisasi
(deionized water). Tujuannya untuk menjaga kestabilan produk. Akan tetapi, jika
kondisi air di daerah bersangkutan tidak menimbulkan masalah serius, dapat
digunakan air biasa (air tanah).
2.4
kaca. Amonia Biasanya digunakan pada produk pembersih kaca. Efek potensial
pada kesehatan mata, hidung, tenggorokan perih, nyeri pada paru-paru, sakit
kepala, mual dan muntah, batuk, pusing, nafas tersengal-sengal, luka pada selaput
mata, membakar kulit edan paru-paru nkarena zat kimia. Bila bersatu dengan
klorin akan menghasilkan gas yang mematikan. Penggunaan lain : sabun anti
bakteri, penyubur, plastic, memproses makanan kimia, proses industry, dan
pestisida.
Pewangi juga merupakan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan
pembersih kaca yang mempunyai efek samping yaitu Bahan pewangi yang sering
menimbulkan masalah, umumnya berasal dari senyawa cloro fluoro carbon atau
dikenal dengan nama CFC. Gas ini dapat bereaksi dengan ozon. Ozon berfungsi
melindungi bumi dan sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker. Karena
ozon bereaksi dengan CFC, maka ozon semakin tipis dan akhirnya hilang sama
sekali. Di belahan bumi utara ada daerah yang sudah bocor ozonnya. Apabila ozon
rusak, dampaknya adalah serangan sinar ultraviolet terhadap penghuni bumi.
Beberapa pewangi yang dapat menyebabkan dampak negatif secara langsung.
Misalnya, menyebabkan iritasi kulit. Penghisapan secara langsung pada pewangi
semprot dapat menyebabkan gangguan pada system pernapasan, Oleh karena itu,
hindari mencium langsung pewangi pada saat disemprotkan.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1
3.1.1
1.
Ember
2.
Pengaduk
3.
Sarung Tangan
4.
Neraca Digital
5.
Gelas ukur
6.
Kaca arloji
7.
Spatula
3.1.2
1.
Emal 2 gram
2.
3.
Alkohol 2 ml
4.
5.
Air
6.
Pewangi secukupnya
7.
Pewarna secukupnya
3.2
Prosedur Kerja
1.
2.
3.
4.
5.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
No Cara Kerja
Hasil Pengamatan
1.
4.2
Pembahasan
Emal dilarutkan kedalam air diaduk sampai merata, fungsi penambahan
emal adalah untuk mengeluarkan busa dalam jumlah cukup banyak dan
mempunyai daya pembersih (cleansing ability) yang cukup tinggi, kemudian di
wadah yang terpisah dilarutkan iso propil alkohol, metanol dan NH4OH, setelah
itu campuran emal dicampurkan kedalam campuran iso propil alkohol, metanol
dan NH4OH kemudian diaduk. Fungsi penambahan IPA dan metanol adalah
sebagai solven cleaner, sedangkan NH4OH akan memberikan efek cemerlang
pada kaca. Setelah diaduk ditambahkan pewarna dan pewangi sesuai selera
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
1.
2.
3.
5.2
Saran
Sebaiknya pada pembuatan pembersih kaca diperhatikan takaran bahan
dengan tepat. Selain itu, dalam pembuatannya mengikuti prosedur kerja yang
tepat agar dihasilkan produk yang sesuai harapan.
DAFTAR PUSTAKA
http://1001anekacara.blogspot.co.id/2013/11/cara-membuat-pembersih-kaca.html
(diakses tanggal 04 januari 2016).
http://prasetyara.blogspot.co.id/2011/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html
(diakses tanggal 04 januari 2016).
http://syahronie.blogspot.co.id/2008/05/pembersih-kaca.html diakses tanggal 04
(januari 2016)
LAMPIRAN A
ANALISA EKONOMI
Bahan
Harga
Emal 1,5 kg
Rp. 18.000,-
IPA 1 botol
Rp. 18.000,-
Alkohol 1 botol
Rp. 20.000,-
NH4OH 1 liter
Rp. 60.000,-
Pewarna 1 bungkus
Rp. 10.000,-
Pewangi 1 botol
Rp. 10.000,-
Total Pengeluaran
Rp. 136.000,-
LAMPIRAN B
GAMBAR
Metanol
Parfum
Pewarna Tekstil