Anda di halaman 1dari 7

http://www.arali2008.wordpress.

com

dari blog @arali2008 opini dari fakta empiris

Penyakit Cacing Pada Anak SD di Polewali Mandar


Tahun 2006 -2007
Oleh :

Arsad Rahim Ali, SKM


Ka. UPT Sistem Informasi Kesehatan
Dinkes Kab. Polewali Mandar
ABSTRAK
Ditulis untuk mengetahui gambaran penyakit cacing pada
anak Sekolah Dasar di Polewali Mandar selama tahun 20062007. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptis dari
hasil pengambilan sampel faeces anak SD dari tahun 20062007 dan laporan-laporan hasil intervensi pencegahan dan
penanggulangan penyakit kecacingan. Hasilnya adalah
presentase positif faeces kecacingan mengalami penurunan
dari tahun 2006 sebesar 34 % menjadi 13 % ditahun 2007,
penurunan ini karena telah dilakukan intervensi berupa
pemberian obat cacing ( obat Pirantel Pamoat 10 mg/kg BB
dan Mebendazole 10 mg /kg BB ) dosis tunggal diberikan tiap
6 bulan pada anak SD, disamping itu juga telah dilakukan
pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS) dan
beberapa pengembangan sarana dan prasarana air bersih
pada SD
dan perbaikan lingkungan desanya.
Upaya
Pencegahan harus terus dilakukan mengingat dampak dari
kecacingan, bukan saja anak akan sakit kecacingan dan
mengalami gangguan pertumbuhan (kurang gizi) dan anemia
tetapi juga akan menggangu aktifitas sekolah anak, prestasi
belajar dan bahkan ada yang drop out sekolah..

Pendahuluan
Di Indonesia gambaran berbagai
penyakit telah terungkap secara
lengkap misalnya gambaran penyakit
gizi kurang, ispa, diare, kecacingan
dan lain-lain, namun gambaran
penyakit ini antar wilayah satu
dengan
wilayah
yang
lainnya
mempunyai
karakteristik
yang
berbeda-beda.
Sehingga
upaya
pendekatan penanggulangannyapun
berbeda-beda.
Salah satu penyakit yang dapat dikaji
dan memberikan gambaran besarnya
masalah dan upaya penanggulangan
adalah penyakit kecacingan pada

anak Sekolah Dasar.


Penyakit
Kecacingan
di
Indonesia
masih
merupakan masalah besar atau
masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat
karena prevalensinya
yang masih sangat tinggi yaitu
kurang lebih antara 45-65 %, bahkan
diwilayah-wilayah
tertentu
yang
sanitasi
yang
buruk
prevalensi
kecacingan bisa mencapai 80%.
Cacing-cacing
yang menginfestasi
anak dengan prevalensi yang tinggi
ini adalah cacing gelang (ascaris
lumbricoides),
cacing
cambuk
(trichuris trichiura), cacing tambang
(necator americanus) dan cacing pita,
kalau di diperhatikan dengan teliti,
cacing-cacing yang tinggal diusus

http://www.arali2008.wordpress.com

http://www.arali2008.wordpress.com

manusia ini memberikan kontribusi


yang sangat besar terhadap kejadian
penyakit lainnya misalnya kurang gizi
dengan infestasi cacing gelang yang
suka makan karbohidrat dan protein
diusus sebelum diserap oleh tubuh,
kemudian penyakit anemia (kurang
kadar darah) karena cacing tambang
suka isap darah diusus dan cacingcacing cambuk dan pita suka sekali
mengganggu
pertumbuhan
dan
perkembangan
anak
serta
mempengaruhi masalah-masalah non
kesehatan lainnya misalnya turunnya
prestasi belajar dan drop outnya anak
SD.
Di Kabupaten Polewali Mandar pada
tahun 2005, berdasarkan hasil survei
terbatas oleh program SWLIC -2
prevalensi kecacingan pada anak SD
masih berkisar 45-65 %.
Karena
prevalensinya yang masih sangat
tinggi di Kabupaten Polewali Mandar,
maka
upaya
pencegahan
dan
penanggulangan penyakit kecacingan
masuk dalam prioritas pembangunan
kesehatan di Kabupaten Polewali
Mandar.
Bagaimana
gambaran
penyakit cacing pada anak SD dan
upaya
pencegahan
dan
penanggulangan
di
Kabupaten
Polewali Mandar di tahun 2006-2007
dapat dijelaskan dalam artikel ini.
Tujuan
Untuk
mengetahui
gambaran
penyakit cacing anak SD selama
tahun 2006-2007, dan upaya-upaya
tindakan
pencegahan
dan
penanggulangan Penyakit Kecacingan
di Kabupaten Polewali Mandar.

dari blog @arali2008 opini dari fakta empiris

Penyakit Kecacingan
Kecacingan merupakan salah satu
mikroorgisme
penyebab penyakit
dari kelompok helminth (cacing),
membesar dan hidup dalam usus
halus manusia, Cacing ini terutama
tumbuh
dan
berkembang
pada
penduduk di daerah yang beriklim
panas dan lembab dengan sanitasi
yang buruk. Terutamanya pada anakanak. Cacing-cacing tersebut adalah
cacing gelang, cacing cambuk dan
cacing tambang dan cacing pita.
Beberapa
hasil
penelitian
menunjukkan penyakit cacingan lebih
banyak menyerang pada anak - anak
sekolah dasar / MI dikarenakan
aktifitas mereka yang lebih banyak
berhubungan dengan tanah. Diantara
cacing tersebut yang terpenting
adalah
cacing
gelang
(Ascaris
lumbricoides),
cacing
tambang
(Ancylostoma duodenale dan Necator
americanus) dan cacing cambuk /
C.kremi (Trichuris trichiura). Cacing
sebagai hewan parasit tidak saja
mengambil zat-zat gizi dalam usus
anak, tetapi juga merusak dinding
usus
sehingga
mengganggu
penyerapan zat-zat gizi tersebut.
Anak anak yang terinfeksi cacingan
biasanya mengalami : lesu, pucat /
anemia, berat badan menurun, tidak
bergairah, konsentrasi belajar kurang,
kadang disertai batuk batuk.
Secara
keseluruhan
gejala-gejala
kecacingan adalah
Berbadan
kurus
dan
perrtumbuhan
terganggu
(kurang gizi)

http://www.arali2008.wordpress.com

http://www.arali2008.wordpress.com

Kurang darah (anemia)


Daya
tahan
tubuh
rendah,sering-sering
sakit,
lemah dan senang menjadi letih
sehinnga sering tidak hadir
sekolah dan mengakibatkan
nilai pelajaran turun.

Gejala-gejala ini terjadi karena cacing


Ascaris Lumbricoides hidup dalam
rongga usus manusia dan mengambil
makanan terutama karbohidrat dan
protein,
1
ekor
cacing
akan
mengambil
karbohidrat
0,14
gram/hari
dan
protein
0,035
gram/hari.
Akibat adanya cacing ascaris
dalam tubuh, maka anak yang
mengkonsumsi makanan yang kurang
gizi dapat dengan mudah akan jatuh
kedalam kekurangan gizi buruk,
sedangkan cacing trichuris dan cacing
tambang
disamping
mengambil
makanan juga akan menghisap darah
sehingga
dapat
menyebabkan
anemia.

dari blog @arali2008 opini dari fakta empiris

Penularan kecacingan secara umum


melalui dua cara
1. Anak
buang
air
besar
sembarangan Tinja yang
mengandungi
telur
cacing
mencemari
tanah

Telur
menempel di tangan atau kuku
ketika mereka sedang bermain
Ketika makan atau minum, telur
cacing masuk ke dalam mulut
tertelan kemudian orang akan
cacingan
dan
seterusnya
terjadilah infestasi cacing.
2. Anak
buang
air
besar
sembarangan tinja yang
mengandung
telur
cacing
mencemari tanah dikerumuni
lalat lalat hinggap di makanan
atau minuman makanan atau
minuman yang mengandungi
telur cacing masuk melalui
mulut

tertelan

dan
selanjutnya
orang
akan
cacingan infestasi cacingpun
terjadi.

Gambar 1
siklus masuknya penyakit kecacingan pada tubuh manusia
melaui dua cara yaitu Pertama : telur yang infektif masuk
melalui mulut, tertelan kemudian masuk usus besar , beberapa
lama hari kemudian menetas jadi larva lalu menjadi dewasa
dan berkembang biak. Kedua : telur menetas ditanah lalu

http://www.arali2008.wordpress.com

http://www.arali2008.wordpress.com

dari blog @arali2008 opini dari fakta empiris

menjadi larva infektif kemudian masuk melalui kulit kaki atau


tangan
menerobos masuk ke pembuluh darah
terus
ke
jantung berpindah paru-paru, lalu terjerat di tenggorakan
masuk kerongkongan lalu usus halus kemudian menjadi dewasa
dan berkembang biak.

gejala, namun kejadiannya sudah


masuk dalam kondisi akut maka
manifestasi kliniknya akan semakin
jelas.
Gambaran
epidemiologi
penyakit kecacingan
Epidemiologi
kecacingan
adalah
gambaran
tentang
distribusi
(tempat,
orang dan
waktu) dan determinan (faktor
utama)
terjadinya
penyakit
kecacingan dalam suatu populasi.
Berdasarkan etiologi (kausa) suatu
penyakit infeksi dan penyakit non
infeksi, penyakit kecacingan ini
diklasifikasikan sebagai penyakit
infeksi
atau
merupakan
mikroorganisme penyebab penyakit
yang
dapat
ditularkan
(Communicable Diseases-biological
agents). Dan berdasarkan durasi
kejadian akut, sub akut-sub kronik
dan kejadian kronik, penyakit
kecacingan ini biasanya digolongan
sebagai penyakit kronik yaitu diatas
3 bulan baru ditahu gejalagejalanya,
sehingga
spektrum
penyakitnya atau luas penyakitnya
biasa
endemik.
Penyebaran
karakteristik manifestasi penyakit
kecacingan dengan gejala kliniknya
lebih banyak ditemukan tampa
Tabel 1.
Karakteristik
cacing

Klasifikasi Kecacingan
Penyakit kecacingan disebabkan
oleh parasit cacing, dalam tubuh
manusia parasit cacing mempunyai
tubuh yang simestris bilateral dan
tersusun dari banyak sel (multi
seluler). cacing yang penting atau
cacing yang sering menginfeksi
tubuh manusia terdiri atas dua
golongan besar yaitu filum platyhelmithes
dan
filum
nemathelminthes. Filum platy-helmithes
terdiri atas dua kelas yang penting
yaitu
kelas cestoda dan
kelas
trematoda,
sedangkan
filum
nemathehelmithes kelasnya yang
penting adalah nematoda. Cacing
gelang, cacing cambuk, cacing
tambang dan cacing pita adalah
kelas
nematoda
yang
selalu
parasitik pada tubuh manusia dan
menjadikannya
sebagai
tempat
hidup dan berkembang (reservoices
hospes
definitif).
Berikut
ini
perbedaan Cestoda, Trematoda dan
Nematoda

Perbedaan Kelas Mikroorganisme Cacing


(Cestoda, Trematoda dan Nematoda
Cestoda
Trematoda
Nematoda

http://www.arali2008.wordpress.com

http://www.arali2008.wordpress.com

Bentuk Tubuh
Sistem
Reproduksi
Kepala
Sistem
Pencernaan
Rongga tubuh

Pita,
bersegmen
Hermafrodit
(monoecius)
Alat isap (+),
kait (+)
Tidak ada
usus (-)
Tidak ada

dari blog @arali2008 opini dari fakta empiris

Daun tak bersegmen

Silindris, segmen
(-)
Jantan dan betina
(diecious)

Hermafrodit
(monoecius) kecuali
Schistosoma
Alat isap (+)
Kait(-)
Tak sempurna
Anus (-)
Tidak ada

Alat isap (-)


Kait (-)
Sempurna
Anus (+)
Ada

Sumber : Soedarta, (2007), Sinopsis Kedokteran Tropis, Airlangga University


Press.

Besarnya Masalah dan


Penanggulangan Penyakit
Kecacingan
di Kabupaten Polewali Mandar

Hasil dari upaya menurunkan


besarnya masalah dan upaya
pencegahan serta penanggulangan
penyakit kecacingan di Kabupaten
Polewali Mandar
selama tahun
2006-2007 dapat diperlihat pada
tabel
2.
hasil
kumulatif
pemeriksaan laboratorium faeces
Kecacingan pada Anak SD di
Polewali Mandar pada tahun 20062007. Tabel ini memperlihatkan
gambaran hasil intervensi yang
telah dilakukan
selama tahun
tersebut.

Berdasarkan hasil survei terbatas


oleh program SWLIC -2 di tahun
2005 prevalensi kecacingan pada
anak SD masih berkisar 45-65 %.
Karena prevalensinya yang masih
sangat tinggi di Kabupaten Polewali
Mandar, maka upaya pencegahan
dan
penanggulangan
penyakit
kecacingan masuk dalam prioritas
pembangunan
kesehatan
di
Kabupaten Polewali Mandar,

Tabel 2
Hasil Kumulatif Pemeriksaan Laboratorium
Faeces Kecacingan murid SD
di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2006-2007

Tahun
2006
2007
Jumlah
Kumulatif

24
69

Jumlah
murid
diperiks
a
2288
2353

93

4641

Jumla
h SD

Positif

Negatif

783
312
109
5

34.22
13.26
23.5
9

1505
2041
354
6

65.78
86.74

http://www.arali2008.wordpress.com

76.41

Jumla
h
100.00
100.00
100.0
0
5

http://www.arali2008.wordpress.com

dari blog @arali2008 opini dari fakta empiris

Sumber :
Dinkes Polewali Mandar, (2008), Laporan Pemeriksaan Faeces
anak SD di Polewali Mandar
Hasil
kumulatif
pemeriksaan
Laboratorium Faeces kecacingan
murid SD di Kabupaten Polewali
Mandar Tahun 2006-2007 terlihat
jelas penurunan presentase tahun
2006 sebesar 34,22 5 menjadi
13.26 % di tahun 2007. Penurunan
ini karena hasil survei terbatas
yang dilakukan ditahun 2005 yang
memberikan gambaran kecacingan
di kabupaten Polewali Mandar
antara 35-45 % untuk segera di
lakukan intervensi pemberian obat

cacing pada anak SD (obat pirantel


Pamout 10 mg/ kg BB dan
Albendazole 10 mg/kg BB), dosis
tunggal diberikan tiap 6 bulan,
Pengembangan
Perilaku
Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) dan
perbaikan Sarana air bersih serta
sanitasi
di
desa
lokasi
SD
intervensi. Intervensi ini telah
memberikan hasil yang sangat
signifikan pada ditahun 2006-2007.

Tabel 3
Jumlah SD dengan Presentase diatas dan dibawah Ratarata
Kumulatif Kabupaten Polewali Mandar 2006-2007
Presen SD Kecacingan

Jumlah SD

n
> 23,59
28
<23,59
65
Jumlah Kumulatif
93
Sumber : Data Sekunder Terolah
Pata tabel 3. dapat diperlihatkan
dari 93 SD
yang dilakukan
pengambilan sampel faeces untuk
pengujuian
kecacingan,
dibandingkan dengan nilai rata-rata
kecacingan (rerata 23,59%) ada
69,89 (atau 65 SD) mempunyai
presentase kecacingan diatas ratarata, dan hanya 30,11 % (atau 28
SD) yang diatas rata-rata..

%
30.11
69.89
100

Kesimpulan
Artikel ini memberikan gambaran
epidemiologi
pencegahan
dan
penanggulangan
penyakit
kecacingan di Kabupaten Polewali
Mandar selama tiga tahun 20052007
menunjukkan prevalensi
kecacingan pada anak SD telah
mengalami penurunan dari 34 %
ditahun 2006 menjadi 13 % di

http://www.arali2008.wordpress.com

http://www.arali2008.wordpress.com

dari blog @arali2008 opini dari fakta empiris

tahun 2007. Penurunan ini karena


telah dilakukan intervensi beruapa
pemberian obat cacing ( obat
pirantel pamoat 10 mg dan
albendazole 100mg ) pada anak SD
tiap tahunnya juga telah dilakukan
intervensi
pembinaan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS)
pada
anak
SD
termasuk
pengembangan
sarana
dan
prasarana air bersih pada SD-SD
tersebut.
Upaya
pencegahan
dan
penanggulangan
harus
terus
dilakukan
agar
walaupun
prevalensi telah turun, hal ini
penting
agar
permasalahan
kecacingan
dan
dampaknya
terhadap tumbuh kembang anak SD
diminimalisir misalnya kurang gizi,
anemia
yang
sangat
mempengaruhi
prestasi belajar
dan drop out sekolah.
Tinjauan Pustaka :

Soedarta, (2007), Sinopsis


Kedokteran Tropis, Airlangga
University Press.
Dinkes Polewali Mandar, (2008),
Laporan Pemeriksaan Faeces anak
SD di Polewali Mandar. Polewali
Elmi dkk, (2004), Status Gizi
Dan Infestasi Cacing Usus Pada
Anak , Sekolah Dasar, e-USU
Repository

2004
Universitas
Sumatera Utara

http://www.arali2008.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai