Kepulauan Riau
Rostika
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, candy_ticha@yahoo.co.id
Tengku Said RazaI
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, saidumrah@yahoo.com
Andi Zulfikar
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, andizulfikar@rocketmail.com
ABSTRAK
Padang lamun sebagai suatu habitat di daerah pesisir pantai akan terus mengalami
perubahan oleh berbagai sebab, sehingga penelitian struktur komunitas ikan yang merupakan
indikator stabilitas ekosistem juga terus dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
struktur komunitas ikan di padang lamun di Perairan Teluk Bakau, Bintan Kepulauan Riau.
Penelitian dilakukan pada bulan April dan Mei 2014 dengan menggunakan jaring insang untuk
menangkap ikan ikan di padang lamun. Ikan yang tertangkap dari tiga stasiun di Perairan Teluk
Bakau selama penelitian berjumlah 439 individu yang meliputi 22 spesies dari 16 famili. Lethrinus
lentjan adalah spesies yang umum ditemukan dengan kelimpahan relatif sebesar 14,81 %. Lebih
jauh, komposisi spesies, indeks keanekaragaman, keseragaman dan dominansi dibahas.
Kata kunci : padang lamun, komunitas ikan, Teluk Bakau, Kepulauan Riau.
Rostika
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, candy_ticha@yahoo.co.id
Tengku Said RazaI
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, saidumrah@yahoo.com
Andi Zulfikar
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP UMRAH, andizulfikar@rocketmail.com
ABSTRACT
The seagrass bed is a biotop in the coastal area, it will change continually for all cause.
Therefore a study on community structure of fish as stability ecosystem indicator was carried out.
The aim of this study is to know community structure of seagrass fishs in the equatic ecosystems
of Teluk Bakau, Bintan Island, Riau Islands. Sampling was done in April and Mei 2014 by using a
set of gill net. A total number of 439 specimen was collected from three stations in waters coastal
of Teluk Bakau and consisting of 16 species and 22 families. Lethrinus lentjan was found as a
dominant species with relative abundance about 14,81 %. Further, species composition, diversity
indexs, homogeneity, and domination were discussed.
Keywords : seagrass bed, fish community, Teluk Bakau, Kepulauan Riau.
I.
PENDAHULUAN
sebagaimana
yang
dikemukan
padang
lamun
memiliki
produsen
primer,
penangkap
tidak
memanfaatkan
sedikit
padang
ikan
lamun
keanekaragaman,
yang
dan
sebagai
habitatnya.
Perairan
Teluk
Bakau
Bintan
2007).
keseragaman
di
perairan
Kepulauan
Riau
Kepulauan Riau.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
dinamika
pembangunan
wilayah
terhadap ekosistem.
yang
berdarah
dimana
dingin
hidupnya
air,
dengan
produktif.
pergerakan
dan
Habitat
di
(poikilothermal)
lingkungan
keseimbangan
akuatik
adalah
keadaan
1.
Ekosistem
lamun
perairan
2.
Daun-daun
memperlambat
dan
tubuh
mengembangkan sedimentasi.
ikan,
proses
pergerakan,
pernafasan,
memperoleh
cara
makanan,
3.
Memberikan
perlindungan
terhadap
4.
(Wahyuningsih, 2006).
berbunga
sangat
membantu
organisme-organisme epifit.
Daun-daun
yang
5.
sepenuhnya
Mempunyai
produktifitas
dan
6.
makanan.
Romimohtarto,
2001).
Lamun
mengko-
sederhana
buah
Rahmawati, 2012).
yang
dihasilkan
secara
seksual
(dioecioeus).
(Hogarth,
Beberapa
Padang
lamun
ikan
dalam
mendiami
hamparan
padat
(sparse).
ecosystem)
(dense)
Ekosistem
lamun
atau
adalah
jenis
2007
jarang
(seagrass
A.
METODE
ini
dilaksanakan
pada
hanya
waktu.
ikan
pada
(KEPRI).
singgah
Kelimpahan
dalam
dan
padang
sementara
keanekaragaman
lamun
tergantung
B.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian
C.
No
Alat
Kegunaan
Salt Meter
ekosistem
Multitester
Multitester
Multitester
2006).
Ditambahkan
bahwa
GPS
Meteran
Tali Rafia
Membuat garis
Kamera Digital
Dokumentasi Penelitian
Jaring
Menangkap ikan
Meletakkan sampel ikan
11
Kantong Plastik
12
Transek Kuadran
Pengamatan lamun
13
Kertas Label
14
Alat Tulis
Mencatat data
15
Ikan
Objek penelitian
16
Lamun
Objek penelitia
D.
Prosedur Penelitian/Pengumpulan
Data
luas
permukaan
bagi
sekunder.
1.
metode
purposive
sampling.
Stasiun
0,5 m.
b.
informasi
Data
diambil
fisika
untuk
dan
kimia
perairan
menggambarkan
kondisi
yang berbeda.
c.
Ikan
Observasi langsung terhadap ikan
dilakukan
melalui
cara
penangkapan
yang
digunakan
memiliki
spesifikasi
Analisa Data
1.
Teknik penyamplingan
a.
Lamun
D=
Keterangan :
Keterangan:
H = Indeks Keanekaragaman,
transek
2
2.
a.
Komposisi spesies
indeks
1 < H < 3
yang dimodi-
: keanekaragaman populasi
: keanekaragaman
populasi tinggi.
keanekaragaman
d.
x 100 %
Indeks keseragaman
Nilai Indeks keseragaman (E), yaitu
Keterangan:
komposisi
didapat dengan
b.
Indeks dominansi
keanekaragaman
maksimumnya, yaitu:
komunitas
ekologi,
yang
E=
dapat
spesies
yang
membandingkan indeks
dengan
nilai
E = Indeks Keseragaman,
H= Indeks Keanekaragaman,
tiap
Keterangan :
individu
Nilai
keseragaman
jenis
suatu
Keterangan:
e.
c.
Indeks keanekaragaman
: rendah
melihat adanya
hubungan
lokasi
sebagai berikut:
digunakan
Pengukuran
indeks
SJ =
ini
kesamaan
(++)
didasarkan
skala
H =
Pi log2 Pi
(Tabel 2.)
Lokasi A
Lokasi B
Jumlah
Ada
Tidak ada
Ada
a+b
Tidak ada
c+d
Jumlah
a+c
b+d
nilai
kisaran
pH
yang
baik
untuk
kondisi
pH
perairan
yang
ideal
bagi
sama.
tingkat
kesuburan
perairan
karena
pada
distribusi
melalui
ideal
dengan
spesies
organisme
tersebut
lainnya
pada
batas
toleransi tertentu.
stasiun
baik
3.
bagi
Menurut
Kepmen
pertumbuhan
dan
dengan
suhu,
apabila
suhu
semakin
semakin menurun.
Holophila
ovalis,
Holophila
spinulosa,
(Nainggolan,
2011).
yang
ditemukan
di
seluruh
Indonesia
(Nainggolan, 2011).
meter.
Beberapa
jenis
lamun
yang
jenis lamun
2011).
jumlah
215
lamun
Cymodecea
acoroides,
Thalissia
yang
tegakan
terdiri
Holodule
sebanyak
dari
sp
dan
tegakan.
Dijelaskan
pada
tiga
bahwa
lamun
pengamatan,
perairan
Teluk
stasiun
juga
Bakau
tumbuh
dalam
2013).
Ambasis
C.
1.
Ambassis
Gerres
(Gerridae),
nalua
(Ambassidae),
Choerodon
anchorago
stasiun ini.
(1977)
dalam
Widiastuti
Gerridae,
Siganidae,
dan
10
besar
dari
keanekaragaman
keanekaragama
jenis
padang lamun.
pengamatan
perairan
di
3,0
maka
nilai
tinggi.
dari
Nilai
3
stasiun
Teluk
Bakau
tergolong tinggi.
2.
katagori
antar
spesies,
maka
komunitas
akan
makin
apabila
suatu
Umumnya
nilai
C-nya
cenderung
(1989) dalam
pengamatan
keseragaman
menurut Krebs
populasi
memiliki
tingkat
tinggi.
Nilai
rendah;
pada Tabel 4.
mempengaruhi
kestabilitan
struktur
(1990)
dalam
Rahmawati
(2012),
komunitas
dikatakan
suatu
memiliki
11
10
11
12
13
14
15
16
Family
Species
Ambasidae
Belonidae
Caesionidae
Carangidae
Gerridae
Ambasis nalua
Tylosurus crocodillus
Caesio cuning
Alepes djedaba
Gerres erythrourus
Gerres oyena
Holocentridae
Sargocentron rubrum
Labridae
Choerodon anchorago
Lethrinidae
Lethrinus lentjan
Lethrinus nebulosus
Lutjanidae
Lutjanus
argentimaculatus
Lutjanus fulviflamma
Monachantidae
Acreichthys tomentosus
Mugilidae
Liza vaigiensis
Nemipteridae
Pentapodus bifasciatus
Scolopsi ciliata
Plotosidae
Plotos canius
Pomacentridae
Abudefduf concolor
Abudefduf vaigensis
Dischistodus
psedochrysopoecilus
Sillangidae
Sillago sihama
Siganidae
Siganus canaliculatus
Total Jumlah Individu Ikan
Total Jumlah Spesies
Jumlah
Ind
(ekor)
42
9
15
4
20
27
14
16
65
24
2
Komposisi
Spesies (%)
9,57
2,05
3,42
0,91
4,56
6,15
3,19
3,64
14,81
5,47
0,46
3
12
4
-
5
4
3
7
7
3
15
11
3
5
8
13
2
11
2
8
14
9
10
15
28
9
18
9
23
25
12
2,28
3,42
6,38
2,05
4,10
2,05
5,24
5,69
2,73
12
10
92
22
2
8
141
6
14
206
20
32
439
4,56
7,29
100
Stasiun
Indeks
Keseragaman (E)
Indeks
Dominansi (C)
3,54
0,96
0,09
II
3,96
0,93
0,08
III
4,03
0,93
0,07
3.
Keterkaitan
hidup
masing-
sekali.
setiap
jenis
ikan
Suatu
berusaha
asosiasi
biasanya
bersifat
12
muara-muara
dengan
Terdapat
231
spesies
yang
pasangan
yang
tidak berasosiasi.
ditemukan
berasosiasi
pasangan
yaitu
202
bersama-sama
dalam
unit
merupakan
pengamataan.
ikan
yang
paling
banyak
Sejalan
dengan
hasil
bahwa
jenis
jenis
yang
ikan
ini
A.
mempunyai
dalam
gerombolan
di
argentimaculatus
Simpulan
Hasil penelitian yang diperoleh, maka
dan
PENUTUP
hasil
adalah
analisa
data
keanekaragaman
keseragaman (E)
untuk
(H),
indeks
indeks
dari 3
indeks
keseragaman
diperoleh
nilai
13
bahwa
jenis
ikan
di
0,07
yang
masing-masing
terkategori rendah.
2. Dari hasil perhitungan persamaan Jacard
pada
stasiun
pengamatan.
Fachrul,
2006,
Metode
Sampling
Bioekologi, Penerbit Bumi Aksara
Saran
Untuk
mendapatkan
gambaran
secara
kontinyu
terutama
berdasarkan musim.
DAFTAR PUSTAKA
14
15