Anda di halaman 1dari 1

Negara

Inovasi
dibidang Tol

Spanyol
Kelembagaan "the Oasis Project" Subordinated public participation
loans (SPPLs)

Brasil
Konsep Economic-Financial Reequilibrium (EFR)

Penerapan Shadow Tol

Portugal
Metode "Availability Based Model"
(real tol)

Chile/Portugal
Least Present Value of Revenues
(LPVR) auctions

Latar belakang - Pemerintah membentuk New


Instutional Framework (NIF) dan NIF
mengumpulkan uang tol dan
dikelola di Infrastructure Fund
kemudian membayar fee kepada
pemilik konsesi untuk membiayai
operasi & maintenance, electronic
toll collection dll

- Pemerintah mengadakan
kerjasama dengan European
Investment Bank (EIB) menerbitkan
Subordinated public participation
loans yang digunakan mengcover
inefficient cash flow yang tidak
dicover senior loan dimana tidak
lebih 20% dari senior loan

- Traffic dipengaruhi oleh kondisi


ekonomi, aktivitas user, income,
pesaing tol dll dimana tidak dapat
dikontrol oleh pemilik konsesi,
sedangkan forecasting traffic adalah
masalah krusial dalam konsesi,
seharusnya risiko ditanggung oleh
Pemerintah dan Konsesi

Shadow (virtual tol) : konsesi membiayai


infrastruktur tol dan konsesi diberi
pembayaran tetap oleh Pemerintah per
driver/km (traffic volume & vehicle trip)
kepada konsesi, bukan oleh pengguna
tol berdasarkan performance : kualitas
tol dan traffic lane. Infrastruktur is free
dan skema kerjasama DBFO (design,
built, finance, operate).

- Konsesi membangun tol,


pemerintah mengcollect revenue
tol dan membayar konsesi dengan
metode availability-based
model digunakan untuk operasi dan
maintenance, peralatan tol dll

- Traffic flow tergantung banyak


variabel, adanya Gap antara realita &
proyeksi traffic, dibutuhkan rebalancing
economi dalam kontrak konsesi
berdasarkan total revenue terdiscount
rate equal saat bidding untuk
mengcover risiko traffic.

Prinsip

- NIF dapat memanage jaringan tol


termasuk collect uang tol,
menentukan tarif tol dan
melakukan subsidi silang pada
heaviest traffic ke lightest traffic

- Pengembalian SPPLs (bunga +


pokok) dibayar setelah membayar
kewajiban senior debt dan sebelum
membayar deviden ke sponsor

- Jika traffic lebih rendah 10% dari


initial forecast yang diasumsikan
pemilik konsesi, maka kerugian
revenue dishare 50% : 50% antara
konsesi dengan Pemerintah

- Pembayaran dari Pemerintah


berdasarkan demand dengan formula 3
interval demand : upper, reference, and
lower dimana tiap interval shadow tol
rate kompensasi pervehicle / km

- Revenue dicollect oleh konsesi dan


diberikan ke Pemerintah dan
konsesi diberikan payment
diberikan based on an availability
model

- Jika traffic > expected maka lama


konsesi diperpendek dan jika traffic <
expected makan kontrak akan
diperpanjang, namun ada batas pendek
dan panjang lama konsesi

- Payment diberikan kepada seluruh


konsesi tol untuk memenuhi
kewajiban konsesi seperti operasi &
maintenance, cicilan bank dll.
Payment dihitung berdasarkan
traffic jaringan tol

- Traffic mempengaruhi bunga yg


dibayar. Traffic tinggi, bunga tinggi,
begitu juga sebaliknya tapi (baik
rendah & tinggi) keduanya diatas
traffic expected. The annual amount
depend on level traffic bands (Band
A and Band B) = annual average
daily traffic (AADT)

- Jika traffic lebih tinggi 10% dari


initial forecast yang diasumsikan
pemilik konsesi, maka keuntungan
revenue dishare 50% : 50% antara
konsesi dengan Pemerintah

- Rate tinggi = demand low


'- Rate rendah = demand tinggi
'- Rate kompensasi menurun seiring
demand naik
'- Jika demand tinggi melebihi upper
interval , tidak ada additional payment

- Total revenue pertahun =


availability revenue pertahun availability deduction
(bonus/malus) pertahun premium
/ pinalty

- Jika total revenue yg dihitung dengan


discount rate dan rate of return equal
dengan WACC (weight averaged cost of
capital) dimana margin konsesi tetap
terjaga hingga akhir konsesi

- Total payment lebih kecil daripada


total revenue, pemerintah surplus
dan jika total payment lebih besar
dari total revenue maka menutupi
kekurangannya

- Pengembalian SPPLs berdasarkan


traffic flow tapi diatas traffic
expected dimana revenue expected
dibayar untuk senior loan dan
sisanya kewajiban SPPLs.
Mempengaruhi laba SPV

- Begitu juga Interest rate


diasumsikan oleh pemilik konsesi,
variasi dari interest akan dishare
antara konsesi dan pemerintah

- Pinalti diberikan berdasarkan capacity


constraints, jika motorways dibawah
batas ambang.
'- Antara 7 21 h, unavailable lanes
km h cannot exceed 30,000 per year
'- Sisa waktunya the quantity of lanes
km h cannot exceed 50,000 per year

- Jika revenue mencapai initial


forecast base scenario, pemilik
konsesi akan mendapatkan bonus
25% dari payment. Jika tidak
mencapai, payment sesuai dengan
kesepakatan

- Jika lama konsesi mencapai batas


panjang konsesi, tidak mencapai LPVR
initial, maka pemerintah membayar
selisih LPVR expected dengan LPVR
yang dicapai pada waktu itu

- tidak ada bonus / sanksi namun


konsesi diberi margin
KEY : DEMAND - Perhitungan payment seluruh
jaringan tol memperhitungkan real
traffic dengan proyeksi traffic.
Formula Payment menggunakan
prinsip formula Shadow Tol dan
Availability base Model (Portugal)
Menurut
Pandangan
Peneliti

- Incentive/bonus diberikan berdasarkan


pengurangan korban kecelakaan
- Penerbitan SPPLs membantu SPV
ketika devisit cashflow dan
pengembalian base on traffic flow
namun diatas traffic expected

- Jika traffic lebih tinggi / rendah


10% dari initial forecast, maka ada
risk sharing 50:50 antara Konsesi :
Pemerintah

- Pembayaran tol (rate) berdasarkan


layanan kepada konsesi, dipengaruhi
naik turun traffic dalam membalance
cash flow dimana traffic juga ada
peranan pemerintah, ekonomi naik,
mobilitas naik, traffic naik, rate turun

'- Adanya maksimum dan minimum tarif


tol sejalan dengan demand traffic
- Traffic flow mempengaruhi
besaran payment (surplus / defisit)
dimana Pemerintah bertanggung
jawab atas kondisi ekonomi
sedangkan konsesi bertanggung
jawab atas layanan dari tol tersebut

- Revenue dihitung tarif x traffic. Traffic


tinggi / rendah dipengaruhi peranan
Pemerintah dan risiko dari dampak
tersebut berdampak pada Pemerintah
dalam memenuhi GAP LPVR

"Dalam meningkatkan kepastian investasi jalan tol di Indonesia, diperlukan studi inovasi diatas lebih lanjut oleh Peneliti, namun perlu dipelajari pula penentuan traffic awal dan traffic flow (proyeksi pertumbuhan traffic ketika
menyusun bisnis plan) dari negara - negara lain sebagai acuan penerapan inovasi tersebut

Anda mungkin juga menyukai