PENDAHULUAN
Trauma kepala atau head trauma (HT) adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat
yang paling penting. Insiden HT minor telah dilaporkan berkisar 130-200 kasus per
100.000 orang per tahun, meskipun perkiraan telah setinggi 500 kasus per 100.000 orang
per tahun. Trauma intracerebellar hematoma menyumbang 0,6-0,82% dari semua trauma
kepala. Pasien dengan HT dievaluasi dalam kelompok-kelompok yang berbeda sesuai
dengan nilai mereka Glasgow Coma Scale (GCS). GCS 13-15 menunjukkan HT ringan, 912 menunjukkan HT moderat dan 3-8, HT berat.
Delayed traumatic intracerebral hemorrhage (DTICH) jarang dan diterlihat oleh
brain computed tomography (BCT), dimana hematoma berkembang beberapa jam setelah
trauma2. kondisi dan etiopatogenesis masih kontroversial dan tidak ada standarisasi dalam
hal kejadian, klasifikasi dan pengobatan. Kasus pertama DTICH ditemukan pada tahun
1891 oleh Bollinger. Penulis mengatakan bahwa terdapat daerah lunak yang berkembang di
otak dan medulla setelah trauma kepala. Dalam tahun kemudian, penulis lain menekankan
bahwa spasme vaskular berperan dalam etiologi DTICH.
Pada pasien dengan DTICH, diagnosis dini dan pengobatan sangat penting untuk
menurunkan angka kematian dan kesakitan. Oleh karena itu, BCT kontrol harus dilakukan
4-8 jam setelah trauma pada pasien dengan trauma berat kepala, gangguan koagulasi, patah
tulang tengkorak dan pasien berusia lebih dari lima puluh. Observasi selama minimal 6-24
jam pada pasien dengan HT kecil dapat disarankan. Selain itu, BCT kontrol harus
diperoleh sebelum melakukan tindakan pada pasien ini. Di sini, kami melaporkan kasus
delayedtraumaticintracerebralhematomadengan HT berat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Pada tahun 1891, Bollinger pertama kali melaporkan tentang
delayed
hemorrhage
patient
sebagai
traumatische Spat
Apoplexie(delayedapoplexy).Berdasarkankriteriadiagnosticditahun1891delayed
traumatic intracranial hemorrhage dapat ditetapkan berdasarkan 1)riwayat cedera
kepalayangjelas2)periodeasimptomatikbeberapahariataubeberapaminggu(24
minggu)3)onsetgejalayangakut4)tidakadapenyakitcerebrovascular
Dengan kata lain, delayed traumatic intracranial hemorrhage merupakan
perkembanganspontandariperdarahanrekurenpadajaringanyangmengalamilesi,
dimanaperdarahannyaterjadipadawaktusetelahperdarahanpasientercontrol
B. Etiopatogenesis
Lesi coup di karenakan trauma langsung pada jaringan otak dan pembuluh darah
permukaannya karena fragmen fraktur
Cedera langsung menyebabkan lokal compressive strain yang tinggi. Lesi coup
juga hasil dari tekanan negatif tinggi yang berkembang ketika menghantam secara
cepat daerah tengkorak yang tidak bengkok dan kembali ke tempat. Hasil dari
penarikan yang tinggi menyebabkan pecahnya pial vessels, pembuluh kortikal dan
jaringan otak
Lesi countercoup merupakan hasil dari translasi atau gerakan angulasi kepala.
Gerakan kepala angular menghasilkan gerakan hiperekstensi di seluruh otak. Menurut
Gennarelli, jika hiperekstensi ini melebihi toleransi vaskular di suatu daerah, dapat
menghasilkan memar. Daya regang ini terkonsentrasi di daerah tertentu di otak akibat
efek geometris. Daerah ini berdekatan dengan struktur tulang yang cukup irreguler
yang dekat dengan permukaan lobus frontal dan lobus temporal. Dalam praktek klinis,
memar dari lobus frontal dan temporal yang sangat umum. Memar dari lobus oksipital
jarang karena dikelilingi oleh falx cerebri dan tentorium pada sisi kedua dan sisi ketiga
dengan lembut, tengkorak yang melengkung berdekatan dengan lobus occipital
Pathogenesis dari perdarahan intraserebral mirip dengan kontusi cerebral.
Mekanisme dari lesi coup dan contrecoup menggambarkan kontusi serebral juga
berlaku pada intraserebral hematoma. Intracerebral hematoma sering terjadi di lobus
frontal dan atau lobus temporal. Hematoma dapat berdekatan dengan kontusi.
Traumatic intracerebral hematoma dapat muncul tanpa kontusi serebral.
Faktor-faktor tertentu seperti kehilangan autoregulasi dan post traumatic
coagulopathies dapat menyebabkan penundaan formasi dan peningkatan dari ukuran
intraserebral hematoma. Delayed post traumatic hematoma telah dicatat sebagai
operasi pengangkatan kontusi cerebral. Ini paling mungkin terjadi karena hilangnya
inisial temponade dari efek massa lesi
Pathogenesis dari DTICH multifkatoral dan mungkin dihubungkan dengan
abnormalitas koagulasi, nekrosis pembuluh darah dari area otak yang terluka,
disautoregulasi dan pelepasan efek tamponade dari extra-axial hematoma. Gangguan
pembekuan darah dapat memprovakasi terjadinya DTICH. DTICH dapat juga terjadi
di daerah yang berbeda dari craniotomy yang pertama.
Pada pasien dengan luka terbuka di kepala, DTICH mungkin merupakan akibat dari
pecahnya aneurisma otak traumatis
C. Gejala Klinis
Gejala klinis yang dapat di temukan pada delayed traumatic intracerbral hemorrgahe
adalah adanya onset akut dari gejala dimulai dari fase asimptomatik ke perdarahan
yang progresif setelah 24-48 jam setelah terjadinya trauma. Pada saat masa
perkembangan perdarahan progresif dapat di temukan gejala klinis sebagai berikut:
Perubahan tingkat kesadaran (sekitar 50%)
Mual dan muntah (sekitar 40-50%)
Sakit kepala (sekitar 40%)
Kejang (sekitar 6-7%)
defisit neurologis fokal
3
Manifestasi klinis dari perdarahan intraserebral ditentukan oleh ukuran dan lokasi
perdarahan, tetapi mungkin termasuk yang berikut:
Hipertensi, demam, atau aritmia jantung
kaku kuduk
perdarahan retina Subhyaloid
tingkat kesadaran yang berubah
anisocoria
defisit neurologis fokal
D. Penatalaksanaan
Delayed traumatic intracerebral hemorrhage (DTICH) dapat berkembang hingga
beberapa hari setelah trauma terjadi. DTICH ini dapat terlihat pada pencitraan CT
scan baik cedera otak fokal atau difus. Kebanyakan kasus yang diidentifikasi
berdasarkan progresi CT scan pada intraserebral hemoragik dengan trauma,
kebanyakan terjadi enam sampai sembilan jam setelah cedera kepala. Sehingga follow
4
GCS = 6-8 dengan frontal atau temporal TICH volume >20cm 3 dengan midline
shift >5 mm dengan atau kompresi basal cisterns pada CT scan
Penangan non operatif perlu monitoring yang intensif dengan foto yang berulang
dapat dilakukan pada TICH tanpa gangguan neurologis dan tidak ada massa yang
signifikan pada CT scan dan tekanan intracranial terkontrol
Evakuasi bedah akhirnya lebih mungkin untuk pasien dengan terapi konservatif
dengan skor GCS yang memburuk, ekspansi hematoma lebih besar dari lima mililiter
atau penipisan dari basal cistern atau fossa interpeduncularis
E. Prognosis
Prognosis untuk pasien dengan Delayed Traumatic Intracranial Hemorrhage yang
dijelaskan dalam literatur umumnya jelek, dengan angka kematian berkisar antara 5075%
BAB III
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN :
Nama
Umur
Jenis kelamin
Tanggal MRS
No. RM
Alamat
:
:
:
:
:
:
An. Nurjannah
55 tahun
Wanita
26 Agustus 2016
50 18 42
Jln. Budaya Borong Untia. Kel Jenetalasa.
: Alloanamnesis
: kesadaran menurun
: Seorang perempuan, umur 55 tahun
sinistra,
keluarganya
GCS
pasien
E3M6V4.
6
hari
Berdasarkan
sebelumnya
anamnesis
pasien
dari
mengalami
: disangkal
: disangkal
: disangkal
6
C. PEMERIKSAAN FISIK :
- Keadaan umum
: Tampak sakit berat
Kesadaran
: GCS E3M4V2
Orientasi
: Sulit dinilai
Daya Ingat
: Sulit dinilai
Kemampuan bicara : Sulit dinilai
Status gizi
: Baik
Tekanan Darah
: 190/100 mmHg
Nadi
: 100x/menit
: 20x/menit
0 4 Pernapasan
o
Suhu
: 36.5 C
1
Motorik
STATUS GENERALIS
Kepala : Tampak bekas jahitan di daerah temporoparietal dextra
Mata
: Pupil isokor +/+, RCL/RCTL +/+
Telinga : Dalam batas normal
Hidung : Dalam batas normal
Gigi
: Dalam batas normal
Mulut
: Dalam batas normal
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Thorax :
Paru
: Rh -/-, Wh -/Jantung : BJ I/II murni, regular
Abdomen :
Hati
: Tidak ada pembesaran
Lien
: Tidak ada pembesaran
Genetalia : Dalam batas normal
Ekstremitas : Dalam batas normal
Kulit : Warna sawo matang
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG/LABORATORIUM
1. Pemeriksaan CT Scan kepala tanggal 24 agustus 2016
7
3. Pemeriksaan Laboratorium
26 agustus 2016
Pemeriksaan darah lengkap
-
Pemeriksaan Hemostasis
PT 16.3
10
APTT 22.5
INR 1.41
27 Agustus 2016
Pemeriksaan darah lengkap
-
Pemeriksaan Elektrolit
GDS 169
Natrium : 145.9 mmol/L
Kalium : 5.18 mmol/L
Chlorida : 111.2 mmol/L
7 September 2016
Pemeriksaan darah lengkap
-
Fungsi Ginjal
Ureum 53
Kreatinin 0.97
Fraksi lemak
Kolesterol total 77
Trigliserida 149
Kolesterol HDL 17
Kolesterol LDL 31
11
Elektrolit:
Natrium 161.1
Kalium 2.83
Chloride 122.4
Hemostasis
PT 17.8
APTT 21.7
INR 1.58
9 september 2016
Darah lengkap:
-
Fungsi ginjal
Ureum 62
Kreatinin 1.14
Elektrolit:
Natrium 162.0
Kalium 2.79
Chlorida 121.4
10 september 2016
Elektrolit dan GDS
GDS 576
Natrium 159.6
Kalium 2.69
12
Chlorida 120.1
E. FOLLOW UP
Tanggal
Bagian
26
IGD
Hasil Pemeriksaan
S
kesadaran
menurun.
Instruksi
Akibat -IVFD RL 20 tpm
jam/iv
-Ranitidin 1 amp/12 jam/iv
O : GCS : E3M4V2
-Ceftriaxone 1 gr/12
jam/iv
Pupil isokor
TD :180/100 mmHg
N : 54 x/m
-Ketorolac 1 amp/12
P : 21x/m
S : 36.5 C
Motorik :
Bedah
Saraf
O : GCS : E3M4V2
N: 60 x/i
P:20x/i
S: 36.5
Motorik
20
1
menit
->
selanjutnya 4x100cc
A: Delayed traumatic intracerebral
hemorrhage (DTIH)
-Pasang kateter
-Pasang NGT
14
di
pasang
karena
pasien
mengamuk)
27
Bedah
Saraf
ini
Agst
-
Konsul anastesi
Lapor ruang ok
TD: 190/100
N: 80 x/i
P:24x/i
S: 37.5
Cek DR
O : GCS : E3M4V3
2016
hemorrhage (DTIH)
Bedah
Saraf
POD 0 craniotomy
-IVFD
nacl
0.9%
1500/hari
-Inj ceftriaxone 1gr/ 12
jam/iv
-Inj ketorolac 1 amp/ 8
jam/iv
15
citicolin
amp/
8jam/iv
-Inj fenitoin 1 amp/ 8
jamiv
-Inj piracetam 3x3 gr
-Mannitol 4x100cc
-Cek DR bila HB <10
mg/dl transfusi PRC
-Observasi ttv
28
Bedah
-IVFD
Saraf
Agst
nacl
0.9%
1500/hari
O : GCS : E1M3Vx
-Inj ceftriaxone 1gr/ 12
2016
N: 87 x/i
P: 12 x/i
S: 37.1
A: POD I craniotomy
jam/iv
-Inj ketorolac 1 amp/ 8
jam/iv
-Inj ranitidin 1 amp/ 12
jam/iv
-Inj
citicolin
amp/
16
8jam/iv
-Inj fenitoin 1 amp/ 8
jamiv
-Inj piracetam 3x3 gr
-Mannitol 4x100cc
29
Bedah
-IVFD
Saraf
Agst
nacl
0.9%
1500/hari
O : GCS : E1M4V2
-Inj ceftriaxone 1gr/ 12
2016
jam/iv
TD : 163/70 mmHg
P : 14x/i
N : 66x/i
S : 36.9C
A : POD II craniotomy
citicolin
amp/
8jam/iv
-Inj fenitoin 1 amp/ 8
jamiv
-Inj piracetam 3x3 gr
-Mannitol 4x100cc
30
Bedah
saraf
Agst
-IVFD
nacl
0.9%
1500/hari
O : GCS : E1M4V1
-Inj ceftriaxone 1gr/ 12
17
2016
TD : 179/ 90 mmhg
P : 15 x/i
N : 81 x/i
S : 36.7C
jam/iv
-Inj ranitidin 1 amp/ 12
jam/iv
citicolin
amp/
8jam/iv
-Inj fenitoin 1 amp/ 8
jamiv
-Inj piracetam 3x3 gr
-Mannitol 4x100cc
Bedah
O: GCS E3V2M5
Saraf
Sept
2016
hari
Ranitidin 3x1
N: 82 x/m
Citicolin 3x1
P: 26 x/m
Phenitoin 3x1
S: 37.9
Sucralfat 3x1
A: POD 10 Craniotomy
Piracetam 3x1
Cefixime 2x1
18
Tramadol
amp/
8jam
Paracetamol
inf/
jam
Neurobion 1 amp/hari
8
Bedah
saraf
Sept
O: GCS E3M5V2
2016
N: 95
Phenitoin 3x1
P: 29
Sucralfat 3x1
S: 38.1
Piracetam 3x1
A: POD 11 craniotomy
Cefixime 2x1
Tramadol
amp/
8jam
Paracetamol
inf/
jam
Neurobion 1 amp/hari
9
Bedah
Sept
saraf
2016
O: GCS E2M5V2
hari
Ranitidin 3x1
T: 143/70
Citicolin 3x1
N: 113
Phenitoin 3x1
P: 39
S: 39
A: POD 12 craniotomy
Sucralfat 3x1
Piracetam 3x1
Cefixime 2x1
Tramadol
amp/
8jam
Paracetamol
inf/
jam
Neurobion 1 amp/hari
10
Bedah
Saraf
Sept
2016
O: GCS E2M5V2
Pupil miosis 1/1
T: 108/62
N: 99
Phenitoin 3x1
P: 34
Sucralfat 3x1
20
Piracetam 3x1
S: 39
A: POD 13 craniotomy
Tramadol
amp/
8jam
Paracetamol
inf/
jam
Neurobion 1 amp/hari
Levofloxacin
750mg/24jam
F. RESUME
Seorang perempuan, umur 55 tahun masuk RS TK. II Pelamonia di
rujuk dari RSUD syekh yusuf gowa dengan diagnose sementara
subarachnoid hemorrhage hemisfer cerebri sinistra, GCS E3M6V4.
Berdasarkan anamnesis dari keluarganya pasien 6 hari sebelumnya
pasien mengalami kecelakaan saat jalan kaki tiba-tiba disambar
motor, pingsan (+)
Tekanan
Darah
190/100
mmHg,
Nadi
100x/menit,
Dari Hasil CT Scan kepala tanggal 24 agustus 2016 menunjukkan gambaran tanda
tanda perdarahan subarahnoid pada hemisphere sinistra, kemudian dilakukan CT Scan
ulangan pada tanggal 26 Agusutus 2016 didapatkan gambaran lesi hiperdens pada
hemisphere sinistra disertai midline shift
G. DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja:
Delayed Traumatik Intracerebral Hemorrhage
BAB IV
PEMBAHASAN
Delayed Traumatic Intracerebral Hemorraghe (DTICH) adalah suatu keadaan
dimana terjadinya perdarahan diotak yang munculnya terlambat, dapat beberapa hari
hingga minggu setelah trauma kepala. Pasien ini memiliki riwayat kecelakaan (trauma
kepala) kurang lebih 3 hari sebelum masuk ke RS Syekh yusuf dengan penurunan
kesadaran dan dirawat 3 hari, kemudian dirujuk ke RS pelamonia
Dari anamnesis, tidak didapatkan riwayat penyakit kelainan cerebrovascular
maupun penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi. Pada tanggal 24 agustus 2016
hasil CT scan memberikan kesan perdarahan subarachnoid namun dilakukan CT scan
ulang pada tanggal 26 angustus CT Scan terlihat lesi hiperdens pada hemisfer kiri,
memberi kesan perdarahan intracerebral sehingga pada pemeriksaan neurologis di
dapatkan adanya penurunan pergerakan pada bagian tubuh sebelah kanan dan
penurunan kesadaran yang di awali dengan nyeri kepala dan lupa ingatan
22
Tindakan bedah
perdarahan yang dapat mengancam nyawa. Tindakan operatif yang dapat dilakukan
yaitu craniotomy kemudian mengevakuasi perdarahan.
Prognosis untuk pasien dengan Delayed Traumatic Intracerebral Hemorrhage
yang dijelaskan dalam literatur umumnya jelek, dengan angka kematian berkisar antara
50-75%
Penting untuk mendeteksi dan mengobati lebih DTICH lebih awal. Dengan
mengobservasi pasien dengan trauma kepala dan melakukan CT scan berulang
terutama pada pasien dengan gangguan defisit neurologis, tidak adanya perkembangan,
dan kerusakan neurologis
DAFTAR PUSTAKA
1. Sevdegul Karadas, Hayriye Gonullu, Ismail Gulsen dkk.Delayed Traumatic
IntracerebralHemorrhage:ForHowManyHoursShouldPatientswithMildHead
Trauma be Observed?. Department of Neurosurgery, Yuzuncu Yil University,
SchoolofMedicine,Van,Turkey
2. Hyun Seok Seong, MD, Byeong Cheol Rimdkk. Progression of Intracranial
Hemorrhage after Acute Head Injury Department of Neurosurgery, Chungbuk
NationalUniversitySchoolofMedicine&MedicalResearchInstitute,Cheongju,
Korea
3. Rajkumar,rajkamal.TextbookOfTraumaticBrainInjury.Jaypee.NewDelhi
23
4. Ericsavitsky,colonelbrian,dkkCombatCasualtyCareVirginia:2012
5. W Arnold, u ganzer. Head, Thoracic, Abdominal, and Vascular Injuries
Springer,Berlin:2011
24