Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN


KPMODITAS KEDELAI (Glycine max)

Disusun Oleh:
Abcde Fghij 145045200111001
Abcde Fghij 145045200111002
Abcde Fghij 145045200111003
Abcde Fghij 145045200111004
Abcde Fghij 145045200111005
Kelas: ZZ
Kelompok: Kedelai
Asisten Kelas: Akbar Saitama
Asisten Lapang: Akbar Saitama

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

PETUNJUK PENULISAN LAPORAN


1. Laporan dikerjakan berkelompok sesuai komoditas masing-masing.
2. Format penulisan tata cara penulisan mengikuti buku panduan
penulisan fakultas.
3. Laporan Bercover Sesuai Format Dengan Margin 4,3,3,3. A4. Spasi 1.
Tulisan Arial.
4. Isi laporan diketik rapih Arial ukuran 12, spasi 1,5. Before 0 pt After 0
pt.
5. Laporan Bab 1-3 dikerjakan dan dikumpul serta di konsultasikan ke
asisten LAPANG setelah ACC dari Asisten LAPANG baru
dikonsultasikan ke asisten kelas. Waktu pengerjaan hingga ter ACC
sampai dengan 11 November 2016. Lebih dari tanggal tersebut tidak
akan di ACC Bab 1-3.
6. Untuk Format Isi Bab 4-5 akan diumumkan berikutnya.
7. Laporan harus dikerjakan sebaik mungkin dan terhindar dari copas.
Laporan akhir sebagai salah satu poin penting dalam penilaian.
8. Untuk mengontrol penulisan laporan dengan itu dimohon kan
praktikan mengprint loog book konsultasi dari kegiatan penulisan
laporan.

TTD,
Ko. Asisten

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM


TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN
Komoditas Kedelai (Glycine max (L.) Merr.)

Kelompok : Kedelai
Kelas : ZZ

Disetujui Oleh :

Asisten Kelas,

Akbar Saitana
NIM. 156040200111004

Asisten Lapang,

Akbar Saitama
NIM. 156040200111004

FORMAT LAPORAN
COVER
LEMBAR PENGESAHAN
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL (dibuat bila sudah ada tabel)
DAFTAR GAMBAR (dibuat bila sudah ada gambar)
DAFTAR LAMPIRAN (dibuat bila sudah ada lampiran)
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia
yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat
utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif
sumber pangan di Amerika Serikat. Di Indonesia, jagung merupakan
makalamn pokok kedua setelah padi. Sedangkan berdasarkan uruten
ketiga setelah bahan makanan poko di dunia, jagung menduduki urutan
ketiga setelah gandum dan padi. Penduduk beberapa daerah di Indonesia
(misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung
sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat. Produksi
jagung dikonsumsi dalam berbagai bentuk penyajian. Buah jagung yang
masih muda, terutama jenis jagung manis (sweet corn) biasanya disajikan
dalam dalam bentuk jagung rebus atau jagung bakar. Jagung juga ditanam
sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya
(dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung
atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung
tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai
bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika
juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi
Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan
tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan
generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman
jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang
dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan

tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa


varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung
tidak memiliki kemampuan
1.2 Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui cara budidaya tanaman jagung
2. Untuk mengetahui pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman jagung. Peran jarak tanam terhadap
pengendalian gulma
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perkembangan dan Produksi Tanaman Jagung di Indonesia
Komoditas jagung (Zea mays L.) hingga kini masih sangat
diminati

oleh

masyarakat

dunia.

Kebutuhan

jagung

dunia

mencapai 770 juta ton/tahun, 42% diantaranya merupakan


kebutuhan masyarakat di benua Amerika (Sugiarto, 2008). Di
Indonesia jagung termasuk bahan pangan penting karena
merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Di beberapa
daerah di Indonesia jagung dijadikan sebagai bahan pangan
utama, dan juga sebagai bahan pakan ternak dan industri (Yusuf,
2009). Produktivitas jagung di tingkat nasional dewasa ini
mencapai 3,4 ton/ha (Ditjen Bina Produksi Tanaman Pangan,
2003). Penelitian oleh berbagai instansi pemerintah maupun
swasta telah menghasilkan teknologi budidaya jagung dengan
produktivitas 4,5-10,0 ton/ha, tergantung pada potensi lahan dan
teknologi produksi yang diterapkan (Subandi dkk., 2006).
Indonesia memiliki peluang menjadi pemasok kebutuhan
jagung dunia karena memiliki ketersediaan lahan yang cocok
ditanami jagung. Jagung

menempati posisi penting dalam

perekonomian nasional karena merupakan sumber karbohidrat


(Akil dan Hadijah, 2011). Tanaman jagung dapat menghasilkan biji
dan biomas hijauan, jagung diperlukan dalam pengembangan
ternak sapi. Kebutuhan jagung dalam negeri untuk pakan sudah
mencapai 4,9 juta ton pada tahun 2005 dan diprediksikan 6,6 juta
ton pada tahun 2010 (Ditjen Tanaman pangan, 2003).

Produksi jagung di Bali selama tahun 2009 mencapai 92.998


ton pipilan kering atau meningkat 15.379 ton pipilan kering
(19,81%) dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini karena kenaikan
produksi yang cukup tinggi pada musim tanam (Januari-April)
yakni 33,64%, sedangkan tingkat produktivitas jagung juga
meningkat 0,31 kuintal/ha atau 1,09% (BPS Provinsi Bali, 2010).
Upaya peningkatan produksi jagung di dalam negeri diarahkan
pada pemanfaatan lahan marginal (Aria dan Chozin, 2009).
Menurut Yusuf (2009) lahan penanaman jagung di Indonesia 80%
di lahan kering dan 20% di lahan sawah irigasi. Suratmini dan
Adijaya (2006) menyatakan bahwa produksi jagung nasional dapat
ditingkatkan

melalui

perluasan

areal

tanam

(ekstensifikasi)

utamanya pada lahan kering ataupun dengan peningkatan hasil


per satuan luas (intensifikasi).
Lahan kering berpotensi untuk dikembangkan menjadi lahan
pertanian

produktif

mengingat

sebarannya

sangat

luas

di

Indonesia. Menurut Minardi (2009) Indonesia memiliki lahan kering


sekitar 148 juta ha (78%) dan lahan basah seluas 40,29 juta ha
(22%) dari 188,20 juta total luas dataran. Luas pulau Bali 5.632,86
km2, dan 2.181,19 km2 (38,73%) diantaranya merupakan lahan
kering yang sebagian besar terletak di bagian Timur dan Utara
(BPS Propinsi Bali, 2010).
Masalah utama penanaman jagung di lahan kering adalah
kebutuhan

air

bervariasinya

sepenuhnya
kesuburan

tergantung

lahan

dan

pada
adanya

curah
erosi

hujan,
yang

mengakibatkan penurunan kesuburan lahan (Adisarwanto dan


Widyastuti, 2002). Masalah lain di lahan kering adalah kondisi
tanah memiliki pH dan unsur hara yang rendah. Kekurangan unsur
hara yang diperlukan oleh tanaman dapat ditanggulangi dengan
cara

pemupukan.

Pemupukan

yang

tepat,

berbeda-beda

tergantung dari tingkat kesuburan dan jenis tanah. Kesuburan


tanah memberikan kontribusi 55% terhadap produksi tanaman
(Gunarto, 2007). Salah satu alternatif yang dapat dilakukan dalam

meningkatkan produksi jagung di lahan kering dengan pupuk


organik. Pemanfaatan pupuk kandang sapi 15 ton/ha yang
dikombinasikan dengan biourin sapi 75.000 liter/ha menghasilkan
4,23 ton/ha biji, atau meningkat 157,93% dibandingkan tanpa
pemupukan (Adijaya, 2010). Pemberian pupuk kandang ayam
menghasilkan tongkol tertinggi yaitu 11,576 ton/ha, meningkat
sebesar 88,93% bila dibandingkan tanpa pupuk kandang sebesar
6,127 ton/ha (Mayadewi, 2007). Penggunaan pupuk organik
kascing pada tanaman kedelai dan hasilnya mampu meningkatkan
pertumbuhan tanaman tersebut pada dosis 15 ton/ha (Awalita dkk.,
2006). Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki sifat-sifat
tanah seperti sifat fisik, kimia dan biologi tanah terutama pada
struktur tanah, menaikan bahan serap tanah terhadap air,
memperbaiki kondisi kehidupan di dalam tanah, dan sebagai
sumber zat makanan bagi tanaman. Pemberian pupuk organik
dapat meningkatkan daya larut unsur P, K, Ca dan Mg,
meningkatkan C-organik dan density (BD) tanah (Lund dan Doss,
1990). Pupuk organik dapat menjadi sumber nutrisi penting bagi
tanaman serta untuk peningkatan produktivitas tanah (Cezar,
2004). Pemanfaatan berbagai macam pupuk organik dengan
keunggulan

dan

kelemahannya

masing-masing

tersedia

di

lapangan. Penggunaan pupuk organik misalnya pupuk kandang


sapi dan kascing akhir-akhir ini memegang peranan yang sangat
penting dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan akan lingkungan (Aribawa dkk., 2009). Limbah ternak
berupa urin (air kencing) dijumpai dalam jumlah yang besar selain
kotoran (fases) dari ternak. Urin ternak mengandung N 10
gram/liter, sebagian besar berbentuk urea. Urin juga mengandung
sejumlah unsur-unsur mineral (S P, K, Cl dan Na) dalam jumlah
bervariasi tergantung jenis dan makan ternak,keadaan fisiologis
dan iklim. Hara digunakan untuk aktivitas mikroba serta untuk
pertumbuhan tanaman. Urea dalam urin adalah bahan padat

utama yang umumnya lebih besar dari 70% nitrogen dalam urin.
Penerapan suatu teknologi perlu memperhatikan dari sisi ekonomi
usaha tani. Penelitian ini perlu 5 dilakukan sehingga menarik untuk
dikaji pupuk organik dan biourin sapi pada tanaman jagung.

2.2 Tanaman Padi


Berisi klasifikasi, karakteristik dan stadia pertumbuhan
tanaaman
2.3 Budidaya Tanaman ............................
2.4 Sesuai Komoditas
(lihat pada lembar berikut 2.4 setiap komoditas)
3. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Dibaut paragraf untuk waktu dan tempat secara umum
3.2 Alat dan Bahan
Dibuat paragraf alat dan bahan beserta fungsinya
3.3 Cara Kerja
Dibuat perkegiatan dengan paragraf bukan diagram alur.
3.4 Parameter Pengamatan
Berisi paramater apa saja yg diamati dikaitkan dengan cara
pengamatan dan waktu pengamatan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN *)
5. KESIMPULAN *)
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN (berisi foto dokumentasi, perhitungan pupuk per lubag
tanam, kondisi tanah, data pengamatan semua parameter, loog book
kegiatan praktikum)
*) Dikerjakan setelah pengamatan berakhir. Format lengkap menyusul

1. Padi 2.4 Sistem Tanam pada Tanaman Padi


2. Jagung 2.4 Pengaruh Jarak Tanam pada Tanaman Jagung
3. Ubi Jalas 2.4 Pengaruh Varietas dan Asal Stek Bibit pada Tanaman
Ubi Jalar
4. Kacang-Kacangan 2.4 Pengaruh Sistem Tanam dan Bakteri
Rhizobium Sebagai Inokulan pada Tanaman ........
5. Tomat 2.4 Pengunaan Mulsa dan Pewiwilan pada Tanaman Tomat
6. Kailan 2.4 Penggunaan Pupuk Daun pada Tanaman Kailan
7. Bawang Meraah 2.4 Aplikasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman
Bawang Merah
8. Tebu 2.4 Pengaruh Jenis Bibit Tebu pada Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Tebu
9. Rosela 2.4 Pengaruh Jarak Tanam dan Varietas pada Tanaman
Rosela
10. Kastuba 2.4 Pengaruh Penyungkupan dan Aplikasi Zat
Penghambat Tumbuh pada Tanaman Kastuba
11. Semangka 2.4 Penggunaan Mulsa pada Tanaman Semangka

Contoh loog book Lampiran Kegiatan


Praktikum

Tabel. Loog Book Kegiatan Praktikum Lapang TPT Kelompok Padi Kelas
ZZ
No

2
3
4
5
6
7

Tanggal

12 Septembe 2016

Kegiatan

Deskripsi

Dokumentasi

Pembibitan
Padi SRI

Berisi
deskripsi
teknis
kegiatan
secara
singkat

Dokumentasi
kegiatan

Loog Book Konsultasi Laporan Akhir Praktikum TPT


Nama

Kelompok

Kelas

Asisten Kelas

Asisten Lapang

No
1

Hadi dan Tanggal

Catatan Konsultasi

TTD Asisten
Lapang dan Kelas

Anda mungkin juga menyukai