Anda di halaman 1dari 6

PENGEMBANGAN MATERI KOLOID BERBASIS PROYEK

DENGAN PRODUK OLAHAN SUSU PADA PEMBELAJARAN


KIMIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
PROSES SAINS SISWA KELAS XI

PROPOSAL TESIS
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Oleh :
KARLINA NOORDININGSIH
0402515009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA KIMIA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2016

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan bagian penting
dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar

dan proses

pembelajaran agar

peserta

didik

secara

aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual


keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara. Kualitas sumber daya manusia tidak hanya diukur dari kecerdasan
intelektualnya saja, tetapi juga dilihat dari kecerdasan emosi dan spiritual.
Kurikulum 2013 dikenal dengan pendidikan karakter yang menitikberatkan
pada nilai perilaku, nilai kepribadian, dan budi pekerti luhur. Kurikulum
2013 sudah diterapkan secara bertahap pada tahun pelajaran 2013/2014
di sejumlah satuan pendidikan meliputi SD, SMP, SMA, dan SMK tertentu.
Tujuan Kurikulum 2013 yaitu untuk mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman,

produktif,

kreatif,

inovatif,

dan

terampil

serta

mampu

berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan


peradaban dunia.
Kurikulum 2013 berfokus pada pendekatan ilmiah, menekankan
pengalaman pribadi melalui proses mengamati, bertanya, penalaran,
mencoba (berdasarkan observasi pembelajaran) serta berkomunikasi di
dalam pembelajaran di kelas. Pembentukan karakter siswa agar sesuai
dengan Kurikulum 2013 membutuhkan pembelajaran inovatif sehingga
dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains
siswa. Salah satu pembelajaran inovatif yang dipandang mampu meningkatkan pemahaman
konsep, keterampilan proses sains, bekerja secara aktif dan kolaboratif dalam pembelajaran
kimia adalah pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning ( PJBL ).

Pembelajaran sains sangat penting untuk diajarkan di sekolah dan


dikuasai oleh siswa. Pentingnya pelajaran sains di sekolah tidak hanya
sebagai ilmu pokok dalam pengembangan teknologi dunia, tetapi juga
berperan

dalam

pembentukan

sikap

ilmiah

siswa,

meningkatkan

kemampuan memecahkan masalah, memberikan kesempatan kerja yang


lebih baik dan juga berperan dalam pembangunan budaya masyarakat
(Sukarno:2013). Pembelajaran kimia yang diterapkan di sekolah selama ini
masih

berorientasi

pada

hasil

kognitif

dan

belum

menerapkan

pembelajaran yang mengarah pengembangan potensi siswa pada ranah


sikap dan keterampilan. Sukarno (2013) menyatakan bahwa Keterampilan
proses sains (KPS) adalah keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa , bukan
hanya

untuk

pembelajaran

tetapi

untuk

kehidupan .

Berdasarkan

hasil

wawancara dengan guru SMK Bina Nusantara , pembelajaran kimia khususnya

pada materi koloid dilakukan di kelas dengan metode diskusi dan


ceramah. Materi koloid menuntut siswa untuk menghafal konsep sehingga
siswa merasa jenuh. Sistem koloid merupakan materi pelajaran yang
sangat penting diajarkan kepada siswa karena merupakan materi yang
sangat kontekstual, mempelajari fenomena-fenomena perubahan materi
yang ada di alam (pradita : 2015). Sub bab yang terdapat dalam materi
sistem koloid meliputi sistem dispersi, jenis-jenis koloid, sifat-sifat koloid,
dan penerapan koloid dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian besar materi
pada bab sistem koloid diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada
materi sistem koloid, siswa dituntut untuk aktif, menggunakan kecakapan
untuk memecahkan masalah dan berbagai tujuan belajar yang ingin
dicapai. Selain itu diperlukan keterampilan siswa dalam mempelajari
materi ini. Pembelajaran kimia berbasis proyek sangat menekankan
kreativitas dan keterampilan siswa dalam bekerja secara berkelompok
untuk dapat memecahkan masalah dengan menghasilkan suatu produk
(Pradita : 2015).
Pembelajaran Berbasis Proyek menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan
baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
Pembelajaran

Berbasis

Proyek

dirancang

untuk

digunakan

pada

permasalahan

komplek

yang

diperlukan

siswa

dalam

melakukan

insvestigasi dan memahaminya. Melalui PJBL, proses inquiry dimulai


dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan
membimbing

siswa

dalam

sebuah

proyek

kolaboratif

yang

mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat


pertanyaan terjawab, siswa dapat melihat berbagai elemen utama dan
berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dipelajarinya secara
langsung. PJBL merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik
dunia nyata.
Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada
para siswa untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan
berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen
secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dikatakan sebagai
operasionalisasi konsep Pendidikan Berbasis Produksi yang biasa
dikembangkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pengembangan
materi koloid berbasis proyek dibutuhkan pada pembelajaran kimia
sebagai pendukung terlaksananya proses belajar di kelas untuk dapat
meningkatkan keterampilan proses sains siswa.
I.2 . Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Belum adanya inovasi pengembangan materi koloid berbasis proyek
2. Aktivitas siswa masih kurang karena pembelajaran masih menggunakan metode
diskusi dan ceramah
3. Keterampilan proses sains siswa belum berkembang
I.3 Cakupan Masalah
Pada penelitian ini, masalah akan dibatasi dalam beberapa ruang lingkup antara lain :
1. Subyek penelitian adalah siswa SMK Bina Nusantara Semarang kelas XI IPA
tahun pelajaran 2016/2017.
2. Pengembangan konten materi koloid berbasis proyek dengan produk olahan susu.
3. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan Keterampilan Proses Sains siswa.
I.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini dapat dinyatakan sebagai
berikut :
1. Apakah pengembangan konten materi koloid dapat meningkatkan hasil belajar
siswa?
2. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran kimia berbasis proyek materi
Koloid dengan produk olahan susu ?
3. Bagaimana efektifitas pengembangan materi koloid berbasis proyek dengan
produk olahan susu untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa ?
I.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengembangkan konten materi koloid berbasis proyek pada pembelajaran
kimia
2. Untuk mengetahui adanya pningkatan hasil belajar siswa dengan pengembangan
konten materi koloid berbasis proyek.
3. Untuk menganalisis respon siswa terhadap pengembangan materi koloid berbasis
proyek dengan produk olahan susu
4. Untuk mengetahui keefektifan pengembangan materi koloid berbasis proyek
dengan produk olahan susu pada Keterampilan Proses Sains siswa
I.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
I.6.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat menghasilkan produk berupa
inovasi pengembangan materi koloid berbasis proyek pada pembelajaran kimia
yang berkontribusi terhadap peningkatan keterampilan proses sains siswa dalam
menghasilkan produk olahan susu yang dapat berguna bagi masyarakat luas, serta
untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan terutama
pada jenjang SMK.
I.6.2 Manfaat Praktis
I.6.2.1 Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan
keterampilan proses sains dalam mempelajari kimia. Siswa mampu bekerja sama

dengan baik, inovatif, memiliki sikap koordinasi, mampu memecahkan masalah


dan mampu mengkomunikasikan hasil studi suatu kegiatan.
I.6.2.2 Bagi Guru
Pada proses pembelajaran guru diharapkan dapat berinovasi dan
mengembangkan materi pembelajaran yang tepat. Ketepatan pengembangan
materi pembelajaran pada suatu kompetensi merupakan dasar guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Sehingga selanjutnya, penelitian ini
diharapkan dapat digunakan guru sebagai alternatif pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
I.6.2.3Bagi Sekolah
Pengembangan materi belajar yang tepat akan menjadi sumbangan teoritis
dalam proses pembelajaran di sekolah sehingga menghasilkan lulusan yang
berkualitas. Lulusan yang berkualitas dapat menghasilkan outcome bagi sekolah
tersebut. Harapannya, dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
inovasi pengembangan materi pembelajaran kimia untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai