Anda di halaman 1dari 15

1

LAPORAN PENDAHULUAN
TEORI LANSIA

Konsep Teori Lansia


Batasan Lansia
Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:
1) Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
2) Lanjut usia (elderly) antara 60 74 tahun
3) Lanjut usia tua (old) antara 75 90 tahun
4) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
Proses Menua
Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti
seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa
dan masa tua (Nugroho, 1992). Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis
maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti mengalami kemuduran secara
fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendor,
rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan
lambat, kelainan berbagai fungsi organ vital, sensitivitas emosional meningkat
dan kurang gairah.
Meskipun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ, tetapi
tidak harus menimbulkan penyakit oleh karenanya usia lanjut harus sehat. Sehat
dalam hal ini diartikan:
1) Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial,
2) Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari hari,
3) Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat (Rahardjo,
1996)
Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan perubahan
yangmenuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus menerus. Apabila
proses penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbullah
berbagai masalah. Hurlock (1979) seperti dikutip oleh MunandarAshar Sunyoto
(1994) menyebutkan masalah masalah yang menyertai lansia yaitu:
1) Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang lain,
2) Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam pola
hidupnya,
3) Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah meninggal

2
atau pindah,
4) Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang bertambah
banyak dan
5) Belajar memperlakukan anak anak yang telah tumbuh dewasa. Berkaitan
dengan perubahan fisk, Hurlock mengemukakan bahwa perubahan fisik yang
mendasar adalah perubahan gerak.
Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat
terhadap diri makin bertambah. Kedua minat terhadap penampilan semakin
berkurang. Ketiga minat terhadap uang semakin meningkat, terakhir minta
terhadap kegiatan kegiatan rekreasi tak berubah hanya cenderung menyempit.
Untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi pada diri usia lanjut untuk selalu
menjaga kebugaran fisiknya agar tetap sehat secara fisik. Motivasi tersebut
diperlukan untuk melakukan latihan fisik secara benar dan teratur untuk
meningkatkan kebugaran fisiknya.
Berkaitan dengan perubahan, kemudian Hurlock (1990) mengatakan bahwa
perubahan yang dialami oleh setiap orang akan mempengaruhi minatnya terhadap
perubahan tersebut dan akhirnya mempengaruhi pola hidupnya. Bagaimana sikap
yang ditunjukkan apakah memuaskan atau tidak memuaskan, hal ini tergantung
dari pengaruh perubahan terhadap peran dan pengalaman pribadinya. Perubahan
ynag diminati oleh para lanjut usia adalah perubahan yang berkaitan dengan
masalah peningkatan kesehatan, ekonomi/pendapatan dan peran sosial (Goldstein,
1992)
Dalam menghadapi perubahan tersebut diperlukan penyesuaian. Ciri ciri
penyesuaian yang tidak baik dari lansia (Hurlock, 1979, Munandar, 1994) adalah:
1) Minat sempit terhadap kejadian di lingkungannya.
2) Penarikan diri ke dalam dunia fantasi
3) Selalu mengingat kembali masa lalu
4) Selalu khawatir karena pengangguran,
5) Kurang ada motivasi,
6) Rasa kesendirian karena hubungan dengan keluarga kurang baik, dan
7) Tempat tinggal yang tidak diinginkan.
Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara lain adalah:
minat yang kuat, ketidaktergantungan secara ekonomi, kontak sosial luas,
menikmati kerja dan hasil kerja, menikmati kegiatan yang dilkukan saat ini dan
memiliki kekhawatiran minimla trehadap diri dan orang lain.

Teori Proses Menua


1) Teori teori biologi
a) Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk
spesies spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan
biokimia yang diprogram oleh molekul molekul / DNA dan setiap
sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas
adalah mutasi dari sel sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan
fungsional sel)
b) Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel sel tubuh lelah
(rusak)
c) Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory)
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi
suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidaktahan terhadap
zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
d) Teori immunology slow virus (immunology slow virus theory)
Sistem imune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan
masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkab kerusakan organ
tubuh.
e) Teori stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan
tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan
lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel
tubuh lelah terpakai.
f) Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya
radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan osksidasi oksigen
bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini
dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
g) Teori rantai silang
Sel-sel yang tua atau usang , reaksi kimianya menyebabkan
ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan
kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.
h) Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang

4
membelah setelah sel-sel tersebut mati.
2) Teori kejiwaan sosial
a) Aktivitas atau kegiatan (activity theory)
- Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan
secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa usia lanjut yang sukses
adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.
- Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut
usia.
- Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar
tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia
b) Kepribadian berlanjut (continuity theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut
usia. Teori ini merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini
menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut
usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimiliki.
c) Teori pembebasan (disengagement theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia,
seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari
kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial
lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga
sering terjaadi kehilangan ganda (triple loss), yakni :
1.

kehilangan peran

2.

hambatan kontak sosial

3.

berkurangnya kontak komitmen

Permasalahan Yang Terjadi Pada Lansia


Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan
lanjut usia, antara lain: (Setiabudhi, T. 1999 : 40-42)
1) Permasalahan umum
a) Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan.
b) Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang
berusia lanjut kurang diperhatikan , dihargai dan dihormati.
c) Lahirnya kelompok masyarakat industri.
d) Masih rendahnya kuantitas dan kulaitas tenaga profesional pelayanan
lanjut usia.
e)

Belum

membudaya

kesejahteraan lansia.

dan

melembaganya

kegiatan

pembinaan

2) Permasalahan khusus :
a) Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik,
mental maupun sosial.
b) Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia.
c) Rendahnya produktifitas kerja lansia.
d) Banyaknya lansia yang miskin, terlantar dan cacat.
e) Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat
individualistik.
f) Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu
kesehatan fisik lansia
Faktor faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan
1) Hereditas atau ketuaan genetik
2) Nutrisi atau makanan
3) Status kesehatan
4) Pengalaman hidup
5) Lingkungan
6) Stres
Perubahan perubahan Yang Terjadi Pada Lansia
1) Perubahan fisik
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistim organ tubuh,
diantaranya sistim pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem
pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastro intestinal, genito urinaria, endokrin dan
integumen.
2) Perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
a) Pertama-tama perubahan fisik, khsusnya organ perasa.
b) Kesehatan umum
c) Tingkat pendidikan
d) Keturunan (hereditas)
e) Lingkungan
f) Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
g) Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.
h) Rangkaian dari kehilangan , yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan
famili.
i) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri,
perubahan konsep dir.

3) Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya
(Maslow, 1970)
Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaanya , hal ini
terlihat dalam berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan
Zentner, 1970)
Penyakit Yang Sering Dijumpai Pada Lansia
Menurut the National Old Peoples Welfare Council , dikemukakan 12
macam penyakit lansia, yaitu :
1) Depresi mental
2) Gangguan pendengaran
3) Bronkhitis kronis
4) Gangguan pada tungkai/sikap berjalan.
5) Gangguan pada koksa / sendi pangul
6) Anemia
7) Demensia

7
KONSEP PENYAKIT KATARAK
Definisi
Katarak adalah kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur angsur
penglihatan kabur akhirnya tidak dapat menerima cahaya (Barbara C.Long, 1996)
Etiologi
1) Ketuaan biasanya dijumpai pada katarak Senilis
2) Trauma terjadi oleh karena pukulan benda tajam/tumpul, terpapar oleh
sinar X atau benda benda radioaktif.
3) Penyakit mata seperti uveitis.
4) Penyakit sistemis seperti DM.
5) Defek kongenital
Patofisiologi
Dalam keadaan normal transparansi lensa terjadi karena adanya
keseimbangan atara protein yang dapat larut dalam protein yang tidak dapat
larut dalam membran semipermiabel. Apabila terjadi peningkatan jumlah
protein yang tdak dapat diserap dapat mengakibatkan penurunan sintesa protein,
perubahan biokimiawi dan fisik dan protein tersebut mengakibatkan jumlah
protein dalam lens melebihi jumlah protein dalam lensa melebihi jumlah protein
dalam bagian ynag lain sehingga membentuk suatu kapsul yang dikenal dengan
nama katarak. Terjadinya penumpukan cairan/degenerasi dan desintegrasi pada
serabut tersebut menyebabkan jalannya cahaya terhambat dan mengakibatkan
gangguan penglihatan.
Macam macam Katarak
1) katarak kongenital
Adalah katarak sebagian pada lensa yang sdah idapatkan pada waktu lahir.
Jenisnya adalah:
a) Katarak lamelar atau zonular.
b) Katarak polaris posterior.
c) Katarak polaris anterior
d) Katarak inti (katarak nuklear)
e) Katarak sutural
2) Katarak juvenil
Adalah katarak yang terjadi pada anak anak sesudah lahir.

8
3) Katarak senil
Adalah kekeruhan lensa ang terjadi karena bertambahnya usia. Ada
beberapa macam yaitu:
a) katarak nuklear
Kekeruhan yang terjadi pada inti lensa
b) Katarak kortikal
Kekeruhan yang terjadi pada korteks lensa
c) Katarak kupliform
Terlihat pada stadium dini katarak nuklear atau kortikal.
Katarak senil dapat dibagi atas stadium:
a)

katarak insipiens
Katarak yang tidak teratur seperti bercak bercak yang
membentuk gerigi dengandasar di perifer dan daerah jernih di
antaranya.

b)

katarak imatur
Terjadi kekeruhan yang lebih tebal tetapi tidak atau belum
mengenai seluruh lensa sehingga masih terdapt bagian- bagian
yang jernih pada lensa.

c)

katarak matur
Bila proses degenerasi berjala terus maka akan terjadi pengeluaran
air bersama sama hasil desintegritas melalui kapsul.

d)

katarak hipermatur
Merupakan proses degenerasi lanjut sehingga korteks lensa
mencair dan dapat keluar melalui kapsul lensa.

4) Katarak komplikasi
Terjadi akibat penyakit lain. Penyakit tersebut dapat intra okular atau
penyakit umum.
5) Katarak traumatik
Terjadi akibat ruda paksa atau atarak traumatik.

9
Kosep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Post Operasi Katarak
Pengkajian
1) Data Subyektif
2) Data obyektif
a) Perubahan tanda tanda vital
b) Respon yang azim terhadap nyeri
c) Tanda tanda infeksi:
-

Kemerahan

Edema

Infeksi konjungtiva (pembuluh darah konjungtiva menonjol)

Drainase pada kelopak mata dan bulu mata

Zat purulen

Peningaktan suhu tubuh

Nilai laboratorium: peningkatan SDP, perubahan SDP, hasil


pemeriksaan kultur sesitivitas abnormal.

d) Ketajaman penglihatan masing masing mata.


e) Cara berjalan, riwayat jatuh sebelumnya.
f) Kemungkinan penghalang lingkungan seperti;
-

kaki kursi, perabot yang rendah

Tiang infus

Tempat sampah

Sandal

g) Kesiapan dan kemampuan untuk belajar dan menyerap informasi.


Perumusan Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d interupsi pembedahan jaringan tubuh
2) Resiko tinggi terhadap infeksi b/d peningkatan perentanan sekunder
terhadap interupsi permukaan tubuh.
3) Resiko tinggi terhadap cidera b/d keterbatasan penglihatan, berada di
lingkungan yang asing dan keterbatasan mobilitas dan perubahan
kedalaman persepsi karena pelindung mata.
4) Resiko tinggi terhadap infektif penatalaksanaan regimen terapeutik b/d
kurang aktivitas yang diijinkan, obat obatan, komplikasi dan perawatan
lanjutan.
Perencanaan
1) Nyeri akut

10
a)

Tujuan: nyeri teratasi

b)

Kriteria hasil: klien melaporkan penurunan nyeri progresif dan


penghilangan nyeri setelah intervensi.

c)

Intervensi:

Bantu

klien

dalam

mengidentifikasi

tindakan

penghilangan nyeri yang efektif.


Rasional: Membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan
terapi.

Jelaskan bahwa nyeri dapat akan terjadi sampai beberapa


jam setelah pembedahan.
Rasional: Nyeri post op dapat terjadi sampai 6 jam post op.

Lakukan tindakan penghilanagn nyeri non invasif atau


non farmakologik, seperti berikut;
-

Posisi: tinggikan bagian kepala tempat tidur, berubah


ubah antara berbaring pada punggung dan pada sisi yang tidak
dioperasi.

Distraksi

Latihan relaksasi

Rasional: beberapa tindakan penghilang nyeri non invasif adalah


tindakan mandiri yang dapat dilaksanakan perawat dalam usaha
meningkatkan kenyamanan pada klien.

Berikan dukungan tindakan penghilangan nyeri dengan


aalgesik yang diresepkan.
Rasional: Analgesik mambantu dalam menekan respon nyeri dan
menimbulkan kenyamanan pada klien.

Beritahu doker jika nyeri tidak hilang setelah jam


pemberian obat, jika nyeri disertai mual atau jika anda
memperhatikan drainase pada pelindung mata.
Rasional: Tanda ini menunjukkan peningaktan tekanan intra okuli
(TIO) atau komplikasi lain.

2) Resiko tinggi terhadap infeksi


a)

Tujuan: infeksi tidak terjadi.

b)

Kriteria hasil: klien akan menunjukkan penyembuhan insisi tanpa


gejala infeksi.

c)

Intervensi:

11

Tingkatkan penyembuhan luka:


-

Berikan dorongan untuk mengikuti diet yang seimbang


dan asupancairan yang adekuat.

Instruksikan klien untuk tetap menutup mata sampai hari


pertama setelah operasi atau sampai diberitahukan

Rasional: Nutrisi dan hidrasi yang optimal meningkatkan


kesehatan secara keseluruhan, yang meningkatkan penyembuhan

Gunakan teknik aseptik untuk meneteskan tetes mata:


-

Cuci tangan sebelum memulai

Pegang alat penetes agak jauh dari mata

Ketika meneteskan, hindari kontak antara ata, tetesan dan


alat penetes.

Ajarkan teknik ini kepada klien dan anggota keluarganya.


Rasional:

Teknik

aseptik

meminimialkan

masuknya

mikroorganisme dan mengurangi resiko infeksi.

Kaji tanda dan gejala infeksi:


-

Kemerahan, edema pada kelopak mata

Infeksi konjungtiva (pembuluh darah menonjol)

Drainase pada kelopak mata dan bulu mata

Materi purulen pada bilik anterior (antara korm\nea dan


iris)

Peningkatan suhu

Nilai laboratorium abnormal (mis. Peningkatan SDP,


hasil kultur dan sensitivitas positif)

Rasional: Deteksi dini infeksi memungkinkan penanganan yang


cepat untuk meminimalkan keseriusan infeksi.

Lakukan tindakan untuk mencegah ketegangan pada


jahtan (misal anjurkan klien menggunakan kacamata protektif dan
pelindung mata pada siang hari dan pelindung mata pada malam
hari).
Rasional: Ketegangan pada jahitan dapat menimbulkan interupsi
menciptakan jalan masuk untuk mikroorganisme.

Beritahu dokter tentang semua drainase yang terlihat


mencurigakan.
Rasional: Drainase abnormal memerlukan evaluasi medis dan
kemungkinan memulai penanganan farmakologi.

12

3) Resiko tinggi terhadap cidera


a)

Tujuan: Cidera tidak terjadi.

b)

Kriteria hasil: Klien tidak mengalami cidera atau trauma jaringan


selama dirawat.

c)

Intervesi:

Orientasikan klien pada lingkungan ketika tiba.


Rasional: Pengenalan

klien dengan lingkungan membantu

mengurangi kecelakaan.

Modifikasi

lingkungan

untuk

menghilangkan

kemungkinan bahaya.
-

Singkirkan penghalang dari jalur berjalan.

Singkrkan sedotan dari baki.

Pastikan pintu dan laci tetap tertutup atau terbuka secara


sempurna.

Rasonal:

Kehilangan

atau

gangguan

penglihatan

atau

menggunakan pelindung mata juga apat mempengaruhi resiko


cidera yang berasal dari gangguan ketajaman dan kedalaman
persepsi.

Tinggikan pengaman tempat tidur. Letakkan benda


dimana klien dapat melihat dan meraihnya tanpa klien menjangkau
terlalu jauh.
Rasional: Tinakan ini dapat membantu mengurangi resiko terjatuh.

Bantu klien dan keluarga mengevaluasi lingkungan


rumah untuk kemungkinan bahaya.
-

karpet yang tersingkap.

Kabel listrik yang terpapar.

Perabot yang rendah

Binatang peliharaan

Tangga

Rasional: Perlunya untuk empertahankan lingkungan yang aman


dilanjutkan setelah pulang.
4) Resiko tinggi terhadap inefektif penatalaksanaan regimen terapeutik
a)

Tujuan: Inefektif penatalaksanaan regimen tidak terjadi.

b)

Kriteria hasil: Berkaitan dengan rencana pemulangan rujuk pada

13
rencana pemulangan.
c)

Intervensi:

Diskusikan

aktifitas

yang

diperbolehkan

setelah

pembedahan.
-

Membaca

Menonton televisi

Memasak

Melakukan pekerjaan rumah tangga yang ringan

Mandi siram atau mandi di bak mandi.

Rasional: Memulai diskusi dengan menguraikan aktifitas yang


diperbolehkan daripada pembatasan memfokuskan klien pada
aspek positif penyembuhan daripada aspek negatifnya.

Pertegas pembatasan aktifitas yang disebutkan dokter


yang mungkin termasuk menghindari aktifitas berikut:
-

Berbaring pada sisi yang dioperasi

Membungkuk melewati pinggang

Mengangkat benda yang beratnya melebihi 10 kg.

Mandi

Mengedan selama defekasi.

Rasional: Pembatasan diperlukan utnuk menguangi gerakan mata


dan mencegah peningkatan tekanan okuler. Pembatasan yang
spesifik tergantung pada beberapa faktor, termasuk sifat dan
luasnya pembedahan, preferensi dokter, umur serta status
kesehatan klien secara keseluruhan. Pemahaman klein tentang
alasan untuk pembatasan ini dapat mendorong kepatuhan klien.

Tekankan

pentingnya

tidak

mengusap

mata

atau

menggosok mata dan menjaga balutan serta pelindung protektif


tetap pada tempatnya sampai hari pertama setelah operasi.
Rasional: Mengusap atau menggosok mata dapat merusak
integritas

jahitan

dan

memebrikan

jalan

masuk

untk

mikroorganisme. Menjaga mata tertutup mengurangi resiko


kontaminasi oleh mikroorganisme di udara.

Jelaskan informasi berikut untuk tetap setiap obat


obatan yang diresepkan.
-

Nama, tujuan dan kerja obat.

Jadwal, dosis (jumlah dan waktu)

14
-

Teknik pemberian

Instruksi atau kewaspadaan khusus

Rasional: Memberikan informasi yang akurat sebelum pulang


dapat meningkatkan kepatuhan dengan regimen pengobatan dan
membantu mencegah kesalahan dalam pemberian obat.

Instruksikan klien dan keluarga untuk melaporkan tanda


dan gejala berikut:
-

Kehilangan penglihatan

Nyeri pada mata

Abnormalitas penglihatan (misalnya, kilasan cahaya atau


mengeras)

Emerahan, drainase meningkat, suhu meningkat.

Rasional:

Melaporkan

tanda

dan

gejala

ini

lebih

awal

memungkinkan intervensi yang cepat untuk mencegah atau


meminimalkan

infeksi,

peningkatan

tekanan

intra

okular,

perdarahan, terlepasnya retina atau komplikasi lain.

Instruksikan untuk menjaga hygiene mata (membuang


drainase yang mengeras dengan menyeka kelopak mata yang
terpejam menggunakan bola kapas yang dielmbabakan dengan
larutan irigasi mata).
Rasional: Sekresi dapat melekat pada kelopak mata dan blu mata.
Pembuangan
mengurangi

sekresi
resiko

dapat
infeksi

memberikan
dengan

kenyamanan

mneghilangkan

dan

sumber

mikroorganisme.

Tekankan pentingnya perawatan lanjutan yang adekuat,


dengan adwal yang ditentukan oleh ahli bedah. Klien harus
mengetahui tanggal dan waktu jadwal perjanjian pertamanya
sebelum pulang.
Rasional:

Perawatan

lanjutan

memberikan

kemungkinan

penyembuhan dan memngkinkan deteksi dini komplikasi.

Sediakan instruksi tertulis pada waktu klien pulang.


Rasional: Instruksi tertulis memberikan klien dan keluarga sumber
informasi yang dapat merekam rujuk jika diperlukan.

Pelaksanaan
Disesuaikan dengan intervensi yang telah ditetapkan serta keadaan
umum klien.

15

Evaluasi
Disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan, menggunakan
metode SOAP.

Anda mungkin juga menyukai