Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERSALINAN NORMAL
A. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 1998 : 157).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu; sehat dan sempurna, tumbuh dengan panjang 48-50
cm dengan berat badan 2750-4000 gram), lahir spontan dengan janin letak memanjang dan
presentasi belakang kepala, yang disusul dengan pengeluaran plasenta dan seluruh proses
kelahiran itu berlangsung dalam 141/2 jam pada primipara dan 73/4jam pada multipara,
tanpa tindakan ataupertolongan buatan dan tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin (Wiknjosastro, 2006).
Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan yaitu janin,
plasenta dan selaput ketuban keluar dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar
(Farrer,1999). Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm (bukan
premature atau postmatur), mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi), selesai setelah
4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya, mempunyai janin tunggal dengan presentase
puncak kepala, terlaksana tanpa bantuan artificial, tidak mencakup komplikasi, plasenta lahir
normal.
Menurut Mochtar (1998), Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin + uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan
lain. Persalinan normal disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada letak
belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu
dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan dimulai (inpartu) pada
saat uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis)
dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.
Partus biasa (normal) disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada
letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak
melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
Partus luar biasa (abnormal) ialah persalinan per vaginam dengan bantuan alat-alat
atau melalui dinding perut dengan operasi caesarea.
Persalinan anjuran ialah persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitosin atau prostaglandin.
f.
g.
h.
kandungan
Umur hamil sebelum 28 minggu
Berat janin kurang dari 1.000 gram
Persalinan prematuritas
Persalinan sebelum umur hamil 28-36 minggu
Berat janin kurang dari 2.499 gram
Persalinan aterm
Persalinan antara umur hamil 37-42 minggu
Berat janin di atas 2.500 gram
Persalinan serotinus
Persalinan melampaui umur hamil 42 minggu
Pada janin terdapat tanda post maturitas
Persalinan presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat kurang dari 3 jam
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron
turun.
2. Teori plasenta menjadi tua
Hal tersebut akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim,
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus Frankerhauser). Bila ganglion ini
digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
Induksi partus (Induction of labour)
Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :
Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis srvikalis dengan tujuan
merangsang fleksus Frankerhauser
Amniotomi : pemecahan ketuban
Oksitosin drip : pemberian oksitosin menurut tetesan per infus
Tanda-Tanda Permulaan Persalinan (Rustam Mochtar, 1998)
Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki
bulannya atau minggunya atau harinya yang disebut kala pendahuluan (preparatory
stage of labor). Ini memberikan tenda-tanda sebagai berikut :
1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Perasaan sering-sering atau susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terbawah janin.
4. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari
uterus, kadang-kadang disebut false labor pains.
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercamput
darah (bloody show).
Tanda tanda Inpartu
Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan. Tanda-tanda inpartu
adalah:
1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lender bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil
pada serviks.
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
3
2. Passages (jalan lahir): tulang panggul, serviks, vagina dan dasar panggul
3. Passenger (janin): kepala janin, plasenta, selaput dan cairan ketuban.
D. Mekanisme Persalinan
Kala Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu :
1. Kala I
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai
pembukaan lengkap (10 cm).
2. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.
3. Kala III
Dimulai sejak lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
4. Kala IV
Dimulai dari setelah lahirnya plasenta sampai 1-2 jam pertama post partum.
Fisiologi Persalinan
1. Kala I (kala pembukaan)
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai
pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala satu dibagi menjadi 2 fase yaitu :
a. Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks
secara bertahap. Pada fase ini pembukaan serviks berlangsung lambat, mulai 0-3 cm
berlangsung dalam 7-8 jam.
b. Fase aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat/
memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama
40 detik atau lebih. Serviks membuka dari 3 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm
atau lebih perjam dan terjadi penurunan bagian terbawah janin. Dapat dibedakan menjadi
tiga fase :
Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, dari pembukaan 3 cm 4 cm
Periode dilatasi maksimal : berlangsung 2 jam, perbukaan berlangsung cepat menjadi
9 cm
Periode deselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan berlangsung lambat menjadi 10
cm/lengkap
Fase-fase yang dikemukakan di atas dijumpai pada primi gravida. Bedanya dengan multi
gravida ialah :
Primi
Multi
Pendataran terutama nampak pada portio yang makin pendek dan akhirnya rata
dengan majunya persalinan dan serviks yang pendek (lebih dari setengahnya telah
merata) merupakan tanda dari serviks yang matang.
e. Pembukaan dari serviks
Yang dimaksud dengan pembukaan serviks ialah pembesaran dari ostium eksternum
yang tadinya berupa suatu lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi
lubang yang dapat dilalui anak kira-kira 10 am diameternya.
f. Perubahan pada vagina dan dasar panggul
Dalam kala I ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina mengalami perubahan
menjadi bertambah meregang sehingga dapat dilalui anak. Setelah ketuban pecah
segala perubahan terutama pada dasar panggul ditimbulkan oleh bagian depan anak.
Oleh bagian depan yang maju itu, dasar panggul diregang menjadi saluran dengan
dinding yang tipis.
g. Perubahan pada anus
Dari luar, peregangan oleh bagian depan nampak pada perineum yang menonjol dan
menjadi tipis sedangkan anus menjadi terbuka.
2. Kala II
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal juga sebagai kala pengeluaran. Ada
beberapa tanda dan gejala kala dua persalinan :
Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau vaginanya.
Perineum terlihat menonjol
Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
Peningkatan pengeluaran lender dan darah
Diagnosis kala dua persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan dalam yang
menunjukkan :
Pembukaan serviks telah lengkap
Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina
Perubahan/gerakan anak pada persalinan :
1) Turunnya kepala
Turunnya kepala dapat dibagi dalam :
a. Masuknya kepala dalam pintu atas panggul
Pada primi gravida sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan tetapi pada
multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan.
b. Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis
melintang dan dengan fleksi yang ringan
6
c. Kalau sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir, ialah tepat diantaranya
symphysis dan promontorium, maka dikatakan kepala dalam synclitsmus
d. Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati symphisis atau agak ke belakang
mendekati promontorium, maka kita hadapi asynclitismus
Asynclitismus posterior
Kalau sutura sagitalis mendekati symphisis dan os parietale belakang lebih
7) Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah symphisis dan menjadi
hypomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan
selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paks jalan lahir.
Lamanya kala II pada primi 1 - 2 jam dan pada multi - 1 jam.
3. Kala III (kala pengeluaran uri)
Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta.
1) Fisiologi kala tiga
Otot uterus berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba
tiba setelah lahinya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan
berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta. Karena tempat implantasi menjadi
semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan
menekuk, menebal kemudian dilepaskan dari dinding uterus. Setelah lepas plasenta
akan turun ke bagian bawah uterus atau bagian atas vagina.
2) Tanda tanda lepasnya plasenta
Perubahan ukuran dan bentuk uterus
Tali pusat memanjang
Semburan darah tiba tiba
Kala III terdiri dari 2 fase :
1) Fase pelepasan uri
Cara lepasnya uri ada beberapa cara :
Schultze :lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini paling sering terjadi.
Yang lepas duluan adalah bagian tengah lalu terjadi retroplasental hematoma yang
menolak uri mula-mula pada bagian tengah kemudian seluruhnya. Menurut cara
plasenta.
2) Fase pengeluaran uri
Kustner: dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada/di atas simfisis. Tali
pusat diteganggangkan maka bila tali pusat masuk artinya belum lepas, bila diam
atau maju artinya sudah lepas.
Klein: sewaktu ada his, rahim kita dorong, bila tali pusat kembali artinya belum
Ketuban pecah sebelum waktu atau disertai bagian janin yang menumbung
Perubahan djj
Pengeluaran mekonium pada letak kepala
Keadaaan his yang bersifat patologis
Paerubahan posisi atau penurunan bagian terendah janin
Diagnosis kala II persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan dalam yang
menunjukkan :
Pembukaan seviks telah lengkap atau
Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina (APN, 2002)
Kala III
Setelah lahirnya bayi, otot uterus miometrium berkontraksi mengikuti berkurangnya
ukuran rongga uterus secara tiba-tiba. Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan
berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta, sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah, maka plasenta akan menekuk, menebal, kemudian dilepaskan dari dinding
uterus.
Tanda-tanda pelepasan plasenta :
1. Perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri
2. Tali pusat memanjang
3. Semburan darah tiba-tiba
Manajemen aktif kala III
Keuntungan manajemen aktif kala III :
1. Kala III persalinan lebih cepat
2. Mengurangi jumlah kehilangan darah
3. Mengurangi kejadian retensio plasenta
10
atau klem pada tali pusat ke arah bawah, lurus dan ke atas
Setelah plasenta terlihat di vagina, kita tanggap dan perlahan memutar plasenta
Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus uteri, bila tali pusat bergetar berarti
belum lepas, tidak bergetar berarti sudah lepas (Mochtar. 1998 : 107-108).
Kala IV
Kala IV dimulai dari lepasnya plasenta dan selaput ketuban. Observasi yang ketat
dilakukan selama 2 jam post partum.
Observasi yang dilakukan :
1. Kesadaran penderita
2. Pemeriksaan yang dilakukan
Tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan
Kontraksi rahim
Perdarahan
Kandung kemih
F. Faktor-faktor yang Berperan Dalam Persalinan
1. Passage
Adalah jalan lahir yang meliputi rangka panggul, dasar panggul, uterus dan vagina. Agar
passanger yaitu isi uterus dapat melalui jalan lahir tanpa rintangan maka jalan lahir
tersebut harus normal.
2. Passanger
Adalah anak, air ketuban dan plasenata sehingga isi dari uterus yang akan dilahirkan agar
persalinan berjalan dengan lancar maka faktor passanger harus normal.
3. Power
Adalah tenaga untuk melahirkan yaitu kontraksi uterus atau his dari tenaga mengedan ibu
untuk mengadakan persalinan yang normal, maka tenaga ibu harus normal juga.
4. Psikologi ibu
Keadaan emosi ibu, suasana hatinya, adanya konflik, anak diinginkan atau tidak.
5. Penolong
Dokter atau bidan yang menolong persalinan dengan pengetahuan dan ketrampilan dan
seni yang dimiliki (Mochtar.1998 : 75).
12
KALA II
Estrogen / estrogen
oxitosin
Kontraksi uterus
Iskemia uterus
Penurunan bagian
terendah janin
Penambahan dilatasi
serviks
nyeri
primipara
ansietas
Kurangnya
informasi
stressansietas
13
Khawatir
keselamatan
Kontraksi uterus bayinya
Korteks serebri
Terjadi perdarahan
Nyeri dipersepsikan
Resiko kekurangan volume cairan
Nyeri
14
KALA IV
Lahirnya janin dan plasenta
Plasenta terlepas
Nyeri
perdarahan
o Kontraksi uterus
Palpasi jumlah kontraksi dalam 10 menit, durasi dan lamanya kontraksi
Memantau denyut jantung janin (normal 120-160x/menit)
Menentukan presentasi (bokong atau kepala)
Menentukan penurunan bagian terbawah janin
Pemeriksaan dalam
o Nilai pembukaan dan penipisan serviks
o Nilai penurunan bagian terbawah dan apakah sudah masuk rongga panggul
o Jika bagian terbawah kepala, pastikan petunjuknya.
2. KALA II
Pengkajian
1) Aktivitas /istirahat
adanya kelelahan, ketidak mampuan melakukan dorongan sendiri/ relaksasi.
Letargi.
Lingkaran hitam di bawah mata.
2) Sirkulasi: tekanan darah dapat meningkat 5-10mmHg diantara kontraksi.
3) Integritas Ego
Respon emosional dapat meningkat.
Dapat merasa kehilangan control atau kebalikannya seperti saat ini klien terlibat
mengejan secara aktif.
4) Eleminasi.
Keinginan untuk defikasi, disertai tekanan intra abdominal dan tekanan uterus.
Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan.
Distensi kandung kemih mungkin ada , dengan urine dikeluarkan selama upaya
mendorong.
5) Nyeri/ Ketidak nyamanan
Dapat merintih/ meringis selama kontraksi.
Amnesia diantara kontraksi mungkin terlihat.
Melaporkan rasa terbakar/ meregang dari perineum.
Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong.
Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 2 mnt masing-masing dan berakhir 60-90 dtk.
Dapat melawan kontraksi , khususnya bila tidak berpartisipasi dalam kelas kelahiran
anak.
6) Pernafasan: peningkatan frekuensi pernafasan.
7) Keamanan
Diaforesis sering terjadi.
Bradikardi janin dapat terjadi selama kontraksi
8) Sexualitas
Servik dilatasi penuh( 10 cm) dan penonjolan 100%.
Peningkatan penampakan perdarahan vagina.
17
mental klien.
Inspeksi: perdarahan aktif dan terus menerus sebelum atau sesudah melahirkan
plasenta.
Palpasi: tinggi fundus uteri dan konsistensinya baik sebelum maupun sesudah
pengeluaran plasenta.
4. KALA IV
Pengkajian
1) Aktivitas / Istirahat Pasien tampak berenergi atau keletihan / kelelahan, mengantuk
2) Sirkulasi
Nadi biasanya lambat (50 70x / menit) karena hipersensitivitas vagal
TD bervariasi : mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia / anastesia,
atau meningkat pada respon terhadap pemeriksaan oksitosin atau hipertensi
karena kehamilan
Edema : bila ada mungkin dependen (misal : pada ekstremitas bawah), atau dapat
juga pada ekstremitas atas dan wajah atau mungkin umum (tanda hipertensi pada
kehamilan)
Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai 400 500 ml untuk
kelahiran per vagina atau 600-800 ml untuk kelahiran sesaria
18
3)
Integritas Ego
Reaksi emosional bervariasi dan dapat berubah-ubah misal : eksitasi atau perilaku
menunjukkan kurang kedekatan, tidak berminat (kelelahan), atau kecewa Dapat
mengekspresikan masalah atau meminta maaf untuk perilaku intrapartum atau
4)
kehilangan kontrol, dapat mengekspresikan rasa takut mengenai kondisi bayi baru
Eleminasi
Hemoroid sering ada dan menonjol
Kandung kemih mungkin teraba di atas simpisis pubis atau kateter urinarius
mungkin dipasang
Diuresis dapat terjadi bila tekanan bagian presentasi menghambat aliran urinarius
5)
6)
7)
khususnya pada pasien dengan diabetes mellitus, remaja, atau pasien primipara)
Nyeri/Ketidaknyamanan
Pasien melaporkan ketidaknyamanan dari berbagai sumber misalnya setelah nyeri,
trauma jaringan / perbaikan episiotomi, kandung kemih penuh, atau perasaan dingin /
8)
9)
19
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,
L.
J.
2001.
Diagnosa
Keperawatan
Edisi
8.
Jakarta
EGC.
H.
1999.
Perawatan
Maternitas.
Edisi
2.
Jakarta.
EGC
Hanifa Wiknjosastro, Prof. dr. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Henderson
&
Jones.
2006.
Buku
Ajar
Konsep
Kebidanan.
Jakarta
EGC.
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311166ANEH/BAB%20II.pdf
(diakses
(diakses
21