Anda di halaman 1dari 23

TEORI AKUNTANSI

EKUITAS PEMILIK DAN PERUBAHAN DALAM


EKUITAS PEMEGANG SAHAM

SIFAT DASAR EKUITAS


Ekuitas diambil dari akar kata yang sama dari equal dan mempunyai
konotasi keadilan. Dengan perkataan lain, ekuitas dapat ditafsirkan sebagai bagian
yang adil dari seseorang. Banyak orang yang menggunakan istilah ekuitas untuk
mencakup semua yang meminjamkan uang kepada perusahaan. Mereka memandang
persamaan akuntansi yang mendasar sebagai :
Aktiva = Ekuitas
Karenanya, mereka akan menganggap ekuitas kreditor dan ekuitas pemilik
sebagai dua jenis ekuitas. Yang lain menggunakan istilah ekuitas dalam pengertian
yang lebih sempit untuk mencakup hanya ekuitas pemilik dan menyebutkan ekuitas
kreditor sebagai kewajiban. Mereka menganggap persamaan akuntansi sebagai :
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas
Sedangkan yang lain tampaknya menyamakan ekuitas dengan hak dari pemegang
saham.
Ekuitas Pemilik
Ekuitas pemilik, yang biasa juga disebut sebagai modal atau ekuitas
pemegang saham dalam suatu perseroan, hanyalah suatu selisih antara aktiva
perseroan dan kewajibannya. Ini seringkali disebut sebagai aktiva bersih dari
perseroan tersebut.
Ekuitas pemilik secara tradisional dibagi menjadi dua kategori, modal yang
diinvestasikan dan laba ditahan. Dalam beberapa kasus, hak dan prioritas dari
beberapa kelas saham perseroan adalah serupa dengan beberapa jenis utang jangka
panjang. Namun secara umum ada perbedaan nyata antara ekuitas pemegang saham
dan kewajiban. Ini mencakup :

1. Luas sampai di mana pemegang ekuitas lain mempunyai hak prioritas.


2. Tingkat kepastian dalam penentuan jumlah-jumlah yang akan diterima oleh
pemegang ekuitas.
3. Tanggal jatuh tempo pembayaran terakhir.
Teori Kepemilikan
Gagasan hak pemilik (proprietorship) muncul dari upaya untuk menetapkan
logika pada persamaan pembukuan berpasangan (double entry). Dalam persamaan
akuntansi A - = P, pemlik adalah pusat kepentingan. Aktiva dianggap dimiliki
oleh pemilik dan kewajiban merupakan kewajiban dari pemilik.
Menurut teori kepemilikan, pendapatan adalah kenaikan dalam hak pemilik
dan beban adalah penurunan. Jadi laba bersih, yaitu kelebihan pendapatan atas beban,
diakrualkan langsung ke pemilik, itu merupakan kenaikan dalam kekayaan pemilik.
Dan karena laba adalah kenaikan dalam kekayaan, hal itu langsung ditambahkan ke
modal pemilik atau hak pemilik.
Teori kepemilikan paling baik diterapkan dalam bentuk organisai perusahaan
perorangan karena dalam bentuk ini umumnya ada hubungan pribadi antara
manajemen perusahaan dan kepemilikan. Dalam akuntansi, baik untuk perusahaan
perorangan maupun persekutuan, teori kepemilikan tampaknya tetap berlaku. Ini
sebagian besar karena laba bersih ditambahkan setiap periode pada akun modal
pribadi dari pemilik sekalipun perhitungan tradisional atas laba sebenarnya tidak
mengukur kenaikan bersih dalam kekayaan.
Teori kepemilikan juga disiratkan dalam banyak praktik akuntansi dan dalam
terminologi akuntansi berkaitan dengan perseroan. Metode akuntansi ekuitas untuk
investasi yang tidak dikonsolidasikan dalam cabang juga menyiratkan konsep
kepemilikan.

Teori Entitas
Keberadaan suatu satuan usaha yang terpisah dari urusan pribadi dan
kepentingan lain dari pemilik dan pemegang ekuitas lain diakui dalam semua konsep
pemilik dan ekuitas. Namun, dalam teori entitas (entity), perusahaan bisnis dipandang
mempunyai keberadaan terpisah, bahkan secara personal, dari pemiliknya. Pendiri
dan pemilik tidak harus teridentifikasi dengan keberadaan perusahaan itu.
Teori entitas didasarkan pada persamaan A = K + SE, atau aktiva =
Ekuitas (Kewajiban ditambah Ekuitas Pemegang Saham). Perbedaan utama antara
kewajiban dan ekuitas pemegang saham adalah bahwa hak dari kreditor dapat dinilai
terlepas dari penilaian lain jika perusahaan itu solven, sementara hak dari pemegang
saham diukur oleh penilaian aktiva yang semula diinvestasikan ditambah penilaian
laba direinvestasikan dan revaluasi berikutnya.
Teori entitas mempunyai penerapan utama dalam bentuk perusahaan
perseroan, tetapi hal itu juga relevan bagi perusahaan-perusahaan bukan perseroan
yang mempunyai kelanjutan eksistensi terpisah dari kehidupan masing-masing
individu.
Beberapa pengarang telah mengusulkan atau menyiratkan bahwa teori
kepemlikan dan entitas mengarah pada dasar yang berbeda untuk penilaian aktiva.
Menurut teori entitas, perusahaan tidak berkepentingan dengan nilai sekarang karena
penekanannya adalah pada akuntabilitas biaya bagi pemilik dan pemegang ekuitas
lain.
Teori Ekuitas Residual
Ahli teori akuntansi William Paton menyatakan ekuitas residual sebagai salah
satu dari beberapa jenis ekuitas dalam teori entitas. Paton menekankan hubungan
khusus dari pemegang ekuitas residual pada pekerjaan akuntan karena dalam ekuitas
tersebut banyak pekerjaannya menjadi terfokus. Perubahan dalam penilaian aktiva,

perubahan dalam laba dan dalam laba ditahan, dan perubahan dalam hak pemegang
ekuitas lain semuanya dicerminkan dalam ekuitas residual dari pemegang saham
biasa. Tetapi dalam kasus tertentu, di mana kerugian jumlahnya besar atau
kebangkrutan, ekuitas pemegang saham biasa dapat hilang dan pemegang saham
preferen atau pemegang obligasi dapat menjadi pemegang ekuitas residual.
Tujuan dari pendekatan ekuitas residual adalah untuk memberikan informasi
yang lebih baik kepada pemegang saham biasa untuk mengambil keputusan investasi.
Pemegang saham biasa pada umumnya dipandang mempunyai ekuitas residual dalam
laba perusahaan dan dalam aktiva bersih sesuai likuidasi akhir. Karena laporan
keuangan umumnya tidak disiapkan berdasarkan likuidasi yang mungkin, informasi
yang diberikan menegnai ekuitas residu harus bermanfaat dalam meramalkan dividen
masa depan yang mungkin bagi pemegang saham biasa, termasuk dividen likuidasi.
Teori Perusahaan
Teori perusahaan )enterprise) dari perusahaan adalah konsep yang lebih luas
daripada teori entitas, tetapi kurang didefinisikan baik dalam lingkup dan aplikasi.
Dalam teori perusahaan, perseroan adalah suatu lembaga sosial yang berusaha untuk
memberi manfaat bagi banyak kelompok yang berkepentingan. Dalam bentuk luas,
teori perusahaan mungkin dipandang sebagai teori akuntansi sosial.
Konsep perusahaan ini paling dapat diterapkan pada perseroan modern yang
besar yang mempunyai kewajiban untuk mempertimbangkan efek tindakantindakannya terhadap bebagai kelompok dan terhadap masyarakat secara keseluruhan.
Dari sudut pandang akuntansi, ini berarti bahwa tanggungjawab pelaporan yang tepat
tidak hanya kepada pemegang saham dan kreditor, tetapi juga pada kelompok lain
dan masyarakat umum.
Konsep laba yang paling relevan dalam konsep tangungjawab sosial
perusahaan yang luas ini adalah konsep nilai tambah. Total nilai yang ditambahkan

oleh perusahaan adalah nilai pasar barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan itu dikurangi nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diperoleh melalui
transfer perusahaan lain. Istilah laba bersih perusahaan, seperti yang digunakan oleh
penyataan AAA 1957, adalah konsep yang lebih sempit daripada konsep nilai tambah.
Posisi laba ditahan dalam teori perusahaan serupa dengan posisinya dalam konsep
entitas.
Teori Dana
Teori dana menyingkirkan hubungan pribadi yang diasumsikan dalam teori
kepemilikan dan personalisasi perusahaan sebagai suatu unit ekonomi dan unit legal
dalam unit entitas. Di samoing itu, teori danan member ganti dengan unit operasional,
atau berorientasi-aktivitas, sebagai dasar untuk akuntansi. Bidang kepetinagn ini,
yang disebut dana, mencakup kelompok aktiva dan kewajiban yang berkaitan dan
pembatasan yang merupakan fungsi dan aktivitas ekonomi yang spesifik.
Teori dana didasarkan pada persamaan Aktiva = Pembatasan Aktiva. Aktiva
merupakan jasa prospektif pada dana atau unit operasional. Kewajiban merupakan
pembatasan terhadap aktiva spesifik atau umum dari dana. Modal yang diinvestasikan
merupakan pembatasan legal atau keuangan dari penggunaan aktiva; yaitu modal
yang diinvestasikan harus dipertahankan tidak berkurang kecuali jika wewwnang
spesifik telah diperoleh (dengan beberapa pengecualian) untuk likuidasi sebagian atau
seluruhnya.
Konsep dana bermanfaat paling besar dalam lembaga pemerintahan dan
nirlaba. Penyiapan laporan konsolidasi juga juga merupakan penerapan teori dana
sama seperti perluasan entitas ekonomi. Teori dana juga dapat diterapkan dalam
bidang-bidang akuntansi keuangan; misalnya, teori dana dapat bermanfaat dapat
digunakan untuk mebedakan antara aktiva lancar dan tetap pada suatu entitas.

Walaupun konsep pendapatan dapat dipertahankan dalam konsep dana, ini


bukan merupakan konsep sentral dari pelaporan keuangan. Sebalikanya, uraian
operasi dana disajikan lebih jelas dalam laporan dana. Laoran keuangan utama adalah
iktisar statis atas sumber-sumber dan penggunaan dana. Lapran laba rugi, jika
memang ada, adalah pelengkap laporan danasuatu uraian atas dana yang diperoleh
dari operasi.
Posisi FASB
FASB berpegang teguh pada teori entitas residual manakala sampai pada
pemilik, yang didefinisikan sebagai kepentingan tersisa dalam aktiva suatu entitas
yang tertinggal setelah dikurangi dengan kewajibannya. Mereka menyebut selisih
antara aktiva dan kewajiban sebagai aktiva bersih dalam kasus organisasi nirlaba
dan menyatakan bahwa kedua istilah tersebut dapat dipertukarkan.
KLASIFIKASI EKUITAS PERUSAHAAN PERORANGAN DAN
PERSEKUTUAN ATAU KEMITRAAN
Dalam perusahaan perorangan, keseluruhan ekuitas pemilik umumnya
disajikan dalam satu jumlah. Sesuai dengan teori kepemilikan, ekuitas unu
merupakan kepemilikan usaha dari si pemilik. Dalam hal likuidasi atau insolvensi,
kreditor dapat mengambil aktiva pribadi dari si pemilik, membuat perbedaan antara
modal yang diinvestasikan permanen atau laba yang direinvestasikan menjadi kurang
penting untuk tujuan ini. Namun, ini tidak berarti bahwa tidak ada perbedaan antara
modal dan laba. Laba dihitung secara berkala dan ditambahkan pada akun modal pada
akhir setiap periode; transaksi modal (penarikan dan investasi tambahan) dicatat
langsung pada akun modal; dan semua perubahan umumnya diikhtisarkan dalam
laporan perusahaan perorangan yang terpisah.
Ekuitas pemilik dari persekutuan atau kemitraans erupa dengan ekuitas
perorangan, kecuali bahwa hal itu diklasifikasikan sesuai dengan kepentingan setiap

sekutu atau kemitraan. Akun pengambilan terpisah dapat digunakan untuk


menetapkan pengendali atas pengambilan atau memaksakan ketaatan pada perjanjian
pengambilan.
KLASIFIKASI EKUITAS PEMEGANG SAHAM
Hubungan antara perseroan, pemegang saham, dan kreditor, lebih terlibat
daripada hubungan dalam satu perusahaan perorangan atau dalam suatu persekutuan.
Tujuan paling mendasar dari klasifikasi ekuitas pemegang saham adalah untuk
memberikan informasi kepada pemegang saham , investor, kreditor, dan kelompok
kepentinagn lain mengenai efisiensi dan pengurusan manajemen. Klasifikasi itu juga
harus memberikan informasi mengenai kepentinagn ekonomi historis dan prospektif
dari kelompok-kelompok yang memegang ekuitas spesifik (seperti karyawan,
pelanggan, dan pemerintah) yang mempunyai kepentingan ekonomi umum dalam
perseroan. Dalam memenuhi tujuan ini, informasi dalam laporan keuangan harus
mengungkapkan beberapa ataus semua dari yang berikut:
1. Sumber-sumber modal yang dipasok dalam perusahaan.
2. Pembatasan hukum pada distrbusi modal yang diinvestasikan kepada
pemegang saham.
3. Pembatasan hukum, kontraktual, manajerial, dan keuangan pada distribusi
dividen pada calon dan pemegang saham sekarang.
4. Prioritas beberapa kelas pemegang saham dalam likuidasi sebagian atau
akhir.
Klasifikasi Menurut Sumber Modal
Klasifikasi ekuitas pemegang saham menurut sumber umumnya dianggap
sebagai tujuan utama klasifikasi utama dalam penyajian neraca pada struktur
akuntansi tradisional. Sumber utama dari ekuitas pemegang saham perseroan adalah:
1. Jumlah yang disetorkan oleh pemegang saham

2. Kelebihan laba bersih atas dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham
(laba ditahan dalam perusahaan).
3. Sumbangan selain dari pemegang saham.
Klasifiaksi empat arah tradisional dari ekuitas pemegang sahamsaham
modal, modal disetor yang lebih besar dari nilai pari tau nilai yang ditetapkan (agio
saham), mldal revaluasi, dan laba yang ditahanhanya sebagian memenuhi tujuan
sesuai sumber. Kategori modal saham dan tambahan modal disetor merupakan jumlah
yang dibayarkan oleh pemegang saham.
Kekurangan utama dari klasifikasi konvensional adalah bahaw klasifikasi
menurut sumber akan hilang manakala transfer dilakukan dari laba yang ditahan ke
saham modal dan tambahan modal disetor dengan menerbitkan dividen saham atau
sarana lain.
Pengungkapan Modal Legal
Kebanyakan Negara bagian mendefinisikan modal legal (modal berdasar
hukum atau modal yang ditetapkan) sebagai nilai agregat dari semua saham bernilai
pari yang diterbitkan (tidak segera dibatalkan) dan pertimbangan agregat yang
dterima untuk semua saham yang diterbitakan tanpa nilai pari. Akan tetapi, dalam
kasus saham berniali tanpa pari, banyak Negara bagian mengizinkan direktur atau
pemegang saham untuk menetapkan berapa banyak dari pertimbangan yang diterima
harus dogolongkan sebagai modal legal dan berapa banyak uang digolongkan sebagai
tambahan modal disetor.
Akibat perbedaan antara modal legal dan modal yang diinvestasikan untuk
tujuan akuntansi dan keuangan, pemisahan modal yang diinvestasikan menjadi modal
saham dan tambahan modal yang disetor mungkin lebih menyesatkan daripada
membantu. Salah satu alternatif adalah mengungkapkan dalam catatan kaki apa yang
dipandang akuntan sebagai modal legal atau yang ditetapkan.

Menurut pendapat Hendriksen dan Van Breda, pengungkapan modal legal


mungkin tidak perlu dalam semua kasus kecuali dalam perusahaan kecil atau baru
berdiri. Dalam perusahaan yang besar dan menguntungkan, modal legal pada
dasarnya merupakan bagian kecil dari total ekuitas pemegang saham.
Pengungkapan Restriksi pada Disposisi Laba
Pengungkapan distribusi atau disposisi yang diniatkan dari suatu perseroan
tidak sama dengan pengungkapan restriksi pada disposisi laba. Karena itu, klasifiaksi
ekuitas pemegang saham dan catatan kaki pada laporan keuangan harus membedakan
secara jelas antar kedua ini.
Asumsi umum yang awal adalah bahwa dividen tunai tidak boleh dibayarkan
jika hasilnya akan mengurangi aktiva bersih di bawah total modal disetor pada
perusahaan itu, sekalipun sebagian atau seluruh modal disetor yang lebih tinggi adri
nilai pari dapat didistribusikan secara legal.
Laba yang Ditahan unuk Penggunaan dalam Perusahaan atau cukup disebut
Laba Ditahan menyiratkan bahwa laba yang tidak sia dibagikan sebagai dividen
telah diinvestasikan secara permanen dalam perusahaan. implikasi ini didukung oleh
dua pengamatan umum:
1. Distribusi dividen pada kebanyakan perusahaan besar berkorelasi tinggi
dengan laba masa berjalan, laba tahun sebelumnya, dan dividen tahun
sebelumnya. Dengan kesenjangan singkat dan diviasi minor, tampaknya ada
upaya untuk membatasi pembayaran dividen dari laba perusahaan tahun
berjalan, bukan membayar dividen dari laba yang ditahan pada tahun
sebelumnya.
2. Dalam kebanyakan perusahaan yang mapan, jumlah laba ditahan lebih besar
daripada modal yang diinvestasikan langsung oleh pemegang saham.

Karena klasifikasi sebagian ekuitas pemegang saham sebagai laba ditahan


tidak menunjukkan jumlah yang mungkin harus dibayarkan sebagai dividen di masa
depan atau pun tidak ada niat perusahaan untuk itu, suatu alternative adalah
menunjukkan pembatasan legal, kontraktual atau keuangan untuk pembayaran
dividen.
Pembataran dividen ke pemegang saham biasa juga dibatasi oleh prefensi
kontraktual yang diberikan kepada pemegang saham preferen atau kelompok
pemegang saham lain yang diberi hak prioritas di atas pemegang saham residual itu.
Pengungkapan Restriksi pada Distribusi Likuidasi
Kreditor selalu mempunyai prioritas dalam likuidasi di atas pemegang saham,
dan kelas pemegang saham tertentu memiliki prioritas atas kelas lain sesuai dengan
pasal-pasal dalam anggaran dasar perseroan atau sesuai dengan perjanjian
kontraktual. Preferen likuidasi dari saham preferen mungkin sama dengan nilai pari
atau nilai yang ditetapkan per saham atau itu juga dapat mencakup premium.
Biasanya, dividen preferen yang tertunggak dimasukkan jika dividen preferen bersifat
kumulatif.
Preferen likuidasi, karenanya, tidak sama seperti modal legal atau yang
ditetapkan. Jika suatu perusahaan yang menguntungkan tidak mempunyai maksud
untuk likuidasi , preferensi likuidasi mungkin secara relatif tidak penting. Tetapi jika
total preferensi menjadi lebih besar dalam proporsinya dengan total aktiva bersih atau
jika likuidasi sebagaian atau akhir tamapak mungkin terjadi, pengungkapan harus
dibuat dalam laporan keuangan.
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Apabila

suatiu

perseroan

mempunyai

kepemilikan

mayoritas

dan

pengendalian dalam satu atau lebih anak perusahaan yang berhubungan, informasi

yang berharga dapat diperoleh dan disajikan dalam menggabungkan data keunagn
dan menyiapkan laporan keuangan konsolidasi untuk keseluruhan kelompok itu.
Persyaratan untuk konsolidasi diatur oleh paragraf semula No. 2 dan 3 dari
ARB 51 yang ditetapkan tahun 1959. Yang pertama dari paragraf ini menyatakan
bahwa:
Kondisi biasa untuk kepentingan keuangan yang mengendaliakn adalah
kepemilikan hak suara mayoritas, dan, karenanya, sebagai aturan umum
kepemilikan oleh suatu perusahaan, langsung dan tidak langsung, atau atas lebih
dari lama puluh persen saham suara yang beredar dari perusahaan lain, adalah
kondisi yang mengarah pada konsolidasi.
Yang kedua dari paragraf- paragraf itu kemudian menambahkan peringatan bahwa:
laporan yang terpisah atau laporan yang digabungkan akan lebih baik untuk anak
perusahaan atau kelompok anak perusahaan jika penyajian informasi leuangan
mengenai aktivitas tertentu dari anak-anak perusahaan itu akan lebih informatif
bagi pemegang saham saham dan kreditor induk perusahaan daripada pemasukan
anak-anak perusahaan itu dalam konsolidasi. Misalnya, laporan terpisah dapat
disyaratkan bagi anak perusahaan yang merupakan bank atau perusahaan asuransi
dan mungkin lebih baik bagi perusahaan keuangan di mana induk perusahaan dan
anak-anak perusahaan lain terlibat dalam proses pabrikasi.
Meski kelompok yang dikonsolidasi umumnya dipandang sebagai unit
ekonomi tunggal, prosedur akuntansi konsolidasi sering menyangkal ini dalam
perlakuan mereka atas kepentingan minorotas. Tampaknya tidak ada pengandalan
pada satu teori, seperti teori kepemilikan, teori ekuitas, atau teori dana yang berlaku
sebagai pedomandalam penetapan prosedur logis yang konsisten untuk konsolidasi.

Prosedur Konsolidasi
Konsolidasi induk perusahaan dengan anak perusahaannya dalam prinsipnya
bersifat langsung. Dua perusahaan atau lebih dikonsolidasikan dengan menambahkan
aktiva dan kewajiban mereka. Perbedaan antara jumlah jumlah itu merupakan
ekuitas dari perusahaan terkonsolidasi.
Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan. Yang pertama adalah bahwa
akun ekuitas pemilik konsolidasi tidak dipengaruhi oleh tingkat kepemilikan
pemegang saham mayoritas. Yang kedua adalah bahwa nilai aktiva anak perusahaan
dipengaruhi oleh tingkat kepemilikan pemegang saham mayoritas.
Nilai aktiva anak perusahaan dalam laporan konsolidasi = nilai buku aktiva +
persentase kepentingan mayoritas x (nilai wajar nilai buku)
Alternatifnya :

Nilai yang disesuaikan = a +

x (f a)

Maksud dan Tujuan


Accounting Research Bulletin No.51, stndar semula dan masih berlaku atas
konsolidasi, menyatakan bahwa :
Tujuan dari laporan konsolidasi adalah untuk menyajikan, terutama untuk
kepentingan pemegang saham dan kreditor induk perusahaan, hasil hasil
operasi dan posisi keuangan induk perusahaan dan anak perusahaan yang pada
dasarnya seolah kelompok suatu perusahaan tunggal dengan satu atau lebih
cabang atau divisi.

Neraca Konsolidasi. Dalam neraca, praktik menambahkan bersama klasifikasi


terpisah aktiva dan kewajibaninduk dan anak perusahaan adalah sejalan dengan
gagasan menyajikan laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Agar
konsisten dengan pendekatan entitas pada laporan konsolidasi, revisi penilaian aktiva
anak perusahaan harus mencakup tidak hanya jumlah yang dibayarkan ke induk
perusahaan, tetapi jga bagian kepentingan minoritas dalam penilaian yang meningkat.
Biaya adalah relevan pada saat akuisisi hanya karena itu merupakan bukti terbaik dari
nilai. Apabila hanya sebagian dari kepentingan yang diperoleh, biaya dari
kepentingan sebagian harus digunakan sebagai bukti dati nilai keseluruhan.
Laporan Laba Rugi Konsolidasi. Penjualan antar perusahaan dan laba antar
perusahaan dihilangkan per entitas, dan penjualan serta beban lain digabungkan untuk
menunjukkan aktivitas perusahaan secara keseluruhan. Laba bersih adalah bukan laba
secara keseluruhan, tetapi hanya bagian yang dialokasikan ke kepentingan mayoritas.
Laba bersih konsolidasi merupakan ekuitas kepemilikan dari pemegang saham induk
perusahaan dalam laba keseluruhan perusahaan.
Klasifikasi Ekuitas Konsolidasi
Mengungkapkan Modal Legal. Kreditor anak perusahaan harus memperhatikan
masing masing laporan anak perusahaan untuk menentukan modal legal relevan
dan hubungannya dengan kreditor lain. Kreditor induk perusahaan juga harus
memperhatikan laporan terpisah induk perusahaan untuk menentukan hubungan
spesifik mereka pada pemegang saham dan kreditor lain karena mereka hanya
mempunyai klaim sekunder atas aktiva anak perusahaan, tetapi klaim primer atas
aktiva induk. Karena itu, penyajian modal legal dan hak para kreditor tidak dapat dan
tidak boleh merupakan tujuan utama dalam klasifikasi ekuitas perusahaan
konsolidasi.

Mengungkapkan Sumber Modal. Ada beberapa kendala dalam laporan konsolidasi.


Pertama, modal yang diperoleh dari pemegang saham mayoritas dicerminkan oleh
saham modal dan tambahan modal disetor dari induk perusahaan dalam kebanyakan
kasus. Kepentingan minoritas pada umumnya termasuk di antara kewajiban atau
sebagai pos terpisah di antara kewajiban dan ekuitas pemegang saham. Yang kedua,
praktik konvensional klasifikasi menurut sumber adalah bahwa jumlah modal yang
diperoleh dari laba ditahan tidak disajikan secara jelas. Kepentingan minoritas tidak
diklasifikasi sesuai dengan sumber sumber terpisah modal yang diinvestasikan oleh
pemegang saham dan laba yang ditahan oleh anak perusahaan.
Pemecahan yang disarankan adalah dengan menyertakan di dalam modal investasi
konsolidasi, kepentingan minoritas dalam total ekuitas pemegang saham pada tanggal
konsolidasi, dan untuk mengklasifikasikan laba ditahan sebagai :
1. Yang diperoleh dari laba yang ditahan oleh induk perusahaan sejak
pendiriannya.
2. Yang ditahan

oleh

anak

perusahaan

sejak

konsolidasi

(tanpa

mempertimbangkan kepentingan mayoritas dan minoritas yang terpisah dalam


laba ditahan anak perusahaan)
Mengungkapkan Kemungkinan Distribusi. Klasifikasi konvensional dari ekuitas
perusahaan konsolidasi gagal mengungkapkan kemungkinan distribusi laba kepada
pemegang saham mayoritas dan minoritas. Jika anak perusahaan beroperasi dengan
rugi, laba konsolidasi dapat dibagikan seluruhnya kepada pemegang saham mayoritas
tanpa membayar dividen kepada kelompok minoritas. Di pihak lain, jika laba bersih
konsolidasi diperoleh seluruhnya dari operasi anak perusahaan, dividen yang cukup
besar mungkin diperlukan untuk dibayarkan kepada pemegang saham minoritas
sebelum pemegang saham induk bisa menerima suatu dividen.
Kreditor anak perusahaan tidak mempunyai klaim atas aktiva terpisah induk,
dan karenanya, hutang yang terikat pada anak dan iduk tidak boleh digabung jika
tujuannya adalah untuk mengungkapkan prioritas. Kreditor induk perusahaan hanya
mempunyai klaim sekunder atas aktiva anak perusahaan, pada tingkat yang sama
seperti klaim kepentingan minoritas.

PENAMBAHAN DALAM MODAL YANG DITANAM


Modal yang ditanam, atau disetor (contributed), merupakan investasi dalam
sebuah badan usaha oleh para pemiliknya. Dalam hal perseroan, modal yang ditanam
meliputi jumlah total yang dibayarkan untuk sahamsaham, ditambah laba ditahan
yang dikapitalisasi. Jumlah ini mungkin bertambah oleh adanya penempatan atau
penjualan lembarlembar saham tambahan, oleh perolehan dan penjualan kembali
saham yang diperoleh kembali, oleh konversi utang menjadi ekuitas pemegang
saham, dan oleh pemindahan laba ditahan ke modal yang ditanam. Namun, prinsip
dasar yang banyak dianut paling tidak sejak awal tahun 1930-an adalah bahwa laba
ditahan tidak boleh mencakup pengkreditan dari transaksi-transaksi dalam akun
saham perusahaan sendiri atau pemindahan dari akun modal disetor atau akun-akun
modal lainnya.
Penempatan Saham Modal
Bila lembar-lembar saham yang sebelumnya tidak diterbitkan dijual secara
tunai atau dengan imbalan lain, kenaikan total dalam ekuitas dimasukkan dalam
modal yang ditanam. Di beberapa negara bagian, peraturan yang mengatur perseroan
memperlakukan saham yang sudah dipesan, tetapi belum diterbitkan, sebagai bagian
dari modal legal. Akan tetapi, Model Business Corporation Act hanya memasukkan
dalam modal yang ditetapkan ini saham yang sudah diterbitkan. Tetapi, apakah saham
yang sudah dipesan dianggap modal legal atau bukan, praktik akuntansinya
memasukkan pesanan ini dalam modal yang ditanam jika:
1. Pemesanan itu menunjukkan klaim legal terhadap pemesan.
2. Perseroan bermaksud menagih pesanan ini dalam periode waktu yang wajar
dan pasti.

Jika pesanan itu tidak dimaksudkan untuk ditagih, atau jika waktu penagihan
tidak pasti, pesanan itu tidak benar-benar menunjukkan modal yang ditanam. Bila
obligasi konvertibel ditukar dengan saham, selama ini ada dua metode yang
disarankan untuk memperlakukan konversi ini:
1. Metode nilai buku
Dalam metode ini nilai buku utang jangka panjang hanya direklasifikasi, saat
saham baru diterbitkan, menjadi saham modal dan tambahan modal disetor.
2. Metode nilai pasar
Dalam metode ini harga pasar masa berjalan obligasi itu dikapitalisasi sebagai
ekuitas pemegang saham.
Konversi Utang
Bila obligasi konvertibel ditukar dengan saham, selama ini ada dua metode
yang disarankan untuk memperlakukan konversi
Konversi Saham Preferen
Untuk

konversi saham preferen menjadi saham biasa, prosedur yang

konvensional adalah mengikuti metode nilai buku untuk konversi obligasi. Berarti,
nilai pari saham preferen ditambah bagian pro rata dari agio saham preferen
dipindahkan ke saham biasa dan agio saham biasa. Penjumlahan nilai pari saham
preferen dan bagian pro rata dari tambahan modal disetor dari penjualan semula
saham preferen itu menunjukkan sumber modal yang ditanam semula.
Cara lainnya adalah memindahkan ke dalam saham biasa suatu jumlah sebesar
nilai pasar masa berjalan saham preferen yang ditarik atau saham biasa baru yang
diterbitkan, walaupun jumlah-jumlah ini seharusnya cukup dekat. Jika jumlah ini
melebihi modal yang disetor dari saham preferen yang ditarik, kelebihan itu harus
dipindahkan dari laba ditahan. Hasilnya adalah hilangnya klasifikasi menurut sumber
semula. Prosedur ini juga mempunyai beberapa implikasi yang menarik. Pertama,
prosedur ini menyiratkan diterimanya teori entitas yang kaku ini, karena prosedur ini
menafsirkan laba ditahan itu sendiri sebagai ekuitas perusahaan. Kedua, prosedur ini

menyiratkan bahwa nilai pasar masa berjalan saham biasa tidak mencerminkan suatu
kepentingan dalam laba ditahan.
Dividen Saham dan Pemecahan Saham
Baik dividen saham maupun pemecahan saham pada dasarnya merupakan
manuver-manuver keuangan yang tidak ada hubungannya dengan prinsip akuntansi
mengenai penentuan penghasilan dan penilaian neraca. Sebenarnya, jika para akuntan
berpegang teguh pada klasifikasi ekuitas menurut sumber aslinya, tidak perlu ada
reklasifikasi ekuitas sebagai akibat dari jenis-jenis transaksi ini. Satu-satunya yang
akan diisyaratkan adalah pengungkapan perubahan dalam jumlah lembar saham
beredar dan perubahan dalam nilai pari atau nilai yang ditetapkan. Akan perlu juga
menghitung kembali laba perusahaan yang dilaporkan untuk periode berjalan dan
periode-periode terdahulu.
Jumlah yang paling umum disarankan untuk dikapitalisasi adalah:
1. Nilai pari, atau nilai yang ditetapkan (atau jumlah modal legal lainnya), saham
yang diterbitkan sebagai dividen
2. Nilai pasar masa berjalan saham yang diterbitkan
3. Modal disetor per saham sebelum dividen dikali jumlah lembar saham yang
diterbitkan

Sifat Dividen Saham


Sebagian besar akuntan setuju bahwa dividen saham bukanlah menghasilan
bagi penerimanya, tetapi mereka berbeda pendapat mengenai dasar pemikiran yang
menghasilkan simpulan ini. Committee on Accounting Procedure (CAP) AICPA
mendasarkan keyakinannya, bahwa dividen saham bukan penghasilan bagi
penerimanya, pada teori entitas. CAP berpendapat bahwa perseroan perupakan satuan
usaha yang terpisah dan tidak mungkin ada penghasilan bagi pemegang saham

sampai ada pemisahan (severance) aktiva perseroan. Penghasilan bagi perseroan


adalah penghasilan perseroan, bukan penghasilan bagi pemegang saham.
Kapitalisasi Nilai Pari atau Nilai yang Ditetapkan
Dengan penafsiran teori entitas yang lazim, bahwa dividen saham bukan
penghasilan bagi penghasilan bagi penerimanya, masalahnya menjadi masalah
penentuan seberapa besar, jika ada, ekuitas perseroan yang harus direklasifikasi. CAP
merekomendasikan bahwa tidak perlu mengkapitalisasi jumlah yang lebih besar
daripada yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan legal dalam dua kasus khusus:
1. Bila jumlah lembar saham tambahan yang diterbitkan begitu besarnya
sehingga secara wajar dapat diperkirakan bahwa harga pasar per saham akan
berkurang secara material
2. Dalam hal perusahaan tertutuo dimana dapat diperkirakan bahwa pengetahuan
yang mendalam tentang urusan-urusan perseroan akan mencegah timbulnya
implikasi oleh pemegang saham bahwa dividen saham merupakan distribusi
penghasilan perseroan

Kapitalisasi Harga Pasar


Walaupun CAP tidak mengakui bahwa dividen saham adalah penghasilan bagi
penerimanya, CAP merekomendasikan agar jumlah yang dikapitalisasi (yang
dipindahkan ke saham modal dan tambahan modal disetor) seharusnya adalah suatu
jumlah yang sama besar dengan nilai wajar (nilai pasar) saham yang diterbitkan
dalam semua kasus dimana jumlah saham yang diterbitkan begitu kecilnya jika
dibandingkan dengan total saham yang beredar sehingga tidak mempunyai dampak
yang nyata pada harga pasar per saham.

Program Opsi Saham Sebagai Kompensasi


Masalah utama yang diperselisihkan adalah penilaian jasa dan penentuan
kenaikan yang timbul dalam modal yang ditanam akibat pemberian opsi saham.
Metode penilaian yang paling umum diusulkan adalah:
1. Selisih lebih nilai wajar saham diatas harga opsi pada tanggal opsi diberikan
2. Selisih lebih pada tanggal opsi itu menjadi milik karyawan
3. Selisih lebih nilai wajar diatas harga opsi pada tanggal opsi itu pertama kali
dapat digunakan
4. Selisih lebih pada tanggal opsi itu benar-benar digunakan
5. Biaya bagi perseroan pada tanggal penggunaan, setelah disesuaikan untuk
memperhitungkan dampak pajak penghasilan pada perusahaan
6. Kemungkinan nilai opsi bagi penerima pada tanggal pemberian

Pengurangan Dalam Modal yang Ditanam


Biasanya, modal yang ditanam suatu perusahaan dianggap menunjukkan
modal permanen badan usaha. Pengurangan yang disengaja dalam modal yang
ditanam ini tidak boleh dilakukan dengan membayar kepada pemegang saham kecuali
jika pembayaran itu secara spesifik diungkapkan sebagai dividen likuidasi. Tetapi
likuidasi parsial juga terjadi bila kelompok saham tertentu ditarik dan ditebus.
Pembelian saham yang diperoleh kembali dengan penebusan saham preferen, dengan
pengecualian bahwa yang terlibat adalah beberapa pemegang saham dari setiap kelas
dan harga pembelian biasanya tidak diatur sebelumnya.
Saham yang Diperoleh Kembali
Dua pertanyaan mendasar yang berhubungan dengan kontroversi ini adalah:

1. Berapa banyak dari pembayaran kepada pemegang saham yang harus


diperlakukan sebagai pengembalian modal yang ditanam, dan berapa banyak
yang harus dianggap sebagai distribusi laba ditahan?
2. Bagaimana dampaknya pada modal legal harus diungkapkan?
Konsep Transaksi Tunggal
Jika perusahaan memperoleh sahamnya sendiri dan kemudian menjual saham
itu kepada pemegang saham lain dengan harga sebesar harga perolehan, tampaknya
tidak logis bila klasifikasi ekuitas pemegang saham harus terganggu hanya karena
perseroan memegang saham itu.
Konsep Transaksi Ganda
Perolehan saham perusahaan sendiri diasumsikan menunjukkan kontraksi
dalam struktur modal perusahaan. Jika saham itu kemudian diterbitkan kembali,
penerbitan saham yang diperoleh kembali itu dipertanggungjawabkan dengan cara
yang sama seperti penerbitan saham yang belum pernah diterbitkan sebelumnya.
Evaluasi Atas Konsep Transaksi Tunggal dan Transaksi Ganda
Yang pertama didasarkan pada premis bahwa makna (substansi) lebih penting
daripada bentuk dan bahwa suatu perseroan tidak boleh memindahkan jumlah-jumlah
dari laba ditahan ke modal yang ditanam hanya karena pemindahan itu terjadi untuk
menangani perpindahan saham dari suatu pemegang saham ke pemegang saham
lainnya.

Penggabungan Usaha
1. Penggabungan yang diperlakukan sebagai pembelian

Bilamana aktiva diperoleh dalam pertukaran dengan saham modal, nilai aktiva
itu diasumsikan sama dengan nilai saham yang diberikan dalam pertukaran,
kecuali jika nilai masa berjalan aktiva itu dapat diperoleh dengan cara lain
yang dapat diuji.
2. Penyatuan kepentingan
Suatu penyatuan kepentingan diasumsikan terjadi bila dua atau lebih
perusahaan bergabung untuk melaksanakan fungsi-fungsi usaha mereka
sebagai satu badan usaha ekonomi tunggal.
3. Evaluasi atas pembelian dan penyatuan kepentingan
Perbedaan antara pembelian dan penyatuan kepentingan terletak pada
pemilihan dan penafsiran satuan usaha yang bertahan. Dalam pembelian, satu
dari badan usaha-badan usaha yang bergabung itu yang bertahan; yang
lainnya mati baik bentuk maupun jiwanya. Akan tetapi, dalam penyatuan
kepentingan, perseroan yang bertahan dengan benar merupakan gabungan dari
dua atau lebih badan usaha ekonomi yang terus berjalan.
Laba per Saham
Rasio laba per saham mungkin merupakan ikhtisar data akuntansi yang paling
sering dipublikasikan karena dianggap mengandung informasi yang berguna dalam
membuat prediksi mengenai dividen per saham di masa depan dan harga saham di
masa depan. Laba per saham juga dianggap relevan dalam evaluasi atas efektivitas
manajemen dan kebijakan dividen
Perhitungan Jumlah Saham
Perhitungan rasio laba per saham memerlukan perhitungan dengan laba bersih bagi
pemegang saham biasa sebagai pembilang dan jumlah saham biasa yang terkait
sebagai penyebut. Penjelasan perhitungannya adalah sebagai berikut:

1. Laba per saham primer


Mencakup jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun
tersebut ditambah jumlah saham yang mewakili sekuritas yang dianggap
sebagai setara saham biasa dan mempunyai efek dilutive.
2. Laba per saham yang didilusi sepenuhnya
Dihitung dengan memasukkan semua sekuritas konvertibel yang berpotensi
dilutif, baik yang diklasifikasikan sebagai setara saham biasa ataupun tidak
Perhitungan Laba
Karena laba hanya berkaitan dengans sekuritas saham biasa dengan hak
residual, dividen yang dibayarkan atau yang terutang untuk sekuritas-sekuritas senior
harus dikurangkan dari angka laba bersih yang diperlihatkan dalam laporan laba rugi.
Jika ada penambahan pada lembar saham biasa dalam penyebut untuk menunjukkan
utang konvertibel yang beredar, beban bunga untuk tahun tersebut, setelah
disesuaikan untuk memperhitungkan pengaruh pajak penghasilan, harus ditambahkan
pada laba bersih yang dilaporkan.

Anda mungkin juga menyukai