Teori Entitas
Keberadaan suatu satuan usaha yang terpisah dari urusan pribadi dan
kepentingan lain dari pemilik dan pemegang ekuitas lain diakui dalam semua konsep
pemilik dan ekuitas. Namun, dalam teori entitas (entity), perusahaan bisnis dipandang
mempunyai keberadaan terpisah, bahkan secara personal, dari pemiliknya. Pendiri
dan pemilik tidak harus teridentifikasi dengan keberadaan perusahaan itu.
Teori entitas didasarkan pada persamaan A = K + SE, atau aktiva =
Ekuitas (Kewajiban ditambah Ekuitas Pemegang Saham). Perbedaan utama antara
kewajiban dan ekuitas pemegang saham adalah bahwa hak dari kreditor dapat dinilai
terlepas dari penilaian lain jika perusahaan itu solven, sementara hak dari pemegang
saham diukur oleh penilaian aktiva yang semula diinvestasikan ditambah penilaian
laba direinvestasikan dan revaluasi berikutnya.
Teori entitas mempunyai penerapan utama dalam bentuk perusahaan
perseroan, tetapi hal itu juga relevan bagi perusahaan-perusahaan bukan perseroan
yang mempunyai kelanjutan eksistensi terpisah dari kehidupan masing-masing
individu.
Beberapa pengarang telah mengusulkan atau menyiratkan bahwa teori
kepemlikan dan entitas mengarah pada dasar yang berbeda untuk penilaian aktiva.
Menurut teori entitas, perusahaan tidak berkepentingan dengan nilai sekarang karena
penekanannya adalah pada akuntabilitas biaya bagi pemilik dan pemegang ekuitas
lain.
Teori Ekuitas Residual
Ahli teori akuntansi William Paton menyatakan ekuitas residual sebagai salah
satu dari beberapa jenis ekuitas dalam teori entitas. Paton menekankan hubungan
khusus dari pemegang ekuitas residual pada pekerjaan akuntan karena dalam ekuitas
tersebut banyak pekerjaannya menjadi terfokus. Perubahan dalam penilaian aktiva,
perubahan dalam laba dan dalam laba ditahan, dan perubahan dalam hak pemegang
ekuitas lain semuanya dicerminkan dalam ekuitas residual dari pemegang saham
biasa. Tetapi dalam kasus tertentu, di mana kerugian jumlahnya besar atau
kebangkrutan, ekuitas pemegang saham biasa dapat hilang dan pemegang saham
preferen atau pemegang obligasi dapat menjadi pemegang ekuitas residual.
Tujuan dari pendekatan ekuitas residual adalah untuk memberikan informasi
yang lebih baik kepada pemegang saham biasa untuk mengambil keputusan investasi.
Pemegang saham biasa pada umumnya dipandang mempunyai ekuitas residual dalam
laba perusahaan dan dalam aktiva bersih sesuai likuidasi akhir. Karena laporan
keuangan umumnya tidak disiapkan berdasarkan likuidasi yang mungkin, informasi
yang diberikan menegnai ekuitas residu harus bermanfaat dalam meramalkan dividen
masa depan yang mungkin bagi pemegang saham biasa, termasuk dividen likuidasi.
Teori Perusahaan
Teori perusahaan )enterprise) dari perusahaan adalah konsep yang lebih luas
daripada teori entitas, tetapi kurang didefinisikan baik dalam lingkup dan aplikasi.
Dalam teori perusahaan, perseroan adalah suatu lembaga sosial yang berusaha untuk
memberi manfaat bagi banyak kelompok yang berkepentingan. Dalam bentuk luas,
teori perusahaan mungkin dipandang sebagai teori akuntansi sosial.
Konsep perusahaan ini paling dapat diterapkan pada perseroan modern yang
besar yang mempunyai kewajiban untuk mempertimbangkan efek tindakantindakannya terhadap bebagai kelompok dan terhadap masyarakat secara keseluruhan.
Dari sudut pandang akuntansi, ini berarti bahwa tanggungjawab pelaporan yang tepat
tidak hanya kepada pemegang saham dan kreditor, tetapi juga pada kelompok lain
dan masyarakat umum.
Konsep laba yang paling relevan dalam konsep tangungjawab sosial
perusahaan yang luas ini adalah konsep nilai tambah. Total nilai yang ditambahkan
oleh perusahaan adalah nilai pasar barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan itu dikurangi nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diperoleh melalui
transfer perusahaan lain. Istilah laba bersih perusahaan, seperti yang digunakan oleh
penyataan AAA 1957, adalah konsep yang lebih sempit daripada konsep nilai tambah.
Posisi laba ditahan dalam teori perusahaan serupa dengan posisinya dalam konsep
entitas.
Teori Dana
Teori dana menyingkirkan hubungan pribadi yang diasumsikan dalam teori
kepemilikan dan personalisasi perusahaan sebagai suatu unit ekonomi dan unit legal
dalam unit entitas. Di samoing itu, teori danan member ganti dengan unit operasional,
atau berorientasi-aktivitas, sebagai dasar untuk akuntansi. Bidang kepetinagn ini,
yang disebut dana, mencakup kelompok aktiva dan kewajiban yang berkaitan dan
pembatasan yang merupakan fungsi dan aktivitas ekonomi yang spesifik.
Teori dana didasarkan pada persamaan Aktiva = Pembatasan Aktiva. Aktiva
merupakan jasa prospektif pada dana atau unit operasional. Kewajiban merupakan
pembatasan terhadap aktiva spesifik atau umum dari dana. Modal yang diinvestasikan
merupakan pembatasan legal atau keuangan dari penggunaan aktiva; yaitu modal
yang diinvestasikan harus dipertahankan tidak berkurang kecuali jika wewwnang
spesifik telah diperoleh (dengan beberapa pengecualian) untuk likuidasi sebagian atau
seluruhnya.
Konsep dana bermanfaat paling besar dalam lembaga pemerintahan dan
nirlaba. Penyiapan laporan konsolidasi juga juga merupakan penerapan teori dana
sama seperti perluasan entitas ekonomi. Teori dana juga dapat diterapkan dalam
bidang-bidang akuntansi keuangan; misalnya, teori dana dapat bermanfaat dapat
digunakan untuk mebedakan antara aktiva lancar dan tetap pada suatu entitas.
2. Kelebihan laba bersih atas dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham
(laba ditahan dalam perusahaan).
3. Sumbangan selain dari pemegang saham.
Klasifiaksi empat arah tradisional dari ekuitas pemegang sahamsaham
modal, modal disetor yang lebih besar dari nilai pari tau nilai yang ditetapkan (agio
saham), mldal revaluasi, dan laba yang ditahanhanya sebagian memenuhi tujuan
sesuai sumber. Kategori modal saham dan tambahan modal disetor merupakan jumlah
yang dibayarkan oleh pemegang saham.
Kekurangan utama dari klasifikasi konvensional adalah bahaw klasifikasi
menurut sumber akan hilang manakala transfer dilakukan dari laba yang ditahan ke
saham modal dan tambahan modal disetor dengan menerbitkan dividen saham atau
sarana lain.
Pengungkapan Modal Legal
Kebanyakan Negara bagian mendefinisikan modal legal (modal berdasar
hukum atau modal yang ditetapkan) sebagai nilai agregat dari semua saham bernilai
pari yang diterbitkan (tidak segera dibatalkan) dan pertimbangan agregat yang
dterima untuk semua saham yang diterbitakan tanpa nilai pari. Akan tetapi, dalam
kasus saham berniali tanpa pari, banyak Negara bagian mengizinkan direktur atau
pemegang saham untuk menetapkan berapa banyak dari pertimbangan yang diterima
harus dogolongkan sebagai modal legal dan berapa banyak uang digolongkan sebagai
tambahan modal disetor.
Akibat perbedaan antara modal legal dan modal yang diinvestasikan untuk
tujuan akuntansi dan keuangan, pemisahan modal yang diinvestasikan menjadi modal
saham dan tambahan modal yang disetor mungkin lebih menyesatkan daripada
membantu. Salah satu alternatif adalah mengungkapkan dalam catatan kaki apa yang
dipandang akuntan sebagai modal legal atau yang ditetapkan.
suatiu
perseroan
mempunyai
kepemilikan
mayoritas
dan
pengendalian dalam satu atau lebih anak perusahaan yang berhubungan, informasi
yang berharga dapat diperoleh dan disajikan dalam menggabungkan data keunagn
dan menyiapkan laporan keuangan konsolidasi untuk keseluruhan kelompok itu.
Persyaratan untuk konsolidasi diatur oleh paragraf semula No. 2 dan 3 dari
ARB 51 yang ditetapkan tahun 1959. Yang pertama dari paragraf ini menyatakan
bahwa:
Kondisi biasa untuk kepentingan keuangan yang mengendaliakn adalah
kepemilikan hak suara mayoritas, dan, karenanya, sebagai aturan umum
kepemilikan oleh suatu perusahaan, langsung dan tidak langsung, atau atas lebih
dari lama puluh persen saham suara yang beredar dari perusahaan lain, adalah
kondisi yang mengarah pada konsolidasi.
Yang kedua dari paragraf- paragraf itu kemudian menambahkan peringatan bahwa:
laporan yang terpisah atau laporan yang digabungkan akan lebih baik untuk anak
perusahaan atau kelompok anak perusahaan jika penyajian informasi leuangan
mengenai aktivitas tertentu dari anak-anak perusahaan itu akan lebih informatif
bagi pemegang saham saham dan kreditor induk perusahaan daripada pemasukan
anak-anak perusahaan itu dalam konsolidasi. Misalnya, laporan terpisah dapat
disyaratkan bagi anak perusahaan yang merupakan bank atau perusahaan asuransi
dan mungkin lebih baik bagi perusahaan keuangan di mana induk perusahaan dan
anak-anak perusahaan lain terlibat dalam proses pabrikasi.
Meski kelompok yang dikonsolidasi umumnya dipandang sebagai unit
ekonomi tunggal, prosedur akuntansi konsolidasi sering menyangkal ini dalam
perlakuan mereka atas kepentingan minorotas. Tampaknya tidak ada pengandalan
pada satu teori, seperti teori kepemilikan, teori ekuitas, atau teori dana yang berlaku
sebagai pedomandalam penetapan prosedur logis yang konsisten untuk konsolidasi.
Prosedur Konsolidasi
Konsolidasi induk perusahaan dengan anak perusahaannya dalam prinsipnya
bersifat langsung. Dua perusahaan atau lebih dikonsolidasikan dengan menambahkan
aktiva dan kewajiban mereka. Perbedaan antara jumlah jumlah itu merupakan
ekuitas dari perusahaan terkonsolidasi.
Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan. Yang pertama adalah bahwa
akun ekuitas pemilik konsolidasi tidak dipengaruhi oleh tingkat kepemilikan
pemegang saham mayoritas. Yang kedua adalah bahwa nilai aktiva anak perusahaan
dipengaruhi oleh tingkat kepemilikan pemegang saham mayoritas.
Nilai aktiva anak perusahaan dalam laporan konsolidasi = nilai buku aktiva +
persentase kepentingan mayoritas x (nilai wajar nilai buku)
Alternatifnya :
x (f a)
oleh
anak
perusahaan
sejak
konsolidasi
(tanpa
Jika pesanan itu tidak dimaksudkan untuk ditagih, atau jika waktu penagihan
tidak pasti, pesanan itu tidak benar-benar menunjukkan modal yang ditanam. Bila
obligasi konvertibel ditukar dengan saham, selama ini ada dua metode yang
disarankan untuk memperlakukan konversi ini:
1. Metode nilai buku
Dalam metode ini nilai buku utang jangka panjang hanya direklasifikasi, saat
saham baru diterbitkan, menjadi saham modal dan tambahan modal disetor.
2. Metode nilai pasar
Dalam metode ini harga pasar masa berjalan obligasi itu dikapitalisasi sebagai
ekuitas pemegang saham.
Konversi Utang
Bila obligasi konvertibel ditukar dengan saham, selama ini ada dua metode
yang disarankan untuk memperlakukan konversi
Konversi Saham Preferen
Untuk
konvensional adalah mengikuti metode nilai buku untuk konversi obligasi. Berarti,
nilai pari saham preferen ditambah bagian pro rata dari agio saham preferen
dipindahkan ke saham biasa dan agio saham biasa. Penjumlahan nilai pari saham
preferen dan bagian pro rata dari tambahan modal disetor dari penjualan semula
saham preferen itu menunjukkan sumber modal yang ditanam semula.
Cara lainnya adalah memindahkan ke dalam saham biasa suatu jumlah sebesar
nilai pasar masa berjalan saham preferen yang ditarik atau saham biasa baru yang
diterbitkan, walaupun jumlah-jumlah ini seharusnya cukup dekat. Jika jumlah ini
melebihi modal yang disetor dari saham preferen yang ditarik, kelebihan itu harus
dipindahkan dari laba ditahan. Hasilnya adalah hilangnya klasifikasi menurut sumber
semula. Prosedur ini juga mempunyai beberapa implikasi yang menarik. Pertama,
prosedur ini menyiratkan diterimanya teori entitas yang kaku ini, karena prosedur ini
menafsirkan laba ditahan itu sendiri sebagai ekuitas perusahaan. Kedua, prosedur ini
menyiratkan bahwa nilai pasar masa berjalan saham biasa tidak mencerminkan suatu
kepentingan dalam laba ditahan.
Dividen Saham dan Pemecahan Saham
Baik dividen saham maupun pemecahan saham pada dasarnya merupakan
manuver-manuver keuangan yang tidak ada hubungannya dengan prinsip akuntansi
mengenai penentuan penghasilan dan penilaian neraca. Sebenarnya, jika para akuntan
berpegang teguh pada klasifikasi ekuitas menurut sumber aslinya, tidak perlu ada
reklasifikasi ekuitas sebagai akibat dari jenis-jenis transaksi ini. Satu-satunya yang
akan diisyaratkan adalah pengungkapan perubahan dalam jumlah lembar saham
beredar dan perubahan dalam nilai pari atau nilai yang ditetapkan. Akan perlu juga
menghitung kembali laba perusahaan yang dilaporkan untuk periode berjalan dan
periode-periode terdahulu.
Jumlah yang paling umum disarankan untuk dikapitalisasi adalah:
1. Nilai pari, atau nilai yang ditetapkan (atau jumlah modal legal lainnya), saham
yang diterbitkan sebagai dividen
2. Nilai pasar masa berjalan saham yang diterbitkan
3. Modal disetor per saham sebelum dividen dikali jumlah lembar saham yang
diterbitkan
Penggabungan Usaha
1. Penggabungan yang diperlakukan sebagai pembelian
Bilamana aktiva diperoleh dalam pertukaran dengan saham modal, nilai aktiva
itu diasumsikan sama dengan nilai saham yang diberikan dalam pertukaran,
kecuali jika nilai masa berjalan aktiva itu dapat diperoleh dengan cara lain
yang dapat diuji.
2. Penyatuan kepentingan
Suatu penyatuan kepentingan diasumsikan terjadi bila dua atau lebih
perusahaan bergabung untuk melaksanakan fungsi-fungsi usaha mereka
sebagai satu badan usaha ekonomi tunggal.
3. Evaluasi atas pembelian dan penyatuan kepentingan
Perbedaan antara pembelian dan penyatuan kepentingan terletak pada
pemilihan dan penafsiran satuan usaha yang bertahan. Dalam pembelian, satu
dari badan usaha-badan usaha yang bergabung itu yang bertahan; yang
lainnya mati baik bentuk maupun jiwanya. Akan tetapi, dalam penyatuan
kepentingan, perseroan yang bertahan dengan benar merupakan gabungan dari
dua atau lebih badan usaha ekonomi yang terus berjalan.
Laba per Saham
Rasio laba per saham mungkin merupakan ikhtisar data akuntansi yang paling
sering dipublikasikan karena dianggap mengandung informasi yang berguna dalam
membuat prediksi mengenai dividen per saham di masa depan dan harga saham di
masa depan. Laba per saham juga dianggap relevan dalam evaluasi atas efektivitas
manajemen dan kebijakan dividen
Perhitungan Jumlah Saham
Perhitungan rasio laba per saham memerlukan perhitungan dengan laba bersih bagi
pemegang saham biasa sebagai pembilang dan jumlah saham biasa yang terkait
sebagai penyebut. Penjelasan perhitungannya adalah sebagai berikut: