Anda di halaman 1dari 31

PERSONAL HVG/E/VE (KEBERSIHAN DIRI)

Haryani, SKp

TUJUAN:
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan:
a.

kata-kata kunci:

- acne

kelenjar apocrine

pyorhea

- alopecia

buccal

priodontal disease

- caries

glossitis

sebum

- serumen

hirsustisme

stomatitis

- cheilosis

hygiene

stratum corneum

- dermis

tartar

vernix caseosa

- epidermis

maceration

gingivitis

- plak

mastication

integumen

- kelenjar sebasea

melanin

iskemi

- halitosis

neuropathy

nekrosis

- kelenjar eccrine

pedikulosis

b.

fungsi kulit dan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi kulit

c.

prinsip perawatan kulit

d.

faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene

e.

type-type perawatan personal hygiene

f.

proses keperawatan pada :


-

perawatan kulit

perawatan kaki dan kuku

perawatan mulut perawatan rambut

perawatan mata, telinga, hidung

A. PENDAHULUAN
Personal hygiene adalah perawatan diri yang dilakukan oleh individu untuk
mempertahankan kesehatannya sehingga individu merasa nyaman, aman dan
sejahtera. Secara normal, individu yang sehat bertanggung jawab terhadap
kebersihan dirinya. Kondisi sakit, hospitalisasi membutuhkan perawat untuk
memberikan bantuan perawatan kebersihan diri klien. Pada situasi tersebut,

perawat membantu klien melanjutkan melakukan perawatan kebersihan diri.


Perawat harus mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan fisik spesifik,
keyakinan, nilai dan kebiasaan klien.
B. FAKTOR

YANG

MEMPENGARUHI

KEBIASAAN

PERAWATAN

KEBERSIHAN DIRI
Secara umum, individu melakukan kebersihan diri tidak dengan cara yang sama,
sehingga perawat dalam memberikan bantuan ataupun support tentang
perawatan kebersihan diri sangat individual.
Faktor-faktor yang memepengaruhi kebiasaan perawatan kebersihan diri klien
adalah :
a.

Gambaran diri
Penampilan umum mencerminkan individu dalam melakukan perawatan
kebersihan dirinya. Gambaran diri klien yang berubah karena adanya
pembedahan memeriukan usaha ekstra untuk melakukan perawatan
kebersihan diri.

b.

Kebiasaan sosial
Kelompok sosial dimana klien berhubungan dengan lingkungan sosial
tersebut mepengaruhi kebiasaan perawatan kebersihan diri.

c.

Status sosial ekonomi


Sumber-sumber ekonomi individu mempengauhi type dan luasnya
kebiasaan perawatan kebersihan diri. Perawat mengkaji apakah klien
mampu membeli alat-alat yang dibutuhan untuk melakukan perawatan
kebersihan diri.

d.

Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya perawatan kebersihan diri berimplikasi
pada kebiasaan perawatan kebersihan diri. Pengetahuan ini harus
dikombinasi dengan motivasi untuk melakukan perawatan kebersihan diri.

e.

Budaya
Keyakinan budaya klien dan nilai-nilai individu berpengaruh pada
kebiasaan perawatan kebersihan diri. Latar belakang budaya yang
berbeda memiliki kebiasaan yang berbeda pula.

f.

Kondisi fisik/status kesehatan

Individu yang menderita penyakit tertentu seperti CHF, gangguan


neurologi, pulmonal
pembedahan
kemampuannya
Tingkat

atau

individu

menjadi kehilangan
untuk

kemampuan

yang

telah

menjalani

energi

atau

menurun

melakukan perawatan kebersihan diri.


klien

dalam

melakukan

self

care

dapat

dikelompokkan sebagai berikut:


0 = mandiri
1 = membutuhkan bantuan alat
2 = membutuhkan bantuan orang lain
3 = membutuhkan bantuan alat dan orang lain
4 = tergantung
g.

Pilihan individu
Klien memiliki keinginan individu dan pilihan sendiri untuk melakukan
kebiasaan perawatan kebersihan diri. Klien memilih produk untuk
perawatan kebersihan diri sesuai keinginannya, sehingga perawat
mengembangkan asuhan keperawatan secara individual, perawat tidak
berusaha mengubah kebiasaan klien kecuali jika kebiasaan klien akan
berpengaruh buruk pada kesehatannya.

h.

Praktek spiritual
Agama mungkin menyarankan upacara tertentu seperti membersihkan
diri sebelum berdo'a atau makan

i.

Tingkat perkembangan dan pengetahuan


Anak-anak belajar kebiasaan perawatan kebersihan diri selama mereka
tumbuh.

Orang

dewasa

mungkin

butuh

mengubah

kebiasaan

perawatan kebersihan diri yang berbeda selama masa kanak-kanak.


Lanjut usia mungkin membutuhkan penurunan waktu mandi dan
menggunakan parfum untuk menghindari kulityang terialu kering
C. TIPE/JENIS PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI
a. Waktu perawatan kebersihan diri
Perawat memberikan berbagai macam kebutuhan perawatan kebersihan diri
sepanjang hari dan dapat menjadwalkan waktu kapan hal tersebut dilakukan.
Waktu tersebut dapat berubah karena adanya beberapa hal, seperti:
-

kebiasaan dan keinginan klien

kebutuhan klien akan adanya perawatan kebersihan diri yang lebih


banyak

adanya prosedur/aktivitas lain yang sudah terjadwal

rasio klien perawat

penugasan/tugas-tugas lain dari perawat

Jadwal Perawatan Kebersihan Diri


Perawatan di awal pagi (early morning care)
-

perawat dinas malam memberikan perawatan kebersihan diri


dasar pada klien sebelum sarapan, pemeriksaan yang terjadwal
atau pembedahan pagi hari. " AM care " meliputi menawarkan klien
untuk BAK/BAB jika klien imobilisasi, mengelap tangan dan wajah
klien dan membantu oral care

Perawatan pagi hari atau setelah sarapan/moming care (AM care) - Perawat
membantu menawarkan apakah ingin BAK/BAB pada klien yang terbatas di
tempat tidur; memandikan; memberikan perawatan mulut, kuku.kaki dan
rambut, memberikan back rub, mengganti pakaian klien, bed making, dan
merapikam ruang klien. Morning care sering dikelompokkan menjadi self care,
partial care dan compelete care. Self care adalah klien yang dapat melakukan
perawatan kebersihan dirinya secara mandiri, dapat pergi kekamar mandi
sendiri. Klien tersebut masih ditawarkan masase punggung, perawat mengkaji
kemampuan klien dari hari ke hari. Partial care adalah klien yang menerima
perawatan kebersihan diri di samping tempat tidur atau duduk dekat wastafel
dikamar mandi. Karena lemah, klien hanya dapat membersihkan sebagian
tubuhnya yang mudah diraih. Perawat membersihkan punggung dan kaki,
kadang aksila dan perineum karena bagian tersebut banyak sekresi dan sulit
dijangkau. Compelete care adalah klien yang memerlukan bantuan perawat
pada semua aspek kebersihan diri.
Perawatan sore hari /afternoon care (PM Care)
-

Klien di RS sering menjalani pemeriksaan diagnostik atau prosedur yang


melelahkah dipagi hari. Perawatan kebersihan diri di sore hari meliputi
mencuci tangan dan wajah, membantu oral care, menawarkan pispot atau
urinal dan merapikan linen

Perawatan malam hari atau sebelum \\durfhourofsleep care (hs Care) Sebelum
tidur perawat menawarkan perawatan kebersihan din yang membantu klien
rileks dan meningkatkan kualitas tidur. "PM care" meliputi mengganti linen,
pakaian yang basah; membantu klien mencuci wajah dan tangan, memberikan
oral care, memberikan masase punggung dan menawarkan pispot atau urinal
pada klien yang imobilisasi. Jika peralatan perlindungan diindikasikan seperti
side rail atau restrain, alat tersebut harus dipakai. Bel dan alat lain yang
dibutuhkan klien seperti urinal, pispot harus mudah dijangkau
Pm care
Perawat

menawarkan

perawatan

kebersihan

din

yang

diperlukan

sewaktu-waktu. Beberapa klien mungkin memerlukan oral care setiap 2 jam


sekali. Klien d engan diaporesis memerlukan penggantian linen beberapa kali
tiap shift

SKIN CARE
-

Fungsi kulit
Fungsi
Kulit melindungi tubuh

Mekanisme
Invasi tubuh oleh bakteri dicegah oleh
kulit. Injuri pada jaringan dan organ
dibawahnya diturunkan oleh adanya
kulit

Membantu

pengaturan tenperatur

tubuh

Produksi keringat dan penguapan


membantu tubuh tetap hangat

Banyak

panas

karena radiasi

tubuh
dan

hilang

konduksi

saat

darah mensupply

yang

meningkat

kulit
karena

vasodilatasi
-

Keluarnya

keringat

dan

vasokonstriksi membantu tubuh


mempertahankan kehangatan.
-

Fenomena adanya bulu roma


yang

disebabkan

karena

kontraksi
kulit,

otot pilomotor

membantu

panas

di

menyimpan

tubuh karena berdirinya

rambut

menghasilkan

udara

ditubuh untuk penyekatan


Kulit sebagai organ eskresi

air,garam dan sampah nitrogen


hilang dan kulit , meskipun juga
diekresikan melalui ginjal

Kulit

membantu

mempertahankan

keseimbangan air dan elektrolit


Kulit menghasilkan dan mengabsorbsi
vit D

Hilangnya air dan elektrolit


secara berlebihan dan tubuh
dapat dicegah oleh kulit
prekursor vit D ada pada kulit,
yang

dengan

bantuan

sinar

ultraviolet akan diubah menjadi vit


D

PRINSIP SKIN CARE


-

Kulit dan membran mukosa yang utuh dan sehat merupakan garis
pertahanan pertama kali untuk melawan agen yang berbahaya

Daya tahan kulit dan membran mukosa temadap injury bervariasi untuk
tiap orang.

Sel-sel tubuh yang terpelihara hidrasinya resisten temadap injury

Sirkulasi adekuat d iperlukan untuk memepertahankan kehidupan sel

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI KULIT


a.

Pertimbangan perkembangan
 Kulit dan membran mukosa byi lebih mudah injuri dan subyek infeksi
 Kulit anak lebih resisten terhadap injuri dan infeksi
 Kulit dewasa memiliki kelenjar sebasea

dan meningkatnya kelenjar

sebasea yang disebabkan perubahan hormonal. Hal ini merupakan faktor


predisposisi terjadinya jerawat
 Sekresi dari kelenjar kulit maksimum pada usia dewasa dan meningkat
sampai umur 50 tahun
 Pada lanjut usia terjadi perubahan-perubahan pada kulit seperti
menipisnya jaringan subkutan dan dermis, menurunnya aktivitas sebasea

dan kelenjarm keringat, pertumbuhan sel-sel baru lebih pendek, jumlah


melanosit menurun, vaskularitas
kuku terbatas,
b.

kulit

menurun,

pertumbuhan

serabut kolagen menurun.

Status kesehatan
-

orang yang sangat kurus dan sangat gemuk lebih rentan terhadap iritasi
dan injuri kulit

Kehilangan cairan melalui demam, muntah, atau diare mengurangi


volume cairan tubuh (dehidrasi) membuat kulit lebih lembek.

Keringat yang berlebihan predisposisi rusaknya kulit khususnya di


lipatan-lipatan kulit

Jaundice, adalah kondisi yang disebabkan kelebihan pigmen bilirubin


yang mengakibatkan kulit kuning. Kulit menjadi kering dan gatal. Penyakit
kulit yang ditandai dengan adanya lesi membutuhkan perawatan khusus
untuk meningkatkan perawatan kebersihan diri.

PROSES KEPERAWATAN
I.

PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan menggambarkan kondisi kulit klien dan kebutuhan
klien serta kemampuannya untuk mempertahankan kebutuhan perawatan
kebersihan diri

a. Riwayat keperawatan
-

Kebiasaan mandi

Faktor yang mempengaruhi kebiasaan perawatan kebersihan diri

Riwayat masalah membran mukosa atau kulit

b. Pemeriksaan fisik
-

Gunakan ketrampilan inspeksi dan palpasi

Lihat gangguan pada sistem integumen, catat perubahan-perubahan pada


sistem integumen akibat terapi

Tentukan

kondisi

kulit

dengan

mengobservasi

ketebalan, turgor, temperatur dan hidrasi


-

Karakteristik kulit normal:


 Kulit utuh, tidak ada abrasi

warna,

tekstur,

 Kulit teraba hangat


 Perubahan tekstur dapat dipalpasi pada permukaan kulit
 Turgor baik (elastis), dengan kulit lembut
 Wama kulit bervariasi di setiap bagian tubuh.
-

Karakteristik kulit pada lansia :

Gangguan

kulit

yang

berhubungan Implikasinya pada lanjut usia

dengan proses penuaan


Jaringan subkutan dan dermis tipis

Kulit lebih tipis, mudah injury, keriput

Menurunnya aktivitas kelenjar sebasea Berkeringat menurun, kulit menjadi lebih


dan kelenjar keringat

kering dan pruritus/gatal-gatal mungkin


terjadi

Tumbuhnya sel-sel baru lebih pendek

Penyembuhan terlambat

Jumlah melanosit menurun

Rambut

menjadi

berwarna

putih-abu-abu dan kulit kurang pigmen


Vaskularisasi menurun pada kulit

Temperatur

kulit

lebih

dingin

dan mungkin pucat


Pertumbuhan kuku terbatas

Kuku menjadi lunak dan mudah patah

Serabut kolagen kurang terorganisasi

Kulit kurang elastis

Kaji

masalah-masalah

kulit

yang

mempengaruhi

kebiasaan

perawatan kebersihan diri


Masalah-masalah kulit yang umum terjadi
 Kulit kering
Tekstur kasar pada area yang terekpos seperti kaki, lengan atau wajah
 Jerawat
 Hirsutisme
Pertumbuhan yang beriebihan rambut tubuh dan wajah, terutama
wanita
 Bercak-bercak merah pada kulit (skin rashes)
Akibat kulit yang terekpos sinar matahari beriebihan atau karena reaksi
alergi
 Dermatitis kontak
Peradangan kulit yang ditandai dengan adanya eritema, pruritus, nyeri,

adanya lesi
 Abrasi
Tergosoknya epidermis yang mengakibatkan perdarahan setempat.
-

Catat area kulit yang kering akibat sering mandi, penggunaan sabun yang
beriebihan, penggunaan sabun alkaline yang keras, area maserasi, area
kulit yang menebal (kalus)

Catat adanya lesi dan kondisi lesi


Variasi warna

Kemerahan (erythema)

Area pengkajian

Penyebab

Area wajah, area lokal Intake


kulit tubuh

Sianosis

area

alkohol,

demam,

trauma, infeksi

yang

terekpos, Lingkungan

khususnya telinga, bibir, penyakit


tangan dan kaki, kuku

dingin,
jantung

atau

pemapasan (berkurangnya
oksigen)

Jaundice (kuning)

Area

yang

khususnya
bibir,

terkpos, Penyakit liver (peningkatan

wajah

konjungtiva

dan kadar bilirubin)


dan

membran mukosa
Pucat

Area kulit keseluruhan, Anemia(menurunnya kadar


bibir, kuku, konjungtiva

Vitiligo

Hb)

putih setengah-setengah Depigmentasi


dikulit

Coklat kemerah-merahan Area

(kongenital atau autoimun)


yang

terekpos matahari

Tertalu banyak

terekpos

(meningkatnya

produksi

melanin), kehamilan
c. Perubahan perkembangan
Umur berpengaruh terhadap kondisi kulit dan tipe perawatan kebersihan diri
yang diperlukan klien.
-

Kulit bayi relatif imatur, epidermis dan derimis bersatu, kulit tipis, sehingga
perawatan harus hati-hati. Kulit neonatus lebih mudah terkena infeksi

Pada toddler, lapisan kulit lebih terikat bersama-sama. Karena anak lebih
aktif bermain, perhatian besar diberikan pada orang tua dan membantu
untuk memberikan perawatan kebersihan diri dan pengetahuan tentang hal
tersebut.

Selama remaja, pertumbuhan dan maturasi integumen meningkat.


Kelenjar sebasea lebih aktif dan merupakan predisposis timbulnya jerawat

Kondisi kulit dewasa tergantung pada kebiasaan perawatan diri. Normal,


kulit elastis, hangat, lembut, terhidrasi dengan baik

Pada lansia, kulit kering

d. Kemampuan melakukan perawatan mandiri


Saat

klien

tidak

dapat

melakukan

perawatan memberikan

bantuan yang diperlukan. Tingkat kemampuan dalam melakukan perawatan


kebersihan

kulit,

perawat

e. Risiko gangguan kulit Faktor-faktor yang menjadikan individu berisiko


mengalami gangguan kulit
-

Gaya hidup
 Homoseksual, dengan riwayat berganti-ganti pasangan, pengguna
obat, hemophili, biseksual dengan berganti-ganti pasangan
 Pekerjaan yang membuat individu terekpos lama dengan sinar
matahari

Perubahan status kesehatan


 Dehidrasi atau malnutrisi
 Berkurangnya

sensasi

insufisiensi sirkulasi)
-

Penyakit
 DM

Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan Gl

Tindakan-tindakan teraupetik
 Bedrest
 Traksi
 Medikasi

(paralisis,

kerusakan

syaraf

lokal,

II.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pengkajian yang tepat pada kulit dan membran mukosa memungkinkan
perawat untuk mengidentifikasi diagnosa keperawatan klien, penentuan
karakteristik spesifik untuk tiap masalah klien baik aktual maupun risiko. Jika
klien memiliki risiko gangguan integritas kulit, perawat merencanakan
tindakan pencegahan. Jika klien telah mengalami gangguan integritas kulit,
perawat harus memberikan perawatan yang meningkatkan penyembuhan
kulit yang terluka dan mencegah infeksi dan perawat harus menghilangkan
faktor yang menyebabkan injury lebih jauh.
Diagnosa keperawatan yang dapat timbul yang berhubungan dengan
integritas kulit, misalnya:
-

Gangguan intergritas kulit b.d tekanan, imobilisasi, terekpos zat kimia


yang mengiritasi

Risiko tinggi gangguan integritas b.d imobilisasi, radiasi, gannguan nutrisi

Gangguan perfusi jaringan perifer b.d gangguan aliran darah

Defisit perawatan din :mandi b.d nyeri, kelemahan musculoskeletal

Gangguan integritas jaringan b.d gangguan sirkulasi, defisit nutrisi, iritasi


mekanik

III. PERENCANAAN
Setiap rencana asuhan keperawatan, mengidentifikasi batasan-batasan
keperawatan untuk membantu klien mempertahankan kebiasaan perawatan
diri klien. Rencana seharusnya berfokus pada metode perawatan kulit yang
akan diberikan oleh perawat. Selain itu dipertimbangkan kondisi klien dan
waktu dalam membuat perencanaan. Tujuan klien yang menerima skin care,
diantaranya :
-

Kulit akan utuh dan bebas bau

ROM akan terpelihara

Klien akan merasakan kenyamanan

Klien akan berpartisipasi dan memahami metode skin care

IV. IMPLEMENTASI
Dalam

mengimplementasikan

perencanaan

yang

dibuat,

perawat

menghormati pilihan-pilihan klien, mendorong dan menganjurkan klien untuk

berpartisipasi, memperhatikan privasi dan meningkatkan kesejahteraan


fisiologi dan psikologi
a.

Memandikan klien
Memandikan klien merupakan bagian dari perawatan kebersihan diri klien
total. Memandikan dapat dikategorikan untuk membersihkan atau untuk
terapi.
Tipe memandikan teraupetik:
-

Hot water tub bath

 Berendam dalam air panas membantu mengurangi spasme otot dan


memar diotot. Namun harus diperhatikan bahaya luka bakar. Temperatur
air seharusnya sekita 45 - 46 C untuk dewasa
-

Warm water tub bath

 Mandi

dengan air hangat mengurangi tekanan otot. Temperatur air

seharusnya 43C
-

Cool water bath

 Mandi dalam air dingin dapat mengurangi tekanan atau menurunkan


suhu tubuh. Temperatur air seharusnya hangat-hangat kuku untuk
menghindari demam dan meningkatkan pendinginan yang pelan. Tipe ini
efektif untuk mengurangi suhu tubuh pada anak kecil dengan demam.
-

Soak (merendam)

 Memberikan air pada lokasi tertentu atau cairan medikasi dapat


membuang jaringan yang mati atau melembutkan sekresi yang keras.
Tehnik aseptik diperiukan saat membersihkan area kuiit yang terbuka.
Soak juga diperiukan untuk mengurangi nyeri dan bengkak dari area
yang meradang atau teriritasi.
-

Sitzbath

 Sitz bath membersihkan dan mengurangi peradangan di area perineum


dan anus klien yang mengalami pembedahan rektum atau vagina atau
melahirkan atau seseorang yang mengalami iritasi lokal rektun akibat
hemoroid atau jahitan. Temperatur air tergantung pada kondisi klien
namun berkisar sekitar 43 - 45C. Cold sitz bath l ebih efektif untuk
mengurangi nyeri pada wanita postpartum

Luasnya mandi dan metode yang digunakan saat mandi tergantung pada
kemampuan fisik klien dan tingkat kebersihan yang diperiukan. Berdasarkan
hal tersebut mandi dikelompokkan menjadi:
-

Complete bed bath


Diperiukan pada klien yang secara total tergantung dan membutuhkan
perawatan kebersihan diri total

A partial bed bath


Memandikan hanya bagian tubuh yang menyebabkan ketidaknyamanan
dan bau jika tidak dibersihkan, seperti kaki, wajah, area perineum dan
aksila. Klien tergantung yang memerlukan partial bed bath adalah meeka
yang yang tidak dapat menjangkau semua bagian tubuh.

Shower atau tub bath Membersihan semua bagian tubuh lebih mudah
daripada bedbath.

Memandikan bayi menggunakan sponge bath

Tujuan:
-

Membersihkan kulit

Bertindak sebagai pelembab kulit

Membantu relaksasi pada klien yang tidak dapat beristirahat

Meningkatkan sirkulasi dengan menstimulasi ujung syaraf perifer dan


jaringan dibawahnya

Memberikan latihan muskuloskeletal melalui kreativitas yang terlibat saat


mandi yang selanjutnya memperbaiki mobilisasi sensasi dan tonus otot

Menstimlasi kecepatan dan kedalaman pernapasan

Meningkatkan kenyamanan akibat relaksasi ptot dan stimulasi kulit

Petunjuk yang harus diperhatikan perawat pada saat memandikan klien :


-

Sediakan privasi
Tutup pintu atau pasang tirai. Pada saat memandikan, buka hanya
bagian tubuh yang akan dimandikan

Pertahankan keamanan dan keselamatan klien


Pasang siderail saat berada jauh dari klien (khususnya pada klien yang
tergantung atau tidak sadar).

Pertahankan kehangatan.

Jaga lingkungan ruangan hangat karena klien sebagian tubuhnya


terbuka dan mungkin mudah demam. Jendela dan tirai mungkin ditutup
-

Tingkatkan kemandirin klien sebanyak mungkin selama akitivitas


memandikan. Tawarkan bantuan bila diperlukan.

b.

Back rub (masase punggung)


Masase punggung memiliki efek fisiologi dan psikologi pada klien. Secara
fisiologi, masase menyebabkan vasodilatasi perifer yang meningkatkan
pertukaran zat-zat makanan dan produlk sisa metabolisme. Rangsangan
vaskuler

merelaksasikan

otot-otot

punggung

yang

menimbulkan

kenyamanan psikis dan emosional klien.


Masase

diberikan

biasanya

diberikan

bersamaan

dengan

kegiatan

memandikan klien, atau pada kesempatan lain misal saat klien mempunyai
iritasi kulit karena bedrest.
Tujuan :
-

meningkatkan relaksasi

mengurangi tegangan otot

merangsang sirkulasi

Kontra indikasi :
-

klien denga fraktur vertebra, fraktur iga

luka bakar

luka terbuka

perdarahan

serangan jantung Indikasi: klien yang bedrest

Gerakan sederhana yang efektif untuk menstimulasi sirkulasi dan rileksasi


otot:
1. Stroking/effleurage, yaitu gerakan dengan menggunakan telapak tangan,
dilakukan sesuai arah sirkulasi vena menuju jantung
2. Keading/petrissage, yaitu gerakan meremas dengan memegang jaringan
diantara jari dan jempol
3. Tapping/tapotement,

yaitu

gerakan

dengan

tangan bagian luar untuk merangsang sirkulasi

menggunakan

tepi

V. EVALUASI
Kontak setiap hari dengan klien saat melakukan perawatan kebersihan diri
menjadikan perawat dapat secara rutin mengevaluasi apakah klien dapat
memenuhi perawatan kebersihan diri sesuai tujuan.
PERAWATAN MULUT (ORAL CARE)
ALASAN DILAKUKAN ORAL CARE :
 partikel

partikel

makanaa yang

menyangkut

di

gigi

menyebabkan pembusukan, bau nafas (halitosis) dan peradangan rongga


gigi (pyorrhea)
 beberapa penyakit

atau terapi menyebabkan

iritasi,

kekeringan

atau meninggalkan lapisan kecoklatan (sordes) pada lidah dan membran


mukosa mulut.
 kondisi mulut yang buruk dapat menurunkan nafsu/selera makan yang
akhirnya menyebabkan defisiensi nutrisi
 kondisi mulut yang buruk menyebabkan nyeri pada bagian tubuh yang lain
bau nafas atau gigi yang busuk membuat gelisah seseorang yang dapat
mempengaruhi harga diri seseorang.
PROSES KEPERAWATAN
I.

PENGKAJIAN
a. Riwayat Keperawatan
Identifikasi kebiasaan oral care klien : menggosok gigi, menggunakan
benang gigi, menggunakan pasta gigi, adanya gigi palsu dan cara
merawatnya, pemeriksaan gigi dan faktor-faktor yang mepengaruhi
kebiasaan klien. dentifikasi faktor yang menyebabkan masalah mulut
seperti nutrisi yang buruk intake makanan manis yang beriebihan,
penyakit periodontal, penggunaan kemoterapi dan sebagainya.
b. Pemeriksaan fisik
-

Periksa :
 Bibir: warna, kelembaban, adanya luka, bengkak, lesi, edema
 Mukosa buccal: warna, kelembaban, adanya lesi, nodul dan
perdarahan
 Gusi : warna dan permukaan, perdarahan, edema, eksudat, gigi yang

Tanggal
 Lidah : warna, kesimetrisan, gerakan, tekstur dan lesi
 Palatum keras dan lunak : warna, lesi, petekhie
 Oropharing : gerakan uvula dan kondisi tonsil
-

Catat:
 adanya gigi palsu
 adanya bau mulut

Keadekuatan menelan dan mengunyah

Masalah-masalah dalam mulut


 Dental caries.
Kerusakan dan gigi dengan pembentukan rongga disebut caries.
Caries terjadi akibat dari gagalnya lepasnya plaq, bakteri yang terdapat
pada setiap gigi individu dan menyebabkan kerusakan enamel gigi.
 Penyakit periodontal.

Pyorrhea.ditandai dengan peradangan gusi dan juga melibatkan jaringan


alveolar.

Mulut yang sangat bau (halitosis) atau adanya rasa yang tidak enak pada
mulut mungkin indikasi pertama adanya penyakit periodontal.

Gingivitis adalah peradangan dari gingivajaringan yang ada di sekitar gigi.

Karang gigi

Masalah mulut lain

Stomatitis adalah peradangan dari mukosa mulut dengan berbagai


penyebab seperti bakteri, virus, trauma mekanik, iritan, defisiensi nutrisi
dan infeksi sistemik. Gejala meliputi panas, nyeri, meningkatnya saliva,
dan halitosis.

Glositis adalah peradangan dari lidah

Cheilosis adalah ulserasi dari bibir (celah memerah pada sudut-sudut


mulut) paling sering disebabkan oleh defisiensi vitamin B kompleks
(khususnya riboflavin)

Mukosa mulut kering mungkin berhubungan dengan dehidrasi, beberapa


medikasi

Keganasan mulut

c. Perubahan perkembangan
Selama rentang kehidupan, perubahan fisiologi dapat berdampak pada
kondisi dan penmapilan struktur rongga mulut. Seiring bertambah tuanya
seseorang, kebiasaan perawatan kebersihan din berpengaruh terhadap
gigi dan mulut. Pengkajian tingkat perkembangan membantu klien dalam
menentukan tipe masalah kebersihan yang mungkin muncul

Tingkat perkembangan
Bayi

Perubahan
Gigi susu mulai tumbuh sekitar umur 5 bin. Makanan
padat

dapat

diberikan

sekitar

umur

5-6

bulan. Mengunyah dimulai umur 6-8 bulan


18 bulan-6 tahun

20 gigi susu sudah ada. Umur 6 tahun, gigi bayi mulai


tanggal, digantikan gigi permanen. Umur 2 tahun anak
mulai

dapat

mengosok

gigi

dan

belajar

kebaisaan perawatan kebersihan mulut dari orangtua.


Caries gigi mungkin menjadi masalah jika kebersihan
gigi diabaikan
6-12tahun

Gigi susu digantikan gigi permanen. Gigi permanen ada


saat umur 12 tahun kecuali geraham kedua dan ketiga.
Memilih
gigi
kadang

12 -18 tahun

makanan

mulai

dan ketidakteraturan

ada.

Caries

tumbuhnya

gigi

merupakan masalah

Semua gigi permanen tumbuh. Kebiasaan perawatan


kebersihan

diri

berkembang

baik

karena

kepedulian terhadap gambaran diri


1 8-40 tahun

Geraham ketiga tumbuh. Oral care dan nutrisi yang


tepat diperlukan unutuk menghindari masalah di umur
berikutnya

Kehamilan

Perubahan

hormon

seks wanita

menjadikan

mudah mengalami gingivitis dan meningkatnya risiko


penyakit periodontal

40-65 tahun

Gigi

mulai

tanggal

periodontal, kebiasaan
diri

yang

karena
perawatan

penyakit
kebersihan

buruk. Kanker mulut sering terjadi pada

usia ini
65 tahun keatas

Gigi menjadi lebih kering, lebih gelap warnanya, mudah


patah.

Gusi

kehilangan

vaskularisasinya

dan

keelastisitasannya menyebabkan gigi untuk melekat


kurang kuat. Kebiasaan makan berubah dan mungkin
terjadi

malnutrisi.

Terbatasnya

sensitivitas

rasa,

mukosa menipis dan menurunnya masa dan kekuatan


otot mengunyah

d. Pilihan dan kebiasaan individu


Perawat mengkaji kebiasaan perawatan kebersihan mulut untuk
mengidentifikasi kesalahan dalam teknik, defisiensi dalam tipe kebiasaan
dan tingkat pengetahuan klien tentang perawatan mutut.
e. Faktor risiko terjadinya masalah mulut
Beberapa

klien

berisiko

mengalami

masalah

mulut

karena

kurangnya pengetahuan tentang perawatan mulut, ketidakmampuan


dalam melakukan oral care, atau adanya suatu penyakit atau suatu
perawatan
Faktor risiko terjadinya masalah mulut:
Tipe klien

Faktor risiko

Klien yang paralisis, sakit serius Klien kehilangan kekuatan ekstremitas atas
atau

keterbatasan

pada ekstremitas

atas

fisik yang diperlukan untuk melakukan oral care


(seperti

adanya traksi, luka)


Klien yang tidak sadar, bingung, Klien

tidak

dapat

atau

tidak

punya

depresi

keingiunan akan kebutuhan oral care

Klien diabetik

Klien rentan terhadap kekeringan dimulut,


rentan terjadi gingivitis, penyakit periodontal
dan hilangnya gigi

Klien yang tidak dapat makan lewat Risiko


mulut

atau

dehidrasi

dan

keringnya

dibatasi membran mukosa. Sekresi yang tebal akan

cairannya, dengan

NGT, ada di lidah dan gusi. Bibir pecah-pecah dan

menerima nasal/mouth O2 kontinu kemerahan


Klien

yang

mengalami

terapi Terapi

radiasi

radiasi

menyebabkan

bengkak, eritema, disfagi, kering, perubahan


rasa dan kemungkinan infeksi oral

Klien

yang

menerima

obat Obat kemoterapi menyebabkan ulserasi dan

kemoterapi

peradangan mukosa dan infeksi oral

Klien

yang Jaringan

mengalami

pembedahan

dalam

mulut, bengkak, ulserasi,

rongga

mulut

radang

dan

trauma mulut, menggunakan ETT kemungkinan perdarahan

II. DIAGNOSA
Diagnosa yang mungkin ada yang berhubungan dengan masalah mulut
menurut NANDA diantaranya :
-

gangguan membran mukosa b.d trauma mulut, intake cairan yang


terbatas, tidak efektifnya perawatan mulut, trauma karena efek kemoterapi
atau radiasi

gangguan rasa nyaman :nyeri b.d gingivitis, hilangnya gigi

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d gingivitis

Defisit

perawatan

kebersihan

mulut

b.d

gangguan

tingkat

kesadaran, kelemahan ekstremitas atas


-

Gangguan gambaran din b.d halitosis, tanggalnya gigi

Kurang
mulut

pengetahuan

tentang

perawatan

kebersihan

b.d kesalahpahaman tentang perawatan mulut

Risiko tinggi infeksi b.d trauma mukosa mulut

III. PERENCANAAN
Mengembangkan rencana perawatan untuk klien yang membutuhkan oral
care mempertimbangkan pilihan klien, status emosi dan keterbatasan fisik.
Perawat haais membangun hubungan yang baik untuk membantu klien
melakukan oral care, karena beberapa klien sangat sensitif terhadap kondisi
mulutnya dan enggan orang lain membantunya.

Tujuan pada klien yang membutuhkan oral care diantaranya :


-

Mukosa mulut akan utuh dan hidrasi baik

Klien akan dapat mandiri melakukan perawatan kebersihan diri


yang benar Klien akan merasa nyaman

Klien akan memahai perawatan kebersihan mulut yang benar

IV. IMPLEMENTASI
Memberikan oral care:
a. Routine daily mouth care:
-

Menyikat gigi

Menggunakan benang gigi

Menggunakan mouth wash Penggunaan fluoride

b. Special mouth care:


-

Klien yang tidak sadar

Klien yang berisiko stomatitis Klien dengan diabetes

Klien dengan infeksi oral

c. Denture care
V. EVALUASI
Keuntungan dan oral care mungkin tidak tertihat dalam beberapa hari.
Memberikan secara kontinu sering dibutuhkan untuk membuang plak yang
tebal dan membersihkan lidah dan mempertahankan kondisi mukosa normal.
KEBERSIHAN KAKI DAN KUKU
Membutuhkan perhatian spesial untuk mencegah infeksi, bau dan injury jaringan.
Kuku merupakan struktur asesori dari kulit. Kuku yang sehat berwarna merah
muda dan bentuknya konvek/cembung. Pada kondisi patologi tertentu

dan juga

karena penuaan, kuku menjadi cekung.


PROSES KEPERAWATAN
I.

PENGKAJIAN
a. Riwayat Keperawatan
Identifikasi kebiasaan normal perawatan kuku dan kaki klien, type sepatu
dan riwayat masalah kuku dan kaki. Indikasi yang paling penting dari
masalah

kaki

adalah

perasaan

merasakan

sensasi

di

kaki

(Brodbeck&Collier, 1994) Identifikasi variabel-variabel yang diduga


menyebabkan masalah kuku dan kaki seperti defisit self care, penyakit
vaskuler, atrhritis, riwayat menggigit dan menghias kuku, sering atau
terekpos lama bahan-bahan kimia, trauma, sepatu yang ketat.
b. Pemeriksaan fisik
-

Inspeksi bentuk, tektur dan warna kuku. Bentuk kuku seharusnya


cembung dan mengikuti kurva jari. Tekstur kuku seharusnya lembut
dan dasar kuku bila dipalpasi tidak lunak dan kuat.

Periksa keutuhan kuku dan kebersihannya

Catat capileri refill dan kontur kuku

Observasi dasar kuku adanya kemerahan, bengkak, perdarahan,


discharge, lunak

Periksa kebersihan kaki dan keutuhan kulitnya dan catat adanya


bengkak, peradangan, lesi, lunak dan masalah ortopedi

Penemuan abnormal meliputi adanya lekukan (Beau's lines), infeksi


(paronchya), onycholysis, meningkatnya sudut dan rapuh, perubahan
tekstur dan clubbing.
c. Faktor perkembangan
-

Kebutuhan khusus untuk lanjut usia yang tidak dapat melakukan nail
care. Catat adanya penglihatan menurun, tremor

Lanjut usia : kaki kering karena penurunan sekresi, dehidrasi sel


epidermis dan kondisi kaki yang buruk

d. Pemakaian sepatu
Tipe sepatu dapat menyebabkan masalah kaki dan kuku pada klien.
Sepatu yang terialu sempit, kaos kaki dari nilon dapat menyebabkan lesi
dan mengganggu sirkulasi kaki. Sepatu seharusnya paling tidak % inci
lebih panjang dari jempol kaki. Bagian terlebar kaki seharusnya sama
dengan bagian terlebar sepatu (Graham, Morley, 1984)
e. Pengetahuan tentang perawatan kaki dan kuku
Perawat menentukan pengetahuan klien tentang perawatan kebersihan
kaki dan kuku untuk mengkaji kebutuhan pendidikan. Perawat
mengobservasi apakah klien memotong kuku dengan baik. Penting
untuk mengkaji pengetahuan klien diabetik karena mereka harus
menginspeksi kaki tiap hari, karena insufisensi vaskular dan mungkin

adanya neuropati, klien DM berisiko mengalami injury kaki. Trauma pada


kaki klien DM mudah sekali mengalami infeksi.
II.

DIAGNOSA
Diagnosa yang berhubungan dengan masalah kaki dan kulit menu ait
NANDA, diantaranya:
-

nyeri b.d pembentukan kalus

Gangguan mobilisasi fisik b.d lesi pada kaki

Defisit perawatan diri b.d gangguan penglihatan, gangguan koordinasi


tangan

Gangguan integritas kulit b.d gangguan perfusi jaringan, sepatu yang


ketat, injuri kuku

Risiko infeksi b.d injury pada luka

Defisit pengetahuan tentang perawatan kaki dan kuku b.d salah paham
tentang informasi, kurangnya informasi

III. PERENCANAAN
Perawat memberikan perawatan kebersihan kaki dan kuku selama mandi
atau saat waktu terpisah sesuai pilihan klien.
Tujuan klien yang menerima perawatan kebersihan kuku dan klien :
-

Permukaan kulit dan kuku akan utuh dan lembut

Klien akan merasa nyaman dan bersih

Klien akan berjalan normal

Klien akan memahami dan melakukan metode perawatan kebersihan kaki


dan kuku dengan benar.

IV. IMPLEMENTASI
Perawatan kebersihan kaki dan kuku melibatkan merendam kaki dan kuku untuk
melembutkan

kutikula

dan

lapisan

sel

horny,

meliputi

membersihkan,

mengeringkan dan menggunting kuku. Klien dengan DM berisiko mengakami


masalah kaki dan kuku. Berikut ini hal-hal yang yang dapat disarankan perawat
pada klien DM :
1. Cuci dan rendam kaki tiap hari menggunakan air hangat-hangat kuku.
Keringkan kaki dan keringkan dengan baik diantara jari-jari
2. Jangan memotong kalus. Konsultasikan ke dokter atau podiatrist

3. Jika kaki mudah berkeringat, sediakan pelembut kaki. Pakai sepatu yang
menyerap
4. Jlka terjadi kekeringan disepanjang kaki atau diantara jari-jari, berikan baby oil
dan gosok kulit.
5. Kikir kuku, jangan menggunakan gunting. Konsultasi podiatrist jika diperiukan
6. Hindari menggunakan elastik stocking yang ketat. Jangan menyilangkan kaki
karena dapat mengganggu sirkulasi ekstremitas bawah
7. Inspeksi kaki tiap hari dan area diantara jari.
8. Gunakan kaos kaki bersih tiap hari. Hindari kaos kaki yang berlubang
9. Jangan bertelanjang kaki.
10. Gunakan sepatu yang cocok. Sol sepatu seharusnya fleksibel.
11. Olahraga secara teratur untuk memperbaiki sirkulasi ekstremitas bagian
bawah. Berjalan dengan lambat dan tinggikan, rotasikan, fleksikan dan
luruskan kaki.
12. Hindari penggunan kompres panas di kaki. Gunakan air hangat-hangat kuku.
13. Segera cuci dan keringakan bila teriuka, gunakan antiseptik yang tidak terlalu
keras (seperti neosporin) Hindari iodine atau mercurochom
14. Hubungi dokter untuk perawatan bila teriuka atau adanya laserasi
V. EVALUASI
Respon klien terhadap perawatan kaki dan kuku dievaluasi sepanjang hari.
KEBERSIHAN MATA, TELINGA DAN HIDUNG
Perhatian khusus diberikan dalam membersihkan mata, telinga dan hidung klien
selama klien mandi. Asuhan keperawatan berfokus pada pencegahan infeksi dan
mempertahankan fungsi normal organ
Mata
Normalnya, mata tidak membutuhkan perawatan khusus karena mata secara
kontini dibersihkan oleh air mata dan kelopak mata dan bulu mata mencegah
masuknya partikel asing. Individu hanya periu membuang sekresi yang kering
yang terkumpul dikantus dalam atau di bulu mata. Klien yang tidak sadar, berisiko
mengalami injuri mata karena reflek kedip tidak ada. Pada klien ini, drainase yang
beriebihan sering mengumpul di mata.

Telinga
Kebersihan telinga berimplikasi terhadap ketajaman pendengaran. Perawat harus
sensitif

terhadap

tanda-tanda

perilaku

yang

mengindikasikan

gangguan pendengaran.
Hidung
Hidung menerima sensasi bau dan mengontrol temperatur dan kelembaban udara
inspirasi dan mencegah masuknya partikel asing kedalam sistem pernapasan.
Akumulasi sekret dalam lubang hiudng dapat mengganggu sensasi penghidu dan
pernapasan. Iritasi mukosa hidung dapat menyebabkan bengkak yang akhirnya
menyebabkan obstruksi hidung. Perawatan kebersihan hidung sedemana tetapi
klien dengan NGT atau ETT memerlukan perhatian khusus.
PROSES KEPERAWATAN
I.

PENGKAJIAN
a. Pemeriksaan fisik
Normalnya, mata bebas infeksi. Konjungtivia :jernih, merah muda dan
tanpa peradangan. Kelopak mata menutup bola mata dan pelupuk mata
tanpa inflamasi, drainase atau lest. Alis mata simetris
Pengkajian struktur telinga luar meliputi inspeksi aurikel, saluran telinga
ekstemal dan membran timpani. Saat melakukan perawatan kebersihan
telinga, perawat peduli dan mencatat adanya akumulasi serumen atau
drainase dalam saluran telinga, peradangan lokal atau nyeri.
Perawat

menginspeksi

lubang

hidung

terhadap

adanya

tanda

peradangan, keluaran, lesi, edmea dan deformitas. Mukosa hidung


normal merah mudah dan bersih. Jika klien menggunakn tube yang
dimasukkan ke hidung , perawat
apakah

ada

peradangan

melihat

permukaan

hidung

atau perdarahan.

b. Penggunaan alat bantu sensori


Jika klien mengunakan kacamata, kontak lensa, mata buatan, atau alat
bantu dengar, perawat mengkaji pengtahuan, metode yang digunakan
untuk merawat alat bantu tersebut dan adanya masalah yang ditimbulkan
oleh pemakaian alat bantu tersebut.

c. Kemampuan self care


Perawat mengkaji kemampuan fisik klien untuk melakukan perawatan
mata, telinga dan hidung dan alat bantu pendengaran.
II.

DIAGNOSA
-

Gangguan rasa nyaman :nyeri b.d iritasi mata

Risiko tinggi infeksi b.d kebisaan perawatan kebersihan diri buruk

Defisit pengetahuan tentang perawatan kaki dan kuku b.d salahpaham


tentang informasi, kurangnya informasi

Gangguan persepsi sensori (penglihatan, pendengaran, penghidu) b.d


obstruksi saluran telinga, obstruksi hidung, peradangan mata

Defisit perawatan diri b.d gangguan penglihatan, keterbatasan fisik

III. PERENCANAAN
Tujuan perawatan kebersihan mata, telinga dan hidung meliputi hal-hal
berikut ini:
-

tidak ada tanda-tanda infeksi

fungsi organ sensori normal

klien memahami metode yang digunakan untuk merawat mata, telinga,


hidung

IV. IMPLEMENTASI
a. Perawatan mata dasar
-

Membersihkan mata bisanya dilakukan saat mandi, menggunakan kain


bersih yang dibasahi air.

Penggunaan sabun dapat menimbulkan rasa perih dan iritasi.

Bersihkan dari kantus dalam ke kantus luar untuk mencegah sekret


mengalir ke kantung airmata.

Gunakan kain yang berbeda untuk tiap mata untuk mencegah peyebaran
infeksi. Jika sekret terlalu kering, tempatkan kain basah digaris pelupuk
mata untuk melunakkan sekret. Jangan memberikan tekanan langsung
pada bola mata karena dapat menimbulkan trauma serius

Klien yang tidak sadar memeriukan eye care sering. Sekret mungkin
terkumpul dibatas pelupuk mata dan dikantus dalam karena reflek kedip
tidak ada atau mata tidak tertutup total. Jika perlu, untuk mencegah

kekeringan pada kornea, berikan tetes mata sesuai dengan instruksi


dokter
 Membersihkan kacamata
Hati-hati saat membersihkan dan jaga jangan sampai terjatuh atau pecah
Saat tidak dipakai, letakkan kacamata dilaci meja klien. Air hangat baik
untuk membersihkan lensa kacamata.
 Menjaga penglihatan
-

Klien dibawah umur 40 tahun sebaiknya melakukan pemeriksaan mata


secara teratur setiap 3-5 tahun. Pemeriksaan mata dan tes rutin untuk
mengetahui adanya glukoma dianjurkan pada orang dewasa diatas 40
tahun setiap 2 tahun

Gejala umum gangguan mata meliputi nyeri, photophobia, penglihatan


kabur, rasa terbakar dan perih, airmata berlebihan, lingkaran disekitar
cahaya

Klien seharusnya tidak memakai obat sembarangan bila mata mengalami


trauma. Perawatan bila ada bahan kimia atau debu yang masuk ke dalam
mata, bilas mata secara kontinu dengan air hangat kurang lebih 10'

Klien sebaiknya jangan pernah mencoba membuang objek asing dari


mata tetapi carilah pertolongan medis segera

Klien sebaiknya menggunakan penutup mata untuk perlindungan saat


terepok bahan kima dan debu

b. Membersihkan telinga
-

Gunakan lap yang basah, rotasikan masuk kedalam saluran telinga.

Jangan pernah gunakan benda tajam seperti tusuk gigi atau peniti untuk
membuang serumen karena dapat menimbulkan trauma pada saluran
telinga dan rupturnya membran timpani

Hati-hati

dalam

menggunakn

cotton

bud

karena

dapat

menyebabkan serumen menjadi terdorong dan memadat di saluran


telinga Serumen yang berlebihan dan memadat mungkin perlu dilakukan
irigasi telinga untuk membuangnya

c. Membersihkan hidung
-

Perawat memberika peringatan pada klien bahwa meniupkan sekret


terlalu keras dapat meyebabkan tekanan yang dapat melukai gendang
telinga, mukosa hidung dan struktur mata. Perdarahan hidung merupakan
salah satu tanda iritasi mukosa atau akibat meniup membuang sekret
hidung terlalu keras.

Jika klien tidak dapat membuang sekret hidung, bantu dengan kain yang
basah atau cotton bud yang dibasahi dengan air atau normal saline.

Sekret yang berlebihan dapat juga dibuang menggunakan suksion

Klien dengan NOT, perawat sebaiknya mengganti perekat tube paling


tidak sehari sekali untuk mencegah kulit dan mukosa luka. Bila injury
terjadi, mungkin diperlukan memindahkan tube ke lubang hidung yang
lain. Perawat juga membersihkan hidung disekitar tube karena akumulasi
secret

V.

EVALUASI
Evaluasi perawatan kebersihan mata, telinga dan hidung sangat individual
berdasar pada fungsi sensori klien yang masih ada.

KEBERSIHAN RAMBUT
Rambut merupakan struktur asesori kulit. Kesehatan yang baik secara umum
adalah penting untuk kulit dan rambut yang sehat, dan membersihkan rambut
akan menjaga rambut tetap menarik. Kondisi sakit yang berdampak temadap
rambut, khususnya abnormalitas endokrin, menigkatnya suhu tubuh, nutrisi buruk.
Perubahan dalam warna dan kondisi rambut berhubungan dengan aktivitas
hormonal atau karena berubahnya supply darah ke folikel rambut.
PROSES KEPERAWATAN
I.

PENGKAJIAN
a. Riwayat keperawatan
Identifkasi kebiasaan klien membersihkan kepala dan rambut dan pilihan
gaya yang diinginkan.
Catat adanya riwayat masalah rambut dan kepala; kemungkinan
penyebab, perubahan
rambut

dan

dalam

distribusi,

tekstur

yang berhubungan dengan terapi.

atau

jumlah

Identifikasi faktor yang

menyebabkan

masalah

rambut dan kepala

yang membutuhkan perawatan khusus seperti defisit kemampuan,


imoblisasi, malnutrisi, terapi yang menyebabkan hilangnya rambut
(kemoterapi, radiasi)
b. Pemeriksaan fisik
Kaji

kondisi

rambut

(tesktur,

kebersihan,

kelembaban)

dan

kepala (lesi, peradangan, infeksi)


Masalah-maslah yang umum terjadi pda rambaut dan kepala :
-

Ketombe

Rambut rontok Dapat sampai menjadi kebotakan (alopecia)

Pediculosis (kutu rambut)

c. Tingkat perkembangan
Selama rentang kehidupan terjadi perubahan dalam pertumbuhan,
distribusi dan kondisi rambut yang dapat mempengaruhi kebutuhan klien.
d. Kemampuan

melakukan

perawatan

Perawat

mengkaji

kemampaun fisik klien untuk merawat rambut.


e. Kebiasaan perawatan kebersihan rambut
Satu cara untuk mengkaji kebisaan merawat rambut klien adalah dengan
mengobservasi penampilan rambut. Perawat mengkaji gaya rambut klien,
dengan memberikan kesempatan pada klien untuk memberi contoh. Hal
ini meningkatkan kemandirian klien dan membantu perawat menghindari
berbuat salah yang dapat merusak rambut. Perawat juga mengkaji tipe
produk perawatan rambut yang digunakan klien.
II.

DIAGNOSA
-

Gangguan integritas kulit b.d laserasi kpala

Gangguan gambaran diri b.d penampilan fisik yang tidak rapi

Risiko tinggi infeksi b.d laserasi kepala

III. PERENCANAAN
Tujuan perawatan kebersihan rambut, diantaranya :
-

Rambut dan keapla bersih dans ehat

Klein akan mearsa nyaman dan meingkat harga dirinya

Klein akan berpartisipasi dalam pearwatan kebersihan rambut

IV. IMPLEMENTASI
-

Menyikat dan Menyisir

Keramas

Bercukur ,Perawatan jenggot, jambang, kumis

V. EVALUASI
Evaluasi asuhan keperawatan berdasarkan pada (criteria hasil yang
diharapkan.
PERAWATAN KEBERSIHAN PERINEAL DAN VAGINA
Area perinal gelap, hangat dan lembab yang merupakan tempat favorit bakteri
tumbuh. Klien yang tidak dapat memebersihkan area perineal membutuhkan
bantuan perawat yang merupakan bagian penting dan perawatan kebersihan din.
Mengabaikan hal ini akan mengakibatkan ketidaknyamanan fisik dan psikis pada
klien, rusaknya kulit dan bau yang tidak sedap.
PROSES KEPERAWATAN
I.

PENGKAJIAN
a. Riwayat Keperawatan
-

Identifiasi kebiasaan perawatan kebersihan perineal dan vagina yang


klien lakukan, produkyang digunakan, faktoryang mempengaruhinya.

Catat riwayat masalah perineal dan vaginal dan terapi yang dilakukan.

Identifikasi faktor yang menyebabkan masalah perineal dan vaginal, atau


kondisi yang memeriukan perawatan spesial : inkontinen urin dan fekal
pemakaian kateter; dan penyakit seperti UTI, DM dan STD seperti herpes

b. Pemeriksaan fisik
-

Periksa genitalia pria (penis, scrotum, dan perineum): adanya lesi,


bengkak, peradangan, eksoriasi, tenderness dan discharge (banyaknya,
warna, bau dan sumber)

Periksa genitalia wanita (area pubic, labis, klitoris, meatus uretra, dan
perineum) : warna, ukuran, lesi, adanya massa, bengkak, peradangan,

eksoriasi, tenderness dan discharge (banyaknya, warna, bau dan sumber)

II.

Periksa area anus adanya nodul, distensi vena, massa atau polip

Catat adanya bau yang tidak sedap

DIAGNOSA
-

Membuat keputusan tentang keadekuatan kebiasan klien dalam


melakukan perawatan kebersihan diri, mengidentifkasi faktoryang
berkontribusi. Contoh diagnosa yang dapat muncul: Defisit perawatan
kebersihan diri :perineal care b.d gangguan kognitif

Mengidentifikasi masalah perineal dan vagina yang aktual dan risiko yang
dapat perawat rawat, catat faktor yang berkontribusi dan indentifikasi
respon klien yang tidak sehat terhadap masalah tersebut Contoh
diagnosa:
 Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d area perineal luka
 Risiko infeksi b.d kurangnya kebersihan perineal
 Gangguan gambaran diri b.d adanya lesi genital
 Risiko gangguan integritas kulit b.d inkontinensia urin dan fekal

III. PERENCANAAN
Tujuan yang diinginkan setelah dilakukan perawatan kebersihan perineal dan
vagina care, klien akan :
-

menunjukkan area perineal bersih dengan kulit utuh

Menunjukkan tanda-tanda penyembuhan dari lesi

Menunjukkan perawatan kebersihan perinea! dan vaginal yang benar

IV. IMPLEMENTASI
a. Memberikan perineal Care
b. Memberikan vaginal care
V. EVALUASI
Nilai pencapaian tujuan yang direncanakan.

DAFTAR PUSTAKA
Ernest, Vicki Vine, RN, MS (1993). Clinical Skills in Nursing Practice. 2nd ed.
Philadelphia : JB Lippincott
Lemone, Priscillia, Lilis, Carol., Taylor, Carol (1997). Fundamentals of Nursing:
The Art and Science of Nursing Care. 3rd ed. Philadelphia: JB Lipppincott
Company
Pooler, Patricia A., Perry, Anne.G (1993). Fundamentals of Nursing : Concepts,
Process and Practice. 3rd ed. St. Louis : Mosby Year Book
Rosahl, Carolie Bunker (1999).7exff>oo/c of Basic Nursing. 7th ed. Philadelphia :
Lippincott

Anda mungkin juga menyukai