Personal HVG
Personal HVG
Haryani, SKp
TUJUAN:
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat menjelaskan:
a.
kata-kata kunci:
- acne
kelenjar apocrine
pyorhea
- alopecia
buccal
priodontal disease
- caries
glossitis
sebum
- serumen
hirsustisme
stomatitis
- cheilosis
hygiene
stratum corneum
- dermis
tartar
vernix caseosa
- epidermis
maceration
gingivitis
- plak
mastication
integumen
- kelenjar sebasea
melanin
iskemi
- halitosis
neuropathy
nekrosis
- kelenjar eccrine
pedikulosis
b.
c.
d.
e.
f.
perawatan kulit
A. PENDAHULUAN
Personal hygiene adalah perawatan diri yang dilakukan oleh individu untuk
mempertahankan kesehatannya sehingga individu merasa nyaman, aman dan
sejahtera. Secara normal, individu yang sehat bertanggung jawab terhadap
kebersihan dirinya. Kondisi sakit, hospitalisasi membutuhkan perawat untuk
memberikan bantuan perawatan kebersihan diri klien. Pada situasi tersebut,
YANG
MEMPENGARUHI
KEBIASAAN
PERAWATAN
KEBERSIHAN DIRI
Secara umum, individu melakukan kebersihan diri tidak dengan cara yang sama,
sehingga perawat dalam memberikan bantuan ataupun support tentang
perawatan kebersihan diri sangat individual.
Faktor-faktor yang memepengaruhi kebiasaan perawatan kebersihan diri klien
adalah :
a.
Gambaran diri
Penampilan umum mencerminkan individu dalam melakukan perawatan
kebersihan dirinya. Gambaran diri klien yang berubah karena adanya
pembedahan memeriukan usaha ekstra untuk melakukan perawatan
kebersihan diri.
b.
Kebiasaan sosial
Kelompok sosial dimana klien berhubungan dengan lingkungan sosial
tersebut mepengaruhi kebiasaan perawatan kebersihan diri.
c.
d.
Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya perawatan kebersihan diri berimplikasi
pada kebiasaan perawatan kebersihan diri. Pengetahuan ini harus
dikombinasi dengan motivasi untuk melakukan perawatan kebersihan diri.
e.
Budaya
Keyakinan budaya klien dan nilai-nilai individu berpengaruh pada
kebiasaan perawatan kebersihan diri. Latar belakang budaya yang
berbeda memiliki kebiasaan yang berbeda pula.
f.
atau
individu
menjadi kehilangan
untuk
kemampuan
yang
telah
menjalani
energi
atau
menurun
dalam
melakukan
self
care
dapat
Pilihan individu
Klien memiliki keinginan individu dan pilihan sendiri untuk melakukan
kebiasaan perawatan kebersihan diri. Klien memilih produk untuk
perawatan kebersihan diri sesuai keinginannya, sehingga perawat
mengembangkan asuhan keperawatan secara individual, perawat tidak
berusaha mengubah kebiasaan klien kecuali jika kebiasaan klien akan
berpengaruh buruk pada kesehatannya.
h.
Praktek spiritual
Agama mungkin menyarankan upacara tertentu seperti membersihkan
diri sebelum berdo'a atau makan
i.
Orang
dewasa
mungkin
butuh
mengubah
kebiasaan
Perawatan pagi hari atau setelah sarapan/moming care (AM care) - Perawat
membantu menawarkan apakah ingin BAK/BAB pada klien yang terbatas di
tempat tidur; memandikan; memberikan perawatan mulut, kuku.kaki dan
rambut, memberikan back rub, mengganti pakaian klien, bed making, dan
merapikam ruang klien. Morning care sering dikelompokkan menjadi self care,
partial care dan compelete care. Self care adalah klien yang dapat melakukan
perawatan kebersihan dirinya secara mandiri, dapat pergi kekamar mandi
sendiri. Klien tersebut masih ditawarkan masase punggung, perawat mengkaji
kemampuan klien dari hari ke hari. Partial care adalah klien yang menerima
perawatan kebersihan diri di samping tempat tidur atau duduk dekat wastafel
dikamar mandi. Karena lemah, klien hanya dapat membersihkan sebagian
tubuhnya yang mudah diraih. Perawat membersihkan punggung dan kaki,
kadang aksila dan perineum karena bagian tersebut banyak sekresi dan sulit
dijangkau. Compelete care adalah klien yang memerlukan bantuan perawat
pada semua aspek kebersihan diri.
Perawatan sore hari /afternoon care (PM Care)
-
Perawatan malam hari atau sebelum \\durfhourofsleep care (hs Care) Sebelum
tidur perawat menawarkan perawatan kebersihan din yang membantu klien
rileks dan meningkatkan kualitas tidur. "PM care" meliputi mengganti linen,
pakaian yang basah; membantu klien mencuci wajah dan tangan, memberikan
oral care, memberikan masase punggung dan menawarkan pispot atau urinal
pada klien yang imobilisasi. Jika peralatan perlindungan diindikasikan seperti
side rail atau restrain, alat tersebut harus dipakai. Bel dan alat lain yang
dibutuhkan klien seperti urinal, pispot harus mudah dijangkau
Pm care
Perawat
menawarkan
perawatan
kebersihan
din
yang
diperlukan
SKIN CARE
-
Fungsi kulit
Fungsi
Kulit melindungi tubuh
Mekanisme
Invasi tubuh oleh bakteri dicegah oleh
kulit. Injuri pada jaringan dan organ
dibawahnya diturunkan oleh adanya
kulit
Membantu
pengaturan tenperatur
tubuh
Banyak
panas
karena radiasi
tubuh
dan
hilang
konduksi
saat
darah mensupply
yang
meningkat
kulit
karena
vasodilatasi
-
Keluarnya
keringat
dan
disebabkan
karena
kontraksi
kulit,
otot pilomotor
membantu
panas
di
menyimpan
rambut
menghasilkan
udara
Kulit
membantu
mempertahankan
dengan
bantuan
sinar
Kulit dan membran mukosa yang utuh dan sehat merupakan garis
pertahanan pertama kali untuk melawan agen yang berbahaya
Daya tahan kulit dan membran mukosa temadap injury bervariasi untuk
tiap orang.
Pertimbangan perkembangan
Kulit dan membran mukosa byi lebih mudah injuri dan subyek infeksi
Kulit anak lebih resisten terhadap injuri dan infeksi
Kulit dewasa memiliki kelenjar sebasea
kulit
menurun,
pertumbuhan
Status kesehatan
-
orang yang sangat kurus dan sangat gemuk lebih rentan terhadap iritasi
dan injuri kulit
PROSES KEPERAWATAN
I.
PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan menggambarkan kondisi kulit klien dan kebutuhan
klien serta kemampuannya untuk mempertahankan kebutuhan perawatan
kebersihan diri
a. Riwayat keperawatan
-
Kebiasaan mandi
b. Pemeriksaan fisik
-
Tentukan
kondisi
kulit
dengan
mengobservasi
warna,
tekstur,
Gangguan
kulit
yang
Penyembuhan terlambat
Rambut
menjadi
berwarna
Temperatur
kulit
lebih
dingin
Kaji
masalah-masalah
kulit
yang
mempengaruhi
kebiasaan
adanya lesi
Abrasi
Tergosoknya epidermis yang mengakibatkan perdarahan setempat.
-
Catat area kulit yang kering akibat sering mandi, penggunaan sabun yang
beriebihan, penggunaan sabun alkaline yang keras, area maserasi, area
kulit yang menebal (kalus)
Kemerahan (erythema)
Area pengkajian
Penyebab
Sianosis
area
alkohol,
demam,
trauma, infeksi
yang
terekpos, Lingkungan
dingin,
jantung
atau
pemapasan (berkurangnya
oksigen)
Jaundice (kuning)
Area
yang
khususnya
bibir,
wajah
konjungtiva
membran mukosa
Pucat
Vitiligo
Hb)
terekpos matahari
Tertalu banyak
terekpos
(meningkatnya
produksi
melanin), kehamilan
c. Perubahan perkembangan
Umur berpengaruh terhadap kondisi kulit dan tipe perawatan kebersihan diri
yang diperlukan klien.
-
Kulit bayi relatif imatur, epidermis dan derimis bersatu, kulit tipis, sehingga
perawatan harus hati-hati. Kulit neonatus lebih mudah terkena infeksi
Pada toddler, lapisan kulit lebih terikat bersama-sama. Karena anak lebih
aktif bermain, perhatian besar diberikan pada orang tua dan membantu
untuk memberikan perawatan kebersihan diri dan pengetahuan tentang hal
tersebut.
klien
tidak
dapat
melakukan
perawatan memberikan
kulit,
perawat
Gaya hidup
Homoseksual, dengan riwayat berganti-ganti pasangan, pengguna
obat, hemophili, biseksual dengan berganti-ganti pasangan
Pekerjaan yang membuat individu terekpos lama dengan sinar
matahari
sensasi
insufisiensi sirkulasi)
-
Penyakit
DM
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan Gl
Tindakan-tindakan teraupetik
Bedrest
Traksi
Medikasi
(paralisis,
kerusakan
syaraf
lokal,
II.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pengkajian yang tepat pada kulit dan membran mukosa memungkinkan
perawat untuk mengidentifikasi diagnosa keperawatan klien, penentuan
karakteristik spesifik untuk tiap masalah klien baik aktual maupun risiko. Jika
klien memiliki risiko gangguan integritas kulit, perawat merencanakan
tindakan pencegahan. Jika klien telah mengalami gangguan integritas kulit,
perawat harus memberikan perawatan yang meningkatkan penyembuhan
kulit yang terluka dan mencegah infeksi dan perawat harus menghilangkan
faktor yang menyebabkan injury lebih jauh.
Diagnosa keperawatan yang dapat timbul yang berhubungan dengan
integritas kulit, misalnya:
-
III. PERENCANAAN
Setiap rencana asuhan keperawatan, mengidentifikasi batasan-batasan
keperawatan untuk membantu klien mempertahankan kebiasaan perawatan
diri klien. Rencana seharusnya berfokus pada metode perawatan kulit yang
akan diberikan oleh perawat. Selain itu dipertimbangkan kondisi klien dan
waktu dalam membuat perencanaan. Tujuan klien yang menerima skin care,
diantaranya :
-
IV. IMPLEMENTASI
Dalam
mengimplementasikan
perencanaan
yang
dibuat,
perawat
Memandikan klien
Memandikan klien merupakan bagian dari perawatan kebersihan diri klien
total. Memandikan dapat dikategorikan untuk membersihkan atau untuk
terapi.
Tipe memandikan teraupetik:
-
Mandi
seharusnya 43C
-
Soak (merendam)
Sitzbath
Luasnya mandi dan metode yang digunakan saat mandi tergantung pada
kemampuan fisik klien dan tingkat kebersihan yang diperiukan. Berdasarkan
hal tersebut mandi dikelompokkan menjadi:
-
Shower atau tub bath Membersihan semua bagian tubuh lebih mudah
daripada bedbath.
Tujuan:
-
Membersihkan kulit
Sediakan privasi
Tutup pintu atau pasang tirai. Pada saat memandikan, buka hanya
bagian tubuh yang akan dimandikan
Pertahankan kehangatan.
b.
merelaksasikan
otot-otot
punggung
yang
menimbulkan
diberikan
biasanya
diberikan
bersamaan
dengan
kegiatan
memandikan klien, atau pada kesempatan lain misal saat klien mempunyai
iritasi kulit karena bedrest.
Tujuan :
-
meningkatkan relaksasi
merangsang sirkulasi
Kontra indikasi :
-
luka bakar
luka terbuka
perdarahan
yaitu
gerakan
dengan
menggunakan
tepi
V. EVALUASI
Kontak setiap hari dengan klien saat melakukan perawatan kebersihan diri
menjadikan perawat dapat secara rutin mengevaluasi apakah klien dapat
memenuhi perawatan kebersihan diri sesuai tujuan.
PERAWATAN MULUT (ORAL CARE)
ALASAN DILAKUKAN ORAL CARE :
partikel
partikel
makanaa yang
menyangkut
di
gigi
iritasi,
kekeringan
PENGKAJIAN
a. Riwayat Keperawatan
Identifikasi kebiasaan oral care klien : menggosok gigi, menggunakan
benang gigi, menggunakan pasta gigi, adanya gigi palsu dan cara
merawatnya, pemeriksaan gigi dan faktor-faktor yang mepengaruhi
kebiasaan klien. dentifikasi faktor yang menyebabkan masalah mulut
seperti nutrisi yang buruk intake makanan manis yang beriebihan,
penyakit periodontal, penggunaan kemoterapi dan sebagainya.
b. Pemeriksaan fisik
-
Periksa :
Bibir: warna, kelembaban, adanya luka, bengkak, lesi, edema
Mukosa buccal: warna, kelembaban, adanya lesi, nodul dan
perdarahan
Gusi : warna dan permukaan, perdarahan, edema, eksudat, gigi yang
Tanggal
Lidah : warna, kesimetrisan, gerakan, tekstur dan lesi
Palatum keras dan lunak : warna, lesi, petekhie
Oropharing : gerakan uvula dan kondisi tonsil
-
Catat:
adanya gigi palsu
adanya bau mulut
Mulut yang sangat bau (halitosis) atau adanya rasa yang tidak enak pada
mulut mungkin indikasi pertama adanya penyakit periodontal.
Karang gigi
Keganasan mulut
c. Perubahan perkembangan
Selama rentang kehidupan, perubahan fisiologi dapat berdampak pada
kondisi dan penmapilan struktur rongga mulut. Seiring bertambah tuanya
seseorang, kebiasaan perawatan kebersihan din berpengaruh terhadap
gigi dan mulut. Pengkajian tingkat perkembangan membantu klien dalam
menentukan tipe masalah kebersihan yang mungkin muncul
Tingkat perkembangan
Bayi
Perubahan
Gigi susu mulai tumbuh sekitar umur 5 bin. Makanan
padat
dapat
diberikan
sekitar
umur
5-6
dapat
mengosok
gigi
dan
belajar
12 -18 tahun
makanan
mulai
dan ketidakteraturan
ada.
Caries
tumbuhnya
gigi
merupakan masalah
diri
berkembang
baik
karena
Kehamilan
Perubahan
hormon
seks wanita
menjadikan
40-65 tahun
Gigi
mulai
tanggal
periodontal, kebiasaan
diri
yang
karena
perawatan
penyakit
kebersihan
usia ini
65 tahun keatas
Gusi
kehilangan
vaskularisasinya
dan
malnutrisi.
Terbatasnya
sensitivitas
rasa,
klien
berisiko
mengalami
masalah
mulut
karena
Faktor risiko
Klien yang paralisis, sakit serius Klien kehilangan kekuatan ekstremitas atas
atau
keterbatasan
pada ekstremitas
atas
tidak
dapat
atau
tidak
punya
depresi
Klien diabetik
atau
dehidrasi
dan
keringnya
cairannya, dengan
yang
mengalami
terapi Terapi
radiasi
radiasi
menyebabkan
Klien
yang
menerima
kemoterapi
Klien
yang Jaringan
mengalami
pembedahan
dalam
rongga
mulut
radang
dan
II. DIAGNOSA
Diagnosa yang mungkin ada yang berhubungan dengan masalah mulut
menurut NANDA diantaranya :
-
Defisit
perawatan
kebersihan
mulut
b.d
gangguan
tingkat
Kurang
mulut
pengetahuan
tentang
perawatan
kebersihan
III. PERENCANAAN
Mengembangkan rencana perawatan untuk klien yang membutuhkan oral
care mempertimbangkan pilihan klien, status emosi dan keterbatasan fisik.
Perawat haais membangun hubungan yang baik untuk membantu klien
melakukan oral care, karena beberapa klien sangat sensitif terhadap kondisi
mulutnya dan enggan orang lain membantunya.
IV. IMPLEMENTASI
Memberikan oral care:
a. Routine daily mouth care:
-
Menyikat gigi
c. Denture care
V. EVALUASI
Keuntungan dan oral care mungkin tidak tertihat dalam beberapa hari.
Memberikan secara kontinu sering dibutuhkan untuk membuang plak yang
tebal dan membersihkan lidah dan mempertahankan kondisi mukosa normal.
KEBERSIHAN KAKI DAN KUKU
Membutuhkan perhatian spesial untuk mencegah infeksi, bau dan injury jaringan.
Kuku merupakan struktur asesori dari kulit. Kuku yang sehat berwarna merah
muda dan bentuknya konvek/cembung. Pada kondisi patologi tertentu
dan juga
PENGKAJIAN
a. Riwayat Keperawatan
Identifikasi kebiasaan normal perawatan kuku dan kaki klien, type sepatu
dan riwayat masalah kuku dan kaki. Indikasi yang paling penting dari
masalah
kaki
adalah
perasaan
merasakan
sensasi
di
kaki
Kebutuhan khusus untuk lanjut usia yang tidak dapat melakukan nail
care. Catat adanya penglihatan menurun, tremor
d. Pemakaian sepatu
Tipe sepatu dapat menyebabkan masalah kaki dan kuku pada klien.
Sepatu yang terialu sempit, kaos kaki dari nilon dapat menyebabkan lesi
dan mengganggu sirkulasi kaki. Sepatu seharusnya paling tidak % inci
lebih panjang dari jempol kaki. Bagian terlebar kaki seharusnya sama
dengan bagian terlebar sepatu (Graham, Morley, 1984)
e. Pengetahuan tentang perawatan kaki dan kuku
Perawat menentukan pengetahuan klien tentang perawatan kebersihan
kaki dan kuku untuk mengkaji kebutuhan pendidikan. Perawat
mengobservasi apakah klien memotong kuku dengan baik. Penting
untuk mengkaji pengetahuan klien diabetik karena mereka harus
menginspeksi kaki tiap hari, karena insufisensi vaskular dan mungkin
DIAGNOSA
Diagnosa yang berhubungan dengan masalah kaki dan kulit menu ait
NANDA, diantaranya:
-
Defisit pengetahuan tentang perawatan kaki dan kuku b.d salah paham
tentang informasi, kurangnya informasi
III. PERENCANAAN
Perawat memberikan perawatan kebersihan kaki dan kuku selama mandi
atau saat waktu terpisah sesuai pilihan klien.
Tujuan klien yang menerima perawatan kebersihan kuku dan klien :
-
IV. IMPLEMENTASI
Perawatan kebersihan kaki dan kuku melibatkan merendam kaki dan kuku untuk
melembutkan
kutikula
dan
lapisan
sel
horny,
meliputi
membersihkan,
3. Jika kaki mudah berkeringat, sediakan pelembut kaki. Pakai sepatu yang
menyerap
4. Jlka terjadi kekeringan disepanjang kaki atau diantara jari-jari, berikan baby oil
dan gosok kulit.
5. Kikir kuku, jangan menggunakan gunting. Konsultasi podiatrist jika diperiukan
6. Hindari menggunakan elastik stocking yang ketat. Jangan menyilangkan kaki
karena dapat mengganggu sirkulasi ekstremitas bawah
7. Inspeksi kaki tiap hari dan area diantara jari.
8. Gunakan kaos kaki bersih tiap hari. Hindari kaos kaki yang berlubang
9. Jangan bertelanjang kaki.
10. Gunakan sepatu yang cocok. Sol sepatu seharusnya fleksibel.
11. Olahraga secara teratur untuk memperbaiki sirkulasi ekstremitas bagian
bawah. Berjalan dengan lambat dan tinggikan, rotasikan, fleksikan dan
luruskan kaki.
12. Hindari penggunan kompres panas di kaki. Gunakan air hangat-hangat kuku.
13. Segera cuci dan keringakan bila teriuka, gunakan antiseptik yang tidak terlalu
keras (seperti neosporin) Hindari iodine atau mercurochom
14. Hubungi dokter untuk perawatan bila teriuka atau adanya laserasi
V. EVALUASI
Respon klien terhadap perawatan kaki dan kuku dievaluasi sepanjang hari.
KEBERSIHAN MATA, TELINGA DAN HIDUNG
Perhatian khusus diberikan dalam membersihkan mata, telinga dan hidung klien
selama klien mandi. Asuhan keperawatan berfokus pada pencegahan infeksi dan
mempertahankan fungsi normal organ
Mata
Normalnya, mata tidak membutuhkan perawatan khusus karena mata secara
kontini dibersihkan oleh air mata dan kelopak mata dan bulu mata mencegah
masuknya partikel asing. Individu hanya periu membuang sekresi yang kering
yang terkumpul dikantus dalam atau di bulu mata. Klien yang tidak sadar, berisiko
mengalami injuri mata karena reflek kedip tidak ada. Pada klien ini, drainase yang
beriebihan sering mengumpul di mata.
Telinga
Kebersihan telinga berimplikasi terhadap ketajaman pendengaran. Perawat harus
sensitif
terhadap
tanda-tanda
perilaku
yang
mengindikasikan
gangguan pendengaran.
Hidung
Hidung menerima sensasi bau dan mengontrol temperatur dan kelembaban udara
inspirasi dan mencegah masuknya partikel asing kedalam sistem pernapasan.
Akumulasi sekret dalam lubang hiudng dapat mengganggu sensasi penghidu dan
pernapasan. Iritasi mukosa hidung dapat menyebabkan bengkak yang akhirnya
menyebabkan obstruksi hidung. Perawatan kebersihan hidung sedemana tetapi
klien dengan NGT atau ETT memerlukan perhatian khusus.
PROSES KEPERAWATAN
I.
PENGKAJIAN
a. Pemeriksaan fisik
Normalnya, mata bebas infeksi. Konjungtivia :jernih, merah muda dan
tanpa peradangan. Kelopak mata menutup bola mata dan pelupuk mata
tanpa inflamasi, drainase atau lest. Alis mata simetris
Pengkajian struktur telinga luar meliputi inspeksi aurikel, saluran telinga
ekstemal dan membran timpani. Saat melakukan perawatan kebersihan
telinga, perawat peduli dan mencatat adanya akumulasi serumen atau
drainase dalam saluran telinga, peradangan lokal atau nyeri.
Perawat
menginspeksi
lubang
hidung
terhadap
adanya
tanda
ada
peradangan
melihat
permukaan
hidung
atau perdarahan.
DIAGNOSA
-
III. PERENCANAAN
Tujuan perawatan kebersihan mata, telinga dan hidung meliputi hal-hal
berikut ini:
-
IV. IMPLEMENTASI
a. Perawatan mata dasar
-
Gunakan kain yang berbeda untuk tiap mata untuk mencegah peyebaran
infeksi. Jika sekret terlalu kering, tempatkan kain basah digaris pelupuk
mata untuk melunakkan sekret. Jangan memberikan tekanan langsung
pada bola mata karena dapat menimbulkan trauma serius
Klien yang tidak sadar memeriukan eye care sering. Sekret mungkin
terkumpul dibatas pelupuk mata dan dikantus dalam karena reflek kedip
tidak ada atau mata tidak tertutup total. Jika perlu, untuk mencegah
b. Membersihkan telinga
-
Jangan pernah gunakan benda tajam seperti tusuk gigi atau peniti untuk
membuang serumen karena dapat menimbulkan trauma pada saluran
telinga dan rupturnya membran timpani
Hati-hati
dalam
menggunakn
cotton
bud
karena
dapat
c. Membersihkan hidung
-
Jika klien tidak dapat membuang sekret hidung, bantu dengan kain yang
basah atau cotton bud yang dibasahi dengan air atau normal saline.
V.
EVALUASI
Evaluasi perawatan kebersihan mata, telinga dan hidung sangat individual
berdasar pada fungsi sensori klien yang masih ada.
KEBERSIHAN RAMBUT
Rambut merupakan struktur asesori kulit. Kesehatan yang baik secara umum
adalah penting untuk kulit dan rambut yang sehat, dan membersihkan rambut
akan menjaga rambut tetap menarik. Kondisi sakit yang berdampak temadap
rambut, khususnya abnormalitas endokrin, menigkatnya suhu tubuh, nutrisi buruk.
Perubahan dalam warna dan kondisi rambut berhubungan dengan aktivitas
hormonal atau karena berubahnya supply darah ke folikel rambut.
PROSES KEPERAWATAN
I.
PENGKAJIAN
a. Riwayat keperawatan
Identifkasi kebiasaan klien membersihkan kepala dan rambut dan pilihan
gaya yang diinginkan.
Catat adanya riwayat masalah rambut dan kepala; kemungkinan
penyebab, perubahan
rambut
dan
dalam
distribusi,
tekstur
atau
jumlah
menyebabkan
masalah
kondisi
rambut
(tesktur,
kebersihan,
kelembaban)
dan
Ketombe
c. Tingkat perkembangan
Selama rentang kehidupan terjadi perubahan dalam pertumbuhan,
distribusi dan kondisi rambut yang dapat mempengaruhi kebutuhan klien.
d. Kemampuan
melakukan
perawatan
Perawat
mengkaji
DIAGNOSA
-
III. PERENCANAAN
Tujuan perawatan kebersihan rambut, diantaranya :
-
IV. IMPLEMENTASI
-
Keramas
V. EVALUASI
Evaluasi asuhan keperawatan berdasarkan pada (criteria hasil yang
diharapkan.
PERAWATAN KEBERSIHAN PERINEAL DAN VAGINA
Area perinal gelap, hangat dan lembab yang merupakan tempat favorit bakteri
tumbuh. Klien yang tidak dapat memebersihkan area perineal membutuhkan
bantuan perawat yang merupakan bagian penting dan perawatan kebersihan din.
Mengabaikan hal ini akan mengakibatkan ketidaknyamanan fisik dan psikis pada
klien, rusaknya kulit dan bau yang tidak sedap.
PROSES KEPERAWATAN
I.
PENGKAJIAN
a. Riwayat Keperawatan
-
Catat riwayat masalah perineal dan vaginal dan terapi yang dilakukan.
b. Pemeriksaan fisik
-
Periksa genitalia wanita (area pubic, labis, klitoris, meatus uretra, dan
perineum) : warna, ukuran, lesi, adanya massa, bengkak, peradangan,
II.
Periksa area anus adanya nodul, distensi vena, massa atau polip
DIAGNOSA
-
Mengidentifikasi masalah perineal dan vagina yang aktual dan risiko yang
dapat perawat rawat, catat faktor yang berkontribusi dan indentifikasi
respon klien yang tidak sehat terhadap masalah tersebut Contoh
diagnosa:
Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d area perineal luka
Risiko infeksi b.d kurangnya kebersihan perineal
Gangguan gambaran diri b.d adanya lesi genital
Risiko gangguan integritas kulit b.d inkontinensia urin dan fekal
III. PERENCANAAN
Tujuan yang diinginkan setelah dilakukan perawatan kebersihan perineal dan
vagina care, klien akan :
-
IV. IMPLEMENTASI
a. Memberikan perineal Care
b. Memberikan vaginal care
V. EVALUASI
Nilai pencapaian tujuan yang direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Ernest, Vicki Vine, RN, MS (1993). Clinical Skills in Nursing Practice. 2nd ed.
Philadelphia : JB Lippincott
Lemone, Priscillia, Lilis, Carol., Taylor, Carol (1997). Fundamentals of Nursing:
The Art and Science of Nursing Care. 3rd ed. Philadelphia: JB Lipppincott
Company
Pooler, Patricia A., Perry, Anne.G (1993). Fundamentals of Nursing : Concepts,
Process and Practice. 3rd ed. St. Louis : Mosby Year Book
Rosahl, Carolie Bunker (1999).7exff>oo/c of Basic Nursing. 7th ed. Philadelphia :
Lippincott