Makalah Aritmia
Makalah Aritmia
DEFINISI
Aritmia adalah kelainan dalam kecepatan, irama, tempat asal dari impuls, atau
kelainan elektrofisiologi jantung yang dapat disebabkan oleh gangguan system konduksi
jantung serta gangguan pembentukan atau penghantaran impuls yang menyebabkan
perubahan dalam urutan normal aktivitas atrium dan ventrikel ( H.V Huikuri, 2007 ).
B. EPIDEMIOLOGI
Studi epidemiologic jangka panjang menunjukan bahwa pria mempunyai resiko
gangguan irama ventrikel 2 4 kali lipat dibandingkan dengan wanita. Data epidemiologi
dari New Englan Medical Journal ( 2001 ) menyebutkan bahwa kelainan struktur arteri
koroner merupakan penyebab 80 % gangguan irama jantung dan dapat berakhir dengan
kematian mendadak. Data Framingham ( 2002 ) menunjukan bahwa angka kejadian
gangguan irama jantung akan meningkat dengan pertambahan usia. Diperkirakan, populasi
geriatric ( lansia) akan mencapai 11, 39 % di Indonesia atau 28 juta orang di Indonesia pada
tahun 2020. Makin bertambah usia, presentasi kejadian akan meningkat yaitu 70 % pada usia
65 85 tahun dan 84 % diatas 85 tahun ( H.V Huikuri, 2007 ).
C. ETIOLOGI
Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :
1.
Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat anti
aritmia lainnya
4.
5.
7.
8.
9.
10.
jantung)
(Price, 1995 ).
D. PATOFISIOLOGI
1. Aritmia karena Gangguan Pembentukan Impuls
Ada banyak contoh aritmia yang timbul, baik karena peningktan atau kegagalan
automatisasi normal.
a. Automatisasi Normal yang Berubah
Hanya ada beberapa jenisl sel jantung memperlihatkan automatisasi dalam
keadaan normal suatu nodus SA, nodus AV distal, dan sistem His-Purkinje (Nafrialdi,
2007).
Nodus SA
Pada nodus ini, frekuensi impuls dapat diubah oleh aktifitas otonomik atau
penyakit intrinsik. Aktivitas vagal yang meningkat dapat memperlambat atau
menghentikan aktivitas sel pacu di nodus SA dengan cara meningkatkan konduktansi
K+. K+ ke luar meningkat, sel pacu mengalami hiperpolarisasi, dan memperlambat
atau menghentikan depalarisai. Peningkatan aktivitas simpatis ke nodus SA
meningkatkan kecepatan depolarisasi fase4. Penyakit intrinsik di nodus SA diduga
menjadi penyebab aktivitas pacu yang salah pada sindrom sinus sakit (sick sinus
syndrome) (Nafrialdi, 2007).
Serabut Purkinje
Automatisasi yang menguat pada sistem His-purkinje merupakan penyebab
aritmia yang umum pada manusia. Epningkatan aktivitas simpatis dapat menyebabkan
bertambahnya kecepatan depolarisasi spontan. Efek vagus terhadap sistem HisPurkinje belum diketahui dengan baik. Dalam keadaan sakit, automatisasi pada sistem
His-Purkinje dapat menurun. Pda sindrom sinus sakit aktivitas sel pacu pada ventrikel
dan nodus SA tertekan (Nafrialdi, 2007)
Early After-Depolarization
Ini adalah depolarisasi sekunder yang terjadi sebelum repolarisasi selasai,
yaitu berawal pada potensial membran yang dekat kepda dataran tinggi potensial aksi
(gambar 20-4A). Dalam eksperimen early afterdepilarizasion dapat ditimbulkan pada
serabut Purkinje dengan cara meregang serabut, atau karena hipoksia dan perubahan
kimiawi (Nafrialdi, 2007).
Delayed After-Depolarization
Ini adalah depolarisasi sekunder yang terjadi pada awal diastol, yaitu setelah
repolarisasi penuh dicapai. Delayed afterdepolarization tidak dapt tercetus dengan
sendirinya (de nova), tetapi tergantung dari adanya potensial aksi sebelumnya.
Peristiwa ini terjadi bila sel tertentu terpapar katekolamin, digitaslis tau kadar K +
ekstrasel yang rendah, atau kadar Na+ yang rendah dan Ca++ tinggi dalam perfusat.
Depolarisasi seperti ini dapat mencapai ambang dan menimbulkan depolarisasi
tunggal yang prematur. Bila depolarisasi prematur ini diikuti oleh depolasrisasi
berikutnya, maka akan terjadi sepasang ekstrasistol atau berubah menjadi takiaritmia
(Nafrialdi, 2007).
Aktivitast Terpicu
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, delayed afterdepolarization dapat
menimbulkan ekstrasistol tunggal, atau berulang (trigged activity). Walaupun tidak
dapat berlansung terus menerus. Aktivitas terpicu mempunyai banyak kesamaan
dengan takiaritmia arus-balik, sehingga sukar untuk mengetahui mana di antara
keduanya yang menyebabkan takiaritmia (Nafrialdi, 2007).
c.
E. MANIFESTASI KLINIS
Banyak dari aritmia jantung tidak menimbulkan gejala ataupun tanda. Begitu tanda atau
gejala timbul, beberapa diantaranya yang paling sering terjadi (Suci, 2011):
Perasaan seperti adanya jeda antara detak jantung satu dengan yang lainnya
perubahan dalam urutan normal aktivitas atrium dan ventrikel. Pria mempunyai resiko
gangguan irama ventrikel 2 4 kali lipat dibandingkan dengan wanita. Banyak dari aritmia
jantung tidak menimbulkan gejala ataupun tanda. Dengan berbagai mekanisme dan
penyebabnya aritmia di tatalaksana oleh beberapa contoh obat spesifik dari tiap golongan
obat.
Daftar Pustaka
Anonim. 2007. Farmakologi dan Terapi. Departemen Farmakologi dan terapeutik fakultas
kedokteran universitas indonesia edisi 5. Jakarta:Universitas Indonesia.
Gilman AG. 1996. Pharmacological Basis of Teurapetics. New York: Mc Graw Hill.
H.V, Huikuri, et all. 2007. The New England Journal of Medicine : Sudden Death Due to
Cardiac Arrhythmias.
Katzung, Betram G.1997. Farmakologi dasar dan klinik. Jakarta:EGC
Nafrialdi ; Setawati, A., 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Departemen Farmakologi dan
Terapeutik Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
Price, S.A, Wilson, L.M. 1995. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 4.
Jakarta : EGC.
Sekrini, dr. Suci. 2011. Aritia Jantung RS
http://www.mitrakeluarga.com/gading/aritmia-jantung.
Singer, D.E.1996. Anticoagulation for atrial fibrillation: epidemiology informing a difficult
clinical decision. Proc. Assoc. Am. Physicians, 108:29-36
Stewart, R.B., Bardy, G.H., and Greene, H.L. 1986. Wide complex tachycardia: misdiagnosis
and outcome after emergent therapy. Ann. Intern. Med., 104:766-771
Tambayong, dr. Jan. 2001. Farmakologi untuk keperawatn. Jakarta:Widya Medika.
Weiss, J.N., Nademanee, K., Stevenson, W.G., and Singh, B. 1991. Ventricular arrhythmias
in ischemic heart disease. Ann. Intern. Med.,114:784-797