Anda di halaman 1dari 78

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Praktikum Mekanika Tanah adalah suatu praktek yang bertujuan untuk
mengetahui dan mempelajari sifat-sifat tanah dalam fungsinya sebagai
pendukung konstruksi. Tanah memiliki peranan penting dalam perencanaan
dan pelaksanaan pekerjaan yang ditangani oleh sarjana teknik sipil, maka
hal-hal yang berkenan dengan masalah tanah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari perhitungan dan perancanaan suatu bangunan.
Mempelajari masalah tanah tidak hanya melalui teori yang terdapat
dari buku atau literatur saja, melainkan juga harus dikenal lebih mendalam
melalui pengenalan langsung ke lapangan. Mengetahui berbagai jenis tanah
di lapangan dan meneliti karakteristiknya dalam hubungan sebagai
pendukung tegaknya suatu bangunan untuk kemudian dibuktikan dengan
hasil perhitungan dari laboratorium. Hal ini merupakan salah satu metode
yang terbaik untuk membuktikan kebenaran teori yang ada bagi mahasiswa
teknik sipil untuk mengenal masalah tanah.
1.2. Pekerjaan dan Pengujian
Pekerjaan yang dilakukan pada praktikum Mekanika Tanah II berupa
pekerjaan lapangan dan pengujian laboratorium.
Pekerjaan di lapangan meliputi:
Hand Boring, pekerjaan ini dimaksudkan untuk memperoleh contoh
tanah undisturbed yang akan ditest di laboratorium.
Pengujian di laboratorium meliputi:
a. Uji kadar air, untuk mengetahui perbandingan berat air dengan
butir tanah.
b. Uji berat jenis, untuk mengetahui perbandingan antara berat volume
tanah dan berat volume air.
c. Uji berat volume, untuk mengetahui perbandingan berat butir tanah
dengan volume butir tanah.
Praktikum Mekanika Tanah II
S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

d. Analisa Saringan, untuk mengetahui distribusi butir agregat halus


dan agregat kasar yang tertahan pada saringan nomor 200 dengan
menggunakan saringan
e. Hidrometer, Untuk mengetahui ukuran butir tanah yang lolos
saringan nomor 200.
f. Uji batas-batas Atteberg, untuk mengetahui kadar air (dinyatakan
dalam persen), dimana terjadi transisi dari keadaan semi padat ke
keadaan plastis didefinisikan sebagai batas plastis (plastic limit), dan
dari keadaan plastis ke keadaan cair didefinisikan batas cair (liquid
limit).
g. Uji Pemadatan, ada dua percobaan kepadatan tanah yaitu standart
compaction test dan modified compaction test.
h. Uji CBR (California Bearing Ratio Test), untuk menentukan CBR
(perbandingan antara beban penetrasi suatu beban terhadap beban
standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama) dan
campuran tanah agregat yang dipadatkan di laboratorium pada kadar
air tertentu.
i. Uji kuat tekan bebas, uji ini mengetahui besarnya gaya aksial
persatuan luas penampang pada saat benda uji mengalami
keruntuhan
j. Uji kuat geser langsung, uji ini meliputi undrained test,
consolidated undrained test, dan drained test.
k. Uji Konsolidasi, dalam uji konsolidasi ini terdapat dua hal yang
perlu diketahui yaitu besarnya penurunan dan kecepatan penurunan.
1.3. Lokasi Pelaksanaan
Lokasi pelaksanaan praktikum Mekanika Tanah II yaitu di lapangan
dan di laboratorium Mekanikat Tanah Fakultas Teknik Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru. Adapun lokasi pengujian di lapangan yaitu
pengambilan sampel tanah dengan Hand Boring dan pengambilan sampel
untuk uji kompaksi dan CBR dilakukan di daerah Lingkar Utara, Sungai
Tabuk.
Praktikum Mekanika Tanah II
S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

BAB II
PEMERIKSAAN KADAR AIR
( WATER CONTENT )
2.1 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air asli tanah. Yang
dimaksud dengan kadar air tanah ialah perbandingan antara berat air yang
terkandung dalam tanah dengan berat kering dari butir tanah tersebut, dinyatakan
dengan prosen ( % ).
2.2 Peralatan
a) Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(1105)C.
b) Cawan kedap udara dapat dibuat dari gelas atau logam/aluminium.
c) Desikator.
d) Neraca dengan ketelitian 1 gram, 0,1 gram dan 0,01 gram.
2.3. Benda Uji
Benda uji yang diperlukan untuk pemeriksaan kadar air tergantung dari
ukuran butir maksimum dari contoh yang diperiksa dengan ketelitian seperti
ditunjukan pada daftar berikut ini.
Ukuran Butir Maksimum

Benda Uji Minimum

Ketelitian

3/4"

1000 gram

1 gram

Lolos #10

100 gram

0,1 gram

Lolos # 40

10 gram

0,01 gram

2.4 Prosedur Kerja


a) Benda uji (minimal 2 buah) ditempatkan dalam cawan yang bersih, kering
dan diketahui beratnya. Pada percobaan ini diambil 3 sampel tanah.
b) Cawan dan isinya ditimbang.
c) Cawan dan isinya dimasukan ke dalam oven paling sedikit 4 jam atau
sampai beratnya konstan.
d) Cawan didinginkan dalam desikator.
Praktikum Mekanika Tanah II
S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

e) Setelah dingin ditimbang.


2.5 Perhitungan
Kadar air dapat dihitung sebagai berikut :

Berat cawan + tanah basah = 42,3 gram.

Berat cawan + tanah kering = 26,85 gram.

Berat cawan = 18,19 gram.

Berat air = 15,45 gram.

Berat tanah kering = 8,66 gram.


Kadar air = 15,45/ 8,66 x 100 % = 178,41 %
Perhitungan selanjutnya lihat tabel.

Depth
Container No.
1. Wcont + Wwet

gr

003
42,3

007
42,05

0095
33,6

2. Wcont + Wdry
3. Wwater = (1) (2)
4. Wcont
5. Wdry = (2) - (4)
6. W = (3)/(5)

gr
gr
gr
gr
%

26,85
15,45
18,19
8,66
178,41

24,59
17,46
14,29
10,3
169,51

21,13
12,47
14,22
6,91
180,46

Waverage

176,13

Catatan : w = ( Berat air / Berat Kering ) x 100%


2.6 Kesimpulan
Dari percobaan Kadar Air maka didapat harga rata rata kadar air yang
terkandung dalam tanah tersebut adalah 176,13 %.

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

Gambar 2.2 Oven

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

BAB III
PEMERIKSAAN BERAT JENIS TANAH
SPECIFIC GRAVITY (Gs)
4.1 Maksud dan Tujuan
Untuk menentukan berat jenis tanah yang mempunyai butiran yang lolos
saringan No 40 dengan menggunakan picnometer.

Berat jenis tanah adalah

perbandingan antara berat butir tanah dan berat air suling dengan volume yang
sama, pada suhu tertentu pula.
4.2 Peralatan
a) Picnometer sebanyak 2 buah dengan kapasitas 100 ml atau botol dengan
kapasitas 50 ml.
b) Desikator sebanyak 1 ( satu ) buah.
c) Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110
5 )C.
d) Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
e) Thermometer dengan ukuran (0 - 50)C dengan ketelitian 1C.
f)Saringan No 4, 10, 40 dan penadahnya (pan).
g) Air suling.
h) Bak perendam.
i) Tungku listrik atau pompa hampa udara ( vacuum 1-1,5 pk ).
j) Gliserin.
4.3 Prosedur Kerja
a) Cuci picnometer dengan air suling dan keringkan kemudian timbang bersama
tutupnya dengan ketelitian 0,01 gram (W1).
b) Masukan benda uji ke dalam picnometer sebanyak 50

gram, kemudian

timbang bersama tutupnya ( W2 ).


c) Tambahkan air suling hingga mencapai 2/3 tinggi picnometer untuk bahan
yang mengandung lempung, benda uji didiamkan terendam selama + 24
jam.
Praktikum Mekanika Tanah II
S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

d) Isi picnometer didihkan selama + 10 menit dan botol sekali-kali dimiringkan


untuk mengeluarkan udara yang terserap, serta dengan media gliserin agar
panas merata.
e) Dalam hal menggunakan pipa vacum, tekanan udara dalam picnometer atau
botol ukur tidak boleh dibawah 100 mm Hg. Kemudian isilah picnometer
dengan air suling dan biarkan picnometer bersama isinya mencapai suhu
konstan di dalam bejana air atau dalam kamar, sesudah

suhu konstan

tambahkan air suling sepenuhnya sampai tanda batas atau sampai penuh.
Tutuplah picnometer keringkan bagian luarnya dan timbang beratnya (W3 ).
f) Bila isi picnometer belum diketahui tentukan isinya sebagai berikut :
Kosongkan picnometer tersebut dan bersihkan picnometer diisi dengan air
suling yang suhunya sama dengan pada point 5.2.e. dengan ketelitian 1 C,
kemudian pasang tutupnya, keringkan bagian luarnya dan timbang dengan
ketelitian 0,01 gram dan koreksi terhadap suhu.
4.4 Perhitungan
Berat jenis contoh tanah dihitung sebagai berikut :
Gs =

W1 W2
( W4 W1 ) ( W3 W2 )

Dimana :
W1 = Berat picnometer ( gram )
W2 = Berat picnometer + tanah kering ( gram )
W3 = Berat picnometer + tanah + air ( gram )
W4 = Berat picnometer + air ( gram )

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

Langkah Pengujian
No pinokmeter
Berat pinokmeter (W1)
Berat pinokmeter + tanah
kering (W2)
Berat tanah kering (WT)
Temperatur tC
Berat piknometer + tanah +
air (W3)
Berat piknometer + air pada
C (W4)
Berat jenis pada suhu C
Rerata berat jenis (Gs) pada
suhu tC
Berat jenis (Gs) pada suhu
27,5C
Gs x (BJ air tC) / (BJ air
27,5C)

Hasil
Perhitungan
70
54,85

27
42,24

84,87
30,02
27,00
181,9
9
164,4
6
2,403
5

72,24
30,00
27,00
180,3
9
162,4
1
2,495
8

2,4497
2,45

4.5 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan pada sampel tanah tabung diperoleh nilai berat jenis
(Specific Gravity) rata rata sebesar 2,45
1. 1 Kerikil 2,65-2,68
2. Pasir 2,65-2,68
3. Lanau anorganik 2,62-2,68
4. Lempung organik 2,58-2,65
5. Lempung anorganik 2,68-2,75
6. Humus 1,37
7. Gambut 1,25-1,8

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

Gambar 3.1 Picnometer

Gambar 3.2 Neraca Analitik

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

BAB IV
PERCOBAAN BERAT VOLUME
( VOLUMETRIC WEIGHT )
3.1 Tujuan
Menentukan density tanah yang relatif tidak terganggu (Undisturbed
Sample ).
3.2 Peralatan
a) Ring sebanyak 2 buah , berat volumenya diketahui.
b) Container sebanyak 2 buah.
c) Timbangan.
d) Pisau.
3.3 Prosedur Kerja
a) Ring ditekan ke dalam tabung yang berisi contoh tanah.
b) Permukaan tanah diratakan.
c) Ring dan contoh tanah ditimbang.
d) Berat tanah diketahui.
3.4 Perhitungan

Kadar air tanah w =

(W1 W2 )
x 100 %
(W2 W3 )

Dimana:
w = Kadar air tanah ( % ).
W1 = Berat container + tanah basah ( gr ).
W2 = Berat container + tanah kering ( gr ).
W3 = Berat container( gr ).

Berat Volume tanah

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

10

Wwet
( gr/cm )
Vwet
Dimana :

m=

Wwet = Berat tanah basah.


Vwet = Isi kering
Langkah Pengujian

Hasil Perhitungan

Ring No.

Wring + Wwet
Wring
Vwet = Vring
Wwet
m
m average

gr
gr
cm3
gr
gr/cm3
gr/cm3

(1)-(2)
(4)/(3)

136,8
59,4
57,16
77,4
1,354094

149,32
136,75
64,69
56,68
62,57
55,5
84,63
80,07
1,352565 1,442703
1,383120534

Catatan : = Berat/volume
Berat volume kering (d) dapat dihitung :
d =

m
= 0,754 gr/cm3
1 w

Perhitungan void ratio (e), porositas (n)


Volume ring dapat dihitung dengan mengisi air ke dalam ring, sehingga :
Vring =

Wair
Ww
=
= Vw
w
1
1

Berat total (w)

Wwet
3

3
= ( 77,4 + 84,63 + 80,07 ) / 3
= 80,7 gr

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

11

Kadar air (w) =


V

Ww
udara
Vaa
= 176,13 %
Ws
Vv
Vw
air

W = Ww + Ws w= 80,7 gr
Vs

tanah

Wa = 0
Ww

Ws

Ww
Ws

176,13 %

176,13 %

= 80,7 Ww

1,7613 x ( 80,7 Ww )

= Ww

142,13691 1,7613 Ww

= Ww

Ww

= 51,47 gr

Ww

Ws = W - Ww
Ws = 80,7 51,47
Ws = 29,23 gr
Karena berat jenis air = 1 , maka :
Vw = Ww = 51,47 gr
Diketahui V = Vwet = 58,41
Vs

= Vwet - Vw
= 58,41 51,47
= 6,94 cm3

Sehingga Sr =

w Gs
x 100 %
e

0,936 2,48
x100 %
2,379

96,948 %

Menghitung void ratio (e)


e=

Vv
Vs

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

12

40,365

= 16,965
= 2,379
Menghitung porositas (n)
n=

2,379
e
= 1 2,379 = 0,704
1 e

3.5 Kesimpulan
Sample tanah yang diambil dari lokasi Kampus Fakultas Teknik
Banjarbaru diperoleh :

Berat Volume tanah basah (m)

= 1,38 gr/cm .

Berat Volume tanah kering (d)

= 0,754 gr/cm

Void Ratio(e)

= 2,379

Porositas (n)

= 0,704

Derajat Kejenuhan (Sr)

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

96,948 %

13

Gambar 4.1 Neraca Analitik

Gambar 4.2 Oven

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

14

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

15

BAB V
ANALISA SARINGAN
4.1

Tujuan Percobaan
Percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui distribusi

butiran

(gradasi) dengan menggunakan saringan, untuk butiran-butiran tanah yang


tertahan pada saringan No 200.
4.2

Peralatan
1.

Satu set saringan No 10, 20, 40, 60, 100 dan 200. Menurut standard
ASTM.

2.

Timbangan dengan ketelitian 0,2 % dari berat benda uji.

3.

Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai


(1105)C.

4.3

4.

Alat pemisah contoh.

5.

Pengguncang saringan ( sieve shaker ).

6.

Talam-talam.

7.

Kuas, sikat kuningan, sendok dan lain-lain.

Benda Uji
Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh
Agregat halus.
Ukuran agregat halus yang tertahan dari saringan No.10 sampai
dengan saringan No.200 sebanyak 500 gr. Bila agregat berupa campuran
dari agregat halus dan agregat kasar, agregat tersebut dipisahkan menjadi
2

bagian dengan saringan No 4. Benda uji disiapkan sesuai dengan

pemeriksaan bahan lewat saringan No 200, kecuali apabila butiran yang


mulai saringan No.200 tidak perlu diketahui jumlahnya dan bila syarat
ketelitian tidak menghendaki pencucian.

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

16

7.4

Prosedur Kerja
1. Benda uji sebanyak 500 gr dikeringkan dalam oven dengan suhu
(110)C sampai beratnya konstan.
2. Setelah di oven, ambil 300 gr dicuci di atas saringan No. 200 hingga
airnya jernih, yang tertahan pada saringan No 200 di oven selama 24
jam, kemudian ditimbang.
3. Benda uji disaring dengan menggunakan satu set saringan, ukuran
saringan yang paling besar ditempatkan di atas.
4. Saringan diguncang dengan tangan (melalui tuas) atau dengan mesin
pengguncang selama 15 menit.

7.5

Perhitungan
Contoh Perhitungan :
Berat tanah kering = 300 gram
Untuk # no.4, berat tanah yang tertahan

= 1,25 gram

Kumulatif berat tanah yang tertahan # no.4

= 1,25 gram

Kumulatif berat tanah yang tertahan # no.4

Persentase tanah yang lolos # no.4

= (1000,42) % = 99,58 %

1,25
x 100 % = 0,42 %
300

Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut:


Tabel 7.1 Hasil Perhitungan
US Bureau of Standard
Mosh

Opening (mm)

4
10
20
40
50
60
80
100
200

4.75
2.000
0.840
0.420
0.297
0.200
0.177
0.149
0.074

Weight of
Soil
Retained
(gr)
1.25
4.61
9.29
14.72
7.91
6.07
2.64
1.31
2.03

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

Comulative
Retained
(gr)

Comulative
Retained
(%)

Percent Finer
(%)

1.25
5.86
15.15
29.87
37.78
43.85
46.49
47.80
49.83

0.42
1.95
5.05
9.96
12.59
14.62
15.50
15.93
16.61

99.58
98.05
94.95
90.04
87.41
85.38
84.50
84.07
83.39

17

Dari hasil data percobaan dan perhitungan (tabel 7.1) diperoleh:


Persen lolos pada saringan no. 200 = 83,39 %

7.6

Kesimpulan
Dari percobaan analisa saringan yang di plot ke dalam grafik pembagian
butir didapat persen lolos pada saringan :
no.4

= 99,58%

no.10

= 98,05 %

no.20

= 94,95 %

no.40

= 90,04 %

no.50

= 87,41 %

no.60

= 85,38 %

no.80

= 84,50 %

no.100 = 84,07 %
no.200 = 83,39 %
Berdasarkan uji saringan dengan berat awal 300 gr didapat lebih dari
50% lolos saringan no.200 yaitu 283,39 gr, sehingga dapat disimpulkan
menurut metode USCS (% lolos 50%) dan metode AASHTO (% lolos
35%) bahwa tanah tersebut termasuk tanah berbutir halus.
7.7

Gambar

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

18

Gambar mesin saringan ( Sieve Shaker ).

VIBRATOR MACHINE
SARINGAN

Mesin Saringan ( Sieve Shaker )

BAB VI
Praktikum Mekanika Tanah II
S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

19

HiDROMETER
7.1

Tujuan Percobaan
Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan gradasi tanah yang
lolos saringan No. 200 (0,074 mm).

7.2

Peralatan
a) ASTM Soil hydrometer 152 H.
b) Tabung gelas ukuran kapasitas 1000 ml, diameter 6,5 cm.
c) Termometer 0-50C, dengan ketelitian 0,1C.
d) Pengaduk mekanis dan mangkok dispersi.
e) Saringan No. 10, 20, 40, 60, 100 dan 200.
f) Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
g) Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110+5) C.
h) Tabung - tabung gelas ukuran 50 ml dan 100 ml.
i) Batang pengaduk dari gelas.
j) Stopwatch.
k) Bahan dispersi, sodium silikat/sodium metaphospat.

7.3

Benda Uji
a) Jenis tanah yang tidak mengandung batu dan hampir semua butiran lebih
halus dari saringan No. 10 (200 mm), benda uji tidak perlu dikeringkan
dan tidak perlu disaring dengan saringan No. 10.
b) Jenis tanah yang mengandung batu, atau mengandung banyak butiran
yang lebih besar dari saringan No. 10 (200 mm ), keringkan contoh
tanah diudara sampai bisa disaring.
c) Ambil benda uji yang lolos saringan No. 10 (200 mm).

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

20

7.4

Cara Melakukan Percobaan


a) Sample diambil dari tabung sebanyak 200 gram.
b) Dikeringkan dalam oven selama 24 jam dengan suhu (110 5)C.
Ditumbuk perlahan agar butirnya tidak pecah.
c) Sampel yang lolos saringan No. 200 diambil sebanyak

50 gram,

kemudian dicampur dengan aquadest sebanyak 100 ml serta diberi


sodium metaphospat sebanyak 10 cc aduklah sampai merata dengan
pengaduk gelas dan biarkan selama 24 jam.
d) Sesudah perendaman campuran dipindahkan ke dalam mangkok dan
tambahkan air suling/ air bebas mineral sampai kira-kira setengah penuh,
aduklah campuran selama 15 menit dalam dispertion cup.
e) Pindahkan campuran semuanya ke dalam tabung gelas ukur dan
tambahkan air suling sehingga volume campuran menjadi 1000 ml.
Mulut tabung ditutupi rapat-rapat dengan talapak tangan kemudian
kocoklah selama satu menit.
f) Setelah dikocok tabung diletakan dengan hati-hati masukan hydrometer.
Biarkan hydrometer terapung bebas dan tekanlah stopwatch. Pembacaan
dilakukan

pada 1/2 ; 1 dan 2 menit dan catatlah pada formulir

pemeriksaan hydrometer. Bacalah pada puncak menecusnya dan catatlah


pembacaan-pembacaan itu sampai

0,5 gram/liter yang terdekat atau

0,001 berat jenis (Rh).


Sesudah pembacaan pada menit kedua, angkatlah hydrometer ke dalam
tabung yang berisi air suling yang suhunya sama seperti suhu tabung
percobaan.
g) Masukan kembali hydrometer ke dalam tabung dengan hati-hati dan
lakukan pembacaan pada menit ke 5, 15, 30 menit ,1 ,4 dan 24 jam.
Pada setiap selesai pembacaan cuci dan kembalikan hydrometer ke dalam
tabung berisi air suling. Lakukan proses memasukan dan mengangkat
hydrometer masing-masing selama 10 detik.
h) Ukur suhu campuran sekali dalam 15 menit yang pertama kemudian
pada setiap pembacaan berikutnya.
Praktikum Mekanika Tanah II
S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

21

i) Sesudah pembacaan terakhir, pindahkan campuran ke dalam saringan


No. 200 dan cucilah sampai air pencuciannya jernih dan biarkan air ini
mengalir terbuang.
7.5

Perhitungan
a) Perhitungan analisa saringan dapat dilakukan seperti

dalam cara

pemeriksaan analisa saringan agregat halus dan kasar.


b) Dari pembacaan Rh tentukan diameter dengan menggunakan nomogram
terlampir. Untuk ini nilai pembacaan Rh harus ditulis disamping skala
Hr pada nomogram.
c) Hitunglah prosentase dari berat butiran yang lebih kecil dari diameter
(D) dari rumus berikut :

Untuk hydrometer dengan pembacaan 5 - 60 gram/liter


P=

A. ( Rh k )
x100%
W3

Untuk hydrometer dengan pembacaan berat jenis 0,995 - 1,038.


P=

1606. A. ( Rh k 1)
W3

Dimana:
k= koreksi suhu (daftar No 1)
A= Faktor kalibrasi (daftar No 2)
Bila benda uji yang diambil terdiri dari tanah yang mengandung fraksi di
atas saringan No. 10, hitunglah prosentase seluruh contoh lebih kecil dari
D dengan rumus:
Prosentase seluruh contoh lebih kecil = P x % melalui saringan
No 10.

Rumus N =

A.( R Ra )
x100%
50

Dimana : R dan Ra = data hasil percobaan.


A= Correction faktor (tabel)
Praktikum Mekanika Tanah II
S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

22

[ s = Gs . w ], Gs = 2,48

Zr dari tabel, berdasarkan (R - Ra)


Zr
t

Zr
t

Dimana :

Zr
t

Rumus : D = k .

(dari tabel)

18. .10
1
x

( s w ) 980,7.60

k = 10

k = 10

18. .103
1
x

58842
( s w )

Rumus: N' = (Sv x N) %


dimana :
Sv = % yang lolos saringan No. 200
Sv = 73,13 %

Contoh Perhitungan :
Diketahui : R = 45 ; Ra = -3 ; t = 0,25 menit
Gs = 2,48 ; didapat A = 1,034 (tabel)
K = 0,013358 (tabel)
Sv = 83,39 %
N (%)

A.( R Ra )
x100%
50

N (%)

1,034 ( 45 ( 3))
100 0 0 99,26 0 0
50

Zr

= 8,400 (dari Tabel R-Ra)


D=k.

D (mm)

Zr
t

= 0.013358

8,400
0,0774mm
0,25

N = Sv.N
= (0,8338 0,9926).100% = 82,763 %
Praktikum Mekanika Tanah II
S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

23

Tabel Hubungan antara Gs terhadap A


Gs

2.900

2.890

2.860

2.850

2.840

2.830

2.820

2.810

2.800

0.950

0.950

2.8807
0
0.954

2.870

0.9568

0.958

0.960

0.962

0.964

0.966

0.968

0.970

Gs

2.790

2.780

2.770

2.760

2.750

2.740

2.730

2.720

2.710

2.700

2.690

0.972

0.974

0.976

0.978

0.980

0.982

0.984

0.986

0.988

0.990

0.992

Gs

2.680

2.670

2.660

2.650

2.640

2.630

2.620

2.610

2.600

2.590

2.580

0.994

0.996

0.998

1.000

1.002

1.004

1.006

1.008

1.010

1.012

1.014

Gs

2.570

2.560

2.550

2.540

2.530

2.520

2.510

2.500

2.490

2.480

2.470

1.016

1.018

1.020

1.022

1.024

1.026

1.028

1.030

1.032

1.034

1.036

Gs

2.460

2.450

2.440

2.430

2.420

2.410

2.400

2.390

2.380

2.370

2.360

1.046

1.048

1.050

1.052

1.054

1.056

1.058

1.060

1.062

1.064

1.066

Gs
A

2.150
1.110

2.100
1.120

2.050
1.130

2.000
1.140

1.950
1.150

1.900
1.160

1.850
1.170

Tabel Hubungan antara R-Ra Terhadap Zr


R-Rw
Zr
R-Rw
Zr
R-Rw
Zr
R-Rw
Zr
R-Rw
Zr
R-Rw
Zr
R-Rw
Zr
R-Rw
Zr
R-Rw
Zr
R-Rw
Zr
R-Rw
Zr

57.00
7.000
51.50
7.850
46.00
8.800
40.50
9.650
35.00
10.61
29.50
11.45
24.00
12.40
18.50
13.25
13.00
14.20
7.500
15.10
2.000
16.00

56.50
7.050
51.00
7.900
45.50
8.850
40.00
9.700
34.50
10.65
29.00
11.50
23.50
12.45
18.00
13.30
12.50
14.25
7.000
15.20
1.500
16.05

56.00
7.100
50.50
8.000
45.00
8.900
39.50
9.800
34.00
10.70
28.50
11.60
23.00
12.50
17.50
13.40
12.00
14.30
6.500
15.25
1.000
16.10

55.50
7.200
50.00
8.100
44.50
9.000
39.00
9.900
33.50
10.80
28.00
11.70
22.50
12.60
17.00
13.50
11.50
14.40
6.000
15.30
0.500
16.20

55.00
7.300
49.50
8.200
44.00
9.100
38.50
10.00
33.00
10.90
27.50
11.80
22.00
12.70
16.50
13.60
11.00
14.50
5.500
15.40
0.000
16.30

54.50
7.350
49.00
8.300
43.50
9.150
38.00
10.10
32.50
11.00
27.00
11.90
21.50
12.80
16.00
13.70
10.50
14.60
5.000
15.00

54.00
7.400
48.50
8.350
43.00
9.200
37.50
10.15
32.00
11.10
26.50
11.95
21.00
12.90
15.50
13.75
10.00
14.70
4.500
15.50

53.50
7.500
48.00
8.400
42.50
9.300
37.00
10.20
31.50
11.15
26.00
12.00
20.50
12.95
15.00
13.80
9.500
14.75
4.000
15.60

53.00
7.600
47.50
8.500
42.00
9.400
36.50
10.30
31.00
11.20
25.50
12.10
20.00
13.00
14.50
13.90
9.000
14.80
3.500
15.70

Zr
(cm)
8.40
8.60
8.80
8.90
9.20
9.90
10.40
10.70
11.50

D
(mm)
0.0774
0.0554
0.0396
0.0282
0.0181
0.0109
0.0079
0.0056
0.0029

52.50
7.700
47.00
8.600
41.50
9.500
36.00
10.40
30.50
11.30
25.00
12.20
19.50
13.10
14.00
14.00
8.500
14.90
3.000
15.80

52.00
7.800
46.50
8.700
41.00
9.600
35.50
10.50
30.00
11.40
24.50
12.30
19.00
13.20
13.50
14.10
8.000
15.00
2.500
15.90

8.6. Tabel Hasil Percobaan Dengan Hydrometer


Waktu
(menit)
0.25
0.5
1
2
5
15
30
60
250

Ra

45.0
44.0
43.0
42.0
40.0
36.0
33.0
30.0
25.0

-3.0
-3.0
-3.0
-3.0
-3.0
-3.0
-3.0
-4.0
-4.0

Tem
p
C
25
25
25
25
25
25
25
25
25

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

RRa
48.0
47.0
46.0
45.0
43.0
39.0
36.0
34.0
29.0

'N
(%)
99.26
97.20
95.13
93.06
88.92
80.65
74.45
70.31
59.97

Zr / t
5.7966
4.1473
2.9665
2.1095
1.3565
0.8124
0.5888
0.4223
0.2145

24

N'
(%)
82.78
81.05
79.33
77.60
74.15
67.26
62.08
58.63
50.01

1440

21.0

-4.0

25

25.0

51.70

12.20

0.0012

0.0920

Grafik 8.1 Kurva Distribusi Ukuran Butir


8.7

Hasil Perhitungan
Dari Kurva Distribusi Ukuran Butir yang dibuat berdasarkan pemeriksaan
ukuran butir tanah dengan hydrometer, diperoleh hasil sebagai berikut :
a) Pasir Kasar - Sedang (4,78 0,42) mm =
b) Pasir Halus (0,42 0,074) =
c) Lanau (0,074 0,005) mm =
d) Lempung ( < 0,005) mm =

Turunnya hidrometer disebabkan berat jenis berkurang, dari perhitungan butiran


yang terkecil 0,0013 mm dan tanah tersebut termasuk tanah lanau

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

25

43.11

1000

900

800

HIDROMETER
700

600

500

400

300

GELAS UKUR

200

100

GAMBAR PERCOBAN HIDROMETER

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

26

BAB VII
ATTERBERG LIMIT TEST

5.1

Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan batas cair (liquid
limit), batas plastis (plastis limit) dan batas susut (shrinkage limit). Pada
suatu tanah berbutir halus (lempung atau lanau) yang telah dicampur air
sehingga mencapai keadaan cair. Dari hasil tersebut maka dapat diketahui
klasifikasi jenis tanah tersebut.

Keadaan Cair

Keadaan Plastis

Keadaan Semi

Keadaan Padat

(Liquid)

(Plastis)

Plastis

(Solid)

Batas cair

5.2

Batas plastis

Batas susut

Atterberg Limit Test


5.2.1

Pemeriksaan Batas Cair (Liquid Limit Test)


a) Tujuan pemeriksaan
Untuk menentukan keadaan air suatu sampel tanah
pada keadaan batas cair. Batas cair adalah kadar air tanah
yang didapat dari flow curve dengan jumlah ketukan ( N = 25 )
b) Peralatan
1. Alat batas cair standard
2. Alat pembuatan alur (grooving tools)
3. Neraca/timbangan dengan ketelitian 0,001 gr
4. Cawan untuk kadar air sebanyak 3 buah
5. Spatula

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

27

6. Air suling
7. Oven yang

dilengkapi

dengan

pengatur

suhu untuk

memanasi sampai 115 C


c) Benda Uji
1. Jenis tanah yang tidak mengandung batu dan hampir semua
butirnya halus dari 0,42 mm. Benda uji tidak perlu
disaring dengan saringan No.40.
d) Cara Melakukan
1. Benda uji yang dikeringkan diambil sebanyak 100 gram
letakkan pada plat kaca pengaduk.
2. Dengan menggunakan spatula dan menambah air suling
sedikit demi sedikit benda uji itu diaduk hingga homogen.
3. Ambil sebagian benda uji ini dan letakkan di atas mangkok
batas cair, ratakan permukaannya hingga sejajar dengan
dasar alat, bagian yang paling tebal kurang lebih 1 cm.
4. Buatlah alur pada benda uji ini dalam mangkok dengan
alat grooving tools melalui garis tengah mangkok dan
sentris.
Pada waktu membuat alur posisi grooving tools harus
tegak lurus permukaan mangkok.
5. Tuas diputar dengan kecepatan 2 putaran, perdetik
sehingga mangkok naik turun (mengetuk ngetuk dasar).
Putaran tuas harus dilakukan hingga dasar alur benda uji
bersinggungan + 1,25 cm dan catat jumlah ketukan pada
waktu bersinggungan.
6. Ulangi pekerjaan 4, 5, 6, beberapa kali sampai diperoleh
keadaan

yang

meyakinkan

sama,

hal

ini

dimaksudkan

untuk

apakah pengadukan contoh tanah

sudah

betul-betul merata kadar airnya, jika ternyata pada ketiga


kali percobaan

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

diperoleh keadaan yang sama, ambillah

28

benda uji

dari mangkok benda batas cair kemudian

dimasukkan ke dalam cawan untuk diperiksa kadar airnya.


7. Kembalikan

benda uji ke atas kaca, pengaduk dan

mangkok batas cair dibersihkan. Benda uji diaduk kembali


dengan menambah kadar airnya.
8. Ulangi langkah (b) sampai (f) minimal 3 kali berturut-turut
dengan variasi kadar air yang berbeda-beda hingga akan
diperoleh perbedaan jumlah ketukan antara 8 - 10.
e) Perhitungan
Hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar
air yang bersangkutan kemudian digambarkan dalam bentuk
grafik. Jumlah ketukan
skala logaritma,

sebagai

sumbu mendatar dengan

sedang kadar air sebagai sumbu tegak

dengan skala biasa. Tarik garis lurus melalui titik itu, jika
ternyata diperoleh tidak terletak pada suatu garis lurus maka
buatlah garis lurus melalui titik berat itu, tentukan batas
kadar airnya pada jumlah ketukan ke N = 25 kali ketukan.
Tabel 5.1 Tabel Liquid Limits Determination
260

LIQUID LIMITS ( WL ) Tanah Tabung


Container No.

47

39

1. Number of blows ( jumlah ketukan )

13

20

34

36

2. Weight of wet soil + container

gr

23,47

22,97

18,45

20,00

3. Weight of dry soil + container

gr

18,64

18,25

14,96

16,50

4. Weight of water = ( 2 ) - ( 3 )

gr

4,83

4,72

3,49

3,50

5. Weight of container

gr

10,04

9,37

8,32

9,81

6. Weight of dry soil = ( 3 ) - ( 5 )

gr

8,60

8,78

6,64

6,69

7. Water content = ( (4)/(6) ) x 100 %

56,16

53,76

52,56

52,26

WL (pada N=25) ( % )

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

53,50

29

5.2.2

Pemeriksaan batas plastis (plastis limit test)


a) Tujuan percobaan
Batas plastis (wp) adalah kadar air dari suatu tanah yang dirol
diatas kaca dengan ukuran diameter < 3 mm dan dengan
panjang 2 3 cm, mulai timbul tanda tanda retak.
b) Peralatan
1. Plat kaca Ukuran 45 x 45 x 0,9 cm
2. Spatula
3. Batang pembanding diameter 3 mm sepanjang 10 cm
4. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
5. Cawan untuk kadar air sebanyak 2 buah
6. Air suling
7. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu memanasi
sampai dengan (110 5)C.
c) Cara melakukan
1. Benda uji sebanyak 20 gram diletakkan di atas suatu plat
kaca kemudian diaduk hingga kadar airnya merata.
2. Buatlah bola-bola tanah dari benda uji tadi seberat 8 gram,
kemudian bola-bola tanah tersebut digiling-giling di atas
plat

kaca

dengan

menggunakan

tangan

dengan

kecepatan 80 - 90 gilingan permenit.


3. Penggilingan dilakukan dengan konstan hingga benda uji
berbentuk batang dengan diameter 3 mm, kalau pada waktu
penggilingan itu ternyata belum mencapai 3 mm sudah
retak benda uji disatukan kembali ditambah air sedikit dan
diaduk sampai merata, jika penggilingan bola-bola itu bisa
mencapai lebih kecil dari 3 mm tanpa menunjukkan tandatanda retak, contoh perlu dibiarkan agar kadar airnya
berkurang.
Praktikum Mekanika Tanah II
S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

30

4. Pengadukkan dan penggilingan diulangi terus sampai


retakan-retakan

itu tepat pada saat gilingan

mencapai

diameter 3 mm.
5. Setelah

kondisi (d) tercapai, masukkan tanah

tersebut

dalam cawan ditest kadar airnya.

Tabel5.2 Tabel Plastic Limits Determination


260

PLASTIC LIMITS ( WP ) Tanah tabung


Container No.

80

83

1. Weight of wet soil + container

gr

6,62

5,56

2. Weight of dry soil + container


3. Weight of water = ( 1 ) - ( 2 )
4. Weight of container

gr
gr
gr

6,29
0,33
5,41

5,18
0,38

5. Weight of dry soil = ( 2 ) - ( 4 )

gr

0,88

4,22
0,96

6. Water content ( 3/5 ) x 100%

37,50

39,58

WP

Liquid

Plastis

W1 = 53,5 %

PI

38,54

Semi

Solid

Wp = 38,54 %

= W1 - Wp
= (53,5 38,54) %
= 14,96 %

5.3 Kesimpulan
Praktikum Mekanika Tanah II
S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

31

Tanah Tabung
Dari hasil percobaan didapat Batas Cair (WL) = 53,5 %, Batas
Plastis (WP) = 38,54 %, dan nilai PI = 14,96 %. Sehingga dapat
diklasifikasikan dengan metode U.S.C.S adalah OH, yaitu lempung
organik dengan plastisitas sedang sampai tinggi, lanau organik
Catatan:
Batas susut tidak dilakukan pengujian,karena keterbatasan waktu
praktikum,sehingga

tidak

dapat

digambarkan

hubungan

antara

perubahanVolume Vs Pengurangan kadar air.

Grafik 9.1 Grafik Liquid and Plastic Limit Determination

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

32

Gambar 5.1 Alat Batas Cair

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

33

BAB VIII
PEMADATAN
(MODIFIED COMPACTION TEST)
1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah untuk mendapatkan dan kadar air
optimum (w) dan berat isi kering maksimum pada suatu proses pemadatan.
1.2 Teori Pemadatan
Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pori-pori tanah
dikeluarkan dengan salah satu cara mekanis, Cara mekanis yang dipakai
untuk memadatkan tanah boleh bermacam-macam, dilapangan biasanya
dipakai cara menggilas, sedangkan di laboratorium dipakai cara memukul /
menumbuk, Untuk setiap daya pemadatan tertentu kepadatan yang tercapai
tergantung kepada banyaknya air di dalam tanah tersebut.
Bilamana kadar air suatu tanah tertentu rendah maka tanah itu keras
atau kaku & sukar dipadatkan. Bilamana kadar air ditambah maka tanah
tersebut akan lebih mudah dipadatkan dan ruangan kosong antara butir
menjadi lebih kecil (padat). Pada kadar air yang tinggi, kepadatannya akan
turun lagi, karena pori-pori tanah menjadi penuh terisi air yang tidak dapat
dikeluarkan dengan cara memadatkannya.
Kesimpulan : Kepadatan dapat dicapai pada keadaan kadar air tertentu,
yang mana ini biasanya disebut kadar air optimum.
1.3 Sistem Pemadatan
Di laboratorium ada dua macam sistem :
6.3.1 Percobaan pemadatan modified proctor (modified compaction test),
Percobaan ini dilakukan di laboratorium.
6.3.2 Percobaan pemadatan standard proctor (standard compaction test),
Tidak dilakukan percobaan.

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

34

1.4 Peralatan yang Digunakan


Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
a. Mold untuk compaction yang sudah ditentukan beratnya masing-masing
tercatat pada mold.
b. Spraccer disk (landasan) sebagai pendatar blows.
c. Hammer (palu penumbuk) seberat 10 lb, tinggi jatuh 18 inch.
d. Straight-edge, sendok, obeng, container dan palu karet.
e. Alat pengeluar contoh tanah,
f. Timbangan dengan ketelitian 0,001 gr dan 1,0 gr.
g. Saringan No,4, talam pengaduk dan gelas ukur.
h. Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk memanasi sampai 110 + 5 oC
1 lb, = 0,5 kg ;1 inch = 2,54 cm
1.5 Bahan / Benda Uji
a. Contoh tanah yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah contoh
tanah

disturbed

(terganggu),

Kemudian

contoh

tanah

tersebut

dikeringkan.
b. Tanah kemudian dipukul-pukul dengan palu karet untuk memisahkan
butiran-butirannya.
c. Setelah terpisah butiran-butirannya kemudian tanah disaring dengan
saringan No,4 = 4,76 mm.
d. Tanah yang lolos saringan No,4 tersebut, disiapkan sebanyak 20 kg dan
dibagi 4 bagian dengan berat masing-masing 5 kg.
e. Masing-masing contoh tanah (5 kg) dicampur dengan air dengan volume
yang berbeda-beda dan dicampur dengan merata (homogen).
f. Kelima bagian contoh tanah tersebut dicampur dengan air sebagai
berikut :

Kg tanah dicampur air sebanyak 500 cc

Kg tanah dicampur air sebanyak 600 cc

Kg tanah dicampur air sebanyak 700 cc

Kg tanah dicampur air sebanyak 800 cc

Kg tanah dicampur air sebanyak 900 cc

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

35

g. Contoh tanah yang telah dicampur air tersebut, disimpan selama 24 jam,
penyimpanan diatur sedemikian rupa sehingga tidak dipengaruhi oleh
udara luar yaitu dengan menyimpan pada kantung plastik dan ditutup
rapat, Penyimpanan ini dimaksudkan agar pencampuran menjadi
homogen.
1.6 Prosedur Pelaksanaan
a. Siapkan alat-alat seperti alat penumbuk, mold yang sudah distel dan
lain-lain perlengkapan.
b,. Ambil contoh tanah/benda uji yang telah dicampur air.
c. Masukkan contoh tanah kedalam mold lapis demi lapis, setiap lapis
ditumbuk dengan alat penumbuk sebanyak 56 kali.
d. Atur cara penumbukan sehingga merata ke semua bagian.
e. Atur tebal lapisan sedemikian sehingga tiap lapisan dari 5 lapisan yang
dikehendaki mempunyai tebal sama.
f. Dari ke-5 lapisan tersebut diharuskan mengisi penuh mold atau
sebaiknya tanah dalam mold dibuat lebih tinggi dari moldnya, hal ini
agar nantinya dapat diperoleh tanah yang rata diatasnya serta tidak
menjadi kekurangan volume tanah.
g. Mold yang telah terisi tanah padat kemudian diratakan dengan straightedge dan kemudian ditimbang dengan moldnya sehingga didapat berat
tanah basah beserta moldnya.
h. Ukur diameter bagian dalam mold dan tinggi contoh tanah untuk
mendapatkan volume tanah.
i. Setelah ditimbang dan diukur, contoh tanah dikeluarkan dari mold dan
diambil beberapa gram dari masing-masing bagian, yaitu bagian atas
(top) dan bagian bawah (bottom), dan dimasukkan kedalam container.
j. Contoh tanah dengan container kemudian ditimbang sehingga didapat
berat tanah + container.
k. Setelah itu contoh tanah dengan container dimasukkan kedalam oven
selama 24 jam pada temperatur 110 + 50C.
Praktikum Mekanika Tanah II
S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

36

l. Setelah 24 jam ditimbang dan dicatat berat tanah kering + container.


Catatan : Fungsi dari menentukan bagian atas dan bagian bawah ialah untuk
menghitung kadar air.
1.7 Contoh Perhitungan
Contoh tanah diambil dengan volume air campuran 500 cc.

Wt of mold + soil

= 5885 gr

Wt of mold

= 2730 gr

Wt of soil

= 3155 gr

Kadar air (W)

= 11,61 %

Volume tanah = 1/4 ,d2,t

= 2140,12 Cm3

Wdry = (Wt of soil / (1+Moisture Content)


= (3155 / (1+11,61))

= 2826,81 gr

dry = (Wdry / Volume tanah)


= (1278,538/939,697)

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

= 1,32 gr/cm2

37

Tabel 6.1 Perhitungan dry


2A

4B

2A

4A

2A

500
25
5
5885
2730
3155
11,61

600
25
5
6175
2730
3445
14,61

700
25
5
6335
2730
3605
17,27

800
25
5
6270
2730
3540
19,17

900
25
5
6110
2730
3380
22,94

(6)
x.100
Wdry =
100 (7)

2826,81

3005,85

3074,10

2970,55

2749,31

cm3

2140,12

2140,12 2140,12

2140,12

2140,12

1,39

1,28

MOLD No.
1. Mixture of Water (ml)
2. Number of blows
3. Number of layers
4. Wt of Mold + Soil

gr

5. Wt of Mold

gr

6. Wt of Soil = (4) - (5)

gr

7. Moisture Content (w)

8. Wt of dry soil

gr

9. Volume of soil
10. Dry density
dry =

gr/cm

(8)
( 9)

1,32

1,40

1,44

Tabel 6.2 Moisture Content Determination


Mixture Water
1.Container No.
2.Wc + Wwet
gr
3.Wc + Wdry

gr

4.Wwater = (2) - (3) gr


5.Wcont

gr

6.Wdry = (3) - (5)

gr

7.w =

( 4)
x.100%
( 6)

Top

500
Mid

Bot

Top

600

215

305

53

30,32

74,05

37,77

20,51

40,64

37,95

28,22

67,20

34,80

19,02

36, 60

34,15

2,10

8,85

2,97

1,49

4,04

3,80

9,66

8,61

9,66

8,82

8,51

8,52

18,56

58,59

25,14

10,20

28,09

25,63

11,31

11,69

11,81

14,61

14,38

14,03

Mid

Bot
26

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

38

8.waverage

11,61

14,61

Mixture Water
1.Container No.

Top

700
Mid

800
Bot

214

33

24,27

Top

Mid

Bot

69

93

91

56,06

48,71

65,13

50,71

53,91

22,13

49,12

43,54

57,13

43,81

47,41

2,14

6,96

5,17

8,00

6,90

6,50

9,53

8,36

14,41

14,50

8,28

18,76

12,60

40,76

29,13

42,63

35,53

33,65

16,98

17,08

17,75

18,77

19,42

19,32

2.Wc + Wwet
gr
3.Wc + Wdry

gr

4.Wwater = (2) - (3) gr


5.Wcont

gr

6.Wdry = (3) - (5)

gr

7.w =

( 4)
x.100%
( 6)

8.waverage

17,27

Mixture of Water
1.Container No.

19,17

Top

900
Mid

Bot

49

25

101

29,47

30,34

50,51

25,51

26,96

43,75

3,96

3,65

6,76

8,67

10,19

14,50

16,84

16,50

29,15

23,52

22,12

23,19

2.Wc + Wwet
gr
3.Wc + Wdry

gr

4.Wwater = (2) - (3) gr


5.Wcont

gr

6.Wdry = (3) - (5)

gr

7.w =

( 4)
x.100%
( 6)

8.waverage

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

22,94

39

1.8 Kesimpulan
Dari grafik hubungan berat isi kering dan kadar air didapat :
- d maksimum = 1,44 gr/cm2.
-

Kadar air optimum (w) = 22,94 %

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

40

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

41

BAB IX
PEMERIKSAAN CBR LABORATORIUM
(CALIFORNIA BEARING RATIO TEST)
7.1

Maksud dan Tujuan


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan CBR tanah dan campuran
tanah agregat yang dipadatkan di laboratorium pada kadar air tertentu. CBR
adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu beban terhadap beban
standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama. Harga
penetrasi adalah 0,1 dan 0,2 inci, beban standar diperoleh dari hasil percobaan
terhadap bermacam-macam batu pecahn (standard material) yang dianggap
mempunyai harga CBR = 100 %.

7.2 Peralatan yang Digunakan


a. Mesin penetrasi (loading machine) berkapasitas minimal 4,45 ton (10.000
lbs) dengan kecepatan penetrasi sebesar 1,27 mm (0,05) per menit.
b. Cetakan logam berbentuk silinder dengan diameter dalam 152,4 0,6609
mm (6 0,0026) dengan tinggi 177,8 0,13 mm (7 0,005). Cetakan
harus dilengkapi dengan leher sambung dengan 50,8 (2,0) dan keping
lubang tidak lebih dari 1,59 mm (1/16).
c. Piringan pemisah dari logam (spacer dish) dengan diameter 150,8 mm (5
15/16) dan tebal 61,4 mm (2,416).
d. Alat penumbuk dari logam (hammer) yang dioperasikan secara manual
berat 2,495 0,009 kg (5,50 0,127 lbs) dengan permukaan bidang
penumbuk rata berdiameter 50,80 0,127 mm (2 0,005) yang
dilengkapi dengan selubung (18 0,06). Selubung pengatur minimal
memiliki 2 x 4 lubang udara yang berdiameter tidak kurang dari 9,50
mm(0,375) dengan poros tegak lurus satu sama lain yang berjarak 19 mm
dari kedua ujungnya. Selubung pengatur harus cukup longgar sehingga
batang penumbuk dapat jatuh bebas tidak terganggu.
Praktikum Mekanika Tanah II
S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

42

e. Alat pengukur pengembangan

(swell) yang

terdiri dari keping

pengembangan yang berlubang-lubang, batang pengatur, tripod logam,


dan arloji penunjuk.
f. Keping beban seberat 2,27 kg (5 pon) berdiameter 194,2 mm (5,875)
dengan lubang tengah diameter 54,0 mm(2,125) .
g. Satu buah arloji beban dan satu buah arloji pengukur penetrasi.
h. Alat penimbang dengan ketelitian 0,1 gr dan 1,0 gr.
i. Peralatan tambahan seperti talam, alat perata, kantong plastik, gelas ukur
dll.
7.3 Persiapan Percobaan
a) Sisa contoh tanah dari percobaan Compaction Test disiapkan dan dijemur
sampai kering, kemudian ditumbuk dan diayak dengan saringan No. 4.
b) Contoh tanah yang lolos saringan No.4 ditimbang sebanyak tiga bagian
yang masing-masing beratnya 5,0 kg dan dibungkus dengan kantung
plastik.
c) Ketiga contoh tanah tersebut masing-masing dicampur dengan air hingga
mencapai kadar air optimum, lalu diaduk hingga tiap bagian tanah
menerima air secara merata.
d) Biarkan selama 24 jam.
7.4

Prosedur Percobaan
a) Contoh tanah sebanyak tiga bagian yang sudah didiamkan selama 24 jam
tersebut tad untuk masing-masing bagian ditumbuk dalam cetakan (mold)
dengan tumbukan sebanyak 10, 25 dan 56 kali yang diisi dalam cetakan
lapis demi lapis sebanyak lima lapis dengan volume atau berat yang sama.
Kelebihan contoh tanah pada cetakan diratakan dengan alat perata untuk
mendapatkan volume tanah dalam cetakan.
b) Cetakan dan tanah yang sudah ditumbuk tad ditimbang dengan timbangan
yang memiliki ketelitian 0,1 gr.

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

43

c) Contoh tanah dalam cetakan yang sudah ditimbang tad dilakukan


percobaan penetrasi dengan mesin penetrasi.
d) Pada penetrasi dan interval waktu tertentu dibaca gaya perlawanan tanah
pada proving ring melalui dial pembacaan.
e) Keluarkan contoh tanah dari cetakan, ambil sedikit contoh pada bagian
atas, tengah dan bawah untuk menghitung kadar airnya.
7.5

Cara Perhitungan
Load (P) = Proving Ring Dial x Calibration
Pressure = Load x piston
Untuk penambahan air dapat digunakan rumus :
w water

w optimum w sampelkeringudara
100% w sampelkeringudara

.w sampel

Hasil perhitungan di atas dibuat grafik antara pressure (pound) dan


penetrasi (inci) masing masing untuk tumbukan 10 x, 25 x, dan 56 x.
Dari grafik dihitung harga CBR untuk ketiga macam tumbukan.
Dengan m dan kadar air (w) didapat d dengan rumus :

m
1+ w

Buat grafik antara berat isi kering vs kadar air saat dipadatkan dan grafik
dvs CBRDidapat harga CBR design dari contoh tanah tersebut
pada 95 % berat isi kering maksimum.
a.

CBR untuk 10 x tumbukan


0,1 penetrasi =
0,2 penetrasi =

51,25
.100% = 1,708 %.
3000
73,75
.100%
4500

= 1,639 %.

b. CBR untuk 25 x tumbukan


0,1 penetrasi =
0,2 penetrasi =

100
.100% = 3,333 %.
3000
141,25
.100%
4500

= 3,139 %.

c. CBR untuk 56 x tumbukan


Praktikum Mekanika Tanah II
S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

44

0,1 penetrasi =

0,2 penetrasi =

80
.100% = 2,667 %.
3000
151,25
.100%
4500

= 2,884 %.

Maka CBR = 3,333 % (ambil yang terbesar).


Tabel nilai CBR dan dry maksimum yang terjadi pada setiap pukulan :
Banyak

CBR maksimum

dry

Pukulan

(%)

gr/cm3

1.

10 x

1.708

1.53

2.

25 x

3.333

1.68

3.

56 x

2.884

1.89

No.

Nilai CBR design :


dry CBR = 95 % x dry maksimum
= 95 % x 1,82
= 1,73 gr/cm3
Dari grafik untuk dry CBR = 1,73 gr/cm3 diperoleh CBR design yaitu
dapat dihitung sebagai berikut:
1,73 = = 0,18x + 1,34
didapat x = 2,167 %
Praktikum Mekanika Tanah II
S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

45

7.6

Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil
sebagai berikut:
- dry maksimum = 1,73 gr/cm3
-

CBR design =

2,167 %

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

46

Contoh tanah

Cetakan
silinder

Dongkrak

Gambar 3. Alat Pengeluar Sampel Tanah

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

47

Mold
Hammer

Mold Tampak Atas

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

48

Dial Gauge
Proving Ring

Silinder Berisi
Tanah
Silinder
isi tan

Speed Ring Selector

Step Up / Step Down

Gambar 4. Alat Percobaan CBR

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

49

BAB X
PEMERIKSAAN KEKUATAN TEKAN BEBAS
(UNCONFINED COMPRESSION TEST)
8.1

Maksud dan Tujuan percobaan


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan besarnya kekuatan
tekan bebas contoh tanah yang bersifat kohesif, dalam keadaan asli
(undisturbed) maupun terganggu (remolded).

Yang dimaksud dengan

kekuatan tekan bebas adalah besarnya gaya axial per satuan luas pada saat
benda uji mengalami keruntuhan atau pada saat regangan axial mencapai
20%.
8.2

Peralatan
a. Mesin tekan bebas (Unconfined Compression Machine)
b. Extruder (alat untuk mengeluarkan contoh tanah)
c. Cetakan benda uji berbentuk silinder dengan tinggi 2 kali diameter
d. Pisau tipis dan talam
e. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram
f. Pisau kawat
g. Stop watch

8.3

Benda Uji
a. Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 4,75 cm dan tinggi 9,5 cm.
b. Menyiapkan benda uji.
Benda uji asli (undisturbed) dari tabung contoh:
1) Pasang alat cetak benda uji di depan tabung contoh, keluarkan contoh
tanah dengan extruder sepanjang alat cetak. Kemudian dipotong
dengan pisau kawat dan diratakan dengan pisau tipis.
2)

Alat cetakan yang berisi benda uji didirikan di alas yang rata,
kemudian ujung sebelah atas diratakan dengan pisau.

3) Keluarkan benda uji dari cetakan.

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

50

Benda uji yang sudah terganggu (remolded):


1) Benda uji yang sudah terganggu dapat dibuat dari benda uji bekas test
atau dari contoh lain yang sudah terganggu
2)

Dalam hal menggunakan benda uji bekas, benda uji tersebut


dimasukkan ke dalam kantong plastik kemudian diremas-remas
sampai merata. Pekerjaan tersebut harus dilakukan dengan hati-hati,
untuk mencegah udara masuk, memperoleh kepadatan yang merata
dan penguapan air. Padatkan benda uji tersebut pada cetakan yang
tersedia.

3)

Apabila menggunakan benda uji contoh lain yang tidak asli, benda
uji disiapkan dengan kadar air dan kepadatan yang ditentukan lebih
dahulu, jika dikehendaki benda uji tersebut dapat dijenuhkan lebih
dahulu sebelum diperiksa.

8.4

Prosedur Percobaan
a.

Pemeriksaan tekan bebas dengan cara mengambil regangan.

b.

Timbang benda uji dengan ketelitian 0,1 gram. Letakkan benda uji pada
mesin tekan bebas secara sentris atau mesin diatur sehingga plat atas
menyentuh permukan benda uji.

c.

Atur jam arloji tegangan pada nol, atur kedudukan arloji regangan dan
atur arloji pada angka nol.

d.

Pembacaan beban dilakukan tiap waktu 60 detik.

e.

Percobaan ini dilakukan terus sampai benda uji mengalami keruntuhan.


Keruntuhan ini dapat dilihat dari makin kecilnya tegangan walaupun
regangan semakin besar. Atau sampai pembacaan mempunyai nilai yang
sama selama tiga kali berturut-turut

f.

Apabila pembacaan beban tidak menemukan nilai yang sama maka


sampai rentang waktu 20 menit pekerjaan dihentikan.

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

51

8.5

Perhitungan
a. Regangan axial dihitung dengan rumus:
= L
Lo
Dimana:

= regangan axial

L = perubahan panjang benda uji (cm)


Lo = panjang benda uji semula (cm)

Untuk contoh tanah Undisturbed


=

Lo L 9,5 8,6

0,095
Lo
9,5

untuk contoh tanah disturbed


=

Lo L 9,5 7,8

0,179
Lo
9,5

b. Luas penampang benda uji rata-rata:


A = Ao
1-
Dimana:
A = Luas penampang benda uji rata-rata (cm2)
Ao = Luas penampang benda uji semula (cm2)
Untuk contoh tanah undisturbed
17,712

A = 1 0,095 19,571 cm2


Untuk contoh tanah disturbed
17,712

A = 1 0,179 21,574 cm2

c. Tegangan normal:
Praktikum Mekanika Tanah II
S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

52

P
A

(kg/cm2)

Dimana :
P = N x n (kg)
N = Kalibrasi Proving ring
n

= Pembacaan dial (Arloji tegangan)

Untuk contoh tanah undisturbed


0,256

= 17,801 0,0144 kg/cm2


Untuk contoh tanah disturbed
0,0256

= 17,801 0,00144 kg/cm2

d. Sensitivity jenis tanah


St =

qu (u )
qu ( r )

Dimana:
St

= Sensitivity

qu(u) = Kuat tekan bebas benda uji undisturbed (kg/cm2)


qu(r) = Kuat tekan bebas benda uji remolded (kg/cm2)
Harga qu(u) dan qu(r) pada regangan didapat:
-

undisturbed = 0,0405

disturbed = 0,03697

Maka sensivity tanah :


0,0405

St = 0,03697 1,0954 (Normal)

Tabel 8.1 Soil Sample Undisturbed


Praktikum Mekanika Tanah II
S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

53

Time

Strain
S (%)

Area

P. Ring Dial 0,01


mm

Load P
(Kg)

0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
5.00
5.50
6.00
6.50
7.00
7.50
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00
20.00

0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
5.00
5.50
6.00
6.50
7.00
7.50
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00
20.00

17.712
17.801
17.891
17.982
18.073
18.166
18.260
18.354
18.450
18.547
18.644
18.743
18.843
18.943
19.045
19.148
19.252
19.464
19.680
19.901
20.127
20.359
20.595
20.838
21.086
21.340
21.600
21.867
22.140

0.00
0.10
0.30
0.90
1.10
1.20
1.60
2.00
2.10
2.20
2.50
2.80
3.00
3.10
3.30
3.60
3.80
4.00
4.40
4.80
5.00
5.20
5.80
6.00
6.20
6.40
7.00
7.00
7.00

0.000
0.026
0.077
0.230
0.282
0.307
0.410
0.512
0.538
0.563
0.640
0.717
0.768
0.794
0.845
0.922
0.973
1.024
1.126
1.229
1.280
1.331
1.485
1.536
1.587
1.638
1.792
1.792
1.792

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

Unconfined
Compression
(kg/cm2)
0.0000
0.0014
0.0043
0.0128
0.0156
0.0169
0.0224
0.0279
0.0291
0.0304
0.0343
0.0382
0.0408
0.0419
0.0444
0.0481
0.0505
0.0526
0.0572
0.0617
0.0636
0.0654
0.0721
0.0737
0.0753
0.0768
0.0830
0.0819
0.0809

54

Tabel 8.2 Soil Sample Disturbed

8.6

Time

Strain
S (%)

Area

0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
5.00
5.50
6.00
6.50
7.00
7.50
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
17.00
18.00
19.00
20.00

0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
5.00
5.50
6.00
6.50
7.00
7.50
8.00
9.00
10.00
11.00
12.00
13.00
17.00
18.00
19.00
20.00

17.712
17.801
17.891
17.982
18.073
18.166
18.260
18.354
18.450
18.547
18.644
18.743
18.843
18.943
19.045
19.148
19.252
19.464
19.680
19.901
20.127
20.359
21.340
21.600
21.867
22.140

P. Ring Dial 0,01


mm

Load P
(Kg)

0.00
0.10
0.20
0.60
0.80
0.90
1.00
1.10
1.20
1.30
1.40
1.50
1.50
1.50

0.000
0.026
0.051
0.154
0.205
0.230
0.256
0.282
0.307
0.333
0.358
0.384
0.384
0.384

Unconfined
Compression
(kg/cm2)
0.0000
0.0014
0.0029
0.0085
0.0113
0.0127
0.0140
0.0153
0.0167
0.0179
0.0192
0.0205
0.0204
0.0203

Kesimpulan

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

55

qu (Undisturbed) = 0,082 kg/cm2


qu (Disturbed)

= 0,021 kg/cm2

Sensitivity

= 4.049414

Perbedaan kepekaan tanah antara undisturbed dan disturbed adalah1,0954


yang dapat digolongkan berada dalam keadaan normal.
Klasifikasi
Normal

St
14

Sensitive

48

Extra sensitive

8 16

Quick

> 16

BAB XI
Praktikum Mekanika Tanah II
S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

56

PEMERIKSAAN KEKUATAN GESER LANGSUNG


( DIRECT SHEAR TEST )
9.1

Maksud dan Tujuan


Direct shear test dimaksudkan untuk menentukan harga kohesi (C)
dan sudut geser dalam () dari tanah.

9.2

Peralatan yang Digunakan


a. Sebuah cincin Direct Shear dengan perlengkapannya.
b. Cincin pemeriksaan 2 bagian dan 2 buah batu pori.
c. Stop Watch.
d. Sebuah extruder dan pisau pemotong tanah.
e. Cincin cetak benda uji, grease ( gemuk ), dll.
f. Suatu benda yang digunakan sebagai beban.

9.3

Teori Dasar
Keruntuhan geser ( Shear failure ) pada suatu lapisan tanah terjadi
akibat gerak relatif antara butirannya, hal ini bukan karena hancurnya butir
tersebut.
Jadi kekuatan geser tanah tergantung dari gaya - gaya yang bekerja antara
butir - butir tersebut, yaitu :

Gaya tarik menarik antara benda yang sejenis ( kohesi antar butir ).

Gaya antara butir yang sebanding dengan tegangan

efektif

yang

bekerja pada bidang geser.


Rumus :

= c + (-u) tan

dimana : = tegangan geser tanah


c = tegangan hambatan effektif kohesi
= tegangan normal
u = tegangan air pori
= sudut geser dalam effektif
Harga - harga dan dapat diukur secara langsung dari beban yang
diberikan dalam kg, yang diberikan dalam tanah.
Praktikum Mekanika Tanah II
S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

57

Untuk

mendapatkan

harga C dan dari rumus di

atas,

akan

diperlukan pengukuran khusus terhadap tegangan air pori, dalam Direct


Shear hal ini berpengaruh terhadap

modifikasi peralatan/perlengkapan

pesawat Direct Shear tersebut.


Yang akan dibicarakan hal berikut di bawah ini adalah test type
"Unconsolidated Drained", dimana tidak dilakukan pengamatan terhadap
konsolidasi dan tegangan air pori yang terjadi akibat pembebanan.
Pada test type " UD " air pori mengalir bebas keluar masuk spesimen,
dengan

demikian

tegangan air

pori

perhitungan, bila Strain Rate dikontrol

tidak

akan mempengaruhi

sampai pada

tahap

tertentu

sehubungan dengan hal tersebut, maka untuk mendapatkan hasil yang


representatif sesuai dengan pengabaian tegangan air pori tersebut. Jadi
disini beban geser diberikan untuk menghasilkan Strain Rate yang lambat
dan konstan.
Dengan menghasilkan tegangan pori maka rumus menjadi sebagai
= c + tan

berikut :

Karena yang dicari adalah parameter kekuatan tahan, maka dilakukan


"Destructive Test" sampai benda uji diberi gaya normal ( H ) yang konstan
dan gaya geser yang terus menerus meningkat sampai kedudukan geser
tercapai.
Harga - harga dan pada saat runtuh dipakai untuk menentukan
besaran c dan .
Tegangan normal yang diterima benda uji sbb :
P
= n
A
dimana :
Pn = Gaya normal yang diberikan A ( kg )
A = Luas penampang benda uji ( cm3 )
Tegangan geser yang diterima benda uji sbb :
=

Ps
n. N
=
A
A

dimana :
Ps = Gaya geser yang diberikan ( kg )
Praktikum Mekanika Tanah II
S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

58

A = Luas penampang benda uji ( cm3 )


n = Proving ring dial ( 10-4 cm )
N = Kalibrasi alat ( kg/ 10-4 cm )
9.4

Persiapan Percobaan
a) Bersihkan shear ring dari direct shear dan periksa apakah lubang drain
tidak tersumbat.
b) Bersihkan cincin pencetak benda uji dan berikan gemuk ( Greas ) agar
tanah yang dicetak tidak melekat.
c) Keluarkan tanah dari tabung dengan alat extruder sepanjang + 1 cm,
kemudian dipotong sehingga didapat permukaan yang rata.
d) Dorong cincin pencetak yang didepan tabung contoh dan keluarkan
dari tabung sehingga memasuki cincin pencetak sampai keujungnya,
kemudian dipotong dengan melewatkannya + 0,5 cm didepan ujung dari
cincin pencetakannya.
e) Keluarkan benda uji tersebut dari cincin pencetak.

9.5

Prosedur Percobaan
a) Contoh tanah dikeluarkan dari tabung langsung

dimasukkan dalam

cincin, kemudian permukaan tanah diratakan dengan ring.


b) Contoh tanah tersebut, direndam dalam air selama 24 jam.
c) Masukkan benda uji kedalam cincin pemeriksaan yang telah terkunci
menjadi satu dan pasanglah batu pori pada bagian atas dan bawah benda
uji.
d) Tuangkan air pada bak contoh benda uji.
e) Hidupkan motor penggerak sehingga piston penggerak maju dan menyentuh tangkai shear ring atas, lalu matikan kembali motor.
f) Atur proving dial pada skala nol.
g) Letakkan beban 2 kg pada lengan beban dan turunkan batang penekan
sehingga menyentuh shear ring atas kembali.
h) Hidupkan motor penggerak dan catat pembacaan proving ring dial
menurut interval waktu tertentu.

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

59

i) Percobaan dihentikan jika benda uji telah mengalami keruntuhan


geser, yaitu apabila tegangan-tegangan/ atau gaya-gaya geser menurun
meskipun deformasi horizontal terus bertambah.
j) Ulangi tahapan-tahapan diatas untuk benda uji kedua dan ketiga, hanya
mengubah beban yang diletakkan pada

lengan beban ( bagian g )

menjadi 4 kg dan 7 kg.


Keterangan : Beban normal total yang diterima benda adalah berat beban
pada skala penahan.
9.6

Data dan Perhitungan


Diameter benda uji

= 63,10 mm

Tinggi benda uji

= 20,000 mm

Luas = A = 1/4 D2 = 1/4 (63,10)2

= 31,77 cm

Proving ring no.

= 1155 - 2 - 3043

Kalibrasi( N )

= 0,1610 kg/10-4 cm

Benda uji I
Beban normal= 2,2 kg
2,20

Tegangan normal (1) = 31,77 = 0,07 kg/cm2


Benda uji II
Beban normal= 4,14 kg
4,14

Tegangan normal (2) = 31,77 = 0,132 kg/cm2


Benda uji III
Beban normal= 6,21 kg
6,21

Tegangan normal (3) = 31,77 = 0,198 kg/cm2


Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel perhitungan
terlampir.

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

60

Normal Stress
Normal Stress
Normal Stress
Horizontal 1 = 0,07 kg/cm2 2 = 0,132 kg/cm2 3 = 0,198 kg/cm2
Deformatio Proving
Proving
Proving
(minute)
1
2
3
n
Ring
Ring
Ring
(mm)
0,0002 cm Kg/cm2 0,0002cm kg/cm2 0,0002 cm Kg/cm2
Time

0,00

0,000

0,0000

0,0000

0,0000

0,25

0,158

0,0103

0,0309

0,0412

0,50

0,316

0,0412

0,0412

0,0618

1,00

0,361

0,0927

0,0515

0,0618

1,50

0,947

12

0,1236

0,0618

0,0721

2,00

1,262

15

0,1545

0,0721

0,0824

2,50

1,578

16

0,1648

0,0824

0,0824

3,00

1,893

16

0,1648

10

0,103

0,0927

3,50

2,209

18

0,1854

11

0,1133

11

0,1133

4,00

2,524

18

0,1854

12

0,1236

13

0,1339

4,50

2,840

18

0,1854

13

0,1339

15

0,1545

5,00

3,155

15

0,1545

17

0,1751

6,00

3,786

17

0,1751

19

0,1957

7,00

4,417

18

0,1854

20

0,206

8,00

5,048

19

0,1957

21

0,2163

9,00

5,679

19

0,1957

22

0,2266

10,00

6,310

19

0,1957

25

0,2575

11,00

6,941

27

0,2781

12,00

7,572

29

0,2987

13,00

8,203

29

0,2987

14,00

8,834

29

0,2987

15,00

9,465
Perhitungan harga c dan :
Dari grafik hubungan antara dan t, didapat harga 1 max, 2 max, 3
max.
Setelah itu diplot grafik hubungan antara vs , didapatkan harga c dan
yang diukur dari grafik tersebut.

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

61

9.7. Kesimpulan
Pada sampel tanah yang ditest tersebut, didapatkan besar nilai kohesi (c) =
0,075 kg/cm dan sudut geser dalam = 8

GRAFIK DIRECT SHEAR TEST

TEGANGAN GESER (kg/cm2)

0,2

0,1

= 8o
C = 0,075 kg / cm2

0
0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

TEGANGAN (kg/cm2)

BAB XII

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

62

PEMERIKSAAN KONSOLIDASI
(AASHTO T - 216 - 74) (ASTM D - 2435 - 70)

11.1. Maksud dan Tujuan Percobaan


Pemeriksaan

konsolidasi ini dimaksudkan untuk

menentukan sifat

pemampatan suatu jenis tanah, yaitu sifat-sifat perubahan isi/volume dan


proses keluar air dari dalam pori tanah yang di akibatkan oleh adanya
perubahan tekanan vertikal yang bekerja pada tanah tersebut.
11.2. Peralatan yang Dipergunakan
a. Satu set alat konsolidasi yang terdiri dari alat

pembebanan dan sel

konsolidasi.
b. Arloji pengukur (dial) dengan ketelitian 0,01mm, dan panjang gerak
tangkai minimal 1,0 cm.
c. Beban.
d. Alat pengeluar contoh dari tabung (extruder).
e. Alat pemotong contoh tanah.
f. Ring/cincin dengan diameter 6,801 cm.
g. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi 110 5 C.
h. Stop watch.

11.3. Benda Uji


Praktikum Mekanika Tanah II
S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

63

Cincin (bagian dari sel konsolidasi/ring) dibersihkan dan dikeringkan,


kemudian ditimbang sampai ketelitian 0,1 gram.
a) Sebelum contoh dikeluarkan dari tabung, maka ujungnya

diratakan

dulu dengan jalan mengeluarkan contoh tersebut 1 - 2 cm, kemudian


dipotong dengan alat pemotong (spatula). Permukaan ujung contoh
tanah ini harus rata dan tegak lurus sumbu contoh.
b) Cincin dipasang pada hand, kemudian diatur sehingga bagian yang
tajam berada + 0,5 cm dari ujung tabung contoh.
c) Contoh dikeluarkan dari tabung dan langsung masukkan kedalam cincin
sepanjang + 2 cm, kemudian dipotong.
Agar memperoleh ujung yang rata, pemotongan harus dilebihkan + 0,5
cm kemudian diratakan. Pemotongan harus dilakukan sehingga pisau
pemotong tidak sampai menekan benda uji tersebut.
11.4 Prosedur Pelaksanaan
a) Benda uji dan cincin kemudian ditimbang dengan ketelitian + 0,1 gram.
b) Tempatkan batu pori dibagian bawah dan atas dari cincin, sehingga
benda uji yang sudah dilapisi kertas saring terapit oleh kedua batu pori,
masukan kedalam sel konsolidasi.
c) Pasanglah pelat penumpu di atas batu pori.
d) Letakan

sel konsolidasi sehingga bagian yang

runcing

dari plat

penumpu menyentuh tempat pada alat pembebanan, kemudian isilah


dengan air.
e) Aturlah kedudukan arloji pengukur (dial) dengan mengatur jarum
penekan dari alat konsolidasi, kemudian dibaca dan dicatat.
f) Pasanglah beban pertama sehingga tekanan pada benda uji sebesar
0,50 kg/cm kemudian arloji dibaca dan dicatat sesuai dengan waktu
yang diberikan oleh formulir

konsolidasi. Setelah beban pertama

dipasang biarkan beban pertama ini bekerja sampai pembacaan arloji


tetap (tidak terjadi penurunan lagi) biasanya + 24 jam sudah dianggap
cukup.

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

64

g) Setelah pembacaan menunjukan angka tetap atau setelah 24 Jam catatlah


pembacaan arloji terakhir, kemudian

pasang

beban yang

kedua

sebesar beban yang pertama sehingga tekanan menjadi 2 (dua) kali


lipat, kemudian baca arloji pengukur dan catat sesuai cara (4.f) di atas.
h) Lakukan cara (4.f) dan (4.g) untuk beban selanjutnya. Beban-beban
tersebut

akan menimbulkan

tekanan

normal

terhadap benda uji

sebesar 0,50 kg/cm, 1 kg/cm, 2 kg/cm, 4 kg/cm, 8 kg/cm, dan 16


kg/cm.
i) Besar beban maksimum ini sebetulnya tergantung pada kebutuhan yaitu
sesuai dengan beban yang akan bekerja terhadap lapisan tanah tersebut.
j) Setelah pembebanan maksimum dan sesudah menunjukan pembacaan
yang tetap karangilah beban dalam 2 (dua) langkah sampai mencapai
beban pertama. Misalnya, jika dipakai harga-harga tekanan dari 0,50
kg/cm sampai 16 kg/cm, maka sebaliknya beban dikurangi dari 16
kg/cm sampai 2 kg/cm dan sesudah itu dari 2 kg/cm menjadi 0,50
kg/cm.

Pada

waktu beban

dikurangi

setiap pembacaan harus

dibiarkan bekerja sekurang-kurangnya selama 5 jam. Arloji pengukur


hanya perlu dibaca sesudah 5 jam, yaitu saat sebelum beban dikurangi
lagi.
k) Segera setelah pembacaan terakhir dicatat, keluarkan cincin dan benda
uji dari sel konsolidasi, ambillah batu pori dari permukaan atas dan
bawah, keringkan permukaan atas dan bawah benda uji.
l) Keluarkan benda uji dari cincin kemudian timbang dan tentukan berat
keringnya.
11.5 Data Hasil Perhitungan
Pengujian dilakukan di laboratorium didapat data sebelum dan sesudah
percobaan antara lain sebagai berikut :
Data sebelum percobaan.
1. Berat ring No.4 = 64,38 gr
2. Berat ring dengan tanah basah = 169,67 gr
3. Berat tanah basah = (2) - (1)= 105,33 gr
Praktikum Mekanika Tanah II
S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

65

4. Berat tanah kering = 81,46 gr


Data setelah percobaan (ditambah air)
1. Berat container = 64,34 gr
2. Berat container + tanah basah = 159,46 gr
3. Berat container + tanah kering = 145,8 gr
4. Berat tanah basah (2) - (1) = 95,12 gr
5. Berat tanah kering (Ws) (3)-(1) = 81,46 gr
6. Berat air (4)-(5) = 13,66 gr
7. Kadar air (W) = (6)/(5)x 100 % = 16,77 %
11.6 Perhitungan
Tabel urutan pembebanan terhadap sample
ring/ cincin

= 6,31 cm

A ring (1/4 2)

= 31,26 cm

Beban pada
N
o.

Beban pada konsolidasi

Tegangan

(Scala Load)

(Level Arm Rasio - 1/10)

(Applied Presure)

Kg

Kg

kg/cm2

Hanger
Hari

0,5

0,1600

II

10

0,3199

II

20

0,6399

IV

40

1,2798

80

2,5595

IV

16

160

5,1191

VII

20

0,6399

VIII

0.5

0,1600

Specific gravity

(Gs) = 2,13

Sample diameter

= 6,31 cm

Sample height

t = 2,1 cm

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

66

A = 1/4 2 = 31,26 cm

Section Area
Volume

= 44,04 cm.

1. Berat ring + sample tanah

= 169,67 gr

2. Berat ring

= 64,34gr

3. Berat sample tanah

(1) - (2)

= 105,33 gr

4. Volume sample

= 44,04 cm

5. Wet Unit

(3)/(4)

6. Dry Density
7. Void Ratio

(5) / (1+w)
(w . Gs (1+w) / m)-1

8. Degree of Saturation

(m)

= 2,392 gr/cm

(d)

= 1,85 gr/cm

(e) = 0,15

Sr = w . Gs / e

= 64,3144%

Hs = Ws / (Gs . m . A)

9. Solid Height

= 0,6708 cm

Ws = 88,83 gr.
Untuk menghitung Cc dan Cv gunakan rumus sebagai berikut :
Cv = 0,848 H2 / t90

cm/det.

Cc = e1 - e2 / (log P1 - log P2 )
dimana :
0,848
H2

= time factor yang diperoleh (tekanan air pori)


= dihitung dari tabel

t90 = Waktu yang diperlukan untuk mencapai 90 %

konsolidasi

dari ultimate settlement (det).


Harga

Cc dapat diketahui dengan bantuan grafik

yang menyatakan

hubungan antara pressure dan void ratio, yaitu sama dengan tangen dari
sudut K (Fild Consolidation Line), selanjutnya lihat perhitungan berikut
(tabel).

Applied

Scale

Final

Accumulatif

Sampel

Void

Void

Average

T90

Cv

Pressure

Load

Dial

Dial Change

Height

Height

Height

Sampel

(detik)

(cm2dt)

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

67

(kg/cm2)

(kg)

0.1377
0.2754
0.5508
1.1017
2.2033
4.4066
0.5508

0,5
1
2
4
8
16
2
0,5

Reading
(mm)
0
0.22
0.56
1.46
2.02
2.83
3.06

(cm)

2H(cm)

2H-Hs

E=2H-Hs

0
0.022
0.034
0.09
0.056
0.081
0.023
-0.035

1.77
1.748
1.714
1.624
1.568
1.487
1.464
1.499

1.2434
1.2214
1.1874
1.0974
1.0414
0.9604
0.9374
0.9724

2.36118
2.31941
2.25484
2.08393
1.97759
1.82378
1.78010
1.84656

Height
2Ha(cm)
1,759
1,731
1,669
1,596
1,5275
1,4755

2.71

1,4815

0.1377

1,2

8,016.10-3

1,4

5,686.10-3

1,4

5,445.10-3

1,2

6,991.10-3

1,3

5,55.10-3

1,27

5,4.10-3

Perhitungan :
Pada grafik I

t 90 = 1,2

t90 = 54,02 menit = 3241,2 detik


2Ha = 1,9524 cm
Cv =

0,848 x (1,9524 / 2) 2
= 8,016.10-3 cm2/dt.
3241,2

Pada grafik II

t 90 = 1,4

t90 = 83,28 menit = 4996,8 detik


2Ha = 1,9534 cm.
Cv =

0,848 x (1,9534 / 2) 2
= 5,686.10-3 cm2/dt.
4996,8

Pada grafik III

t 90 = 1,4

t90 = 54,02 menit = 3241,2 detik


2Ha = 1,933 cm
Cv =

0,848 x (1,933 / 2) 2
= 5,445.10-3 cm2/dt
3241,2

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

68

Pada grafik IV

t 90 = 1,2

t90 = 83,28 menit = 4996,8 detik


2Ha = 1,9115 cm
Cv =

0,848 x (1,9115 / 2) 2
= 6,991.10-3 cm2/dt
4996,8

Pada grafik V

t 90 = 1,3

t90 = 864,36 menit = 51861,6 detik


2Ha = 1,881 cm
Cv =

0,848 x (1,881 / 2) 2
= 5,55.10-3 cm2/dt
51861,6

Pada grafik VI

t 90 = 1,27

t90 = 1139,06 menit = 68343,6 detik


2Ha = 1,8635 cm
Cv =

0,848 x (1,8635 / 2) 2
= 5,4.10-3 cm2/dt
68343,6

Over Consolidated Ratio (OCR) = Pc/Po = 0,47 / 0,12 = 3,92


Kurva e vs Log P

Date
time

Elapsed
Time (t)

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

t
min

Dial Reading
(mm)

69

(min)
0,00

0,00

0,25

0,50

0.12

1,00

1,00

0.16

2,25

1,50

0.20

4,00

2,00

0.24

6,25

2,50

0.28

9,00

3,00

0.29

12,25

3,50

0.31

16,00

4,00

0.34

25,00

5,00

0.43

36,00

6,00

0.50

49,00

7,00

0.53

64,00

8,00

0.56

81,00

9,00

100

10,00

Gambar 11.1 Hubungan antara penurunan Vs waktu (hari pertama)

Pressure increment:

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

kg/cm2

70

Date
time

Elapsed
Time (t)
(min)

t
min

Dial
Reading
(mm)

0,00

0,00

0.69

0,25

0,50

0.75

1,00

1,00

0.77

2,25

1,50

0.78

4,00

2,00

0.79

6,25

2,50

0.81

9,00

3,00

0.82

12,25

3,50

0.83

16,00

4,00

0.84

25,00

5,00

0.86

36,00

6,00

0.87

49,00

7,00

0.88

64,00

8,00

0.91

81,00

9,00

100,00

10,00

Gambar 11.2 Hubungan antara penurunan Vs waktu (hari kedua)

Pressure increment:

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

kg/cm2

71

Date
time

Elapsed
Time (t)
(min)

t
min

Dial Reading
(mm)

0,00

0,00

0,99

0,25

0,50

1,10

1,00

1,00

1,14

2,25

1,50

1,18

4,00

2,00

1,23

6,25

2,50

1,27

9,00

3,00

1,31

12,25

3,50

1,34

16,00

4,00

1,38

25,00

5,00

1,43

36,00

6,00

1,48

49,00

7,00

1,51

64,00

8,00

1,53

81,00

9,00

100,00

10,00

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

72

Gambar 11.3 Hubungan antara penurunan Vs waktu (hari ketiga)

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

73

Pressure increment:
Date
Elapsed
time
Time (t)
(min)

kg/cm2
t
min

Dial Reading
(mm)

0,00

0,00

1.65

0,25

0,50

1.78

1,00

1,00

1.84

2,25

1,50

1.91

4,00

2,00

1.97

6,25

2,50

2.03

9,00

3,00

2.09

12,25

3,50

2.15

16,00

4,00

2.20

25,00

5,00

2.27

36,00

6,00

2.32

49,00

7,00

2.36

64,00

8,00

2.39

81,00

9,00

100,00

10,00

Gambar 11.4 Hubungan antara penurunan Vs waktu (hari keempat)

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

74

Pressure increment:
Date
Elapsed
time
Time (t)
(min)

t
min

kg/cm2
Dial
Reading
(mm)

0,00

0,00

2.55

0,25

0,50

2.73

1,00

1,00

2.84

2,25

1,50

2.92

4,00

2,00

3.02

6,25

2,50

3.11

9,00

3,00

3.19

12,25

3,50

3.26

16,00

4,00

3.32

25,00

5,00

3.42

36,00

6,00

3.49

49,00

7,00

3.53

64,00

8,00

3.56

81,00

9,00

100,00

10,00

Gambar 11.5 Hubungan antara penurunan Vs waktu (hari kelima )

Pressure increment:

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

kg/cm2

75

Date
time

Elapsed
Time (t)
(min)

t
min

Dial Reading
(mm)

0,00

0,00

3.74

0,25

0,50

3.98

1,00

1,00

4.12

2,25

1,50

4.23

4,00

2,00

4.34

6,25

2,50

4.45

9,00

3,00

4.55

12,25

3,50

4.64

16,00

4,00

4.71

25,00

5,00

4.82

36,00

6,00

4.89

49,00

7,00

4.94

64,00

8,00

4.97

81,00

9,00

100,00

10,00

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

76

Gambar 11.6 Hubungan antara penurunan Vs waktu (hari keenam)

11.7 Kesimpulan
Pc= Po : OCR = 1 Normal Consolidated
Pc< Po : OCR < 1 Under Consolidated
Pc >Po : OCR > 1 Over Consolidated

Berdasarkan hasil yang didapat dari percobaan di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa tanah tersebut dalam Keadaan Over Consolidated.

BAB XIV
PENUTUP

12.1 Kesimpulan
Setelah dilaksanakan penyelidikan tanah di lapangan dan pengujian di
laboratorium,maka dapat disimpulkan sbb:
a.

Dari percobaan Kadar Air maka didapat harga rata rata kadar air

b.

yang terkandung dalam tanah tersebut adalah 42,35 %.


Dari percobaan Berat Volume didapat :

Berat Volume tanah basah (m)

= 1,66 gr/cm .

Berat Volume tanah kering (d)

= 1,166 gr/cm .

Void Ratio(e)

= 0,42

Porositas (n)

= 0,29

Derajat Kejenuhan (Sr)

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

29,73 %

77

c.

Dari hasil perhitungan pada sampel tanah tabung diperoleh nilai berat
jenis (Specific Gravity) rata rata sebesar 2,635 dan pada tanah uruk,

nilai rata-rata berat jenis tanah sebesar 2,53


d. Batas Cair (WL) = 48,5 %, Batas Plastis (WP) = 28,26 %, dan nilai PI =
20,25 %. Sehingga dapat diklasifikasikan kedalam tanah zona II
e. CBR design =

2,167 %

f. qu (Undisturbed) = 0,0405 kg/cm2


qu (Disturbed)
Sensitivity

= 0,03697 kg/cm2
= 1,0954

g.

Pada sampel tanah yang ditest tersebut, didapatkan besar nilai kohesi

h.

(c) = 0,075 kg/cm dan sudut geser dalam = 8


Nilai koefisien permeabilitas tanah adalah k= 7,19 .10-4 cm/detik/
Berdasarkan hasil uji konsolidasi maka dapat diambil kesimpulan bahwa

i.

tanah tersebut dalam Keadaan Over Consolidated.

12.1 Saran
a. Sebaiknya semua alat yang ada d laboratorium dalam kedaan tidak
rusak, jadi semua percobaan bisa dilakukan dengan baik dan tidak ada
percobaan yang tidak dilakukan
b. Praktikan dan instruktur di laboratorium dapat bekerjasama dengan baik
agar praltikum dapat berjalan dengan lancar.

Praktikum Mekanika Tanah II


S1 Teknik Sipil/Kelompok IX

78

Anda mungkin juga menyukai