Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH

SISTEM INFORMASI KESEHATAN NASIONAL

Di Susun Oleh :

ARTHUR
1413013

D3 PEREKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN


POLTEKES BHAKTI SETYA INDONESIA
YOGYAKARTA
2016

PEMBAHASAN

A. Pengertian SKN
a. Sistem Kesehatan Nasional adalah Pengelolaan kesehatan yang
diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara
terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat
kesehatanmasyarakatyangsetinggitingginya(Perpres72/2012Pasal
1angka2).
b. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara
penyelenggaraanpembangunankesehatanyangmemadukanberbagai
upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka
mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam
UndangundangDasar1945(DepkesRI,2004)
c. SKN disusun dengan memperhatikan pendekatan revitalisasi
pelayanan kesehatan dasar (primary health care) yang meliputi
cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan merata, pemberian
pelayanan kesehatan berkualitas yang berpihak kepada kepentingan
dan harapan rakyat, kebijakan kesehatan masyarakat untuk
meningkatkandanmelindungikesehatanmasyarakat,kepemimpinan,
sertaprofesionalismedalampembangunankesehatan
B. TujuanSKN
TujuanSKNadalahterselenggaranyapembangunankesehatanoleh
semuakomponenbangsa,baikPemerintah,PemerintahDaerah,dan/atau
masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta
secarasinergis,berhasilgunadanberdayaguna,sehinggaterwujudderajat
kesehatanmasyarakatyangsetinggitingginya.(Perpres72,2012)
C. ManfaatSKN
PenyusunanSKNinidimaksudkanuntukmenyesuaikanSKN2009
dengan berbagai perubahan dan tantangan eksternal dan internal, agar
dapatdipergunakansebagaipedomandalampengelolaankesehatanbaik

olehPemerintah,PemerintahDaerah,dan/ataumasyarakattermasukbadan
hukum,badanusaha,danlembagaswasta.
Tersusunnya SKN ini mempertegas makna pembangunan
kesehatan dalam rangka pemenuhan hak asasi manusia, memperjelas
penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai dengan visi dan misi
RencanaPembangunanJangkaPanjangBidangKesehatanTahun2005
2025 (RPJPK), memantapkan kemitraan dan kepemimpinan yang
transformatif,melaksanakanpemerataanupayakesehatanyangterjangkau
dan bermutu, meningkatkan investasi kesehatan untuk keberhasilan
pembangunannasional.
SKN ini merupakan dokumen kebijakan pengelolaan kesehatan
sebagaiacuandalampenyelenggaraanpembangunankesehatan(Perpres
72,2012)
D. Sub-bahasan dalam Sistem Kesehatan Nasional
a. Kedudukan Sistem Kesehatan Nasional
1. SuprasistemSKN
Supra sistem SKN adalah Ketahanan Nasional. SKN
bersamadenganberbagaisistemnasionallainnya,diarahkanuntuk
mencapaiTujuanBangsaIndonesiasepertiyangtercantumdalam
Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap Bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukankesejahteraanumum,mencerdaskankehidupanbangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan,perdamaian,abadidankeadilansosial.Dalamkaitan
ini,undangundangyangberkaitandengankesehatanmerupakan
kebijakanstrategisdalampembangunankesehatan.
2. KedudukanSKNdalamSistemNasionalLainnya
Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai
faktor, yang tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor
kesehatan, melainkan juga tanggung jawab dari berbagai sektor
lain terkait. Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan,
SKN perlu menjadi acuan bagi sektor lain. Dalam

penyelenggaraan pembangunan nasional, SKN dapat bersinergi


secaradinamis denganberbagaisistemnasionallainnyaseperti:
Sistem Pendidikan Nasional, Sistem Perekonomian Nasional,
Sistem Ketahanan Pangan Nasional, Sistem Hankamnas, dan
Sistemsistemnasionallainnya.
3. Kedudukan SKN terhadap Penyelenggaraan Pembangunan
Kesehatan di Daerah yaitu sebagai acuan bentuk dan cara
penyelenggaraanpembangunankesehatandidaerah.
4. Kedudukan SKN terhadap berbagai sistem kemasyarakatan
termasukswasta.
Berbagai sistem kemasyarakatan merupakan bagian
integraldariSKN.DalamkaitaniniSKNdipergunakansebagai
acuan bagi masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan.
SedangkanpotensiswastamerupakanbagianintegraldariSKN.
Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan perlu digalang
kemitraan yang setara, terbuka, dan saling menguntungkan
dengan berbagai potensi swasta. SKN dapat mewarnai potensi
swasta, sehingga sejalan dengan tujuan pembangunan nasional
yang berwawasan kesehatan. Dengan mengacu terutama pada
kedudukanSKNdiatasdanpencapaiantujuannasional.
E. Perkembangan dan Tantangan Sistem Kesehatan Nasional.
a. Perkembangan dan Masalah Sistem Kesehatan Nasional
1. UpayaKesehatan
Akses pada pelayanan kesehatan secara nasional mengalami
peningkatan, dalam kaitan ini akses rumah tangga yang dapat
menjangkausaranakesehatan30menitsebesar90,7%danakses
rumahtangga6yangberada5kmdarisaranakesehatansebesar
94,1%(Riskesdas,2007).PeningkatanjumlahPuskesmasditandai
dengan peningkatan rasio Puskesmas dari 3,46 per 100.000
pendudukpadatahun2003menjadi3,65per100.000padatahun
2007 (Profil Kesehatan, 2007). Namun pada daerah terpencil,
tertinggal,perbatasan,sertapulaupulaukecilterdepandanterluar

masihrendah.Jarakfasilitaspelayananyangjauhdisertaidistribusi
tenagakesehatanyangtidakmeratadanpelayanankesehatanyang
mahalmenyebabkanrendahnyaaksesibilitasmasyarakatterhadap
pelayanankesehatan.
2. PembiayaanKesehatan
Pembiayaan kesehatan sudah semakin meningkat dari tahun ke
tahun.Persentasepengeluarannasionalsektorkesehatanpadatahun
2005 adalah sebesar 0,81% dari Produk Domestik Bruto (PDB)
meningkat padatahun2007menjadi 1,09%dariPDB,meskipun
belummencapai5%dariPDBsepertidianjurkanWHO.Demikian
pula dengan anggaran kesehatan, pada tahun 2004 jumlah APBN
kesehatanadalahsebesarRp5,54Triliunmeningkatmenjadisebesar
18,75Triliunpadatahun2007,namunpersentaseterhadapseluruh
APBN belum meningkat dan masih berkisar 2,62,8%. Proporsi
pembiayaan kesehatan yang bersumber dari pemerintah belum
mengutamakanupayapencegahandanpromosikesehatan.Cakupan
jaminan pemeliharaan kesehatan sekitar 46,5% dari keseluruhan
pendudukpadatahun2008yangsebagianbesarberasaldaribantuan
sosialuntukprogramjaminankesehatanmasyarakatmiskinsebesar
76,4jutajiwaatau34,2%.
3. SumberDayaManusiaKesehatan
Upaya pemenuhan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM)
Kesehatan belum memadai, baik jumlah, jenis, maupun kualitas
tenaga kesehatan yang dibutuhkan. Selain itu, distribusi tenaga
kesehatan masih belum merata. Jumlah dokter Indonesia masih
termasukrendah,yaitu19per100.000pendudukbiladibandingkan
dengan negara lain di ASEAN, seperti Filipina 58 per 100.000
pendudukdanMalaysia70per100.000padatahun2007.
MasalahstrategisSDMKesehatanyangdihadapidewasainidandi
masadepanadalah:
a) Pengembangan danpemberdayaan SDM Kesehatan belum dapat
memenuhikebutuhanSDMuntukpembangunankesehatan;

b)PerencanaankebijakandanprogramSDMKesehatanmasihlemah
dan belum didukung sistem informasi SDM Kesehatan yang
memadai;
c)Masihkurangserasinyaantarakebutuhandanpengadaanberbagai
jenisSDMKesehatan.KualitashasilpendidikanSDMKesehatan
danpelatihankesehatanpadaumumnyamasihbelummemadai;d)
Dalam pendayagunaan SDM Kesehatan, pemerataan SDM
Kesehatanberkualitasmasihkurang.Pengembangankarier,sistem
penghargaan, dan sanksi belum sebagaimana mestinya. Regulasi
untuk mendukung SDM Kesehatan masih terbatas; serta e)
Pembinaan dan pengawasan SDM Kesehatan serta dukungan
sumberdayaSDMKesehatanmasihkurang.
4. SediaanFarmasi,AlatKesehatan,danMakanan
Pasar sediaan farmasi masih didominasi oleh produksi domestik,
sementaraitubahanbakuimpormencapai85%darikebutuhan.Di
Indonesiaterdapat 9.600jenis tanaman berpotensi mempunyai efek
pengobatan,danbaru300jenistanamanyangtelahdigunakansebagai
bahanbaku.
a) Upaya perlindungan masyarakat terhadap penggunaan sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan makanan telah dilakukan secara
komprehensif. Sementara itu pemerintah telah berusaha untuk
menurunkan harga obat, namun masih banyak kendala yang
dihadapi.
b) Penggunaanobatrasionalbelumdilaksanakandiseluruhfasilitas
pelayanan kesehatan, masih banyak pengobatan yang dilakukan
tidaksesuaidenganformularium.
c) DaftarObatEsensialNasional(DOEN)digunakansebagaidasar
penyediaan obat di pelayanan kesehatan publik. Daftar Obat
Esensial Nasional tersebut telah disusun sejak tahun 1980 dan
direvisisecaraberkalasampaitahun2008.
5. ManajemendanInformasiKesehatan

a) Perencanaan pembangunan kesehatan antara Pusat dan Daerah


belum sinkron. Begitu pula dengan perencanaan jangka
panjang/menengahmasihbelummenjadiacuandalammenyusun
perencanaan jangka pendek. Demikian juga dengan banyak
kebijakan yang belum disusun berbasis bukti dan belum
bersinergibaikperencanaanditingkatPusatdanatauditingkat
Daerah.
b) Hukum kesehatan belum tertata secara sistematis dan belum
mendukungpembangunankesehatansecarautuh.Regulasibidang
kesehatanpadasaatinibelumcukup,baikjumlah,jenis,maupun
efektifitasnya.
c) Pemerintah belum sepenuhnya dapat menyelenggarakan
pembangunankesehatanyangefektif,efisien,danbermutusesuai
dengan prinsipprinsip tata pemerintahan yang baik (good
governance).
6. PemberdayaanMasyarakat
a) Rumahtanggayangtelahmelaksanakanperilakuhidupbersihdan
sehatmeningkatdari27%padatahun2005menjadi36,3%pada
tahun2007,namunmasihjauhdarisasaranyangharusdicapai
padatahun2009,yaknidengantarget60%.
b) Jumlah UKBM, seperti Posyandu dan Poskesdes semakin
meningkat, tetapi pemanfaatan dan kualitasnya masih rendah.
Hinggatahun2008sudahterbentuk47.111DesaSiagadimana
terdapat 47.111 buah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Upaya
KesehatanBerbasisMasyarakatlainnyayangterusberkembang
padatahun2008adalahPosyanduyangtelahberjumlah269.202
buahdan967PosKesehatanPesantren(Poskestren).Disamping
itu, Pemerintah telah memberikan pula bantuan stimulan untuk
pengembangan229MushollaSehat.Sampaidewasainidirasakan
bahwamasyarakat masihlebihbanyaksebagaiobjekdaripada
sebagaisubjekpembangunankesehatan.
b. Perubahanlingkunganstrategis

Perkembanganglobal,regional,dannasionalyangdinamis
akan mempengaruhi pembangunan suatu negara, termasuk
pembangunan kesehatannya. Hal ini merupakan faktor eksternal
utama yang mempengaruhi proses pembangunan kesehatan. Faktor
lingkungan strategis dapat dibedakan atas tatanan global, regional,
nasional,danlokal,sertadapatdijadikanpeluangataukendalabagi
sistemkesehatandiIndonesia.
1. TingkatGlobaldanRegional
Globalisasimerupakansuatuperubahaninteraksimanusia
secara luas, yang mencakup ekonomi, politik, sosial, budaya,
teknologi,danlingkungan.
Proses ini dipicu dan dipercepat dengan berkembangnya
teknologi, informasi, dan transportasi yang mempunyai
konsekuensi pada fungsi suatu negara dalam sistem
pengelolaannya.Eraglobalisasidapatmenjadipeluangsekaligus
tantanganpembangunankesehatan,yangsampaisaatinibelum
sepenuhnya dilakukan persiapan dan langkahlangkah yang
menjadikan peluang dan mengurangi dampak yang merugikan,
sehingga mengharuskan adanya suatu sistem kesehatan yang
responsif.
Komitmen Internasional, seperti: MDGs, adaptasi
perubahaniklim(climatechange),ASEANCharter,jejaringriset
Asia Pasifik, serta komitmen Nasional, seperti revitalisasi
pelayanan kesehatandasardanpengarusutamaan gender,perlu
menjadiperhatiandalampembangunankesehatan.
2. TingkatNasionaldanLokal
Pada tingkat nasional terjadi proses politik, seperti
desentralisasi, demokratisasi, dan politik kesehatan yang
berdampak pada pembangunan kesehatan, sebagai contoh:

banyaknya peserta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang


menggunakanisukesehatansebagaijanjipolitik.
Proses desentralisasi yang semula diharapkan mampu
memberdayakan daerah dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, namun dalam kenyataannya belum sepenuhnya
berjalan dan bahkan memunculkan euforia di daerah yang
mengakibatkanpembangunankesehatanterkendala.
Perangkat regulasi dan hukum yang terkait dengan
kesehatanmasihbelummemadai,sementaraitukesadaranhukum
masyarakatmasihrendah,danmasihlemahnyapenegakanhukum
menyebabkan berbagai hambatan dalam penyelenggaraan
pembangunankesehatan.
Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai terobosan/
pendekatan terutama pemberdayaan masyarakat dalam
pembangunan kesehatan yang memberikan penguatan kapasitas
dan surveilans berbasis masyarakat, diantaranya melalui
pengembanganDesaSiaga.
Dibidanglingkungan,mekanisme mitigasi sertaadaptasi
danpengenalanresikoakanperubahaniklimmenuntutkegiatan
kerjasamaantarapihaklingkungandenganpihakkesehatandan
seluruhsektorterkait.
F. Asas Sistem Kesehatan Nasional
a. Dasar Pembangunan Kesehatan
Sesuai dengan Undangundang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Jangka Panjang Pembangunan Nasional (RPJPN) Tahun
20052025, pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan
kesadaran,kemauan,dankemampuan hidupsehatbagisetiaporang
agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggitingginya dapat
terwujud.
Dalam Undangundang tersebut, dinyatakan bahwa pembangunan
kesehatandiselenggarakandenganmendasarkanpada:
1. Perikemanusian

Pembangunan kesehatan harus berlandaskan pada prinsip


perikemanusiaan yang dijiwai, digerakan dan dikendalikan oleh
keimanandanketaqwaanterhadapTuhanYangMahaEsa.Tenaga
kesehatanperluberbudiluhur,memegangteguhetikaprofesi,dan
selalu menerapkan prinsip perikemanusiaan dalam
penyelenggaraanpembangunankesehatan.
2. PemberdayaandanKemandirian
Setiaporangdanmasyarakatbersamadenganpemerintahberperan,
berkewajiban, dan bertanggungjawab untuk memelihara dan
meningkatkanderajatkesehatanperorangan,keluarga,masyarakat,
dan lingkungannya. Pembangunan kesehatan harus mampu
membangkitkan dan mendorong peran aktif masyarakat.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan berlandaskan pada
kepercayaanataskemampuandankekuatansendirisertakepribadian
bangsadansemangatsolidaritassosialsertagotongroyong.
3. AdildanMerata
Dalampembangunankesehatansetiaporangmempunyaihakyang
samadalammemperolehderajatkesehatanyangsetinggitingginya,
tanpa memandang suku, golongan, agama, dan status sosial
ekonominya.Setiaporangberhakmemperolehpelayanankesehatan.
Setiapanakberhakataskelangsunganhidup,tumbuhdankembang,
sertaberhakatasperlindungandarikekerasandandiskriminasi.
4. PengutamaandanManfaat
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan mengutamakan
kepentinganumumdaripadakepentinganperoranganataugolongan.
Upaya kesehatan yang bermutu diselenggarakan dengan
memanfaatkanperkembanganilmupengetahuandanteknologiserta
harus lebih mengutamakan pendekatan peningkatan kesehatandan
pencegahanpenyakit.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan berlandaskan pada dasar
kemitraanatausinergismeyangdinamisdantatapenyelenggaraan
yang baik, sehingga secara berhasil guna dan bertahap dapat

memberi manfaat yang sebesarbesarnya bagi peningkatan derajat


kesehatanmasyarakat,besertalingkungannya.
Pembangunan kesehatan diarahkan agar memberikan perhatian
khususpadapendudukrentan,antaralain:ibu,bayi,anak,manusia
usialanjut,danmasyarakatmiskin.
b. Dasar Sistem Kesehatan Nasional
1. HakAsasiManusia(HAM)
Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional dalam Pembukaan
UndangundangDasar1945,yaituuntukmeningkatkankecerdasan
bangsa dan kesejahteraan rakyat, maka setiap penyelenggaraan
SKNberdasarkanpadaprinsiphakasasimanusia.Undangundang
Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 antara lain menggariskan bahwa
setiaprakyatberhakataspelayanankesehatanuntukmeningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya tanpa
membedakan suku, golongan, agama, jenis kelamin, dan status
sosial ekonomi. Setiap anak dan perempuan berhak atas
perlindungandarikekerasandandiskriminasi.
2. SinergismedanKemitraanyangDinamis
Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi baik untuk mencapai
tujuannya apabila terjadi Koordinasi, Integrasi,Sinkronisasi, dan
Sinergisme (KISS), baik antar pelaku, antar subsistem SKN,
maupundengansistemsertasubsistemlaindiluarSKN.Dengan
tatanan ini, maka sistem atau seluruh sektor terkait, seperti
pembangunanprasarana,keuangandanpendidikanperluberperan
bersamadengansektorkesehatanuntukmencapaitujuannasional.
Pembangunan kesehatan harus diselenggarakan dengan
menggalang kemitraan yang dinamis dan harmonis antara
pemerintah dan masyarakat, termasuk swasta dengan
mendayagunakanpotensiyangdimilikimasingmasing.Kemitraan
tersebut diwujudkan dengan mengembangkan jejaring yang
berhasilgunadanberdayaguna,agardiperolehsinergismeyang

10

lebihmantapdalamrangkamencapaiderajatkesehatanmasyarakat
yangsetinggitingginya.
3. KomitmendanTataPemerintahanyangBaik(GoodGovernance)
Agar SKN berfungsi baik, diperlukan komitmen yang tinggi,
dukungan, dan kerjasama yang baik dari para pelaku untuk
menghasilkantatapenyelenggaraanpembangunankesehatanyang
baik(goodgovernance).Pembangunankesehatandiselenggarakan
secara demokratis, berkepastian hukum, terbuka (transparan),
rasional, profesional, serta bertanggungjawab dan bertanggung
gugat(akuntabel).
4. DukunganRegulasi
Dalam menyelenggarakan SKN, diperlukan dukungan regulasi
berupaadanyaberbagaiperaturanperundanganyangmendukung
penyelenggaraanSKNdanpenerapannya(lawenforcement).
5. AntisipatifdanProAktif
Setiap pelaku pembangunan kesehatan harus mampu melakukan
antisipasiatasperubahanyangakanterjadi,yangdidasarkanpada
pengalamanmasalaluataupengalamanyangterjadidinegaralain.
Dengan mengacu pada antisipasi tersebut, pelaku pembangunan
kesehatan perlu lebih proaktif terhadap perubahan lingkungan
strategisbaikyangbersifatinternalmaupuneksternal.
6. ResponsifGender
Dalam penyelenggaraan SKN, setiap penyusunan rencana
kebijakandanprogramsertadalampelaksanaanprogramkesehatan
harus menerapkan kesetaraan dan keadilan gender. Kesetaraan
gender dalam pembangunan kesehatan adalah kesamaan kondisi
bagilakilakidanperempuanuntukmemperolehkesempatandan
hakhaknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan
berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan kesehatan serta
kesamaan dalam memperoleh manfaat pembangunan
kesehatan.Keadilangenderadalahsuatuprosesuntukmenjadiadil
terhadaplakilakidanperempuandalampembangunankesehatan.
7. KearifanLokal

11

Penyelenggaraan SKN di daerah harus memperhatikan dan


menggunakan potensi daerah yang secara positif dapat
meningkatkanhasilgunadandayagunapembangunankesehatan,
yangdapatdiukursecarakuantitatifdarimeningkatnyaperanserta
masyarakatdansecarakualitatifdarimeningkatnyakualitashidup
jasmani dan rohani. Dengan demikian kebijakan pembangunan
daerahdibidangkesehatanharussejalandenganSKN,walaupun
dalamprakteknya, dapatdisesuaikandenganpotensidankondisi
sertakebutuhanmasyarakatdidaerahterutamadalampenyediaan
pelayanankesehatandasarbagirakyat.
G. Dasar Hukum Sistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan Nasional terus menerus mengalami perubahan sesuai
dengan dinamika yang terjadi di masyarakat. Seperti yang telah kami
jelaskanpadalatarbelakangdiatasbahwaSKNditetapkanpertamakali
pada tahun 1982. Lalu pada tahun 2004 terdapat SKN 2004 sebagai
penggantiSKN1982.SKN2004inikemudiandigantidenganSKN2009
hingga akhirnya SKN 2009 ini dimutakhirkan menjadi SKN 2012.
PenyusunanSKNtersebutmengacupadadasardasarhukumyangtelah
ditetapkanolehpemerintah.Dasardasarhukumtersebutantaralain:
a. SKN1982
DasarhukumSKNTahun1982adalahKEPMENKESNomor
99a/MENKES/SK/III/1982tentangBerlakunyaSKN.
b. SKN2004
DasarhukumSKNTahun2004adalahKEPMENKESNomor
131/MENKES/SK/II/2004tentangSistemKesehatanNasional
c. SKN2009
DasarhukumSKNTahun2009adalahKEPMENKESRINomor
374/MENKES/SK/V/2009,sertaUU36tahun2009Pasal167(4)
tentangKesehatan
d. SKN2012
DasarhukumSKNTahun2012adalahPERPRESNomor72Tahun
2012tentangSistemKesehatanNasional

12

e.

RencanaPembangunanJangkaPanjangNasional(RPJPN)2005

2025
f. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun
20052025 merupakan arah pembangunan kesehatan yang
berkesinambungan.
g. RencanaPembangunanJangkaPanjangBidangKesehatan(RPJPK)
20052025
h. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun
20052025 dan SKN merupakan dokumen kebijakan pembangunan
kesehatan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.
H. Penyelenggaraan Sistem Kesehatan Nasional
PenyelenggaraanSKNdilaksanakansecarabertahapsebagaiberikut:
a. PenetapanSKN
Untukmemperolehkepastianhukumyangmengikatsemuapihak,SKN
perluditetapkandenganperaturanperundangundanganyangberlaku
b. SosialisasidanAdvokasiSKN
SKN perlu disosialisasikan dan diadvokasikan ke seluruh pelaku
pembangunankesehatandanseluruhpemangkukepentingankesehatan
untukmemperolehkomitmendandukungandarisemuapihak.
SasaransosialisasidanadvokasiSKNadalahsemuapenentukebijakan,
baikdipusatmaupundaerah,baikdisektorpublikmaupundisektor
swasta.
c. FasilitasiPengembanganKebijakanKesehatandiDaerah
Dalam pembangunan kesehatan di Daerah perlu dikembangkan
kebijakan kesehatan, seperti: Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD), (RPJMD), Rencana Strategis Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renstra SKPD), yang penyelenggaraannya
disesuaikan dengan kondisi, dinamika, dan masalah spesifik daerah
dalamkerangkaSKN.PemerintahPusatmemfasilitasipengembangan
kebijakan kesehatan di daerah, memfasilitasi pengukuhannya dalam
bentuk peraturan perundangundangan daerah, serta memfasilitasi
sosialisasi dan advokasi penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
daerahsesuaikebutuhan.

13

I. Pelaku Penyelenggara Sistem Kesehatan Nasional


Pelakupenyelenggaraanpembangunankesehatanadalah:
1. Individu,keluarga,danmasyarakatyangmeliputitokohmasyarakat,
lembaga swadaya masyarakat, media massa, organisasi profesi,
akademisi, praktisi, serta masyarakat luas termasuk swasta, yang
berperan dalam advokasi, pengawasan sosial, dan penyelenggaraan
berbagai pelayanan kesehatan sesuai dengan bidang keahlian dan
kemampuanmasingmasing.
2. Pemerintah, baik Pemerintah maupun Pemerintah Daerah berperan
sebagai penanggungjawab, penggerak, pelaksana, dan pembina
pembangunankesehatandalamlingkupwilayahkerjadankewenangan
masingmasing.UntukPemerintah,peranantersebutditambahdengan
menetapkankebijakan,standar,prosedur,dankriteriayangdigunakan
sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
daerah.
3. Badan Legislatif, baik di pusat maupun di daerah, yang berperan
melakukan persetujuan anggaran dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, melalui penyusunan
produkprodukhukumdanmekanismekemitraanantaraeksekutifdan
legislatif.
4. Badan Yudikatif, termasuk kepolisian, kejaksaan dan kehakiman
berperan menegakan pelaksanaan hukum dan peraturan perundang
undanganyangberlakudibidangkesehatan.
5. Sektorswastayangmemilikiataumengembangkanindustrikesehatan
seperti industri farmasi, alatalat kesehatan, jamu, makanan sehat,
asuransi kesehatan, dan industri pada umumnya. Industri pada
umumnyaberperanbesardalammemungutiurandariparapekerjadan
menambahiuranyangmenjadikewajibannya.
6. Lembagapendidikan,baikpadatingkatsekolahdasarsampaitingkat
perguruan tinggi, baik milik publik maupun swasta. Sebagian besar
masalah kesehatan berhubungan dengan perilaku dan pemahaman.
Pendidikan memegang kunci untuk menyadarkan masyarakat akan

14

berbagairisikokesehatandanperanmasyarakatdalammeningkatkan
derajatkesehatanmasyarakat.
J. Perkembangan Sistem Kesehatan Nasional
Pertama kali disusun pada tahun 1982 yangdisebut Sistem
Kesehatan Nasional 1982(disyahkan dengan KEPMENKES
No.99a/Men.Kes/SK/III/1982). SKN adalah suatu tatanan yang
mencerminkanupaya bangsa indonesia meningkatkan kemampuan
mencapaiderajatkesehatanoptimal(SKN1982)
Sesuaidengantuntutanreformasidisempurnakanpadatahun2004
disebut Sistem Kesehatan Nasional 2004)(disyahkan dengan
KEPMENKES RI No.131/Men.Kes/SK/II/2004). SKN adalah suatu
tatanan yang menghimpunberbagai upaya bangsa Indonesia secara
terpadudan saling mendukung guna menjamin tercapainyaderajat
kesehatan masyarakat yang setinggitingginya sebagai perwujudan
kesejahteraanumumsepertidimaksuddalamPembukaanUUD1945(SKN,
2004)

Subsistem Upaya (Pelayanan) Kesehatan tahun 2004 diartikan

sebagai tatanan yg menghimpun berbagaiupaya (pelayanan) kesehatan


masyarakat(UKM) dan upaya (pelayanan) kesehatanperorangan (UKP)
secara terpadu dansaling mendukung guna menjamintercapainya derajat
kesehatanygsetinggitingginya(SKN,2004)
SistemKesehatanNasional(SKN)2009sebagai penyempurnaan
dari SKN sebelumnya merupakan bentuk dan cara penyelenggaraan
pembangunankesehatanyangdilakukanolehpemerintahbersamaseluruh
elemen bangsa dalam rangka untuk meningkatkan tercapainya
pembangunan kesehatan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang
setinggitingginya. Sistim Kesehatan Nasional (SKN) 2009 yang
disempurnakaninidiharapkanmampumenjawabdanmeresponberbagai
tantangan pembangunan kesehatan di masa kini maupun di masa yang
akandatang.AdanyaSKNyangdisempurnakantersebutmenjadisangat
penting kedudukannya mengingat penyelenggaraan pembangunan

15

kesehatanpadasaatinisemakinkomplekssejalandengankompleksitas
perkembangan demokrasi,desentralisasi, danglobalisasisertatantangan
lainnyayangjugasemakinberat,cepatberubahdan,seringtidakmenentu.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
SistemKesehatanNasional(SKN)adalahbentukdancarapenyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia
dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana
dimaksuddalamUndangundangDasar1945.
TujuanSKNadalahterselenggaranyapembangunankesehatanolehsemua
komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat
termasukbadanhukum,badanusaha,danlembagaswastasecarasinergis,berhasil
guna danberdaya guna,sehinggaterwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggitingginya.

16

TersusunnyaSKNinimempertegasmaknapembangunankesehatandalam
rangka pemenuhan hak asasi manusia, memperjelas penyelenggaraan
pembangunan kesehatan sesuai dengan visi dan misi Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 20052025 (RPJPK), memantapkan
kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif, melaksanakan pemerataan
upayakesehatanyangterjangkaudanbermutu,meningkatkaninvestasikesehatan
untukkeberhasilanpembangunannasional
B. Saran
Perlu adanya peningkatan Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan
Sinergisme(KISS)baikantarpelakumaupunsubsistemSKNagartercapainya
tujuanSKNitusendiri.

17

Anda mungkin juga menyukai