Anda di halaman 1dari 5

VALUASI LINGKUNGAN PERTAMBANGAN

NIKEL LATERIT
1. PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Sumberdaya
Ilmu ekonomi secara konvensional sering didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari bagaimana manusia mengalokasikan sumberdaya yang langka.
Dengan demikian, ilmu ekonomi sumberdaya alam dapat didefinisikan sebagai
ilmu yang mempelajari pengalokasian sumber alam seperti air, lahan, ikan, hutan.
Secara eksplisit ilmu ini mencari jawaban seberapa besar sumberdaya harus
diekstraksi sehingga menghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
masyarakat. Untuk memahami konsep di atas secara lebih mendalam, terlebih
dahulu kita bahas apa yang dimaksud dengan sumberdaya atau Resource itu
sendiri. Dalam literatur ekonomi sumberdaya, pengertian atau konsep sumberdaya
didefinisikan cukup beragam. Ensiklopedia Webster misalnya mendefinisikan
sumberdaya antara lain sebagai: kemampuan untuk memenuhi atau menangani
sesuatu, sumber persediaan, penunjang atau bantuan, serta sarana yang dihasilkan
oleh kemampuan atau pikiran manusia.
Dalam pengertian umum, sumberdaya didefinisikan sebagai sesuatu yang
dipandang memiliki nilai ekonomi. Dapat juga dikatakan bahwa sumberdaya
adalah komponen dari ekosistem yang menyediakan barang dan jasa yang
bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Grima dan Berkes (1989) mendifinisikan
sumberdaya sebagai aset untuk pemenuhan kepuasan dan utilitas manusia (1990)
lebih jauh mengatakan bahwa sesuatu untuk dapat dikatakan sebagai sumberdaya
harus memiliki dua kreteria, yakni:
1.

Harus ada pengetahuan, teknologi atau ketrampilan (skill) untuk

2.

memanfaatkannya.
Harus ada permintaan (demand) terhadap sumberdaya tersebut.

Kalau kedua kreteria tersebut tidak dimiliki, maka sesuatu itu kita sebut barang
netral. Jadi, tambang emas yang terkandung di dalam bumi misalnya, jika kita
belum memiliki pengetahuan dan ketrampilan untuk memanfaatkannya dan tidak
ada demand untuk komoditas tersebut, tambang emas tersebut masih dalam
kreteria barang netral. Namun pada saat permintaan ada dan teknologi tersedia, ia
menjadi sumberdaya atau resource. Dengan demikian dalam pengertian ini
definisi sumberdaya terkait dengan kegunaan (usefulness) baik untuk masa kini
maupun masa mendatang bagi umat manusia.
Selain dua kreteria diatas, definisi sumberdaya juga terkait pada dua aspek, yakni
1) aspek teknis yang memungkinkan bagaimana sumberdaya dimanfaatkan dan 2)
aspek kelembagaan yang menentukan siapa yang mengendalikan sumberdaya dan
bagaimana teknologi digunakan. Aktivitas ekstraksi sumberdaya ikan, misalnya,
melibatkan aspek teknis menyangkut alat tangkap, tenaga kerja, dan kapal, serta
aspek kelembagaan yang menentukan pengaturan siapa saja yang boleh
menangkap ikan. Jika misalnya, aspek kelembagaan ini tidak berfungsi baik,
sumberdaya ikan akan terkuras habis tanpa memberi manfaat berarti bagi
manusia.
Pengertian sumberdaya sendiri dalam ekonomi sudah dikenal sejak beberapa abad
yang lalu. Ketika Adam Smith, bapak ilmu ekonomi menerbitkan buku Whealth
of Nation-nya pada tahun 1776, konsep sumberdaya sudah digunakan dalam
kaitannya dengan proses produksi.
Dalam pandangan Adam Smith, sumberdaya diartikan sebagai seluruh faktor
produksi yang diperlukan untuk menghasilkan output. Dalam pengertian ini
sumberdaya merupakan komponen yang diperlukan untuk aktivitas ekonomi yang
secara matematis dapat ditulis sebagai : y = f (x1, x2,xn ) dimana y adalah
maksimum kuantitas dari output yang dihasilkan jika x1, x2,xn unit dari input
digunakan secara optimal.
Secara eksplisit, f(x) misalnya , sering ditulis sebagai f (L,K), dimana L adalah
tenaga kerja dan K adalah kapital (aset). Dalam konsep ekonomi klasik ini,

sumberdaya didefinisikan dengan input produksi. Penyetaraan ini tentu saja


memiliki keterbatasan karena sumberdaya diartikan secara terbatas dalam
perananya unruk menghasilkan utilitas (kepuasan) melalui proses produksi.
Dengan kata lain, sumberdaya diperlukan bukan karena dirinya sendiri, melainkan
diperlukan sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Padahal sumberdaya bisa juga
menghasilkan utilitas tanpa melakukan proses produksi. Lahan yang memiliki
panorama indah misalnya bisa saja tidak dijadikan faktor produksi namun
memberikan utilitas (kepuasan) berupa pemandangan yang dapat dinikmati
masyarakat. Dengan demikian pengertian sumberdaya tidak hanya menyangkut
nilai yang dikonsumsi, namun juga menyangkut nilai yang tidak dikonsumsi
secara langsung.
Pengertian sumberdaya pada dasarnya mencakup aspek yang jauh lebih luas.
Dalam literatur sering dinyatakan bahwa sumberdaya memiliki nilai intrinsic .
Nilai intrinsic adalah nilai yang terkandung dalam sumberdaya, terlepas apakah
sumberdaya tersebut dikonsumsi atau tidak, atau lebih ekstrem lagi, terlepas dari
apakah manusia ada atau tidak. Dalam ekonomi konvensional, nilai intrinsic ini
sering di abaikan, sehingga menggunakan alat ekonomi konvensional semata
untuk memahami pengelolaan sumberdaya alam sering tidak mengenai sasaran
yang tepat.
1.2 KLASIFIKASI SUMBERDAYA ALAM
Menurut Camp dan Daugherty (1991), sesuai dengan sifat-sifatnya, SDA dapat
dikelompokan menjadi sumberdaya alam tidak terhabiskan (Non-Exhaustible
Resources), SDA terbarukan (Renewable Resources) dan SDA terhabiskan
(Exhaustible Resources) sebagai berikut :
1) SDA Tidak Terhabiskan (Non-Exhaustible Resources)
Kelompok SDA ini dapat memperbaharui dirinya secara terus menerus, namun
tidak berarti tidak terbatas jumlahnya, karena jika salah menggunakannya dapa
terjadi permasalahan lingkungan. Sebagai contoh yang paling tepat adalah air, jika
kita mengambil satu galon dari sungai, akan segera diisi oleh satu galon air

lainnya. Namun, jika vegetasi didaerah aliran sungai (DAS) tidak mencukupi,
dapat menyebankan air tidak meresap kedalam tanah untuk menjadi sumbersumber air, tetapi akan mengalir sebagai aliran permukaan yang dapat
menyebebkan erosi dan berpotensai sebagai timbulnya tanah longsor ataupun
banjir.
2) SDA Terbarukan (Renewable Resources)
SDA yang dapat berpotensi memperbaharui sendiri disebut Renewable Resources.
Contoh yang sangat tepat adalah hutan, terumbu karang, termasuk juga flora dan
fauna. Manusia telah menggunakan SDA ini lebih banyak dibandingkan dengan
sebelumnya, lebih banyak pohon yang ditebang untuk memenuhi kebutuhan
pembangunan, lebih banyak rumput laut yang dipanen, ataupun lebih banyak
terumbu karang yang dimanfaatkan ataupun dihancurkan oleh tangan manusia.
Akibat kerusakan tersebut dapat menyababkan produktivitas ekosistem tersebut
merosot secara tajam.
3) SDA Terhabiskan (Exhaustible Resources)
Banyak diantara SDA yang jumlahnya terbatas, dan tidak dapat dipulihkan disebut
Non-Exhaustible Resources atau Exhaustible Resources. Untuk kelompok SDA
ini tidak dapat diperbaharui dirinya, sekali punah atau habis maka akan habis dan
punah selamanya. Walaupun kita dapat mengkonservasikan SDA ini, dan
menerapkan cara-cara penggunaan yang bijaksana, misalnya dengan cara mendaur
ulang. Minyak merupaka salah satu sumberdaya alam yang terpenting digolongan
Exhaustible.
Ada beberapa pengelompokan sumberdaya alam yang bertujuan untuk
memudahkan kita dalam mengingatnya adalah sumberdaya alam berdasarkan
jenisnya, sumberdaya alam berdasarkan perubahannya, sumberdaya alam
berdasarkan kegunaannya. Ketiga sumberdaya alam tersebut dapat disimpulkan
bahwa sumberdaya alam yang paling rawan habis dan harus kita pelihara dengan
baik demi kelangsungan hidup manusia dan generasi yang akan datang. Beberapa
sumberdaya alam yang sangat pokok dalam kehidupan manusia diantaranya

adalah air, tanah, udara, hutan, tumbuhan, hewan, minyak bumi, batu bara, gas
alam, matahari, pertanian, panasbumi.
SUMBER DAYA ALAM
Eksploitasi dan pemanfaatan

Pengurangan tangka
pengurasan

tidak
Ekskraksi
daya dukung
Pemanfaatan lestari

Pengurasan SDA

Kelangkaan
Peningkatan
Peningkatan
Biaya Eksktraksi
Harga SDA

Penurunan permintaan

Pencarian sumber daya alam


pengganti
Peningkatan daur ulang

Inovasi
1.
2.

3.

Pencarian SDA Baru


Peningkatan efisiensi
Perbaikan teknologi daur ulang

Peningkatan penawaran

Anda mungkin juga menyukai