Anda di halaman 1dari 2

Aspek

Fisik
Keterbatas
an dalam
melakukan
aktifitas

Aspek
Tingkat
kemandirian

Aspek
Psikologis
-

Aspek
Spiritual

Aspek
Sosial

Aspek
Ekonomi

- Stigma
di
lingkungan
- Keterbukaan
status ODHA
- Penerimaan
dalam
keluarga
- Dukungan
- Status pekerjan
keluarga
- Lapangan
Pengalaman ODHA beradaptasi dengan
pekerjaan
stigma penerimaan status odha di
Jam
kerja
lingkungan keluarga
- Pendapatan
Stress
Frustasi
Malu
Kecemasan
Berduka
Penyangkala
n

- Mencari makna

baru dalam
kehidupan,
- Pengampunan
- Kebutuhan
untuk dicintai
- Pengharapan

- Kemampuan bergaul
- Terapi medis
- Memenuhi kebutuhan pengobatan ARV yang dijalaninya

Gambaran situasi kehidupan yang dihadapi ODHA mengenai stigma yang diperoleh dalam
masyarakat pada akhirnya mempengaruhi penilaian terhadap dirinya baik secara fisik maupun
non fisik, yang diperoleh melalui pengalaman diri dan interaksi dengan orang lain (Harter
dalam Dorner, 2006). Menurut UNAIDS, diskriminasi terhadap penderita HIV digambarkan
selalu mengikuti stigma dan merupakan perlakuan yang tidak adil terhadap individu karena
status HIV mereka, baik itu status sebenarnya maupun hanya persepsi saja (UNAIDS, 2012).
Ban Ki-moon pada International AIDS Conference di Mexico City, 6 Agustus 2008 yang
dikutip The Washington Times mengatakan bahwa HIV dan AIDS related stigma akan
memunculkan diskriminasi misalnya perlakuan negatif dan pembatasan kesempatan yang
bisa mempengaruhi seluruh aspek tingkat kemandirian kehidupan ODHA: mulai dari
pergaulan sosial, dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari ODHA. Selain masyarakat, tenaga
medispun ada yang membedakan proses perawatan ODHA, dimana banyak tenaga medis
yang enggang untuk membantu ODHA dalam memenuhui kebutuhan akan fasilitas pelayanan
kesehatan (Farmer (2005).
Upaya pemahaman dan pengembangan diri yang positif dikalangan ODHA perlu dilakukan.
Para ODHA harus dapat tetap berjuang dan berdaya untuk menjalankan kehidupannya secara
normal, sebagaimana yang dia harapkan ketika semasa belum tertular HIV/AIDS.
Mengetahui dirinya dikatakan ODHA terdapat penolakan yang sangat tinggi pada ODHA,

mereka frustasi dengan kondiis kesehatannya, dan mencari dari mana mereka terinfeksi
apakah secara langsung atau tidak langsung. Terinfeksi secara tidak langsung akan membuat
mereka marah terkait dengan latar belakang dirinya tertular virus HIV serta menambah
tingkat stress yang dialami ODHA ketika mereka tidak mendapatkan dukungan baik dari
keluarga maupun lingkungan. Hal inilah yang membuat ODHA mereahasiakan statusnya
setelah mengetahui stigma yang akan mereka terima dari lingkungan, menghadapi penilaian
lingkungan sosial terhadap dirinya, serta bagaimana orang lain memandang mereka (Granich
& Mermin, 2003). Pengendalian suasana hati ODHA mencakup pengungkapan perasaan
malu, cemas dan kemarahan terkait dengan penerimaan ODHA dengan status yang
disandangnya (Arifin, 2005).
Penilaian kondisi fisik ODHA, secara keseluruhan dipengaruhi oleh stigma yang mereka
peroleh dalam masyarakat . Hal ini ditandai dengan kurangnya minat ODHA terhadap
kepatuhan dalam merawat diri, menjalani pengobatan melalui konsumsi obat antiretroviral
dikarenakan mereka takut diketahui statusnya ketika datang ke pelayasan kesehatan sehingga
mereka tidak dapat dengan segera mengambil obat ARV di rumah sakit ketika sudah habis
dan jarang memeriksakan kondisi fisik dan CD4 mereka ke rumah sakit secara berkala setiap
enam bulan sekali sehingga akan berdampak pada penurunan kondisi fisik ODHA (Rofiqi,
2012). Pandangan dari lingkungan sosial yang menganggap ODHA sebagai pendosa
mengakibatkan ODHA merasa apa yang dilakukannya sebelum terkena virus HIV adalah
perbuatan dosa. Stigma ODHA berasal dari cara penularan yang dianggap melanggar normanorma sosial dan norma agama, sehinga mereka lebih mendekatkan diri sebagai
pengampunan dari dosa. Dukungan dari orang-orang terdekat akan membantu ODHA
menjalani kehidupannya seperti dukungan dari keluarga, pasangan, dan lingkungan sekitar,
ODHA harus tetap menjalani kehidupan sama seperti sebelum mendapatkan status ODHA
(West & Turner, 2009). Dan paling terfokus pada kesempatan memperoleh pekerjaan. Terjadi
perbedaan antara ODHA dengan orang yang tidak terinfeksi HIV/AIDS bahkan akan ada
kesenjangan sosial dimana ODHA tidak mendapatkan pekerjaan, tidak di prioritaskan dalam
melakukan suatu pekerjaan sampai ODHA tidak dapat melanjutkan pendidikannya (Effendy,
2000).

Anda mungkin juga menyukai