Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tekanan yang dipelajari IPS berkenaan dengan gejala dan masalah kehidupan
masyarakat bukan pada teori dan keilmuannya, melainkan pada kenyataan kehidupan
kemasyarakatan. Dari kerangka dan masalah sosial, ditelaah, dianalisis faktorfaktornya, sehingga dapat dirumuskan jalan pemecahannya.
IPS

memberikan

sejumlah nilai

lebih

terhadap

ketercapaian

tujuan

pendidikan nasional, yaitu:Memberikan perbekalan pengetahuan tentang manusia


dan seluk beluk kehidupannya dalam astagatra kehidupan (ipoleksosbud hankam dan
agama serta lingkungan dimana manusia tinggal yaitu sebagai insan mandiri,
keluarga dan masyarakat serta bangsa dan negara,Membina kesadaran, keyakinan
dan sikap akan pentingnya hidup bermasyarakat dengan penuh rasa kebersamaan,
bertanggung jawab dan manusiawi (menghargai derajat-martabat sesama, penuh
kecintaan dan rasa kekeluargaan),Membina keterampilan hidup bermasyarakat dalam
negara Indonesia yang berlandaskan Pancasila,Menunjang terpenuhinya bekal
kemampuan dasar dari peserta didik dalam mengembangkan kehidupannya sebagai
pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota ummat manusia, dan
Membina perbekalan dan kesiapan untuk belajar lebih lanjut dan atau melanjutkan
studi ke jenjang lebih tinggi (Hasan, 2004).
Mempelajari Konsep dasar IPS berisi tentang pengertian, latar belakang,
rasionalisme, hubungan dengan mata pelajaran lainnya, tujuan, dan ruang lingkup
IPS SD. Dengan mempelajari materi Konsep dasar IPS ini, diharapkan dapat

menjelaskan konsep-konsep IPS yang berpengaruh terhadap kehidupan masa kini


dan masa yang akan datang secara kritis dan kreatif. Pembahasan materi ini
menerapkan pendekatan antar disiplin yang mengintegrasikan ilmu-ilmu sosial.
1.2 Konsep Pendidikan IPS
a.

Pengertian IPS
Rumusan tentang pengertian IPS telah banyak dikemukakan oleh para ahli

IPS atau social studies. Berikut pengertian IPS yang dikemukakan oleh beberapa ahli
pendidikan dan IPS di Indonesia.
1) Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari
suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. IPS merupakan integrasi
dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi, budaya,
psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang
diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang
disederhanakan agar mudah dipelajari.
2) Numan Soemantri menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu
sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA.
Penyederhanaan mengandung arti: a) menurunkan tingkat kesukaran ilmuilmu sosial yang biasanya dipelajari di universitas menjadi pelajaran yang
sesuai dengan kematangan berfikir siswa sekolah dasar dan lanjutan, b)
mempertautkan dan memadukan bahan aneka cabang ilmu-ilmu sosial dan
kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang mudah dicerna.
3) S. Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau
paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan
bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam

masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi,


sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial.
Dengan demikian, IPS bukan ilmu sosial dan pembelajaran IPS yang
dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi tidak
menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam
mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang bobot
dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing. Kajian
tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu
lingkungan sekitar sekolah atau siswa atau dalam lingkungan yang luas, yaitu
lingkungan negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau.
Dengan demikian siswa yang mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang
dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat manusia.
b.

Latar Belakang IPS


Dalam bidang pengetahuan sosial, ada banyak istilah. Istilah tersebut meliputi :

Ilmu Sosial (Social Sciences), Studi Sosial (Social Studies) dan Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS).
1) Ilmu Sosial (Sicial Science)
Achmad Sanusi memberikan batasan tentang Ilmu Sosial (Saidihardjo,1996.h.2)
adalah sebagai berikut: Ilmu Sosial terdiri disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial
yang bertaraf akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin
lanjut makin ilmiah. Menurut Gross (Kosasih Djahiri,1981.h.1), Ilmu Sosial
merupakan disiplin intelektual yang mempelajari manusia sebagai makluk sosial
secara ilmiah, memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat dan pada

kelompok atau masyarakat yang ia bentuk. Nursid Sumaatmadja, menyatakan bahwa


Ilmu Sosial adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia
baik secara perorangan maupun tingkah laku kelompok. Oleh karena itu Ilmu Sosial
adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan mempelajari manusia
sebagai anggota masyarakat.
2) Studi Sosial (Social Studies).
Berbeda dengan Ilmu Sosial, Studi Sosial bukan merupakan suatu bidang
keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang
pengkajian tentang gejala dan masalah social. Tentang Studi Sosial ini, Achmad
Sanusi (1971:18) memberi penjelasan sebagai berikut : Sudi Sosial tidak selalu
bertaraf akademis-universitas, bahkan merupakan bahan-bahan pelajaran bagi siswa
sejak pendidikan dasar dan dapat berfungsi sebagai pengantar bagi lanjutan kepada
disiplin-disiplin ilmu sosial.
c.

Pengetahuan Sosial (IPS)


Pada dasarnya Mulyono Tj. (1980: 8) memberi batasan IPS adalah

merupakan suatu pendekatan interdsipliner (Inter-disciplinary Approach) dari


pelajaran Ilmu-ilmu Sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu-ilmu
Sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi,
ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya. Hal ini lebih ditegaskan lagi oleh Saidiharjo
(1996: 4) bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil perpaduan dari sejumlah
mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, politik.

Berdasarkan kerangka tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa IPS adalah


bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah social di
masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan.
d. Rasional Pendidikan IPS
Rasionalisasi mempelajari IPS untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah
adalah agar siswa dapat :
Munculnya rasional pendidikan IPS adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)

Karena siswa berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda


Masalah sosial sangat luas, kompleks, rumit, dan abstrak.
Dengan pendidikan IPS, siswa bisa dibimbing dan diarahkan untuk
menghadapi masalah sosial disekitarnya.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 . Ruang Lingkup Pendidikan IPS
Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia
yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara
manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya,
dan kejiwaannya, memamfaatkan sumber-daya yang ada dipermukaan bumi,
mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam
rangka mempertahankan kehidupan masyarakat manusia.
IPS mempelajari menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia di
permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota
masyarakat. Dengan pertimbangan bahwa manusia dalam konteks sosial demikian
luas, pengajaran IPS pada jenjang pendidikan harus dibatasi sesuai dengan
kemampuan peserta didik tiap jenjang, sehingga ruang lingkup pengajaran IPS pada
jenjang pendidikan dasar berbeda dengan jenjang pendidikan menengah dan
pendidikan tinggi.
Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi
sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan
sejarah.Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di
lingkungan sekitar peserta didik MI/SD. Pada jenjang pendidikan menengah, ruang
lingkup kajian diperluas. Begitu juga pada jenjang pendidikan tinggi meliputi bobot
dan keluasan materi dan kajian semakin dipertajam dengan berbagai pendekatan.
Pendekatan interdisipliner atau multidisipliner dan pendekatan sistem menjadi

pilihan yang tepat untuk diterapkan karena IPS pada jenjang pendidikan tinggi
menjadi

sarana

melatih

daya

pikir

dan

daya

nalar

mahasiswa

secara

berkesinambungan.
Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa yang dipelajari IPS adalah
manusia sebagai anggota masyarakat dalam konteks sosialnya, ruang lingkup kajian
IPS meliputi :
a.
b.

Substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan deterngan masyarakat


Gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentangkehidupan masyarakat.
Kedua kajian ruang lingkup pengajaran IPS ini harus diajarkan pada setiap

jenjang di SD, SMP maupun di SMA. Secara terpadu karena pengajaran IPS tidak
hanya menyajikan materi-materi yang akan memenuhi ingatan peserta didik tetapi
juga untuk memenuhi kebutuhan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS harus menggali materi-materi yang
bersumber pada masyarakat. Dengan kata lain, pengajaran IPS yang melupakan
masyarakat atau yang tidak berpijak pada kenyataan di dalam masyarakat tidak akan
mencapai tujuannya.
2.2 Hubungan IPS dengan Mata Pelajaran Lainnya
a.

Hubungan IPS dengan Mapel Agama


Kesadaran akan adanya keterbatasan dari diri manusia telah ada sejak

manusia itu ada. Keterbatasan akan memahami kejadian alam seperti gempa bumi,
gunung meletus, dan sebagainya. Keterbatasan manusia memahami peristiwaperistiwa dalam kehidupan sehari-hari seperti kelahiran, kematian,sakit dan mimpi.

Kesadaran ini menyadarkan manusia akan adanya kekuatan diluar dari dirinya yang
tidak tampak dan diluar jangkauan pikirannya yaitu disebut kekuatan supranatural.
Dari adanya kesadaran akan kekuatan supranatural itulah lahir sistem kepercayaan.
Seperti kepercayaan pada roh nenek moyang (animisme), kepercayaan pada kekuatan
alam (dinamisme),

kepercayaan yang menganggap suci binatang tertentu

(totemisme), pemujaan kepada pelaksanaan upacara (shamanisme), percaya pada


dewa-dewa (politheisme), dan sebagainya.
b.

Hubungan IPS dengan Bahasa Indonesia


Bahasa mencerminkan kepribadian individu dan kebudayaan masyaraktnya,

dan pada gilirannya bahasa turut membentuk kepribadian dan kebudayaan.


Hubungan antara bahasa seorang individu dan kepribadiannya, seperti juga halnya
hubungan antara bahasa dan kebudayaan. Cara berbicara seseorang mencerminkan
kepribadiannya, gaya kognitifnya dan disposisi kepribadiannya.Bahasa dibentuk oleh
kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan
gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola yang dibentuk
mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan
berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus menguasai
bahasanya.
c.

Hubungan IPS dengan Pendidikan Kewarganegaraan


Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya,

melalui pemahaman terhadap nilai-nilai dan kebudayaan masyarakat serta menjadi


warga negara yang baik. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik

dalam kehidupannya dan mengembangkan kemampuan siswa

menggunakan

penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya.


2.3

Tujuan Pendidikan IPS

a.
1.

Menurut KTSP 2006:


Agar siswa memiliki

kemampuan

mengenal

konsep-konsep

yang

2.

berkaitan
dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
Memiliki kemampuan dasar berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,

3.

memecahkan masalah, dan keterampilan sosial dalam kehidupan sosial.


Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

4.

kemanusiaan.
Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dlm
masyarakat majemuk, di tingkal lokal, nasional dan global.
Berdasarkan

pada

falsafah

pengetahuan

dan

keterampilan,

dapat

mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap


demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi
dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya, dan mencintai sesama
manusia sesuai ketentuan yang termaksuk dalam UUD 1945. Berkaitan dengan
tujuan pendidikan di atas, kemudian apa tujuan dari pendidikan IPS yang akan
dicapai? Tentu saja tujuan harus dikaitkan dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan
tantangan-tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak. Berkaitaan dengan hal
tersebut, kurikulum 2004 untuk tingkat SD menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial
(sebutan IPS dalam kurikulum 2004), bertujuan untuk:
1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan
kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.

2) Mengembangkan

kemampuan

berpikir

kritis

dan

kreatif,

inkuiri,

memecahkan masalah, dan keterampilan sosial


3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan
4) Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat
yang majemuk, baik secara nasional maupun global.
Sejalan dengan tujuan tersebut tujuan pendidikan IPS menurut Nursid
Sumaatmadja adalah membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian social yang berguna bagi
dirinya serta bagi masyarakat dan negara Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik
merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu :
a.
b.
c.
d.

Pengetahuan dan pemahaman,


Sikap hidup belajar,
Nilai-nilai sosial dan sikap, dan
Keterampilan.
Tujuan utama ilmu pengetahuan sosial ialah untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki
sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan
terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa
dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai
manakala program-program pelajaran ips di sekolah di organisasikan secara baik.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

10

IPS merupakan bidang studi yang cara pandangnya bersifat terpadu, artinya
bahwa IPS merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajaran sejarah, geografi,
ekonomi, sosiologi, antropologi. Adapun perpaduan ini disebabkan mata pelajaranmata pelajaran tersebut mempunyai kajian yang sama yaitu manusia.
Pendidikan IPS penting diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah, karena siswa sebagai anggota masyarakat perlu mengenal
masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengenal masyarakat siswa dapat beljar
melalui media cetak, media elektronika, maupun secara langsung melalui
pengalaman hidupnya ditengah-tengah masyarakat.

Daftar Pustaka

Achmad Sanusi, Dt. ( 1971) . Studi Sosial di Indonesia. Bandung: IKIP.

11

Ade

Soetara,
Makalah
IPS
sebagai
Program
Pendidikan
http://soetara.blogspot.com/2011/01/makalah-ips-sebagai-programpendidikan.html ( diakses tanggal 10 maret 2011)

Hidayati, Mujinem & Anwar Senen. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional.
Lutfiyah, Attikah. Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup ISD dan
IPShttp://luthfiyyah.blogspot.com/2011/02/pengertian-isd-ilmu-sosial-dasarisd_18.html ( diakses tanggal 25 April 2005).
Mordianto,
G.
(
2003).
Social
science
Studies. www.kompas.com/kompas-cetak/0305/26/opini
308760.html(Diakses tanggal 25 April 2005).

dan

Social
/

Nursyid Sumaatmadja. (2006). Konsep Dasar IPS. Jakarta. UT


Saidihardjo & Sumadi HS. (1996). Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. ( Buku
1 ). Yogyakarta : FIP FKIP

12

Anda mungkin juga menyukai