Anda di halaman 1dari 1

BAB IV

DESKRIPSI PROSES
Minyak goreng yang digunakan sehari-hari sebagai bahan pengolah makanan
diperoleh melalui beberapa proses. Setiap proses yang dilakukan untuk menghasilkan
minyak yang berkualitas berbeda-beda pada setiap industri, begitu juga dengan
PT.SMART Tbk. Pengolahan kelapa sawit berupa CPO menjadi minyak goreng dapat
melalui beberapa proses yang disebut sebagai plant yaitu tahap pemurnian (refinery
plant) , tahap pemisahan (fractination plant) , dan juga tahap pengisian (filling plant).
4.1 Tahap Pemurnian
Tahap pemurnian merupakan proses untuk memurnikan CPO menjadi minyak
RBDPO dan hasil sampingan berupa PFAD. Menurut Ketaren (1986), tahap
pemurnian bertujuan untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, warna
yang tidak menarik, dan memperpanjang masa simpan minyak sebelum dikonsumsi
atau digunakan dalam bahan baku industri. Sebelum CPO diproses, terlebih dahulu
CPO disimpan di dalam tangki besar (big tank) dengan berbagai ukuran. Dalam
proses ini digunakan 12 tangki besar untuk menyimpan CPO yaitu A1, A2, A3, A4,
dan A5 yang memiliki kapasitas sebesar 3400 ton, B1 dan B2 yang memiliki
kapasitas sebesar 2600 ton serta T1, T2, T3, T4, dan T5 yang memiliki kapasitas
sebesar 3450 ton. Suhu penyimpanan CPO di dalam tangki besar adalah 280C-300C,
sedangkan untuk suhu transfer dari tangki besar menuju tahap pemurnian adalah 40550C. Proses yang dilakukan untuk menghasilkan RBDPO dan PFAD yaitu
penghilangan getah (degumming), pemucatan (bleaching), penyaringan (filtration),
dan penghilangan bau (deodorizing) (Gambar 4.1).

10

Anda mungkin juga menyukai