Anda di halaman 1dari 12

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK Avicennia marina

Luthfi Fauzan Akuan, 230210130058


Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Padjadjaran, Dekanat FPIK Unpad, Jatinangor Km 21 40600,
Jawa Barat Indonesia
luthfi_fauzan_akuan@yahoo.com

ABSTRAK
Avicennia marina merupakan salah satu jenis tumbuhan mangrove yang sering
dimanfaatkan dan telah menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap beberapa bakteri Grampositif dan Gram-negatif. Staphylococcus merupakan kelompok bakteri kokus Gram-positif.
Kebanyakan galur S. aureus bersifat patogen dan memproduksi enterotoksin .Aktivitas
antibakteri diukur berdasarkan jumlah terkecil senyawa yang dibutuhkan untuk menghambat
pertumbuhan dari mikroorganisme. Larutan uji diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC dan
dilakukan perhitungan Optical Density. Hasil rata-rata nilai Optical Density akhir menunjukan
angka yang lebih besar dari Optical Density awal sebesar 0.231. Ini membuktikan bahwa pada
konsentrasi ekstrak sebesar 0ppm, 50ppm, 100ppm, 500ppm, 1000ppm, dan 5000ppm tidak
menunjukan aktivitas senyawa antibakteri. Efek negatif dari aktivitas senyawa Avicennia marina
disebabkan oleh perlakuan ekstraksi dan pelarut yang membuat senyawa bioaktif pada
Avicennia marina tidak spesifik sebagai antibakteri.
Kata Kunci: Antibakteri, Avicennia marina, S. aureus, Optical Density

ABSTRACT
Avicennia marina is one of the mangrove plant species are often exploited and has shown
antibacterial activity against several Gram-positive and Gram-negative. Staphylococcus is a
group of Gram-positive bacteria. Most strains of S. aureus are pathogenic and produce
enterotoxin . Antibacterial activity measured by the smallest number of compounds required to
inhibit the growth of microorganisms. Solution was incubated for 24 hours at 37C and the
calculation of Optical Density. The average yield of the final Optical Density values show a
number greater than the initial Optical Density of 0.231. This proves that the extract
concentration of 0ppm, 50ppm, 100ppm, 500ppm, 1000ppm and 5000ppm not show
antibacterial activity of the compounds. The negative effects of compound activity Avicennia
marina caused by the treatment and solvent extraction makes bioactive compounds in Avicennia
marina is not specific as an antibacterial.
Keywords: Antibakteri, Avicennia marina, S. aureus, Optical Density

PENDAHULUAN

bakteri kokus Gram-positif. Kebanyakan

Mangrove menempati luasan area


yang luas di Indonesia yaitu sekitar 42.550
km2 atau mencapai 25% dari total luas hutan
mangrove di seluruh dunia (Siregar 2009).
Avicennia marina merupakan salah satu
jenis tumbuhan mangrove yang sering
dimanfaatkan. Ravikumar et al. (2010) dan
Abeysinghe et al. (2006) telah menunjukkan
aktivitas antibakteri ekstrak A. marina
terhadap beberapa bakteri Gram-positif dan
Gram-negatif.
Senyawa antibakteri didefinisikan
sebagai senyawa biologis atau kimia yang
dapat

membunuh

atau

menghambat

pertumbuhan bakteri. Senyawa yang bersifat


bakterisidal
sedangkan

mampu

bakteri

yang

bersifat

senyawa

bakteriostatik
pertumbuhan

membunuh

dapat
bakteri.

menghambat
Senyawa

yang

bersifat membunuh lebih baik dari pada


yang hanya bersifat menghambat (Fardiaz
1989).

Respon

setiap

mikroorganisme

terhadap antimikroba berbeda-beda. Bakteri


Gram-positif lebih rentan dibandingkan
bakteri Gram-negatif yang secara alami

galur

memproduksi enterotoksin yang tahan panas


(Fardiaz 1989). Bakteri S. aureus dapat
menimbulkan penyakit yang disebabkan
infeksi

berbentuk bulat yang terdapat dalam bentuk


tunggal, berpasangan atau berkelompok.
Bakteri ini termasuk dalam kelompok

pada

manusia

dan

hewan

(Greenwood et al. 1992).


Berdasarkan kelimpahan bahan alam
terutama mangrove jenis Avicennia marina
yang mempunyai senyawa aktif yang dapat
digunakan

sebagai

antibakteri,

perlu

dilakukan uji aktivitas antibakteri untuk


mengukur seberapa besar potensi atau
konsentrasi senyawa pada Avicennia marina
yang

dapat

memberikan

efek

bagi

mikroorganisme.
Tujuan dari dilakukannya praktikum
ini sebagai pembelajaran dalam memahami
aktivitas bahan alam sebagai antibakteri dan
menganalisis efektifitas ekstrak bahan alam
dengan

berbagai

mengetahui

konsentrasi

seberapa

besar

untuk
aktivitas

antibakteri yang terdapat pada sampel yang


diujikan

dengan

membandingkan

nilai

Optical Density awal dan akhir.


BAHAN DAN METODE

lebih resisten (Madigan 2009).


Staphylococcus merupakan bakteri

S. aureus bersifat patogen dan

Praktikum ini dilaksanakan pada


Hari

Senin,

14

November

2016

di

Laboratorium Bioteknologi, Gedung IV


Pertanian Universitas Padjadjaran.

Bahan yang diujikan pada praktikum

37oC selama 24 jam dilakukan perhitungan

ini adalah ekstrak dari Avicennia marina

Optical Density yang selanjutnya isolat

dengan menggunakan isolat bakteri uji S.

vakteri uji tersebut ditambahkan sebanyak

aureus. Selain itu, bahan-bahan lain yang

5ml ke dalam ekstrak Avicennia marina

digunakan dalam praktikum ini antara lain

pada larutan stok maupun yang telah

alkohol 70%, Nutrient broth (NB), aquades,

dilakukan proses pengenceran. Kemudian

metanol,

larutan uji diinkubasi selama 24 jam pada

kertas

label,

dan

tissue

suhu 37oC

laboratorium.
Aktivitas

antimikroba

diukur

dan

dilakukan

perhitungan

Optical Density setelah proses inkubasi.

berdasarkan jumlah terkecil senyawa yang


dibutuhkan untuk menghambat pertumbuhan
dari

mikroorganisme

yang

diuji

MIC.

ANALISIS DATA
Untuk

mendapatkan

Minimum Inhibitory Concentration adalah

serial dari

konsentrasi

terendah

pengenceran yaitu:

antimikroba

yang

dari
dapat

senyawa
mencegah

konsentrasi

pengenceran digunakan rumus


V1.N1=V2.N2

pertumbuhan mikroba. Uji dilakukan dengan

M1 = Konsentrasi larutan sebelum pelarutan

metode dilusi cair menggunakan satu seri

V1 = Volume larutan sebelum pelarutan

tabung reaksi yang diisi media cair dan

M2 = Konsentrasi larutan sesudah pelarutan

bakteri uji. Setelah itu diisi dengan ekstrak

V2 =Volume larutan sesudah pelarutan

yang telah diencerkan secara serial. Larutan

Konsentrasi larutan stok:

stok dibuat dari ekstrak Avicennia marina

V1.N1=V2.N2

sebanyak 10ml dengan konsentrasi sebanyak

V1.10000=10.500

5000ppm.

V1 10000=5000

Selanjutnya

dilakukan

pengenceran hingga larutan terdiri dari

V1 = 5000/10000

beberapa konsentrasi dalam suspensi cair.

V1 = 0,5ml

Bakteri uji yang telah diinkubasi pada suhu

Konsentrasi bakteri uji: Kontrol

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Hasil pengujian nilai OD pada Avicennia marina terhadap bakteri uji S. aureus
Konsentrasi
Optical Density Akhir
Kelompo
Optical Density
k
Awal
Shift 1 Shift 2 Shift 3
Shift 1 Shift 2 Shift 3
5000
5000
5000
1.332
1.321
1
1.383
5000
5000
1000
1.46
1.553
2
0.91
500
1000
500
0.378
0.395
3
0.886
500
1000
500
0.644
0.201
4
0.443
0.213
100
100
100
0.402
0.306
5
0.292
100
100
100
0.318
0.355
6
0.561
0
50
50
0.462
0.326
7
0.278
0
50
50
0.601
0.455
8
0.367
Hasil

praktikum

aktivitas

senyawa antibakteri. Pada larutan uji dengan

antibakteri pada beberapa konsentrasi dan

konsentrasi ekstrak 50ppm dan 100ppm

perlakuan tiap shift diperoleh hasil yang

diperoleh hasil yang berbeda tiap shift, dapat

berbeda. Pada kontrol negatif atau larutan uji

dikarenakan

yang tidak ditambahkan ekstrak Avicennia

proses pengenceran larutan. Rata-rata nilai

marina mempunyai hasil Optical Density

Optical Density akhir menunjukan angka

yang meningkat dari hasil awal. Menurut

yang lebih besar dari Optical Density awal

Dewi

membuktikan

(2010)

Nilai

OD

uji

menunjukkan

perbedaan

bahwa

perlakuan

pada

pada

konsentrasi

besarnya cahaya yang diserap oleh sel

ekstrak sebesar 50ppm ekstrak Avicennia

berbanding lurus dengan jumlah sel, artinya

marina tidak bekerja pada penghambatan

semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang

bakteri. Rata-rata hasil Optical Density pada

diberikan maka semakin besar aktivitas

ekstrak dengan konsentrasi 500ppm dan

penghambatannya. Ini menunjukan pada

1000ppm mempunyai hasil yang negatif

kontrol negatif terjadi peningkatan jumlah

dimana

bakteri

mengalami

pertumbuhan bakteri ditandai dengan lebih

pertumbuhan atau fase log. Peningkatan

tingginya nilai Optical Density dari nilai

tersebut membuktikan bahwa larutan uji

awal. Namun pada perlakuan 1000ppm shift

yang tidak diberi ekstrak Avicennia marina

2 terjadi hasil postif dimana nilai Optical

tidak menghambat aktivitas bakteri karena

Density

tidak

dapat

membuktikan bahwa terdapat senyawa pada

atau

Avicennia marina yang dapat dijadikan

dimana

adanya

menghambat

bakteri

senyawa

pertumbuhan

yang
bakteri

tidak

lebih

terjadi

rendah

penghambatan

dari

nilai

awal

sebagai antibakteri. Konsentrasi ekstrak

dari masing-masing ekstrak sama besar.

5000ppm menunjukan hasil yang berbeda

Pada

dimana nilai Optical Density mempunyai

senyawa antimikroba lebih sedikit daripada

selisih yang sangat tinggi dari nilai awal

senyawa bukan antimikroba pada ekstrak

dimana pemberian ekstrak tersebut dapat

metanol, jika dibandingkan dengan ekstrak

diindikasikan bahwa ekstrak tersebut dapat

lain. Akibatnya aktivitas terhadap bakteri

menjadi nutrisi untuk pertumbuhan bakteri.

dan fungi tidak terlihat Pelarut metanol

Hasil negatif dari aktivitas senyawa aktif

dapat melarutkan sebagian besar senyawa

antibakteri pada Avicennia marina diduga

bioaktif beserta gula, asam amino, dan

Karena ekstrak sampel masih dalam bentuk

glikosida (Harborne 1987).

kasar

senyawa tersebut diduga terdapat dalam

(crude

extract)

yang

belum

terpurifikasi dan pengaruh faktor metanol

jumlah

tersebut

diduga

jumlah

Senyawa-

ekstrak metanol.

sebagai pelarut ekstraksi.

Dinding sel bakteri tidak bersifat

Metanol merupakan pelarut universal

absolut

hidrofobik

maupun

absolut

yang dapat melarutkan hampir sebagian

hidrofilik, begitu pula senyawa semi polar

besar komponen senyawa bioaktif. Menurut

diketahui memiliki dua sifat kelarutan yaitu

Windayu (2013) Senyawa-senyawa pada

hidrofilik

ekstrak

metanol

terdiri

dan

lipofilik

Fitria

(2008).

atas

senyawa

Sehingga senyawa semi polar dapat lebih

senyawa

bukan

baik berinteraksi dengan dinding sel bakteri

antimikroba

dan

antimikroba.

Pada pengujian aktivitas

antimikroba, jumlah ekstrak yang digunakan

dibandingkan

senyawa

polar-nonpolar

seperti metanol.

Gambar 1. Hubungan OD Awal dan OD Akhir dalam berbagai konsentrasi ekstrak

GRAFIK PENGAMATAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI


OD Awal
1.6

OD Akhir

1.41

1.4
1.2
1
0.8
0.4

0.23

0.53

0.51

0.51

0.6

0.38

0.23

0.36

0.23

0.23

0.23

500 g/ml

100 g/ml

50 g/ml

0.23

0.2
0

5000 g/ml

Pada

grafik

1000 g/ml

yang

didapat

dari

Uji

aktivitas

0 g/ml

antibakteri

dengan

perbandingan Optical Density awal dengan

ekstrak Avicennia marina sebagai sample

Optical Density akhir diperoleh rata-rata

dengan bakteri uji S. aureus diperoleh hasil

nilai yang meningkat. Hubungan nilai

negatif dimana bakteri uji tumbuh dengan

tersebut menunjukan hasil yang negatif pada

baik

uji aktifitas senyawa aktif Avicennia marina

antibakteri. Dibuktkan dengan rata-rata nilai

dimana

Optical Density yang meningkat pada semua

bakteri

uji

S.

aureus

tetap

tanpa

hambatan

konsentrasi

peningkatan yang spesifik seiring dengan

Peningkatan nilai Optical Density yang

konsentrasi yang tinggi. Hasil yang didapat

terjadi dikarenakan penggunaan sample

tidak membuktikan pernyataan Ravikumar

Avicennia marina masih dalam ekstrak

et al. (2010) dan Abeysinghe et al. (2006)

kasar, sehingga diperlukan proses purifikasi

bahwa senyawa yang ada pada Avicennia

terlebih dahulu dan penggunaan pelarut

marina

sebagai

metanol yang membuat senyawa aktif pada

antibakteri. Penyimpangan hasil tersebut

Avicennia marina tidak spesifik untuk

disebabkan perlakuan ekstraksi dan pelarut

menghambat pertumbuhan bakteri.

digunakan

yang membuat senyawa bioaktif pada


Avicennia marina tidak spesifik sebagai
antibakteri.
KESIMPULAN

yang

senyawa

mengalami pertumbuhan bahkan terjadi

mampu

ekstrak

dari

berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
Danari.

2014.

Analisis

Aktivitas

Antibakteri Ekstrak Daun Mangrove

Avicennia

marina

dari

Kabupaten

Santoso et al. 2015. Uji Efek Antibakteri

Trenggalek dan Kabupaten Pasuruan

Daun Mangrove Rhizopora apiculate

Terhadap Pertumbuhan Staphulococcus

Terhadap

aureus dan Vibrio Alginolyticus. Jurnal

aeruginosa

Kelautan Vol 7 No1

aureus. Jurnal E-Biomedik Vol 3 No1.

Munfaati, Putri Nurul et al. (2015). Aktivitas

Windayu. 2013.

bakteri
dan

Pseudomonas
Staphylococcus

Aktivitas Antimikroba

Senyawa Antibakteri Ekstrak Herba

Kulit Batang Kayu Api-Api Betina

Meniran (Phyllanthus niruri) terhadap

(Avicennia marina) Terhadap Bakteri

Pertumbuhan

dan Fungi Patogen Secara In-Vitro.

Bakteri

Shigella

dysenteriae Secara in Vitro. LenteraBio


UNS vol. 4 No. 1

Institut Pertanian Bogor.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Isolat Bakteri Uji

Lampiran 2. Konsentrasi Ekstrak Kontrol

Lampiran 3. Proses Penambahan Isolat Bakteri

Lampiran 4. Proses Sterilisasi

Anda mungkin juga menyukai