Justifikasi investasi e-commerce merupakan pengkomparasian biaya untuk masing-masing projek dan benefit yang diperoleh (disebut juga dengan analisis biaya dan benefit). Untuk melakukan analisis tersebut, perlu definisi dan ukuran biaya dan benefit e-commerce yang relevan. Analisis biaya dan benefit seringkali dinilai berdasarkan ROI (metoda spesifik untuk pengevaluasian investasi). Dalam hal ini, terdapat metoda pengukuran nilai bisnis atas investasi e-commerce dan teknologi informasi (TI) yang berbeda. Metoda tradisional yang mendukung masing-masing analisis tersebut yaitu ROI, NPV, payback period, EVA, IRR, dan analisis BEP. Metoda-metoda lain yang dikembangkan juga dapat digunakan untuk menjustifikasi investasi e-commerce dan teknologi informasi (TI). Pendekatan keuangan, pendekatan multikriteria, pendekatan rasio dan pendekatan portofolio merupakan beberapa contoh pengembangan metoda pengukuran lainnya. Tipa justifikasi projek e-commerce misalnya; e-procurement, jasa konsumen dan E-CRM, analisis lanjutan dan metoda pengkombinasian, penjustifikasian portal, penjustifikasin pojek e-training, penjustifikasian investasi pada komputer mobile dan RFID, penjustifikasian projek keamanan dan pengkalkulasian biaya Sarbanes-Oxley Act
PERTIMBANGAN PERLUNYA JUSTIFKASI E-COMMERCE
Terkait dengan masalah e-commerce, Perusahaan perlu menjustifikasi investasi e-commerce. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya permintaan untuk justikasi keuangan, yang diarahkan pada akuntabilitas yang sulit. Alasan yang mendasari argumen tersebut antara lain; 1) eksekutif perusahaan (sekitar 65%) memiliki kekurangan knowledge dan tools untuk melakukan kalkulasi ROI, 2) eksekutif perusahaan (sekitar 75%) tidak memiliki proses formal atau anggaran untuk pengukuran ROI dan 3) eksekutif perusahaan (sekitar 68%) tidak mengukur kesepakatan projek setelah 6 bulan dari penyelesaian. Oleh karena itu, untuk pencapaian level investasi yang optimal, CIO perlu mengkomunikasikan nilai projek e-commerce yang diajukan untuk mendapatkan persetujuan. Alasan lain yang juga mendasari perlunya perusahaan atau suatu entitas bisnis melakukan justifikasi e-commerce yaitu; 1) saat ini, perusahaan menyadari bahwa e-commerce tidak selalu menjadi solusi untuk seluruh permasalahan yang dihadapi oleh entitas bisnis, 2) beberapa perusahaan besar dan organisasi publik wajib melakukan evaluasi formal atas permohonan untuk pendanaan, 3) perusahaan perlu untuk menilai kesuksesan setelah penyelesaian projek e-commerce saat ini dan seterusnya pada basis periodik dan 4) kesuksesan projek e-commerce kemungkinan dinilai agar pembayaran bonus dikaitkan dengan keterlibatan pada projek tersebut. Peningkatan kredibilitas projek e-commerce, penselarasan dengan strategi bisnis korporat merupakan alasan selanjutnya yang mendukung perlunya justifikasi terhadap projekecommerce
PENENTUAN WAKTU UNTUK MELAKUKAN JUSTIFKASI E-COMMERCE
Dalam hal ini, tentunya tidak seluruh projek investasi e-commerceperlu dijustikasi secara formal. Pada beberapa kasus, justifikasi kualitatif onepage sederhana akan dilakukan. Sedangkan berkaitan dengan waktu untuk melakukan justifikasi, justifikasi dilakukan pada saat; 1) nilai investasi relatif kecil untuk organisasi, 2) data relevan tidak tersedia, takakurat atau terlalu volatil dan 3) projek e-commerce dimandatkan, tia harus dilakukan dengan memperhatikan kepasan biaya dan manfaat. Pada saat analisis formal tidak diperlukan, suatu organisasi atau entitas bisnis setidaknya memiliki beberapa analisis kualitatif untuk menjelaskan logika investasi pada projek e-commerce.
PROSES, METODA JUSTIFKASI dan EKONOMI E-COMMERCE
Alasan mendasar perusahaan melakukan investasi pada TI dan ecommerce antara lain; untuk perbaikan proses bisnis, biaya yang lebih rendah, peningkatan produktivitas, peningkatan kepuasan dan retensi konsumen, peningkatan pendapatan, laba yang lebih tinggi, perbaikan level penstafan, mereduksi time to market dan meningkatkan pangsa pasar. Pemahaman mengenai sifat dasar investasi merupakan langkah awal dalam proses justifikasi investasi e-commerce. Salah satu cara untuk mengkategorikan perbedaan investasi e-commerce dilakukan dengan membedakan antara investasi pada infrastruktur dan investasi pada aplikasi e-commerce secara spesifik. Investasi infrastruktur TI menyediakan fondasi aplikasi TI untuk perusahaan. Investasi ini meliputi; intranet, ekstranet, pusat data, gudang data dan basis knowledge. Investasi infrastruktur dilakukan untuk jangka panjang. Aplikasi ecommerce merupakan sistem dan program spesifik untuk pencapaian tujuan tertentu, misalnya untuk perolehan online order konsumen atau penyediaan eCRM. Jumlah aplikasi e-commerce dapat diperbanyak, mungkin pada satu departemen fungsional atau beberapa departemen yang mungkin share, yang melakukan evaluasi biaya dan benefit yang lebih kompleks.
Metoda justifikasi yang dapat digunakan antara lain; menggunakan METRIK.
Dalam hal ini metrik digunakan untuk menggambarkan biaya, benefit atau rasio keduanya. Metrik tidak hanya digunakan untuk justifikasi, namun juga untuk aktvitas ekonomi yang lain, misalnya komparasi kinerja karyawan untuk pemberian rewards. Metrik dapat digunakan untuk; mendefinisi nilai proposisi model bisnis, mengkomunikasikan strategi bisnis, meningkatkan akuntabilitas (pada saat metrik dihubungkan dengan program penilaian kinerja, menselaraskan tujuan individual, departemen atau divisi untuk tujuan strategis perusahaan, track kinerja sistem e-commerce dan penilaian kesehatan perusahaan dengan menggunakan tools balance scorecard dan dashboard kinerja. Permasalahan yang berkaitan dengan
pengukuran dan penjustifikasian investasi e-commerceantara lain; kesulitan
dalam pengukuran produktivitas, masalah yang terkait dengan pengeluaran untuk kinerja organisasional dan kesulitan dalam pengukurn biaya dan benefit aktiva tak berwujud. Tahapan proses justifikasi yaitu; 1) menempatkan fondasi yang tepat analisis pemasok, 2) melakukan penelitian dan validasi yang baik pada metrik, 3) justifikasi dan dokumentasi asumsi biaya dan benefit, 4) dokumentasi dan verifikasi seluruh figur yang digunakan dalam kalkulasi (klarifikasi seluruh asumsi), 5) mewasdai terjadinya biaya underestimat dan benefir overestimat, 6) membuat figur serealistik mungkin dan meliputi analisis risiko, 7) komit dengan seluruh patner, termasuk pemasok & managemen puncak. Kesuksesan pelaksanaan projek e-commerceditentukan oleh; 1) Kategorisasi kesuksesan e-commerce(karakteristik produk, industri, penjual dan konsumen), 2) level pengukuran e-commerce.
Model dan aplikasi e-commerce memiliki kapabilitas yang memungkinkan
beberapa perubahan faktor-faktor ekonomi dan hubungan yang trade-off. Dalam hal ini, model dan aplikasi e-commerce dapat; mereduksi biaya produksi, meningkatkan pendapatan, mereduksi friksi atau risiko transaksi, memfasilitasi diferensiasi produk, meningkatkan agilitas, valuasi perusahaan e-commerce. Hopkin dan Kehoe (2006) menambahkan bahwa pendekatan berbasis ekonomi untuk mengevaluasi e-marketplaces pada saat perusahaan memilih untuk bergabung dengan yang lain. Matrik hubungan yang meliputi kebutuhan konsumen dan fungsionalitas merupakan basis untuk penilaian