Oleh:
Heny Alpandari
NIM : 15/392187/PPN/04038
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Ir. Budiastuti Kurniasih, M.Sc.
Dr. Ir. Sriyanto Waluyo, M.Sc.
Prof. Dr. Ir. Edhi Martono, M.Sc.
PENDAHULUAN
dilahan pasir pantai samas untuk mengetahui sejauh mana perubahan perubahan
agroekosistem yang terjadi sejak lahan dibuka hingga sekarang. Agroekosistem
menjadi hal penting untuk diketahui karena agroekosistem merupakan bentuk
ekosistem binaan manusia yang ditujukan untuk memperoleh produksi pertanian
dengan kualitas dan kuantitas tertentu serta saling mempengaruhi dalam
membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup
(Untung, 2006; Tandjung, 2006).
I.2. Tujuan
Kunjungan lapangan mata kuliah Ekologi Tanaman Lanjut I yang
dilaksanakan di lahan lahan pasir pantai Samas, Bantul bertujuan untuk :
1. Menambah wawasan mengenai tata kelola sistem pertanian lahan pasir pantai
beserta kelebihan dan kekurangannya
2. Mengembangkan kemampuan analitik mengenai konsep agroekosistem dalam
system pertanian lahan pasir pantai
II.
TINJAUAN PUSTAKA
III.
Metode Praktikum
IV.
PEMBAHASAN
tambahan dolomit untuk ditebarkan di lahan seluas 100 m 2 pada setiap penyiapan
lahan menjelang tanam bawang merah. Mengingat lahan pasir pantai memiliki
sifat yang porus (kemampuan menyimpan air yang rendah) maka pemberian
bahan organik dan lempung diharapkan dapat memperbaiki struktur lahan pasir
sehingga dapat menyimpan air sebagai kebutuhan tanaman. Sedangkan pemberian
dolomit untuk menetralkan pH akibat dari pemberian bahan organik yang
terkadang belum matang sempurna. Menurut bapak Subandi (nara sumber), ratarata anggota kelompok tani menerapkan penambahan tanah lempung sebanyak 40
ton/ha dan pupuk kandang 30 ton/ha setiap 3 tahun, karena dirasa dalam 3 tahun,
bahan organik dam lempung tersebut sudah mulai terdekomposisi. Pemberian
pupuk organik tersebut diharapkan dapat menambah kesuburan tanaman.
Lahan pasir pantai didominasi oleh pasir dengan kandungan lebih dari
70%, porositas rendah atau kurang dari 40%, sebagian besar ruang pori berukuran
besar sehingga aerasinya baik, daya hantar cepat, tetapi kemampuan menyimpan
air dan zat hara rendah. Dari segi kimia, tanah pasir cukup mengandung unsur
fospor dan kalium yang belum siap diserap tanaman, tetapi lahan pasir
kekurangan unsur nitrogen (Sunardi dan Sarjono, 2007). Saparso (2008) juga
menambahkan bahwa tanah pasiran ini memiliki KPK rendah yaitu 5,640
me/100g, N tersedia sangat rendah (26,786 ppm), C organik rendah (0,389 %), K,
Na, dan Ca sangat rendah. Tanah ini memilki lengas kapasitas lapangan dan titik
layu permanen berturut-turut 10,17 % dan 1,92 %.
Partoyo (2005) menguji potensi kesuburan lahan pasir pantai, menunjukan
bahwa potensi kesuburan fisik lahan pasir pantai Samas cukup rendah, kadar air
(0,32%), fraksi pasir (93%), fraksi debu (6,10%), fraksi liat (0,54%), Berat isi
(2,97 g/cm3 ), Berat volume (1,93 g/cm3 ), porositas tanah total (35,07%). Potensi
kimianya juga rendah, hal tersebut ditunjukan dari hasil pengukuran kadar Corganik (0,29%) dan N-total (0,043%), P-tersedia (4,84 ppm), K-tersedia (2,23
ppm), N-tersedia (0,020%) dan pH H2O (7,01).
Meski lahan pasir pantai dirasa memiliki potensi kesuburan yang cukup
rendah, namun saat ini sudah banyak vegetasi yang terbentuk, diantaranya cabai
bawang merah, terong dan caisin. Selain itu ada juga tanaman pangan seperti padi
dan jagung yang juga dibudidayakan di daerah pantai samas. Tanaman cabai
ditanam saat memasuki Musim Tanam 2 (MT 2), sementara Musim Tanam 1 yaitu
awal Januari, komoditas yang di tanam adalah Bawang Merah. Daerah Samas
sendiri juga dikenal dengan central Bawang Merah.
Selain tanaman budidaya, ada pula tanaman lain yang ditanam sebagai
tanaman pemecah angin (wind breaker) diantaranya adalah Cemara Laut, Akasia,
Sorgum, Ubi kayu, Gamal dan tanaman Jagung yang dapat meminimalisir
kerusakan tiupan angin pada tanaman utama. Selain sebagai pemecah angin atau
border, tanaman tersebut berfungsi juga dalam menjaga kondisi iklim mikro pada
pertanaman.
A
10
akhir tahun yaitu mulai bulan September Desember. Setelah itu selama satu
bulan dilakukan pembersihan lahan untuk selanjut ditanami tanaman Bawang
merah pada awal bulan Januari-Agustus. Selebihnya petani menanam sayur
sayuran secara tumpang sari.
lahan
(sapi,
11
Saat ini, petani telah mnegembangkan sistem irigasi shower. Sistem irigasi
ini adalah menggunakan mesin pompa air sebagai sumber tenaga untuk memompa
air dari sumur yang selanjutnya dialiri ke setiap baris tanaman menggunakan
selang plastik yang dilubangi. Air yang keluar dari setiap selang plastik dalam
barisan tanaman akan langsung diserap oleh tanaman. Hal ini membuat
penyiraman menjadi lebih efektif dan efisien. Sumur yang dibuat hanya
berkedalaman 4-5 meter saja, jika terlalu dalam akan beresiko rusak karena
terbawa arus sungai bawah tanah.
12
13
14
diperkirakan akan terus berlanjut karena saat ini mulai banyak penelitian yang
mencoba mengembangkan berbagai macam komoditas yang tidak hanya
komoditas sayuran dan buah-buahan dataran rendah. Pengembangan beberapa
komoditas pangan lainnya seperti padi dan kedelai di lahan pasir pantai tentunya
akan memperpanjang keberlanjutan dari budidaya di lahan ini.
Namun apabila tidak memperhatikan kelestarian lingkungan pada sekitar
lahan ini seperti menjaga ketersediaan air tanah, menjaga keberagaman
biodiversitas dan kelestarian lingkungan lainnyaa maka ekosistem lahan pasir
pantai secara lambat laun akan rusak. Dengan menjaga kelestarian lingkungan di
sekitar lahan pasir pantai, tidak menutup kemungkinan selama beberapa puluh
tahun ke depan lahan pasir pantai akan menjadi satu ekosistem yang mampu
menjadi penopang produksi tanaman nasional dan juga dapat dikembangkan
menjadi agrowisata.
Selain itu, kekompakan dari kelompok tani di desa Srigading dalam
menentukan waktu tanam, komoditas yang ditanam, penentuan harga hasil
pertanian menjadi bekal utama untuk manjadikan keberlanjutan pertanian di lahan
pasir pantai Samas. Selain itu dalam budidaya bawang merah, para petani
mengadopsi sistem 80% hasil dijual dan 20% hasil sebagai benih untuk musim
tanam berikutnya.
15
V.
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
17
18
Lampiran 1. KUESIONER
KUISIONER
PRAKTIKUM EKOLOGI LANJUTAN
KUNJUNGAN LAPANGAN
TEMPAT
TANGGAL
: .........................................
: .........................................
A. Identitas Responden
Nama
Alamat
Dusun
Desa
Kecamatan
Kabupaten
Umur/tanggal lahir
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Pendidikan
Pengalaman usahatani
Kepemilikan Lahan
: ..
: ..
: RT/RW:/...
: ..
: ..
: ..
: .Tahun:..
: a. Laki-laki
b. Perempuan
: a. Utama:.......... b. Sambilan:
: a. SD b. SLTP c. SLTA d. D1D3 e. S1/Sederajat
: .tahun
: a. Pribadi b. Sewa c. Garap/bagi hasil d.
Lembaga/pemerintah
B. Variabel input
1. Komoditas yang ditanam
19
a. Pangan
: ...
b. Holtikultura
: ...
: ...
2. Lahan
a. Lahan basah
: ...
b. Lahan kering
: ...
c. Jenis tanah
: ...
: ...
ha
4. Geografis
a. Letak geografis
: ...
b. Topografi
: ...
c. Ketinggian tempat
: ...
: ...
Sistem perbanyakan
: vegetatif/biji
: ya/tidak sebutkan :
Pupuk Kimia
: ya/tidak sebutkan :
Pupuk Organik
: ya/tidak sebutkan :
Seresah
: ya/tidak sebutkan :
: ya/tidak sebutkan :
Pestisida Nabati
: .ya/tidak sebutkan :
Pestisida Hayati
: ya/tidak sebutkan :
Tanaman perangkap
: ya/tidak sebutkan :
20
Agensia hayati
: ya/tidak sebutkan :
Pengendalian mekanik
: ya/tidak sebutkan :
d. Pengairan (lingkari)
Tadah hujan
Irigasi teknis
Irigasi tetes
Pompa
Dll
6. Penggunaan alsintan
: ya/tidak
sebutkan :
org
org
org
org
C. Variabel Budidaya
1. Monokultur
: ya/tidak
2. Rotasi
: ya/tidak
3. tumpangsari
: ya/tidak
4. tanaman sisipan
: ya/tidak
5. tanaman pelindung
: ya/tidak
6. dll
: ya/tidak
: ya/tidak
21
3. Kuantitas tinggi
: ya/tidak
: ya/tidak
: ya/tidak
: ya/tidak
: ya/tidak
: ya/tidak
: ya/tidak
< Rp 1.000.000
Rp 1.000.000 2.000.000
Rp 3.000.000 4.000.000
Rp 4.000.000 5.000.000
Rp > 5.000.000
5. Modal yang digunakan usahatani sudah terpenuhi oleh pendapatan per bulan
ya/tidak
Jika memungkinkan tanyakan dari mana petani memperoleh modal usahatani
a. Modal Sendiri
c. Pinjaman Bank
b. Pinjaman antar petani
d. Lainnya
F. Dari semua aspek usahatani yang dilakukan, Apa yang menjadi kendala utama
dalam usahatani Bapak/Ibu?
...............................................................................................................................
G. Sejauh pengembangan usahatani tersebut, apakah permasalahan yang ada sudah
teratasi? Jika sudah/blm jelaskan
H. Apa saran/usulan Bapak/Ibu untuk meningkatkan produktivitas?
..............................................................................................................................
I. Apa rencana ke depan ?
............................................................................................................................... ..........
.....................................................................................................................
J. Variabel Kelembagaan/Pemerintah
Bagaimana peran pemerintah dalam usahatani di daerah/kawasan pertanian,
jika ada bantuan/campur tangan pemerintah. Apa saja bentuk bantuan yang
diberikan?
...............................................................................................................................
23